Metopel Hilda
Metopel Hilda
OLEH:
NAMA:NUR HIDAYANTI
NIM:70300117043
2019/2020
KATA PENGANTAR
ــــــــــــــــــم
ِ ْهللا ِبس
ِ حِيمالرَّ الرَّ حْ َم ِن
Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah menganugrahkan banyak kenikmatan
bagi saya sehingga saya dapat menyusun proposal metodologi penelitian ini dengan baik. Proposal
ini berisi tentang “model edukasi pencegahan perilaku merokok pada remaja” .shalawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi MUHAMMAD SAW yang telah menyinari dunia ini
debgab cahaya islam. Semoga kita termasuk ummat beliau yang akan mendapatkan syafa’at,amin.
Penyusun menyadari bahwa sejak penyusunan proposal metodologi penelitian ini rampung banyak
hambatan, rintangan, dan halangan, namun berkat izin ALLAH SWT saya dapat menyusun proposal
metodologi penelitian ini dengan baik.
Proposal metodologi penelitian ini saya dapat susun secara efektif karena adanya bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen
matakuliah metodologi peneliti, ibu Dr.Nur Hidayah,s.kep.,Ns., M.kes dan ibu Dr.Arbianingsih
,s.kep.,Ns., M.kes yang telah membimbing penulis dalam penyusun proposal ini.
Dalam penyusun proposal ini, saya menyadari bahwa hasil penyusunan proposal ini masih sangat
jauh dari kata sempurna, sehingga saya selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran bagi
pembaca. Akhir kata semoga proposal metodologi peneliti ini dapat memberikan maanfaat untuk
pembaca.
Jl.matahari,sungguminasa.18/november/2019
(penyusun)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merokok merupakan suatu kebiasaan pada masyarakat yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-
hari. perilaku merokok adalah aktivitas membakar tembakau, menghisap, lalu menghembuskan
asapnya.menurut (Who ,2014) rokok merupakan salah-satu penyebab kematian terbesar didunia
sehingga menyebabkan sekitar 6 juta orang pertahun mengalami kematian akibat rokok.
Masalah rokok merupakan permasalahaan kesehatan masyarakat yang dialami oleh penduduk dunia
saat ini . menurut ( WHO ) sekitar 1,3 milliar penduduk dunia adalah perokok. Kasus yang tejadi pada
kematian akibat rokok setiap tahunnya mencapai 5 juta orang, 70% terjadi dinegara berkembang
termasuk di kawasan ASIA. WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2020 penyakit yang berkaitan
tembakau menjadi masalah kesehatan utama didunia yang menyebabkan 8,4 juta kematian setiap
tahunnya dan separuhnya terjadi di asia( depkes,2006 ).
Menurut ( riset kesehatan dasar 2010 ) prevalensi penduduk yang merokok didindonesia pada tahun
2010 sebesar 34,7%, prevalensi perokok tinggi pada kelompok umur 15-24 tahun yang tiap harinya
sudah mencapai 18,6%.
Pengetahuan tentang rokok adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk mengetahui bahan dan zat
apa yang terkandung dalam rokok serta dampak dan pengaruh bagi kesehatan. Pengetahuan merupakan
faktor pemuda untuk terjadinya suatu perilaku yang spesifik sesuai dengan teori lawrence green, 2012
“ pengetahuan seseorang terhadap rokok akan meningkatkan kontrol dirinya sehingga jika seseorang
memiliki pengatuhuan yang baik tentang rokok maka dampak pada orang tersebut cenderung tidak
akan merokok begitu juga sebaliknya, jika seseorang telah memiliki pengetahuan yang benar tentang
rokok dan tetap merokok maka faktor lain yang menyebabkannya seperti kemampuan berfikir yang
belum berkembang secara sempurna serta informasi yang salah mengenai rokok memiliki pengaruh
yang kuat dalam pengambilan keputusan seseorang untuk merokok.
Selain pengetahuan ada juga sikap yang merupakan salah-satu faktor pemuda (predisposing factors)
yang mempengaruhi terjadinya suatu perilaku berdasarkan teori lawrence green. Sikap merupakan
respon yang tertutup seseorang terhadap suatu objek tertentu.sikap yang baik terhadap rokok
disebabkan karena terjadinya inkonsistensi antara sikap dan praktik sehingga sikap yang baik adalah
sikap yang tidak mengikuti dengan perilaku merokok atau tidak merokok.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh ( Rika 2014 ) iklan rokok merupakan salah-satu faktor yang
mempengaruhi seseorang memulai aktivitas merokok. Banyaknya remaja yang mengikuti kegiatan-
kegiatan seperti halnya konser musik, pentas seni, seminar remaja dan lain-lain yang disponsori oleh
rokok menyebabkan remaja memiliki rasa ingin tahu tentang rokok sehingga trend merokok dikalangan
remaja meningkat. Hal ini terjadi karena iklan rokok dibuat dengan slogan yang terlihat “keren”.
(Komasari dan helmi dalam tarupay,2014) seseorang yang hidup dilingkungan sosial dengan adanya
teman sebaya yang merokok sangat rentang untuk mempengaruhi perilaku merokok. Hal ini
disebabkan karena lingkungan teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting bagi seseorang
remaja sehingga kebutuhan untuk berusaha menerima dan menolak ajakan teman kelompok untuk
merokok merupakan kebutuhan yang sangat penting dan menghindari penolakan temannya. Teman
sebaya merupakan predikator dan memberikan sumbangan yang cukup baik terhadap perilaku remaja
yaitu 38,4%.
(theodorus,1994) menemukan bahwa sensivitas ketajaman penciuman dan pengecapan para perokok
berkurang jika dibandingkan dengan non-perokok. Dan dapat dilihat berdasarkan dari sisi ekonomi,
merokok pada dasarnya adalah “ membakar uang” apalagi jika hal tersebut dilakukan oleh remaja yang
remaja”.
(davidson &neale,1990) Dampak bagi ibu hamil rokok dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat
badan bayi rendah, mortalitas prenatal, kemungkinan lahir dalam keadaan cacat dan mengalami
gangguan dalam perkembangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan pada rumusan masalah dalam
peneliti yaitu “Apakah pemberian model konseling peer education dapat berpengaruh untuk pencegah
perilaku merokok pada remaja? ”
C. Hipotesisi
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian bahwa “Ada
pengaruh pelatihan peer education oleh kelompok sebaya terhadap pencegahan perilaku merokok pada
remaja”
D. Defenisi operasional
Tabel 1.1 defenisi operasional
F. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahuai efektivitas pengaruh model konseling peer education dalam pencegahan
perilaku merokok pada remaja, baik individu, keluarga, maupun kelompok ( komunitas ).
2. Tujuan khusus
a) mengidentifikasi pengetahuan sikap remaja terhadap perilaku merokok setelah dan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan melalui peer education.
b) Menganalisis perbedaan perilaku merokok sebelum dan setelah diberikan pendidikan
kesehatan melalui peer education
c) Untuk memperoleh hasil terhadap pengaruh model konseling peer education
G. Manfaat peneliti
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi pendidik dan kesehatan mengenai
pentingnya pencegahan dan penanggulangan perilaku merokok pada remaja.
2. Manfaat praktis
a) Bagi sekolah
Dapat dijadikan masukan bagi sekolah bahwa pemberian informasi melalui peer
education merupakan metode pencegahan perilaku merokok pada remaja.
b) Bagi perawat
Dapat dijadikan sebagai masukan bagi perawat bahwa kegiatan ini merupakan salah-
satu metode atau tindakan keperawatan dalam mencegah perilaku merokok pada
remaja
c) Bagi peneliti
Bagi peneliti dapat memberikan kerangka pemikiran bagi peneliti selanjutnya dengan
memberikan program pengaruh model peer education terhadap perilaku merokok
pada remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Phenol
Phenol merupakan campuran yang terdiri dari kristal yang dihasilkan dari destilasi beberapa
zat organik seperti kayu dan arang. Phenol terkait pada protein dan menghalangi aktivitas
enzim.
Pyride
Cairan ini tidak berwarna dan memiliki bau yang tajam.zat ini dapat digunakan untuk
mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
Methanol
Methanol ialah sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan terbakar. Apabila seseorang
dapat meminum atau menghisapnya maka menthanol dapat mengakibatkan kebutaan bahkan
kematian.
2. Tinjuan Umum Tentang Perilaku Merokok
a. Defenisi Perilaku Merokok
Salah-satu bentuk perilaku manusia yang dapat diamati adalah perilaku merokok. merokok telah
banyak dilakukan pada zaman tiongkok kuno dan romawi pada saat itu orang sudah menggunakan
suatu ramuan yang mengeluarkan asap dan menimbulkan kenikmatan dengan jalan dihisap melalui
hidung dan mulut.perilaku merokok merupakan perilaku yang telah umum dijumpai. Perokok berasal
dari berbagai kelas sosial,status,serta kelompok umur yang berbeda. hal ini, mungkin dapat disebabkan
karena rokok bisa didapatkan dengan mudah dan dapat diperoleh dimana pun juga.(danusantoso &
poerwadarminta,2008)
Perilaku merokok adalah aktivitas subyek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya,yang diukur
melalui intensistas merokok,tempat merokok,waktu merokok,dan fungsi merokok dalam kehidupan
sehari-hari yang diungkap melalui skala perilaku merokok(fadillah helmi & dian komasari.2018)
Menurut Notoadmodjo (2003:122), sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di
dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu:
(a) awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus (objek)
(b) interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut
(c) evaluation (menimbang – nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya
(d) trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus
(e) adaption, dimana subjek telah berperilaku baru, sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau
bersifat langgeng (long lasting) (Notoatmodjo, 2003:122). Sedangkan menurut PP RI Nomor 19 Tahun
2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan, rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila
digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat, oleh karena itu perlu
dilakukanberbagai upaya pengamanan. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk
cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan
spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
Tahapan dalam perilaku merokok.
Seperti yang diungkapkan oleh Leventhal & Clearly (Komalasari & Helmi, 2008:3) terdapat
empat tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok yaitu:
1. Tahap preparatory
Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara
mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.
2. Tahap initiation Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan ataukah
tidak terhadap perilaku merokok.
3. Tahap becoming a smoker Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang
per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
4. Tahap maintenance of smoking Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara
pengaturan diri (selfregulating).Kebiasaan merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis
yang menyenangkan.
Menurut laventhal dan clearly, terdapat empat tahap
3. Tinjauan Umum Tentang Model konseling peer education
a. Pengertian model konseling peer education
Pendidik sebaya (Peer education) adalah remaja atau mahasiswa yang secara fungsional mempunyai
komitmen dan motivasi yang tinggi sebagai narasumber bagi kelompok remaja sebayanya yang telah
mengikuti pelatihan atau pembelajaran pendidik sebaya dengan dilatih mempergunakan modul yang
telah disusun oleh pusat konseling pada remaja, menurut (BKKBN.2014).
Menurut soekanto,2002:220) peer education atau pendidik sebaya merupakan sistem penyampaian
education melalui pendidikan teman sebaya atau pendidik sebaya adalah seseorang yang mewakili
kelompoknya yang mempunyai komiteman dan telah mendapat pelatihan untuk memberikan informasi
seputar kesehatan kepada teman sebayanya atau kelompok dampingan secara kontinyu dan bersifat
sukarela untu menanamkan education secara tepat.
Peer education ialah suatu prinsip yang bekerja menurut dasar dari remaja untuk remaja oleh remaja
yang umumnya akan lebih terbuka dan bebas berbicara mengenai permasalhannya dengan teman-teman
yang seusianya atau sebayanya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain peneliti
Jenis peneliti ini yang digunakan oleh peneliti yaitu pre-eksperimen. Pre-eksperiment yaitu
rancangan penelitian eksperiment yang hanya menggunakan kelompok eksperiment saja tanpa
kelompok kontrol atau pembanding, dengan rancangan yang digunakan adalah “one group pre test
dan post tes “ model rancangan ini hasil perlakuannay dapat diketehui lebih akurat karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan.
B. Tempat dan waktu penelitian
1) Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN X denpasar
2) Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 4 april 2015
C. Populasi dan sampel
a) Populasi
Menurut sugiano,2015) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi, populasi bukan hanya orang
tetapi juga subjek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada objek /subjek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik atau
sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek lain.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas 2 SMAN “x” denpasar
berjumlah 155 siswa.
b) Sample
Pengambilan sample yang digunakan peneliti menggunakan tehnik probability sampling
yaitu sistematic rendom sampling. Adapun pertimbangan peneliti menggunakan tehnik
yaitu, siswa putra kelas 2 SMAN X denpasar. Sample yang ditentukan dalam penelitian
ini sebesar 53 responden namun, dalam penelitian ini sample yang diambil sebanyak 60
responden.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengambilan data yang akan digunakan dalam peneliti dengan memberi infromed
consent yang ditandai dengan responden dan kegiatan ini dilakukan selama 3 pertemuan
yaitu:
a) Pertemuan pertama dilakukan kegiatan pre test dan penyampaian informasi terkait
rokok upaya mencegah dan menghindari rokok yang diberikan oleh fasilitator
b) Peretemuan kedua, dilakukan penyampaian informasi terkait tehnik komunikasi oleh
fasilitator kemudian dilanjutkan dengan sharing pengalaman dan upaya pencegahan
merokok. Kemudian dilakukan post test,
c) Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis data atau analisis univariat yang
dilihat adalah deskripsi data karakteristik responden yaitu usia dan deskripsi perilaku
merokok sebelum dan setelah diberikan intervensi.
E. Instrumen Penelitian
Penggunaaan instrumen penelitian untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah:
Angket/kuisioner
Peneliti ini mengamati dengan menggunakan instrumen angket untuk mengukur tingkat
penegtahuan,sikap, dan psikomotor tentang perilaku merokok pada remaja , prosedur peer
education dan rancangan proses pelaksanaan kegiatan peer education kepada responden.