Asuhan Keperawatan Anak 1 PDF
Asuhan Keperawatan Anak 1 PDF
PADA ANAK
JANETTE MANESE
18011104010
A1
A. Definisi
Pneumonia adalah merupakan infeksi akut yang secara anatomi mengenai lobus paru.
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang terjadi pada anak.
(Suriani, 2006)
Pneumonia ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang mengensi jaringan paru (alveoli). (DEPKES.
2006)
Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang
umumnya disebabkan oleh agent infeksi. Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang
dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton &
Fugate, 1993).
Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh
bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Pneumonia adalah infeksi
pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan didalam alveoli hal ini
terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tekanan
saluran trakheabronkialis. (Ngastiyah, 1997)
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Selain
gambaran umum di atas, Pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman tanda-tanda klinis
lainnya dan pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium). (Wilson, 2006)
Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang
umumnya disebabkan oleh agent infeksi.
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa
mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi
di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran nafas. Bila
suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag
alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan
pneumonia ialah daya tahan badan yang menurun, misal¬nya akibat malnutrisi energi protein
(MEP), penyakit menahun, faktor iatrogen seperti trauma pada paru, anestesia, aspirasi,
pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pada pemeriksaan darah tepi dapat terjadi leukositosis dengan hitung jenis bergeser ke kiri.
2. Bila fasilitas memungkinkan pemeriksaan analisis gas darah menunjukkan keadaan
hipoksemia (karena ventilation perfusion mismatch). Kadar PaCO2 dapat rendah, normal
atau meningkat tergantung kelainannya. Dapat terjadi asidosis respiratorik, asidosis
metabolik, dan gagal nafas.
3. Pemeriksaan kultur darah jarang memberikan hasil yang positif tetapi dapat membantu
pada kasus yang tidak menunjukkan respon terhadap penanganan awal.
4. Pada foto dada terlihat infiltrat alveolar yang dapat ditemukan di seluruh lapangan paru.
Luasnya kelainan pada gambaran radiologis biasanya sebanding dengan derajat klinis
penyakitnya, kecuali pada infeksi mikoplasma yang gambaran radiologisnya lebih berat
daripada keadaan klinisnya. Gambaran lain yang dapat dijumpai :
a. Konsolidasi pada satu lobus atau lebih pada pneumonia lobari
b. Penebalan pleura pada pleuritis
c. Komplikasi pneumonia seperti atelektasis, efusi pleura, pneumomediastinum,
pneumotoraks, abses, pneumatokel
F. Penatalaksanaan Terapi
1. Bila dispnea berat berikan Oksigen
2. IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata dalam 24
jam.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan Pertukaran Gas berhubungan dengan Gangguan pengiriman oksigen.
DIAGNOSA
N
KEPERAWAT KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
O
AN
1. Kerusakan a. Menunjukkan a. Kaji frekuensi, a. Manifestasi
pertukaran gas perbaikan ventilasi kedalaman, dan distres
berhubungan dan oksigenasi kemudahan pernapasan
dengan jaringan dengan bernapas tergantung
gangguan GDA dalam rentang b. Tinggikan pada/indikasi
pengiriman normal dan tak ada kepala dan derajat
oksigen. gejala distres dorong sering keterlibatan paru
pernapasan. mengubah dan status
b. Berpartisipasi pada posisi, napas kesehatan umum
tindakan untuk dalam, dan batuk b. Tindakan ini
memaksimalkan efektif. meningkatkan
oksigenasi. c. Pertahankan inspirasi
istirahat tidur. maksimal,
Dorong meningkatkan
menggunakan pengeluaran
teknik relaksasi sekret untuk
dan aktivitas memperbaiki
senggang ventilasi
d. Observasi c. Mencegah
penyimpangan terlalu lelah dan
kondisi, catat menurunkan
hipotensi kebutuhan/konsu
d. Merangsang
batuk atau
pembersihan
jalan napas
secara mekanik
pada pasien yang
tak mampu
melakukan
karena batuk tak
efektif atau
penurunan
tingkat
kesadaran.
A. Kesimpulan
B. Saran
Biddulph, Jonn, dkk. 1999. Kesehatan Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Astuti, Widya Harwina. 2010. Asuhan Keperawatan Anak dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: TIM
Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta.
Doengoes Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman Untuk Perencanaan
Dan Pendokumentasian Perawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta.
http://ardyanpradanaoo7.blogspot.com/2011/02/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan.html
http://stikmuh-ptk.medecinsmaroc.com/t3-askep-anak-dengan-pneumonia
http://wwwensufhy.blogspot.com/2011/04/asuhan-keperawatan-anak-pneumonia.html
Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta.
Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC,
Jakarta.
Suparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta
Suriadi, SKp, MSN. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto.
Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.
Unit : - Anamnesa :
Kamar : - :
Tgl masuk RS :4 Mei 2020 Tgl pengkajian : 4 Mei 2020
A. Identifikasi
1. Pasien
Nama initial : An. R Warga negara : Indonesia
Umur : 7 bulan Bahasa yang digunakan: Indonesia
Jenis kelamin : Laki-laki Pendidikan :-
Agama/ suku : Islam Alamat rumah :Motoling 1, kec.
Motoling kab. Minahasa selatan
2. Orang Tua
Nama Bapak : Tn. S Nama Ibu : Ny. C
Umur : 28 tahun Umur : 24 tahun
Alamat : Motoling 1, kec. Alamat : Motoling 1, kec. Motoling
Motoling kab.Minahasa selatan kab. Minahasa selatan
B. Data Medik
C. Post Natal
- Kondisi bayi-BBL : 2,8 kg, PBL : 50 cm
- Bayi kemerahan setelah lahir, tidak ada
- Tidak pernah di oprasidadirawat di rumah sakit sebelumnya
- Tidak ada alergi makanan dan obat-obatan
- Tidak ada kecelakan yang pernah dialami
- Penyakit yang pernah dialami, demam
- Tidak mengonsumsi obat-obatan bebas saat sakit
- Perkembangan anak sebanding dengan anak yanglainnya
b. Motorik Halus :
Mencari benang, menggaruk manik-manik,memindakahkan kubus, mengambil 1
kubus
c. Bahasa :
Meniru bunyi kata-kata, dapat berkata papa atau mama
d. Motorik Kasar :
Duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan
Pertumbuhan fisik
Waktu lahir :
a. Berat Badan : 2,8 kg
b. Panjang Badan : 50 cm
Saat ini :
a. Berat Badan : 8 kg
b. Panjang Badan / Tinggi Badan : 75 cm
c. Lingkar Kepala : 30 cm
d. Lingkar Dada : 35 cm
e. Lingkar Perut : 40 cm
6. Test Diagnostik
a. Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap (trombosit dan LED), trombosit = 450 103/µL, LED= 7
mm/jm, kultur sputum: terdapat virus sinnsial pernafasan
b. USG
-
c. Lain-lain
-
7. Therapi
- Terapi oksigen
- Cairan glukosa 10%
- Kloramfenicikol 250mg 3x sehari
C. Keadaan Umum
1. Keadaan Sakit
Pasien tampak sakit berat
Alasan:
Pasien tampak lemah karna sesak nafas yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu
batuk lendir, beringus dan disertai dengan demam
Tanda-Tanda Vital
Ket. Klien :
Laki=laki:
e. Pemeriksaan fisik :
1) Kebersihan rambut : Rambut berwarna hitam bersih
2) Kulit kepala : baik
3) Kebersihan kulit : baik
4) Kebersihan rongga mulut : baik
5) Kebersihan genetalia / anus : baik
2. Pola Nutrisi dan Metabolik
a. Keadaan sebelum sakit :
c. Observasi : -
d. Pemeriksaan fisik :
1) Keadaan rambut : rambut berwarna hitam bersih
2) Hidrasi kulit : baik
3) Palpebra/conjungtiva : merah mudah,tidak anemis
4) Sclera : berwarna putih
5) Hidung : simetris kanan dan kiri, ada sekret , pernapasan cuping hidung,tidak ada
polip, tidak epistaksis, pernapasan dangkal dan cepat (takipneu)
6) Rongga mulut :mukosa tampak kering dan mulut tampak bersih gusi : normal
7) Gigi : -
8) Kemampuan mengunyah keras : baik
9) Lidah : tampak lembab dan bersih
10) Pharing : -
11) Kelenjar getah bening : tidak ada
12) Kelenjar parotis : tidak ada
13) Abdomen : hati tidak teraba, lien dan ginjal tidak teraba
▪ Inspeksi : Bentuk : normal
Bayangan vena : tidak ada
▪ Auskultasi : Peristaltik usus: 30 x/menit
▪ Palpasi : Nyeri : tidak ada
Benjolan : tidak ada
▪ Perkusi : Ascites Positif Negatif
a. Observasi : -
b. Pemeriksaan Fisik :
1) Palpasi Kandung Kemih : Penuh Kosong
2) Mulut Uretra : -
3) Anus :
▪ Peradangan : tidak ada
▪ Hemoroid :-
▪ Fistula :-
4. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Keadaan Sebelum Sakit :
Pasien bisa bermain dan beraktivitas dengan baik
b. Keadaan Sejak Sakit :
Pasien hanya bisa menangis
c. Observasi :
1) Aktivitas Harian :
0 : mandiri
1 : bantuan dengan alat
2 : bantuan orang
3 : bantuan alat dan orang
4 : bantuan penuh
c. Observasi :
-
d. Pemeriksaan Fisik :
1) Penglihatan
▪ Cornea :normal
▪ Pupil : normal
▪ Lensa mata : normal
2) Pendengaran
▪ Pinna : baik
▪ Kanalis : autoris kurang bersih, tidak ada serumen
▪ Membran timpani :-
▪ Test pendengaran : baik
( )
DS:
2.
DO: -Klien nampak batuk berlendir dan Pembentukan sel eksudat
beringus.
– TTV:
Penumpukan secret/mucus
T : 100/80
N : 98 X/ menit
Obtruksi jalan nafas
S : 39 C
P : 32 X/ menit
TB : 120 cm
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan peradangan, penumpukan secret.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveolus.
3. Berkurangnya volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, demam,
takipnea.
Tujuan Intersensi Rasional
No Tanggal Evaluasi
1. 4 – mei– 2020 S : Klien mengeluh Sesak
bunyi ronchi.