Anda di halaman 1dari 6

BANTUAN KEPATUHAN PASIEN ARV

Latar Belakang
Menurut Sackett dalam Niven (2012) mendefinisikan kepatuhan pasien yaitu “sejauh
mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan”.
Derajat ketidakpatuhan ditentukan oleh kompleksitas prosedur pengobatan, derajat perubahan
gaya hidup yang dibutuhkan, lamanya waktu dimana pasien harus mematuhi nasehat tersebut,
apakah penyakit tersebut benar-benar sakit, apakah pengobatan tersebut berpotensi
menyelamatkan hidup dan keparahan penyakit dipersepsikan oleh pasien bukan profesional
kesehatan.
Kepatuhan merupakan kecenderungan penderita melakukan instruksi medikasi yang
dianjurkan (National Institute for Health and Clinical Excellence dalam Gough & Kaufman,
2011). Niven (2012) kepatuhan penderita dibedakan menjadi kepatuhan Penuh (Total
Compliance) dan penderita yang sama sekali tidak patuh (Non Compliance). Terapi ARV
harus dijalani seumur hidup oleh pasien HIV/AIDS untuk tetap mempertahankan imunitas
pasien.
Oleh karena itu penggunaan ARV memerlukan kepatuhan yang tinggi untuk mencapai
keberhasilan terapi dan mencegah resistensi. Penggunaan obat ARV yang dilakukan dalam
jangka waktu sangat panjang, bahkan seumur hidup, serta masih terdapatnya stigma negatif
terhadap pasien HIV/AIDS memberikan tanggung jawab pemberi layanan kesehatan untuk
memberikan fasilitas lain yang mendukung pengobatan pasien HIV/AIDS sendiri, terutama
dalam memantau kepatuhan pasien dalam menggunakan obat (Novianto, 2016).

APAKAH KEPATUHAN BEROBAT ITU?


Kepatuhan atau aderen terhadap terapi antiretroviral (ART) adalah kunci keberhasilan
pengobatan infeksi HIV. Kepatuhan atau adherence pada terapi adalah suatu keadaan dimana
pasien mematuhi pengobatannya atas dasar kesadaran sendiri sesuai petunjuk medik artinya
dosis, waktu dan cara pemberian tepat. Mencapai kepatuhan terhadap ART adalah penentu
penting dari hasil jangka panjang pada pasien yang terinfeksi HIV, pencapaian kesuksesan
dalam terapi HIV diperlukan kepatuhan minum obat minimal 95% dari dosis. Pengobatan
ARV merupakan pengobatan yang kompleks dengan medikasi yang lebih dari satu macam
dan diminum dalam jangka panjang/seumur hidup. Kepatuhan ini menggambarkan perilaku
pasien dalam minum obat secara benar, supaya pasien patuh alangkah baiknya bila pasien
dilibatkan dalam memutuskan apakah minum atau tidak.Akibat ketidakpatuhan terhadap
ART dapat menyebabkan kehilangan kontrol virologi, munculnya resistensi obat dan
kehilangan pilihan pengobatan lanjutan dan memerlukan biaya yang tidak sedikit karena
keterbatasan ARV lini kedua dan ketiga.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BEROBAT –


DIPANDANG DARI SISI BIO PSIKOSOSIAL
A. Karakteristik penyakit
1. Lamanya infeksi di obati
2. Keparahan dan stadium penyakit, misalnya orang merasa kondisinya sudah lebih baik,
sehingga obat tak perlu diteruskan
B. Karakteristik Terapi
1. Kesulitan fisik untuk menerima obat, misalnya kesulitan menelan tablet dalam jumlah
besar
2. Keparahan dan lamanya efek samping terapi, misalnya mual, konstipasi, kehilangan
nafsu makan atau perubahan cita rasa, perlu digali dari pasien agar obat dapat
diteruskan
3. Rutinitas sehari-hari dan pembatasan diet yang dibutuhkan untuk terapi, misalnya
meminum obat dua jam sesudah makan
4. Lamanya terapi
5. Kompleksitas jadual dosis, misalnya peningkatan dosis obat berakibat penurunan
kepatuhan
6. Kompleksitas resimen dosis, misalnya banyaknya tablet
7. Farmakologi obat, misalnya antibiotik akan memperbaiki gejala dan membuat orang
merasa lebih enak, tetapi seluruh perjalanan infeksi belum selesai. Sehingga ketika
obat dihentikan, maka infeksi berkembang lagi.
C. Karakteristik Pasien
1. Sikap, misalnya sikap pasien terhadap obat :”Obat adalah racun. Hentikan saja.”
2. Sistem keyakinan, misalnya bagaimana pasien mempersepsikan HIV/AIDS
3. Kepribadian/perilaku, misalnya pasien yang biasa hidup teratur akan lebih mudah
patuh
4. Sosial, misalnya “Saya tak ingin dianggap orang sakit. Jika orang melihat saya minum
obat, saya dianggap sakit”
5. Motivasi, misalnya pasien ingin sehat
6. Faktor sosio-demografi, misalnya umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan , relasi
dan tanggung jawab dalam pekerjaan dan membesarkan anak
7. Psikologik
8. Hubungan pasien dengan kelompok dukungan sebaya (KDS)
Karakeristik hubungannya meliputi kepuasan dan kepercayaan pasien terhadap teman-
teman ODHA sendiri, pandangan pasien terhadap kompetisi dukungan sebaya,
komunikasi yang melibatkan pasien dalam proses penentuan keputusan, nada afeksi
dari hubungan tersebut dan kesesuaian
D. Karakteristik hubungan antara dokter dan pasien
1. Bina hubungan secara umum
2. Kualitas informasi yang disampaikan
3. Keterampilan bahasa dan komunikasi
4. Cara mendengarkan
5. Waktu konsultasi
6. Setting klinik
7. Cara bertukar informasi, misalnya tanya jawab
8. Sikap pasien dan petugas kesehatan, petugas kesehatan sering membuat pasien merasa
rendah diri sehingga pasien merasa dikendalikan

STRATEGI KEPATUHAN
Kepatuhan berobat berarti patuh mengikuti petunjuk penggunaan medikasi dan lebih
dari pada itu menerapkan dan mempertahankan perilaku teraupetik. Agar sesorang patuh
diperlukan komitmen dan partisipasi semua stakeholders di sistem pelayanan kesehatan
Ketidak patuhan berobat merupakan problem multidimensional, yang membutuhkan strategi
inovatif yang berbeda, tergantung ketersediaan sumber di lingkungan tersebut dan kerjasama
serta dukungan petugas kesehatan, konselor, masyarakat dan anggota keluarga.
Sebelum memulai pengobatan ARV ODHA harus mendapatkan informasi tentang
terapi ARV melalui KDS sebelum memulai terapi ARV yang meliputi biaya dan
konsekuensinya terhadap keuangan keluarga, pentingnya kepatuhan optimal, informasi
penggunaan ARV pada anggota keluarga, dukungan psikososial, dan informasi obat berupa :
tipe, dosis, efek samping, penyimpanan, makanan, interaksi, dan kartu kontrol.
Apabila tingkat kepatuhan kurang dari 95% akan menurunkan penekanan terhadap
repliksi virus HIV yang membuat ODHA resisten terhadap obat ARV dengan konsekuensi
dapat menularkan virus yang resisten kepada orang lain. Kriteria ketidak patuhan diartikan
sebagai kehilangan satu atau lebih dari dosis pengobatan yang telah ditentukan, tidak
mematuhi interval waktu antar tablet yang diminum, tidak mentaati instruksi atau aturan yang
berkenan dengan aturan minum obat.
Beberapa saran untuk membantu mengatur pengobatan adalah sebagai berikut :
a. Membuat jadual pengobatan, gunakan kalender atau buku harian untuk membantu
penggunaan obat sesuai aturan, kapan diminum, bagaimana caranya, misalnya mulai
minggu pertama tulis dosis lalu beri tanda pada kalendar kalau hari itu obat sudah
diminum.
b. Bagi obat dalam jumlah harian, atau mingguan dapat juga dimasukkan dalam wadah
kemudian diberi label, petugas kesehatan dapat membantu pada awalnya.
c. Minumlah obat pada jam yang sama setiap hari (sesuaikan dengan petunjuk)
d. Minum obat dimasukkan dalam jadual rutin harian pasien seperti sesudah makan atau
akan pergi kerja atau pulang kerja.(sesuaikan dengan petunjuk)
e. Rencanakan kapan membeli obat lagi, sehingga persediaan tak sampai kosong dan dosis
terlewati
f. Jika bepergian, jangan lupa bawa obat dan bawa cadangan juga untuk menjaga bila
hilang.
g. Minum obat dijadikan prioritas setiap hari.

Adapun modifikasi perilaku guna mendukung strategi kepatuhan adalah


a. Membangun pengetahuan, keterampilan dan mendorongnya,
Pengetahuan pasien yang rendah tentang kepatuhan pengobatan yang rendah dapat
menimbulkan kesadaran yang rendah pula, yang akan berdampak dan berpengaruh pada
pasien dalam mengikuti program terapi, kedisiplinan pemeriksaan yang akibatnya dapat
terjadi komplikasi berlanjut.
b. Lebih teratur
c. Alat bantu manajemen diri sendiri
d. Buat pasien merasa senang dan sebagai individu tampil beda
e. Gunakan dukungan sosial, konseling, kunjungan rumah
Klien dapat diajari membangun struktur pemecahan masalah untuk mengatasi masalah
yang timbul dari kepatuhan berobat. Ini sangat berguna ketika diskusi mencari solusi
masalah yang dihadapi dalam kepatuhan berobat, misalnya klien memberitahu bahwa ia
menghindari minum obat ketika kerja, karena ia makan siang selalu bersama kolega dan
tak ingin siapapun tahu ia sakit. Sementara obat harus diminum pada waktu makan.
Konselor dan klien berdiskusi dan mengevaluasi berbagai alternatif yang muncul
berkaitan dengan permasalahan yang diajukan. Konselor mambantu klien
mengembangkan rencana kepatuhannya dan mengajar klien keterampilan perilaku yang
dibutuhkan
f. Mintalah bantuan anggota keluarga, dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat
diberikan kepada keluarga yang lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat, yang
mana membuat penerima dukungan akan merasa disayangi, dihargai dan diperhatikan
g. Peran Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) membantu manajer kasus dalam pemantauan
minum obat dan evaluasi, serta merawat ODHA jika sakit, karena kemungkinan keluarga
tidak mau merawat. Selain itu menjembatani kebutuhan pada layananVCT. Maka
dibutuhkan peran KDS, untuk memberikan dukungan dalam kehidupan sehari-hari agar
ODHA tidak jatuh dalam kondisi yang mengkhawatirkan secara fisik maupun psikis, dan
membantu dalam pencegahan penularan kepada orang sehat disekitarnya.
Pada beberapa setting, program directly observed therapy (DOT) dengan bantuan perawat
atau anggota keluarga akan dapat membantu terutama pada tempat yang telah ada program
terapi TB. Tapi masih diperdebatan tentang efikasi dan keterjagaan pendekatan ini untuk
HIV/AIDS.

Dukungan Tenaga Kesehatan


Faktor yang terkait dengan rendahnya kepatuhan berobat dapat disebabkan pula oleh
hubungan yang kurang serasi antara pasien HIV dengan petugas kesehatan, jumlah pil yang
harus diminum, lupa, depresi, tingkat pendidikan, kurangnya pemahaman pasien tentang
obat-obat yang harus ditelan dan tentang toksisitas obat dan pasien terlalu sakit untuk
menelan obat.
Petugas kesehatan dapat mempengaruhi kepatuhan mengkonsumsi ARV pada ODHA.
Hubungan yang baik dengan tenaga kesehatan, sikap dan perilaku tenaga kesehatan yang
bersahabat dan penuh rasa kekeluargaan disertai konseling kepatuhan dapat memberikan rasa
nyaman bagi ODHA. Hal ini secara tidak langsung membuat ODHA lebih termotivasi untuk
berobat secara teratur (Fitriah, 2011). Masalah yang ditemukan adalah masih ada petugas
yang memandang negatif terhadap pasien ODHA. Seorang petugas kesehatan tidak boleh
memandang negatif penyakit yang diderita oleh pasien sehingga tidak membuat pasien
menjadi takut atau malu terhadap penyakit yang diderita.
Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Kepatuhan Minum ARV
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum ARV salah satunya dari petugas
kesehatan, sikap petugas terhadap pasien dan berhubungan baik dengan tenaga kesehatan.
Sehingga diharapkan petugas pelayanan kesehatan agar lebih meningkatkan pendekatan
terhadap ODHA yang baru mulai ARV dan memberikan informasi dampak akibat jika tidak
patuh dalam mengkonsumsi ARV. Sehingga dapat meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi
ARV sejak awal mulai pengobatan.
Petugas kesehatan dapat mempengaruhi perilaku pasien dengan cara menyampaikan
antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari pasien dan secara terus-menerus memberikan
penghargaan yang positif bagi pasien yang telah mampu beradaptasi dengan pengobatan.
Seseorang tidak patuh minum obat, karena kurangnya informasi dari petugas mengenai dosis
obat, cara dan waktu minum obat, efek samping obat dan bahaya jika obat tidak diminum
secara teratur.

Bantuan Kepatuhan Pasien ARV yang lain


Tenaga Medis atau pertugas kesehatan diharapkan tidak hanya menjadi sarana
kesehatan yang bersifat kuratif, tetapi juga bersifat preventif dalam pencegahan penularan
HIV/AIDS. Upaya preventif yang telah dilakukan Lapas diharapkan lebih ditingkatkan yaitu
dengan memperbanyak informasi berupa penyediaan leafleat, poster, lembar bolak-balik dan
melakukan penyuluhan kepada penderita dan keluarga penderita HIV agar teratur mengambil
ARV dan meminumnya.
Penyuluhan tentang HIV dilakukan supaya pengetahuan Penderita HIV lebih baik
dalam pengobatannya disamping itu petugas kesehatan yang memegang program HIV/AIDS
diharapkan bisa melakukan pengobatan, pencegahan dan penyampaian informasi kepada
masyarakat luas khususnya penghuni lapas.

Anda mungkin juga menyukai