PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
DAFTAR ISI
SAMPUL...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................3
Bab V IMPLEMENTASI................................................................................................12
Lampiran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketombe yang ada pada kulit kepala menyebabkan terganggunya
penampilan seseorang karena timbulnya sisik dan serpihan yang berjatuhan
dibaju dan menyebabkan kulit kepala menjadi kotor serta lepek dan berbau.
Selain itu ketombe menyebabkan keresahan karena rasa gatal yang
memungkinkan penderita menggaruk kulit kepala hingga lecet dan berdarah,
akibat yang paling parah dari ketombe adalah kerontokan rambut pada tingkat
yang meresahkan ditambah dengan kondisi rambut yang menjadi berbau kurang
sedap.
ketombe adalah satu masalah yang paling umum pada rambut, kondisi ini
mengakibatkan timbulnya sisik yang berlebihan atas selsel kulit mati pada kulit
kepala. Keringat dan kondisi kulit kepala yang abnormal, baik kering maupun
berminyak juga diduga menjadi penyebab berkembangnya ketombe dikulit
kepala. Keluhan umum dimasyarakat, penderita ketombe juga banyak dialami
oleh wanita yang menggunakan jilbab. Permasalahan yang dialami wanita
berjilbab adalah rambut rontok, mudah patah, lepek, berminyak dan berketombe
Salah satu yang menyebabkan masalah ketombe adalah berkembangnya
jamur dikulit kepala yang kotor akibat keringat, kelenjar sebum (minyak), dan
debu. Jamur yang berkembang pada kelenjar sebum tersebut adalah Pitysporum
Ovale (P. Ovale), jamur ini secara alami terdapat pada kulit kepala dan bagian
tubuh lainnya, jamur ini dapat menyerang manusia pada segala usia, oleh karena
itu bayi, anak-anak, dewasa dan orang tua dapat menderita ketombe.
Masalah ketombe dapat diatasi dengan cara memakai sampo untuk
ketombe atau dengan melakukan perawatan kulit kepala secara tepat dan teratur.
Upaya untuk menghilangkan ketombe, dengan menggunakan shampo anti
ketombe dan creambath saja tidak dapat mengatasi masalah, karena ketombe
dapat kembali pada kondisi rambut dan kulit kepala kotor dan minyak yang
berlebih. Penggunaan obat anti ketombe yang disarankan oleh ahli kesehatan
dan kecantikan dengan menggunakan bahan kimia telah banyak disarankan,
namun mengingat bahan kimia yang diterapkan lansung pada kulit kepada dirasa
dapat membahayakan kesehatan karena kulit dapat mengabsorsi/menyerap
bahan kimiawi yang dipakaikan pada kulit kepala. Sehingga untuk mengatasi
masalah ketombe ini dapat digunakan shampo anti ketombe yang aman dan
alami yaitu menggunakan bahan tradisional yang di dapat dari alam.
Sehingga disini untuk menciptakan suatu produk shampo dengan bahan
alami saya menggunakam bahan-bahan herbal tradisional yang umum dijumpai
dilingkungan sekitar namun masih minim pemanfaatan oleh masyarakat.
Shampo herbal ini diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah rabut yang
salah satunya yaitu ketombe.
BAB II
ASPEK PRODUK
IMPLEMENTASI
2. Etanol 70 %
2. Air (H2O)
Nurhikma., dkk. 2018. “Formulasi Sampo Antiketombe Dari Ekstrak Kubis (Brassica
Oleracea Var. Capitata L.) Kombinasi Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus
Amaryllifolius Roxb)”. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia. 4(1): 61-67.
Surani, Fanni, dan Norisa Aliza Putriana. 2017. “Evaluasi Berbagai Sediaan Shampo
Herbal Antiketombe dan Antikutu: Review Artikel”. Farmaka. 15(2): 218-232.
Masyithoh, Puji Larasati., dkk. 2019. “Perbandingan Efektifitas Gel Lidah Buaya (Aloe
Vera) Terhadap Pertumbuhan Sel Rambut”. Jurnal Kedokteran Diponegoro.
8(4): 1263-1269.
Fahrunnida, dan Rarastoeti Pratiwi. 2015. “Kandungan Saponin Buah, Daun, dan
Tangkai Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.)”. Jurnal Pendidikan
Biologi. 4(2): 220-224.