Oleh :
NIM : 1010171103
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MH THAMRIN
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dari tahun ke tahun, rata-rata jumlah kasus 3 tahun terakhir kurang lebih
275 pertahun (25,8%) dan angka mortalitas 72,9% (Irwan, 2012; Rajab,
2007 di bagian ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta, angka kejadian sepsis
2
darah berdasarkan hasil kultur darah positif. Bakterimia bersifat sepintas,
tidak harus positif. Hal ini terjadi karena didalam sirkulasi darah
seperti laju endap darah (LED), C-Reactive Protein (CRP), jumlah lekosit
atau presentase neutrofil, dan the polymerase chain reaction (PCR) tidak
Procalcitonin (PCT) lebih sensitif yang memiliki sensitivitas PCT 85% dan
spesifisitas 91% serta kadarnya paling cepat naik setelah terjadi paparan
Deepashree., 2010).
3
rentang sensitivitas 42% - 100% dimana hasil ini lebih baik daripada CRP
kepositifannya rendah.
prosentase neutrofil. Pada faktanya satu dari empat kriteria SIRS yang
B. IDENTIFIKASI MASALAH
4
1. Sepsis masalah kesehatan yang angka kematian di Indonesia masih
tinggi.
C. PEMBATASAN MASALAH
D. PERUMUSAN MASALAH
antara kadar PCT dengan hitung jenis neutrofil pada penyakit sepsis
infeksi bakteri?
E. TUJUAN PENELITIAN
jenis kelamin.
kelompok usia.
5
3. Mengetahui prosentase PCT dan hitung jenis neutrofil berdasarkan
nilai normal.
F. MANFAAT PENELITIAN
hitung jenis neutrofil dan peningkatan kadar PCT pada pasien sepsis
peran hitung jenis neutrofil dan PCT serta hubungannya pada pasien
dunia kerja.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. SEPSIS
1. Definisi Sepsis
1989).
Systemic
Confirmed or Inflamatory Aseptic
suspected Sepsis Respons Inflammation
Virus infection Syndromes
(SIRS)
Surgery
7
Gambar 1. Sepsis berkembang sebagai gabungan inflamasi sistemik dan
mekanisme perlindungan terhadap tubuh, akan tetapi dalam hal sepsis ini,
respon tubuh yang diberikan sangat berlebihan, dengan efek yang negatif,
sepertinya yang memiliki peran penting dalam hal ini adalah variasi
2. Patofisiologi Sepsis
8
yang spesifik. Produk microbial ini mempromosikan macam-macam efek
dan reaksi yang berbeda pada sistem tubuh. Dua perubahan penting yang
Patogenesisnya disebabkan oleh adanya sitokin sebagai zat pro- dan anti-
9
tumor necrosis factor, IL = interferon, PAI = plasminogen activator
inhibitor.
interleukin (IL-1, IL-6, dan IL-8). Sitokin ini meningkatkan adhesi sel
imunoglobulin.
10
Gambar. Sistem homeostasis yang terjadi pada sepsis (Sandesc, 2003).
koagulasi, yaitu :
a. Mekanisme antikoagulasi
b. Mekanisme fibrinolitik
11
2) Activated C-Protein: menghambat plasminogen activator
arakidonat, reactive oxygen species (ROS), dan nitrite oxide (NO) juga
12
terjadinya demam yang diinisiasi oleh TNF. Pada akhirnya akan terjadi
hipotensi.
terjadi pada sepsis oleh bakteri ini disebabkan oleh adanya bakteri ini
sendiri di dalam darah. Syok septik yang terjadi pada infeksi bakteri gram
(Schaechter, 1989)
3. Etiologi
13
negatif. Eschericia coli adalah yang terbanyak. Terbanyak kedua dan
4. Patogenesis Sepsis
Sepsis berat didiagnosis jika terdapat minimal satu disfungsi dari organ
2002).
dimiliki oleh tubuh terhadap suatu infeksi (Sandesc, 2003). (Angus et al.,
kasus dari 15 intensive care units di USA dan Kanada, yaitu lebih dari
2.600 kasus, resiko kematian akibat sepsis akan naik dari 6 menjadi 10%
setiap jam yang dilewati dari onset sepsis sampai dimulainya terapi
14
B. PROKALSITONIN
sepsis berat, syok sepsis, maupun dalam suatu reaksi inflamasi sistemik
sepsis maupun suatu reaksi inflamasi sistemik berat yang lain jika
bakteri. PCT terutama diinduksi dengan jumlah yang banyak saat terjadi
infeksi bakterial, akan tetapi konsentrasi PCT di dalam tubuh rendah pada
rantai asam amino katalsin. PCT dapat diinduksi oleh adanya stimulus
15
endotoksin bakteri, sitokin proinflamatori, dan kejadian pencetus kenaikan
prohormon, yaitu kalsitonin (32 asam amino), katalsin (21 asam amino),
amino) (E.D., Carrol et al., 2002). Kadar PCT dalam darah akan naik 3
lain, sintesis PCT dapat dideteksi dalam serum darah dalam waktu 4 jam.
jam dan akan menurun dalam 48 sampai 72 jam (Raghavan, 2006; E.D.,
secara fisiologis dan akan turun beberapa hari pertama setelah lahir jika
16
NH2 COOH
nekrosis factor (TNF) yang nantinya akan diperlukan oleh jaringan tubuh
untuk mensintesis PCT (Gilbert, 2010). TNF memiliki peran penting dalam
disebabkan oleh virus murni. Hal ini diperkirakan diakibatkan oleh adanya
2. Cut-Off Prokalsitonin
pemberian antibiotik.
17
sehat yang tidak terinfeksi adalah 0.033+0.003 ng/ml (Becker, K. L., E. S.
Nylen et al., 2004). Jika terjadi inflamasi oleh bakteri kadar PCT selalu >2
ng/ml sedangkan pada infeksi virus kadar PCT <0,5 ng/ml (Bohuon,
2002).
peningkatan yang berarti, jika yang terjadi hanya inflamasi sistemik. Nilai
sepsis, sepsis berat, syok sepsis, maupun bukan sepsis. Kriteria ini dapat
(Soreng, 2011).
18
Gambar 7. Studi ProHOSP (Soreng, 2011).
bakteri (PCT <0,1 ng/ml), infeksi bukan bakteri (PCT 0,1-0,25 ng/ml),
disebabkan oleh bakteri (PCT >0,5 ng/ml). Pada infeksi yang bukan
keparahan luka. Kadar PCT akan naik sebanyak 5 ng/ml selama 2 minggu
19
pasca operasi sebagai tanda adanya inflamasi yang akan mencapai
Pada penelitian pada bayi prematur, umur dan jenis kelamin tidak memiliki
kenaikan kadar prokalsitonin darah (M. Assicot, PhD et al., 1993; Jose R
C. KERANGKA KONSEP
Kriteria eksklusi :
Sepsis dengan :
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
1. Kriteria Inklusi
Saroso.
2. Kriteria Eksklusi
21
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Jenis Data
2. Cara Kerja
3. Alur Penelitian
Pengumpulan data
Tes prokalsitonin
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Lee, Y. M., N. Miyahara, K. Takeda et al. 2008. IFN-gamma production
during initial infection determines the outcome of reinfectionwith
respiratory syncytial virus. Am. J. Respir. Crit. Care Med. 117:208-
218.
Sandesc, Dorel. Sepsis: A Review (I) [Internet]. 2003 [cited 2012 Feb 15].
Available from http://www.tmj.ro/article.php?
art=8796724784124427#abstract
24