Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KEWARGANEGARAAN

“MASALAH KASUS E-KTP”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kewarganegaraan

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

1. Adelia Pangestika (30101607586)


2. Agustin Yustika (30101607591)
3. Andi Citra Julianti (30101607602)
4. Ayu Ambarwati (30101607621)
5. Fajar Sulaksono (30101607645)
6. Galang Setia Adi (30101607651)
7. Nur Aini Rahmawati (30101607707)
8. Saskia Rossa Publiuca (30101607735)
9. Verina Gian D (30101607750)
10. Vivin Farchia Ningsih (30101607753)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

1|Page
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga Penulisan Makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.

Makalah saya ini berjudul “ Masalah pelayanan E-ktp”

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan
kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari
berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan
pertimbangan dan meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang.

Semarang,08 Januari 2018

Penyusun

Kelompok 1

2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 Masalah yang Timbul dalam Pelayanan Pembuatan e-KTP.........................................................5
2.2 Pemecahan Masalah dalam Pelayanan Pembuatan e-KTP...........................................................6
BAB III KESIMPULAN.......................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................8

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


e-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem
keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan
berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1
(satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas
tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya
akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen
identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk).
Manfaat e-KTP diharapkan dapat dirasakan sebagai berikut:
1. Identitas jati diri tunggal 
2. Tidak dapat dipalsukan 
3. Tidak dapat digandakan 
4. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam pemilu atau pilkada
Namun berdasarkan laporan yang diterima, dikatakan terdapat beberapa permasalahan yang
dihadapi oleh tim supervisi di daerah pada kegiatan di tahun 2011, khususnya pada
perekaman e-KTP serta keluhan masyarakat mengenai pelayanan pembuatan e-KTP.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian masalah dalam makalah ini
antara lain:

1. Apa saja masalah-masalah dalam pelayanan proses pembuatan e-KTP?


2. Bagaimana solusi mengatasi masalah-masalah dalam pelayanan proses pembuatan e-
KTP?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penelitian masalah dalam makalah ini antara lain:
1. Menjelaskan masalah-masalah dalam pelayanan proses pembuatan e-KTP
2. Mencari solusi untuk mengatasi masalah-masalah dalam pelayanan proses pembuatan
e-KTP.

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masalah yang Timbul dalam Pelayanan Pembuatan e-KTP 

Dalam proses implementasi pelayanan e-KTP yang sampai saat ini berjalan
masih dijumpai beberapa permasalahan. Permasalahan yang dihadapi:
1) terdapat kesalahan data penduduk. Pada proses perekaman data e-KTP, operator
akan mengkonfirmasi kepada penduduk bersangkutan apakah datanya sudah benar
atau belum dan selanjutnya proses perekaman dilanjutkan. Namun karena banyaknya
jumlah penduduk yang dihadapi dengan kapasitas operator yang terbatas dan proses
perekaman hingga larut malam, kelelahan operator terkadang menimbulkan
kekeliruan data yang di input. 

2) aktivasi e-KTP. E-KTP yang sudah tercetak perlu di aktivasi apakah data yang
tercantum sudah benar atau tidak. Namun beberapa penduduk atau petugas
pemerintah hanya sebatas mendistribusikan e-KTP saja dan aktivasi dilakukan
dikemudian hari, sehingga menyebabkan penduduk yang memiliki jarak yang cukup
jauh dari kantor pemerintahan bersangkutan enggan melakukan aktivasi.

3) kesalahan foto dengan data yang tercantum. Hal ini dimungkinkan karena adanya
Human Error karena operator keliru memasukkan data penduduk pada saat proses
perekaman data untuk e-KTP

4) e-KTP tidak terbaca oleh Card Reader versi lama misalnya dengan menggunakan
aplikasi Benroller 2.2. e-KTP baru terbaca dengan menggunakan aplikasi versi baru
yaitu Benroller 3.0 sehingga dikhawatirkan untuk bank-bank yang masih
menggunakan aplikasi lama, e-KTP tidak terbaca oleh Card Reader Bank.

Program e-KTP terkesan terburu-buru untuk di implementasikan dengan bukti


adanya pengunduran program sampai pada 31 Desember 2013 karena jumlah
penduduk pada saat rekapitulasi tahun 2009 tidak ditargetkan atau di asumsikan
sesuai dengan jadwal implementasi program.

Berdasarkan laporan yang diterima, terdapat beberapa permasalahan yang


dihadapi oleh tim supervisi di daerah pada kegiatan di tahun 2011, khususnya pada
perekaman e-KTP, seperti masalah tersendatnya atau putusnya jaringan komunikasi
data, rusaknya peralatan perekaman seperti iris scanner, serta masalah lainnya yang
menyebabkan terhentinya operasional layanan perekaman e-KTP. Sehingga ada
warga yang tidak bisa ikut dalam perekaman e-KTP.
Masih banyak warga mengeluh terhadap buruknya pelayanan publik untuk

5|Page
mengurus perekaman e-KTP. Mereka mengeluh terkait pelayanan publik yang
diberikan Pemerintah. Ada beberapa oknum aparatur desa (kepala desa)dibeberapa
daerah melakukan pungutan liar pada saat pengambilan e-KTP. setiap pengambilan e-
KTP, mereka dikenakan patokan biaya 10000 rupiah/orang, pungutan liar ini juga
terjadi di beberapa daerah seperti, padahal e-KTP gratis. Bahkan banyak juga warga
yang mengeluh terhadap pelayanan pendistribusian e-KTP di kantor-kantor kelurahan.
Selain banyak pungli (pungutan liar), petugas di hampir seluruh kelurahan di
Jakarta masih sangat arogan, banyak keluhan warga terhadap pelayanan e-KTP.
Bahkan di beberapa kelurahan , petugas pelayanan hampir tidak peduli dengan poster-
poster yang isinya himbauan untuk tidak melakukan praktik pungli.
Sementara di kelurahan lain, petugas di loket pelayanan, serupa tapi tak sama. Petugas
cenderung bersikap arogan, tidak peduli dengan keinginan dan tuntutan hak atas
berbagai dokumen, termasuk e-KTP. “Petugasnya, ibaratnya bersikap ‘EGP’ (emang
gue pikirin) terhadap warga yang sudah bolak-balik datang ke kantor kelurahan.
Tetapi petugas se-enaknya saja, mengatakan ‘belum selesai’. Tetapi ketika warga
sudah sms untuk konfirmasi, petugas tidak pernah balas sms warga,” salah seorang
warga Kelurahan tersebut yang tidak mau menyebutkan namanya, mengatakan kepada
Business News beberapa waktu yang lalu.
Munculnya aksi penolakan ketika berurusan di sejumlah bank terhadap
masyarakat pengguna kartu kartu tanda penduduk (KTP) Elektronik atau e-KTP
sungguh memprihatinkan. Pembuatan e-KTP yang dilaksanakan berbulan-bulan
dengan harapan masyarakat Indonesia punya satu identitas terintegrasi secara nasional
menjadi sangat "mengecewakan". Pihak bank beralasan menolak penggunaan e-KTP
antara lain karena disebutkan fotokopi KTP lama yang ada pada bank tidak sama
dengan e-KTP. Padahal sebenarnya data e-KTP dan KTP lama sama. Nomor induk
kependudukan, tempat tinggal, status itu sama semua. Jadi tidak ada bedanya, namun
yang berbeda hanya bentuk fisiknya saja. Mungkin hal itulah yang jadi persoalan
selain soal pengadaan Smart Card Reader, sehingga pihak perbankan menolak bila
nasabah menyodorkan e-KTP bukan KTP lama sebagai datanya.

2.2 Pemecahan Masalah dalam Pelayanan Pembuatan e-KTP.

Ada tiga unsur yang memegang peranan penting dalam pencapaian target
perekaman e-KTP, seperti konsorsium, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.
Agar ketiga unsur ini dapat mengimplementasikan tugas dan fungsinya, maka
sebagian besar merupakan fungsi dari tim supervisi sebagai representasi dan
pemegang peran kunci dalam mensukseskan program nasional e-KTP.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), Marzan A Iskandar  menyampaikan bahwa dari sisi teknologi, BPPT sudah
memberikan dukungan penuh pada pengembangan Grand Design e-KTP. Demikian
pula pada implementasi e-KTP di tahun 2011 dan 2012, BPPT menyediakan lima
tenaga ahli pada tim teknis, 22 staff tim pokja (ahli dan teknis), serta

6|Page
memperbantukan 81 staff BPPT untuk menjadi tim Supervisi Teknis e-KTP,
jelasnya.

Diperlukan mekanisme dan Standard Operating Procedure (SOP) untuk


eskalasi permasalahan teknis. Menanggapi kondisi demikian, Marzan mengatakan
diperlukan cara penanganan yang dikelola dengan baik oleh Helpdesk Center,
dukungan teknis dari konsorsium pelaksana dan petugas perekaman di daerah. Ini
semua memerlukan harmonisasi kegiatan, kolaborasi dan kerjasama yang kuat agar
seluruh proses perekaman (enrolment) berlangsung end-to-end (dari hulu ke hilir)
secara berkesinambungan, cepat dan akurat.
Agar tidak ada penyalahgunaan pelayanan e-KTP, seluruh rantai proses
pelayanan dan penerbitan e-KTP harus disupervisi secara ketat dan menyeluruh.
Untuk itu, tim supervisi perlu memahami alur proses dan mensupervisi agar proses
perekaman data penduduk dan pengiriman data hasil perekaman di daerah berjalan
lancar secara baik dan benar. Selain itu, perlu secara periodik mereview permasalahan
teknis dan non teknis yang terjadi dan memberikan masukan rekomendasi pemecahan
masalah kepada Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).
Adanya kesimpang-siuran informasi antara pihak perbankan dan pemerintah
soal penerapan e-KTP yang berujung merugikan masyarakat itu hingga perlu segera
diluruskan. Diharapkan berbagai pihak di level gubernur/kabupaten/kota mengambil
alih dan melakukan sosialisasi kepada berbagai instansi terkait soal pemberlakuan e-
KTP tersebut. Jika bank tetap menolak pemakaian e-KTP, ada proses hukum yang
bisa ditempuh. Warga bisa mengajukan tuntutan melalui lembaga perlindungan
pelayanan publik, yakni Komisi Pelayanan Publik (KPP)

7|Page
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Fungsi pelayanan public menjadi salah satu fokus perhatian dalam


peningkatan kinerja aparatur pemerintah untuk lebih mendekatkan fasilitas pelayanan
publik pada masyarakat, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Untuk dapat
menyelenggarakan pemerintahan yang baik dituntut aparatur pemerintah yang
profesional, hal ini merupakan prasyarat dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan
dan kualitas pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Pentingnya
profesionalisme aparatur pemerintah sejalan dengan bunyi Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang pokok-pokok kepegawaian yang menyatakan bahwa Pegawai Negeri
berkedudukan sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam
penyelenggaraan tugas Negara, pemerintah, dan pembangunan. Oleh karena itu
dibutuhkan pelayanan publik dengan mengembalikan dan mendudukkan pelayan dan
yang dilayani ke pengertian yang sesungguhnya. Dengan demikian kinerja aparatur
pemerintah dalam memberikan pelayanan publik menjadi lebih baik  dan pada
akhirnya akan menghasilkan kualitas pelayanan yang baik pula. Misalnya, pelayanan
E-KTP yang diberikan. E-KTP atau KTP elektronik adalah dokumen kependudukan
yang memuat system keamanan/ pengendalian baik dari sisi administrasi  maupun
teknologi informasi dengan berbasis kepada database kependudukan nasional.
Penyelenggaraan pelayanan publik khususnya pelayanan E-KTP oleh aparatur
pemerintah merupakan amanat dari Undang-undang no. 23 tahun 2006 dan
serangkaian peraturan lainnya seperti peraturan undang-undang no 35 tahun 2010
menyatakan aturan tata cara dan implementasi teknis dari E-KTP yang dilengkapi
dengan sidik jari dan chip.

3.2 Saran

Diharapkan e-KTP memang benar-benar mampu untuk mengatasi


penyimpangan-penyimpangan yang selama ini terjadi karena pada e-KTP telah
terdapat  rekaman identitas penduduk yang tidak dapat dipalsukan dan hanya dimiliki
oleh satu orang saja, selain itu keinginan penduduk terkait pelayanan publik di sektor
administrasi pemerintahan juga dapat lebih ditingkatkan agar kerjasama dalam hal
pembangunan daerah dapat terwujud secara bai

8|Page
DAFTAR PUSTAKA

http://rumahpengaduan.com/tag/keluhan-e-ktp/
http://www.businessnews.co.id/ekonomi-bisnis/pelayanan-publik-masih-perlu-
perbaikan.php
http://birokrasi.kompasiana.com/2013/03/30/evaluasi-implementasi-e-ktp-
547101.html

9|Page

Anda mungkin juga menyukai