Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KIMIA FISIKA II

KESETIMBANGAN KIMIA

DOSEN PENGAMPU: Dr. Yayuk Andayani, M. Si

DISUSUN OLEH : SURYA ANJANI (E1M018077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
Permasalahan
mengapa mengisap gas karbon monoksida (CO) yang beracun dapat mengganggu
kesehatan.

Jawaban permasalahan
Reaksi kesetimbangan dalam peredaran darah ini dapat menjelaskan alasan mengapa
mengisap gas karbon monoksida (CO) yang beracun dapat mengganggu kesehatan.
Ketika gas CO terisap dan larut dalam peredaran darah, gas CO berikatan dengan Hb.
CO dan O2  akan bersaing ketat agar dapat berikatan dengan Hb. Manakah yang akan
menjadi pemenangnya? Tetapan kesetimbangan kimia Hb-CO lebih besar dari pada
tetapan kesetimbangan Hb-O2 sehingga Hb lebih mudah mengikat CO.
HbO2 + CO ↔ HbCO + O2
Jika melihat reaksi tersebut, anda pasti lebih tahu jawaban mengapa gas CO dapat
mengganggu kesehatan. Adanya CO dalam tubuh menyebabkan kemampuan darah
untuk mengikat oksigen berkurang. Gas CO akan menggantikan okesigen sehingga
yang beredar dalam tubuh adalah gas CO yang beracun.
KESETIMBANGAN KIMIA

Kesetimbangan kimia merupakan keadaan reaksi bolak-balik dimana laju reaksi


reaktan dan produk sama dan konsentrasi keduanya tetap. Kesetimbangan kimia hanya
terjadi pada reaksi bolak-balik dimana laju terbentuknya reaktan sama dengan laju
terbentuknya produk. Kesetimbangan kimia bersifat dinamis sehingga juga sering disebut
kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan dinamis adalah suatu reaksi bolak-balik pada
saat keadaan konsentrasi tetap tapi sebenarnya tetap terjadi reaksi (terus-menerus).
Kesetimbangan dinamis tidak terjadi secara makroskopis melainkan secara mikroskopis
(partikel zat). 

Ciri-ciri kesetimbangan dinamis yaitu sebagai berikut.

 Reaksi berlangsung terus-menerus dengan arah yang berlawanan


 Terjadi pada ruang tertutup, suhu, dan tekanan tetap
 Kecepatan reaksi ke arah produk (hasil reaksi) sama dengan kecepatan reaksi ke
arah reaktan (zat-zat pereaksi)
 Tidak terjadi perubahan makroskopis, yaitu perubahan yang dapat dilihat, tetapi
 terjadi perubahan mikroskopis, yaitu perubahan tingkat partikel (tidak dapat
dilihat).
 Setiap komponen tetap ada.
A. Reaksi Reversible dan Irreversible
Berdasarkan arahnya, reaksi kimia dapat dibagi atas dua yaitu sebagai berikut.
1) Reaksi berkesudahan disebut reaksi irreversible (satu arah). Hasil reaksi tidak dapat
diubah lagi menjadi zat pereaksi yang artinya zat yang direaksikan habis dan
terbentuk zat baru

Ciri-ciri reaksi satu arah sebagai berikut :

 Reaksi ditulis dengan satu anak panah ( → )


 Reaksi berlansung satu arah dari kiri ke kanan.
 Zat hasil reaksi tidak dapat dikembalikan seperti zat mula-mula.
 Reaksi baru berhenti apabila salah satu atau semua reaktan habis.

Contoh:

a.   NaOH(aq)  +  HCl(aq)  →  NaCl(aq)  +  H2O(l)

Pada reaksi tersebut NaOH habis bereaksi denagn HCl membentuk NaCl dan air.

NaCl  dan air tidak dapat bereaksi kembali menjadi NaOH dan HCl.

b. Mg(s)  +  2 HCl(aq)  →  MgCl2(aq)  +  H2(g)

Mg habis bereaksi denagn HCl membentuk MgCl2 dan gas H2. MgCl2 dan


H2 tidak dapat bereaksi kembali membentuk Mg dan HCl.

2) Reaksi kesetimbangan disebut reaksi reversible (reaksi dua arah). Reaksi yang dapat
berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik. Yang dimaksud dengan
reaksi reversible adalah zat-zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali membentuk zat
pereaksi. 

Ciri-ciri reaksi bolak-balik sebagai berikut :


 Reaksi ditulis dengan dua anak panah ( ↔ )
 Reaksi berlansung dari dua arah, yaitu dari kiri ke kanan dan dari kanan ke
kiri.
 Zat hasil reaksi dapat dikembalikan seperti zat mula-mula.
 Reaksi tidak pernah berhenti karena komponen zat tidak pernah habis.

Contoh :

Reaksi :   PbSO4(s)  +  2NaI(aq) → PbI2(s)  +  Na2SO4(aq)

Endapan PbI yang ternebtuk dapat direaksikan denagn cara menambahkan larutan
Na2SO4 berlebih.
PbI2(s) + Na2SO4 (aq) → PbSO4(s)   +  2NaI(aq)

Dalam menuliskan reaksi bolak-balik, kedua reaksi dapat digabungkan sebagai


berikut:  PbSO4(s)   +  2NaI(aq)  ↔  PbI2(s)  +  2NaI(aq)

B. Jenis Kesetimbangan Berdasarkan Wujud.

Berdasarkan wujud zat yang ada dalam keadaan setimbang, reaksi kesetimbangan
terdiri dari dua jenis, yaitu kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.

1. Kesetimbangan Homogen

Kesetimbangan homogen adalah suatu kesetimbangan yang didalamnya terdapat zat-


zar dengan wujud yang sama, terdiri dari:

a. Kesetimbangan antara larutan dan larutan

Contoh:  Fe3(aq) +  SCN(aq)  →  Fe(SCN)3 (aq)

b. Kesetimbangan anatar gas dan gas

Contoh :  2SO2(g)  +  O2(g)  → 2SO2(g) 

2. Kesetimbangan Heterogen

Kesetimbangan Heterogen adalah kesetimbngan yang di dalamnya terdapat zat-zat


dengan wujud yang berbeda, terdiri dari:

a. Kesetimbangan antara zat padat dan gas

Contoh:  CaCO3(s)   ↔    CaO(s)   +   CO2(g)

b. Kesetimbangan antara gas dengan zat cair.

Contoh:  H2O(g)  ↔   H2O(l)

c. Kesetimbangan antara zat padat dengan larutan

Contoh: AgCl(s)  ↔    Ag+(aq)   +   Cl–(aq)


d. Kesetimbangan antara gas, zat cair, dan zat padat

Contoh:  NaHCO3(s)   ↔    Na2CO3(s) +  H2O(l)  +  CO2(g)

C. Potensial Kimia
Potensi kimia adalah parsial molar Gibbs energi bebas, didefinisikan sebagai
µi = (G / ni) T, P, nj. Definisi berarti bahwa potensi kimia perubahan energi bebas Gibbs
ketika satu mol zat yang ditambahkan ke jumlah yang sangat besar sampel. Potensi kimia
adalah ukuran dari kimia stabilitas yang dapat digunakan untuk memprediksi dan
menafsirkan perubahan fase dan reaksi kimia. Zat dengan potensi kimia yang lebih tinggi
akan bereaksi atau bergerak dari satu phase lain untuk menurunkan energi bebas Gibbs
keseluruhan sistem. Sebagai contoh, pertimbangkan campuran es dan air. Jika es mencair,
potensi kimia air adalah lebih rendah daripada es. Jika air membeku, potensi kimia es
adalah lebih rendah.
1. Potensial Kimia untuk Gas Ideal Murni
Potensial kimia dari setiap komponen ditetapkan sebagai perubahan dalam
energi bebas sistem jika satu mol komponen ditambahkan pada sistem dengan jumlah
tidak terhingga, sehingga tidak ada perubahan dalam komposisi yang terjadi dalam
sistem. Secara matematik didefinisikan sebagai :
∂G
μi= ( )
∂ ni T , p ,nj

Potensial kimia dari gas ideal murni adalah :

μ=μ ° ( T ) + RT ln p

2. Potensial Kimia Gas Ideal dalam Campuran Gas Ideal


Potensial kimia dari gas ideal murni dalam campuran gas adalah
μi=μ i(murni) + RT ln x i
μi (murni )adalah potensial kimia gas murni pada temperatur tekanan sama seperti
dalam campuran, dan xi adalah fraksi mol. Dari persamaan ini jelas bahwa
potensial kimia dari setiap gas dalamcampuran lebih kecil daripada gas murni pada
temperatur dan tekanan yang sama, karena xilebihkecil daripada satu dan ln xiakan
negatif.
D. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Arah Kesetimbangan

Reaksi kesetimbangan dapat berlangsung dua arah, yaitu kearah produk dan
kearah reaktan. Reaksi kearah produk akan menambah jumlah produk dan menurunkan
reaktan. Sebaliknya, reaksi kearah reaktan akan menurunkan produk dan menambah
reaktan., hingga pada saat reaksi tersebut mengalami kesetimbangan kembali.

Hubungan antar reaksi yang timbul pada sistem kesetimbangan kimia dengan
pengaruh atau aksi yang diberikan dari luar dapa diterangkan berdasarkan asas Le
Chatelier  yang menyatakan “apabila dalam suatu sistem kesetimbangan yang sedang
berlangsung dilakukan aksi, maka timbul reaksi dari sistem sehingga pengaruh aksi
tersebut dapat diperkecil”.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan adalah sebagai berikut.

1. Perubahan Konsentrasi

Pada suatu sistem kesetimbangan, jika konsentrasi salah satu zat


ditambahkan maka kesetimbangan akan bergeser dari arah za yang konsentrasinya
ditambah. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu dikurangi, maka kesetimbangan
akan bergeser kearah zat yang konsentrasinya dikurangi.

Contoh reaksi: 2SO2(g) + O2(g) ↔   2SO3(g)

 Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO 2, maka


kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
 Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri.
2. Pengaruh Perubahan Volume
Pada suatu sistem kesetimbangan jika volume diperbesar, maka konsentrasi setiap zat
dalam sistem itu akan berkurang. Sehingga sistem akan mengadakan reaksi dengan
menggeser kesetimbangan ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih besar.
Sebaliknya, jika volume diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser kearah zat
yang koefisiennya lebih kecil.

Contoh: N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g)

Koefisien reaksi di kanan = 2

Koefisien reaksi di kiri = 4

 Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (= volume diperkecil),


maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
 Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (= volume diperbesar),
maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
3. Pengaruh Tekanan

Pada suatu sistem kesetimbangan jika tekanan dinaikkan, maka kesetimbangan akan
bergeser kearah jumlah koefisien gas terkecil (jumlah mol gas terkecil). Sebaliknya,
jika tekanan diturunkan, maka kesetimbangan bergeser kearah jumlah kiefisien gas
terbesar (jumlah mol gas terbesar).

4. Pengaruh suhu

Kesetimbangan reaksi dapat dipengaruhi oleh


perubahan-perubahan suhu diluar sistem. Hubungan
antara perubahan suhu dengan sistem
kesetimbangan kimia dirumuskan oleh Van’t
Hoff (1852-1911). Van’t hoff menyatakan bahwa
“Jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang
dinaikkan, kesetimbangan bergeser kearah reaksi
yang membutuhkan kalor (endoterm). Sebaliknya,
jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang diturunkan, kesetimbangan bergeser
kearah reaksi yang mengeluarkan kalor (ekstorm)”.
Contoh:  2NO(g) + O2(g) ↔  2NO2(g) ∆H = -216 kJ

 Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.


 Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.

5. Pengaruh katalis

Dalam suatu sistem kesetimbangan, suatu katalis menaikkan kecepatan reaksi maju
dan reaksi balik dengan sam kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah kuantitas relatif
yang ada dalam kesetimbangan; nilai tetapan kesetimbangan tidaklah berubah.
Katalis mempengaruhi laju reaksi maju sama besar dengan reaksi balik. Jadi katalis
tidak menyebabkan kesetimbangan bergeser, melainkan hanya mempercepat
tercapainya kesetimbangan.

E. Reaksi Kesetimbangan Kimia Dalam Industri


Reaksi kesetimbangan banyak diterapkan dalam proses industri kimia.
Tujuannya untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas tinggi dalam waktu
yang relatif singkat. Oleh karena itu, para ahli kimia industri berusaha mencari
metodeyang tepatagardapat memperoleh hasil produksi maksimal. Metode yang
ditempuh yaitu membuat kesetimbangan bergeser ke arah produk dan menjaga
agar produk tidak kembali menjadi zat awal. Selain itu, menggunakan bahan
baku sehemat mungkin dan waktu yang singkat. Kondisi ini dinamakan kondisi
’’optimum”. Di antara industri kimia yang menerapkan kesetimbangan yaitu
industri pembuatan amonia dan asam sulfat.

 Pembuatan Amonia (NH3)

Amonia merupakan gas tidak berwarna, mudah larut dalam air, berbau khas, dan
merupakan senyawa nitrogen yang sangat penting. Amonia banyak digunakan
sebagai pelarut, bahan peledak, obat-obatan, dan bahan dasar pupuk. Amonia
dibuat dengan cara mereaksikan gas nitrogen dengan gas hidrogen. Proses
pembuatan amonia pertama kali dilakukan oleh Fritz Haber dan Karl Bosch. Oleh
karena itu, proses pembuatan amonia dikenal dengan proses Haber-Bosch,
dengan persamaan reaksi sebagai berikut.

N2(g) + 3H2(g)    ↔ 2NH3(g)        ∆H = -92 kJ

Reaksi kesetimbangan pada pembuatan amonia tersebut merupakan reaksi eksoterm.


Oleh karena itu, kondisi optimum yang harus dilakukan untuk memaksimalkan produksi
sebagai berikut.

a. Memperbesar Konsentrasi Reaktan


Penambahan konsentrasi gas N2 dan H2 membuat kesetimbangan bergeser ke kanan,
ke arah produk. Selanjutnya, produk (NH 3) yang terbentuk segera diembunkan agar
terpisah untuk menghindari terjadinya reaksi balik sehingga produk tidak berubah
menjadi reaktan.

b. Memperbesar Tekanan

Pada reaksi kesetimbangan amonia, koefisien reaktan lebih besar daripada koefisien
produk. Oleh karena itu, untuk memperbanyak produk, tekanan harus dinaikkan hingga
100 MPa. (1 MPa = 1 juta pascal)

c. Menurunkan Suhu

Persamaan reaksi kesetimbangan pembentukan amonia merupakan reaksi eksoterm


karena melepaskan kalor. Penurunan suhu akan membuat kesetimbangan pergeseran
ke arah eksoterm atau ke arah produk sehingga produk terbentuk. Namun, jika suhu
dinaikkan terus menerus, reaksi yang menuju ke kiri (ke arah reaktan) akan
berlangsung lebih cepat. Suhu yang digunakan pada proses ini sebesar 500°C. Apabila
suhu diturunkan reaksi berjalan lambat. Sebaliknya, jika suhu dinaikkan, amonia (NH 3)
yang terbentuk akan mudah terurai menjadi gas N2 dan H2.

d. Mertambahkan Katalis

Agar keadaan setimbang mudah tercapai pada reaksi kesetimbangan ditambahkan


katalis Fe dan K2O. Katalis ini akan mempercepat laju reaksi ke arah produk. Setelah
kesetimbangan tercapai peran katalis akan berakhir. Dalam industri, sumber gas
N2 adalah udara, sedangkan sumber gas H2 adalah gas alam.

Pembuatan Asam Sulfat (H2S04)


Pembuatan asam sulfat dilakukan melalui proses kontak. Caranya dengan membakar
belerang murni di udara agar terbentuk gas SO 2. Reaksinya:

S (s) + O2(g) → SO2(g)

Beberapa kegunaan asam sulfat sebagai berikut.

1. Sebagai bahan dasar pada industri cat, plastik, aki, tekstil, dan bahan peledak.
2. Digunakan pada proses pemurnian minyak tanah.
3.  Sebagai bahan dasar pupuk amonium sulfat (ZA) dan asam fosfat (H3P04).
4. Untuk menghilangkan karat besi pada baja sebelum dilapisi seng atau timah.
5. Untuk membuat zat warna.

Pembuatan Gas Klor (Cl2)


Pembuatan gas klor dilakukan dengan proses Deacon. Caranya dengan mengoksidasi
gas asam klorida dengan oksigen di udara. Reaksinya berlangsung dengan persamaan
sebagai berikut.
2HCI(g) + ⅟2O2(g) ↔ H2O(g) + Cl2(g)        ∆H = -x kJ

Reaksi tersebut dapat dipercepat dengan katalis CuCI2. Selain dengan katalis, reaksi
dapat dipercepat dengan mengatur suhu optimal reaksi, yaitu sekitar 430°C dan
tekanan 200 atm. Hal ini karena reaksi kesetimbangan tersebut berlangsung secara
eksoterm.

Anda mungkin juga menyukai