Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Disusun oleh :

LUH MEGANTINI
181420109

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
RANA WIJAYA
2017
A. PENGERTIAN

Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai
atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku
tersebut (Jenny, Purba, Mahnum, & Daulay, 2008).

Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan


tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun
orang lain (Yosep, 2007).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain,
disertai amuk dan gaduh gelisah yang tak terkontrol (Farida & Yudi, 2011).
Resiko perilaku kekerasan atau agresif adalah perilaku yang menyertai marah dan
merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol
(Yosep, 2007). Resiko mencederai diri yaitu suatu kegiatan yang dapat menimbulkan
kematian baik secara langsung maupun tidak langsung yang sebenarnya dapat dicegah
(Depkes, 2007).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan
yaitu ungkapan perasaan marah yang mengakibatkan hilangnya kontrol diri dimana
individu bisa berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan yang dapat
membahayakan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

B. PENYEBAB

Menurut Direja (2011) faktor-faktor yang menyebabkan perilaku kekerasan pada


pasien gangguan jiwa antara lain
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor psikologis
1) Terdapat asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami
hambatan akan timbul dorongan agresif yang memotivasi perilaku
kekerasan.
2) Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masa kecil yang
tidak menyenangkan.
3) Rasa frustasi.
4) Adanya kekerasan dalam rumah, keluarga, atau lingkungan.
5) Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya
kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego
dan membuat konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat
memberikan kekuatan dan prestise yang dapat meningkatkan citra diri
serta memberikan arti dalam kehidupannya. Teori lainnya berasumsi
bahwa perilaku agresif dan tindak kekerasan merupakan pengungkapan
secara terbuka terhadap rasa ketidakberdayaannya dan rendahnya harga
diri pelaku tindak kekerasan.
6) Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang
dipelajari, individu yang memiliki pengaruh biologik dipengaruhi oleh
contoh peran eksternal dibandingkan anak-anak tanpa faktor predisposisi
biologik.
b. Faktor sosial budaya
Seseorang akan berespons terhadap peningkatan emosionalnya secara
agresif sesuai dengan respons yang dipelajarinya. Sesuai dengan teori menurut
Bandura bahwa agresif tidak berbeda dengan respon-respon yang lain. Faktor
ini dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering
mendapatkan penguatan maka semakin besar kemungkinan terjadi. Budaya
juga dapat mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma dapat membantu
mendefinisikan ekspresi marah yang dapat diterima dan yang tidak dapat
diterima.
Kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima perilaku
kekerasan sebagai cara penyelesaiannya masalah perilaku kekerasan
merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan.
c. Faktor biologis
Berdasarkan hasil penelitian pada hewan, adanya stimulus elektris ringan
pada hipotalamus (pada sistem limbik) ternyata menimbulkan perilaku agresif,
dimana jika terjadi kerusakan fungsi limbik (untuk emosi dan perilaku), lobus
frontal (untuk pemikiran rasional), dan lobus temporal (untuk interpretasi
indra penciuman dan memori) akan menimbulkan mata terbuka lebar, pupil
berdilatasi, dan hendak menyerang objek yang ada di sekitarnya.
Selain itu berdasarkan teori biologik, ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi seseorang melakukan perilaku kekerasan, yaitu sebagai berikut
a) Pengaruh neurofisiologik, beragam komponen sistem neurologis
mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat impuls
agresif. Sistem limbik sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya
perilaku bermusuhan dan respon agresif.
b) Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Townsend (1996)
menyatakan bahwa berbagai neurotransmitter (epinefrin, norepinefrin,
dopamine, asetilkolin, dan serotonin) sangat berperan dalam memfasilitasi
dan menghambat impuls agresif. Peningkatan hormon androgen dan
norepinefrin serta penurunan serotonin dan GABA (6 dan 7) pada cairan
serebrospinal merupakan faktor predisposisi penting yang menyebabkan
timbulnya perilaku agresif pada seseorang.
c) Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat
kaitannya dengan genetik termasuk genetik tipe kariotipe XYY, yang
umumnya dimiliki oleh penghuni penjara tindak kriminal (narapidana)
d) Gangguan otak, sindrom otak organik berhubungan dengan berbagai
gangguan serebral, tumor otak (khususnya pada limbik dan lobus
temporal) trauma otak, apenyakit ensefalitis, epilepsi (epilepsi lobus
temporal) terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak
kekerasan.
2. Faktor Presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik berupa
injury secara fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Beberapa faktor pencetus
perilaku kekerasan adalah sebagai berikut.
a. Klien
Kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kehidupan yang penuh
dengan agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
b. Interaksi
Penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti, konflik, merasa
terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun eksternal
dari lingkungan.
c. Lingkungan
Panas, padat, dan bising.

Menurut Shives (1998) dalam Fitria (2009), hal-hal yang dapat menimbulkan
perilaku kekerasan atau penganiayaan antara lain sebagai berikut.
a. Kesulitan kondisi sosial ekonomi.
b. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu.
c. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuannya
dalam menempatkan diri sebagai orang yang dewasa.
d. Pelaku mungkin mempunyai riwayat antisosial seperti penyalahgunaan obat
dan alkohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa
frustasi.
e. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan
tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga.

C. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Direja (2011) tanda dan gejala yang terjadi pada perilaku
kekerasanterdiri dari :
1. Fisik
Mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah
memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.
2. Verbal
Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan nada keras,
kasar, ketus.
3. Perilaku
Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan,
amuk/agresif.
4. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam, jengkel,tidak
berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan, dan menuntut.
5. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak jarang
mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
6. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak bermoral, dan
kreativitas terhambat.
7. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan sindiran.
8. Perhatian
Bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual

D. AKIBAT

Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai


diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang
kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan

E. PENATALAKSANAAN

Yang diberikan pada klien yang mengalami gangguan jiwa amuk ada 2 yaitu:

1. Medis

a. Nozinan, yaitu sebagai pengontrol prilaku psikososia.

b. Halloperidol, yaitu mengontrol psikosis dan prilaku merusak diri.

c. Thrihexiphenidil, yaitu mengontro perilaku merusak diri dan menenangkan


hiperaktivitas.

d. ECT (Elektro Convulsive Therapy), yaitu menenangkan klien bila mengarah


pada keadaan amuk.

2. Penatalaksanaan keperawatan

a. Psikoterapeutik

b. Lingkungan terapieutik

c. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)

d. Pendidikan kesehatan
F. POHON MASALAH

Resiko Tinggi Mencederai, Orang Lain, dan Lingkungan

Perilaku Kekerasan PPS : Halusinasi


Regimen Terapeutik
Inefektif
Harga Diri Rendah Isolasi Sosial :
Kronis Menarik Diri

Koping Keluarga Berduka Disfungsional


Tidak Efektif
Gambar 2.2 Pohon Masalah Perilaku Kekerasan

Sumber : (Fitria, 2010)

G. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Menurut Keliat (2014) data perilaku kekerasan dapat diperolah melalui
observasi atau wawancara tentang perilaku berikut ini:
a. Muk amerah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. Mengarupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Jalan mondar-mandir
f. Bicara kasar
g. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
h. Mengancam secara verbal atau fisik
i. Melempar atau memukul benda /orang lain
j. Merusak barang atau benda
k. Tidak mempunyai kemampuan untuk mencegah atau mengontrol perilaku
kekerasan.

2. Daftar Masalah
Menurut Keliat (2014) daftar masalah yang mungkin muncul pada perilaku
kekerasan yaitu :
a. Perilaku Kekerasan.
b. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
c. Perubahan persepsi sensori: halusinasi.
d. Harga diri rendah kronis.
e. Isolasi sosial.
f. Berduka disfungsional.
g. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif.
h. Koping keluarga inefektif.

3. Rencana Tindakan Keperawatan


Menurut Fitria (2010) rencana tindakan keperawatan yang digunakan untuk
diagnosa perilaku kekerasan yaitu :
a. Tindakan keperawatan untuk klien
1) Tujuan
a) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
b) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
c) Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya.
d) Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya.
e) Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya.
f) Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual,
sosial, dan terapi psikofarmaka.
2) Tindakan
a) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan
agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan Saudara.
Tindakan yang harus Saudara lakukan dalam rangka membina
hubungan salig percaya adalah mengucapkan salam terapeutik,
berjabat tangan, menjelaskan tujuan interaksi, serta membuat kontrak
topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.
b) Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan yang terjadi di
masa lalu dan saat ini.
c) Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
Diskusikan bersama klien mengenai tanda dan gejala perilaku
kekersan, baik kekerasan fisik, psikologis, sosial, sosial, spiritual
maupun intelektual.
d) Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang biasa dilakukan
pada saat marah baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan.
e) Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari perilaku
marahnya. Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku
kekerasan baik secara fisik (pukul kasur atau bantal serta tarik napas
dalam), obat-obat-obatan, sosial atau verbal (dengan mengungkapkan
kemarahannya secara asertif), ataupun spiritual (salat atau berdoa
sesuai keyakinan klien).
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga
1) Tujuan
Keluarga dapat merawat klien di rumah
2) Tindakan
a) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan meliputi
penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul, serta akibat dari
perilaku tersebut.
b) Latih keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan perilaku
kekerasan.
(1) Anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi klien agar melakukan
tindakan yang telah diajarkan oleh perawat.
(2) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada klien bila
anggota keluarga dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat.
(3) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus klien
menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan.
c) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi klien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul
benda/orang lain.

4. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Menurut Fitria (2010) strategi pelaksanaan tindakan keperawatan dengan
diagnosa keperawatan perilaku kekerasan
a. SP I Pasien
Membina hubungan saling percaya, pengkajian perilaku kekerasan dan
mengajarkan cara menyalurkan rasa marah.
b. SP 2 Pasien
Mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
c. SP 3 Pasien
Mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
d. SP 4 Pasien
Mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
e. SP 5 Pasien
Mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
f. SP 1 Keluarga
Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien perilaku
kekerasan di rumah
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien
terhadap tindakan keperawatanyang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi
menjadi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai
melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan
membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan umum yang telah
ditentukan.Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP,
sebagai pola pikir.
Adapun hasil tindakan yang ingin dicapai pada pasien dengan perilaku
kekerasan antara lain
a. Klien dapat mengontrol atau mengendalikan perilaku keekrasan.
b. Klien dapat membina hubungan saling pecaya.
c. Klien dapat mengenal penyebab perilaku kekerasan yang dilakukakannya.
d. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
e. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang pernah dilakukan.
f. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
g. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan
kemarahan.
h. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan.
i. Klien mendapatkan dukungan dari keluarga untuk mengontrol perilaku
kekerasan.
j. Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan.
(Fitria, 2010).

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Klien tenang, kooperatif, klien mampu memnajwab semua pertanyaan yang
diajukan
2. Diagnosa keperawatan (NANDA) :
Resiko perilaku kekerasan
Resiko harga diri rendah kronik
3. Tujuan (NOC) :
- Klien tidak akan melakukan atau sedikit melakukan respon perilaku
kekerasaan.
- Klien akan mengungkapkan pandangan yang positif terhadap masa depan dan
melanjutkan kembali tingkat fungsi sebelumnya
- Klien akan mengidentifikasi aspek positif diri dan evaluasi keterbatasan diri
yang realistis.
- Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
4. Tindakan keperawatan (NIC) :
- Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda
dan gejala yang dirasakan, akibat dan cara mengendalikan perilaku kekerasan
dengan cara fisik pertama ( latihan nafas dalam).
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
Salam terapeutik :
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Luh Megantini, saya biasa dipanggil
Mega. Saya perawat yang dinas di ruang angsoka ini, saya dinas diruangan ini
selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi
selama 3 minggu ini saya yang merawat bapak.”
Evaluasi / validasi data :
“Nama bapak siapa ? dan senangnya dipanggil dengan nama apa ? bagaimana
perasaan bapak B saat ini ? masih ada perasaan kesal atau marah ? baiklah
sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah yang bapak
rasakan”
Tujuan :
“ Tujuan saya kesini, ingin sedikit berbincang-bincang mengenai emosi yang
bapak rasakan, dan untuk membantu bapak dalam mengontrol emosi atau amarah
bapak”
Kontrak :
“ sebelumnya berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau
10 menit ? dimana kita akan berbincang-bincang ? bagaimana kalau diruang tamu
?
Topik : Penyebab emosi dan mengontrol emosi Tn.B
Waktu : 09.00 Wita
Tempat :Ruang tamu
Privasi : Klien dan perawat

2. Fase Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)


“ apa yang menyebabkan bapak B emosi ?”
“ apakah sebelumnya bapak B pernah emosi?”
“ terus penyebabnya apa ?”
“ samakah dengan yang sekarang?”
“ pada saat emosi itu ada, seperti rumah yang berantakan, makanan tidak tersedia,
air tak tesedia ( misalnya ini penyebab klien emosi), apa yang bapak rasakan ?
“ apakah bapak merasa kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal ?”
“ apa yang bapak lakukan selanjutnya ?”
Apakah dengan bapak emosi keadaan jadi lebih baik ?”
“ Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik selain emosi ?”
“ maukah bapak belajar meluapkan emosi bapak dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?”
Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa emosi, hari ini kita belajar satu
cara dulu, begini pak, kalau tanda-tanda emosi itu sudah bapak rasakan bapak
berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara
perlahan-lahan dari mulut seperti mengeluarkan emosi, coba lagi pak dan lakukan
sebanyak 5 kali. Bagus sekali bapak B sudah dapat melakukannya.”
“ nah sebaiknya latihan ini bapak B lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-
waktu rasa emosi itu muncul bapak B sudah terbiasa melakukannya.”

3. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif :
“ bagaimana perasaan bapak B setelah berbincang-bincang tentang emosi
bapak ?”
“ coba bapak sebutkan penyebab bapak emosi dan yang bapak rasakan dan apa
yang ibu lakukan serta akibatnya.”
“ baik, sekarang latihan tadi kita masukkan ke jadwal harian ya pak”
“ berapa kali sehari bapak mau latihan nafas dalam?”
“ bagus, nanti tolong bapak tulis M, bila ibu melakukannya sendiri, tulis B bila
bapak dibantu, dan T bila bapak tidak dapat melakukan.”

Rencana Tindak Lanjut (RTL) :


“ baik pak, bagaimana kalau besok kita latihan cara lain untuk mencegah dan
mengendalikan emosi bapak B.”
“ dimana kita akan latihan, bagaimana kalau tempatnya disini saja ya pak ?”
“jam berapa kita akan bertemu ?”
“ berapa lama kita akan lakukan, bagaimana kalau 10 menit saja.”
“ saya pamit dulu ya pak…. Selamat pagi.”
Kontrak yang akan datang :
Topik : latihan cara lain untuk mencegah dan mengendalikan emosi Tn.B
Waktu : 09.00 Wita
Tempat : Ruang tamu

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang rawat : Angsoka Tanggal rawat : 5 juli 2020

I. IDENTITAS
Nama (Inisial) : TN. B

L/P : Laki-laki

Umur : 33 tahun

Alamat : Singaraja

Pendidikan : SD

Agama : Hindu

No.RM :

Tgl Pengkajian : 15 Agustus 2020

II. ALASAN MASUK


Mengamuk, suka mengancam, dan bersuara keras.

- Keluhan utama (saat dikaji):

Klien mengatakan cepat tersinggung dan emosi labil.

Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

III. FAKTOR PREDIPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya
2. Pengobatan sebelumnya : Belum berhasil
Klien mengatakan sepulang dari Rumah sakit, klien tidak meminum obat dengan
teratur.
3. Trauma :
Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya Fisik 17 tahun Tn.B Keluarga Pelaku
Dan orang sendiri
lain mengakuinya
Tn.B
Aniaya Seksual
Penolakan
Kekerasan dalam
keluarga
Tindakan kriminal
Lain-lain

Jelaskan No 1 :
Aniaya fisik : klien mengatakan pernah melakukan aniaya fisik seperti aniaya
kekerasan dalam keluarga dan pernah memukul orang lain karena sering diejek.
Masalah keperawatan :

Resiko Perilaku Kekerasan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?□ada□tidak ada


Tidak ada

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?


Klien mengatakan tidak pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan
namun menurut klien hal yang paling tidak menyenangkan adalah jauh dari
keluarganya, terutama ibunya.
Masalah keperawatan : Resiko Harga diri rendah kronik

IV. PEMERIKSAAN FISIK


a. Tanda Vital : TD: 110/90 mmHg HR: 96mmHg S: 37 derajat celsius
RR: 20x/mnt
b. Ukur : TB: 165 cm, BB:60 kg, □ naik□ turun
c. Keluhan Fisik : □ada□tidak ada ( Tidak Ada)
Masalah keperawatan : Tidak ada

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan
: Klien
: Garis perkawinan :
: Garis keturunan
: Meninggal (Laki)
: Meninggal (Pr)
: Tinggal serumah

Jelaskan : klien mengatakan kalau kakek dan neneknya telah meninggal dunia.
Klien tinggal serumah bersama orang tuanya. Klien merupakan anak bungsu dari 6
bersaudara.
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri : klien mengatakan anggota tubuhnya baik dank lien menyukai
tubuhnya apa adanya.
b. Identitas diri : Klien mengatakan anak terakhir dari 6 bersaudara. Klien
bersekolah hanya sampai SD lalu bekerja sebagai buruh tani.
c. Peran : Klien mengatakan berperan sebagai anak ke-6 dalam
keluarganya. Klien belum menikah. Biasanya klien membantu pekerjaan ibunya
di rumah seperti mencuci, menyapu, dan membantu ayahnya dalam beraktivitas
karena ayahnya dalam kondisi buta.
d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang
berkumpul bersama keluarganya dan bekerja serta menikah.
e. Harga diri : Klien mengatakan merasa malu dengan orang lain
Masalah keperawatan :

Harga diri rendah kronik

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah ibunya.
b. Peran serta kegiatan kelompok /masyarakat :
Klien ikut berperan aktif dalam kegiatan kelompok
c. Hambatan dengan berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
karena merasa malu, dan tidak pandai dalam memulai percakapan
Masalah keperawatan :

Harga diri rendah kronik

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Nilai dan keyakinan yang dipegang oleh klien adalah nilai-nilai hindu dank lien
mengatakan sembahyang itu wajib.
b. Kegiatan ibadah :
Kegiatan ibadah klien adalah sembahyang, dan tidak pernah lalai untuk
sembahyang.
Masalah keperawatan : Tidak ada

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan :
□Tidak rapi
□Penggunaan pakaian tidah sesuai
□Cara berpakaian tidak seperti biasanya
□lain-lain
Jelaskan: Penampilan klien cukup rapi, rambut lurus,, kemudian menggunakan baju
yang seharusnya, dan mandi 2kali dalam sehari. Klien cukup memperhatikan
penampilannya.

Masalah keperawatan : Tidak ada

2. Pembicaraan :
□Cepat □Keras □Gagap
□Inkoherensi □Apatis □Lambat
□Membisu □Tidak mampu memulaiBerbicara □lain-lain
Jelaskan: Klien bersuara keras, agak kacau dan terlihat cepat tersinggung

Masalah keperawatan :

Resiko Perilaku kekerasan

3. Aktivitas Motorik :
□Lesu □Tegang □Gelisah
□Agitasi □ TIK □Grimasen
□Tremor □Kompulsif □lain-lain

Jelaskan: Klien terlihat sehat dan selalu mengikuti kegiatan yang ada di rumah sakit
Masalah keperawatan : Tidak ada
4. Alam Perasaan (emosi) :
□Sedih □Ketakutan □Putus asa
□Khawatir □Gembira □Lain-lain
Jelaskan: Klien mengatakan merasa senang dan bahagia tinggal di rumah sakit.
Masalah keperawatan : Tidak ada
5. Afek :
□Datar □Tumpul □Labil
□Tidak sesuai □Lain-lain
Jelaskan: Klien Labil, cepat tersinggung
Masalah keperawatan :
Resiko perilaku kekerasan
6. Interaksi selama wawancara :
□Bermusuhan □Tidak Kooperatif □Mudah tersinggung
□Kontak mata kurang □Defensif □Curiga
Jelaskan: Klien baik, namun kontak mata tajam
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
7. Persepsi – Halusinasi :
□Pendengaran □Penglihatan □Perabaan
□Pengecapan □Penghidu
Jelaskan: Klien mengatakan tidak pernah mendengar bisikan-bisikan aneh ataupun
melihat baying-bayangan aneh juga.
Masalah keperawatan : Tidak ada
8. Proses pikir :
□Sirkumstansial □ Tangensial □Kehilangan Asosia
□Flight of Idea □Blocking □Perseverasi
Jelaskan: Proses pikir klien adalah sirkumstansial karena pembicaraan klien
berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan.
Masalah keperawatan : tidak ada

9. Isi Pikir :
□Obsesi □Fobia □Hipokondria
□Depersonalisasi □Ide yang terkait □Pikiran magis
Jelaskan: Klien mengatakan dirinya memiliki ilmu dan pernah bekerja di luar
daerah serta mengganggap dirinya memiliki kekuatan.
Masalah keperawatan : Waham
10. Tingkat Kesadaran :
□Binggung □Sedasi □Stupor
Adakah Gangguan orientasi ( disorientasi ) :
□Waktu □Orang □Tempat
Jelaskan: Compos mentis (klien sadar akan dirinya). Tingkat kesadaran klien baik
dank lien tidak mengalami disoerientasi terhadap waktu, tempat dan orang.
Buktinya klien masih ingat tanggal masuk rumah sakit dan dia tahu berada di ruang
angsoka.
Masalah keperawatan : Tidak ada

11. Memori :
□Gangguan daya ingat jangka panjang
□Gangguan daya ingat jangka menengah
□Gangguan daya ingat jangka pendek
□Konfabulasi
Jelaskan: Klien tidak mengalami gangguan daya ingat karena klien mampu
memnejlaskan kegiatan sehari-hari dan juga menceritakan pengalaman-pengalaman
saat sebelum masuk rumah sakit.
Masalah keperawatan : Tidak ada

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung :


□Mudah beralih □Tidak mampu berkonsentrasi
□Tidak mampu berhitung sederhana □Lain-lain
Jelaskan: Tingkat konsentrasi klien baik karena masih dapat berhitung dan dapat
menjawab perhitungan sederhana yang diberikan perawat.
Masalah keperawatan : Tidak ada
13. Kemampuan Penilaian :
□Gangguan ringan □Gangguan bermakna
□Lain-lain
Jelaskan: Kemampuan penilaian klien mengalami gangguan penilaian ringan klien
tidak bisa memilih antara dua pilihan,
14. Daya Tilik Diri :
□Mengingkari penyakit yang diderita
□Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
□lain-lain
Jelaskan: Klien mengatakan dirinya sehat dan tidak semestinya di bawa ke rumah
sakit.
VII.KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan:
Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapian rumah
Perawatan kesehatan
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan
Belanja
Transportasi
Lain-lain
Jelaskan: Klien makan 3 kali sehari dengan tanpa bantuan.
Masalah keperawatan : Tidak ada
2. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
a. Perawatan diri:
Kegiatan hidup sehari-hari Bantuan total Bantuan minimal
Mandi
Kebersihan
Makan
Buang air kecil / BAK
Buang air besar / BAB
Ganti pakaian

Jelaskan: Klien dapat defekasi atau berkemih tanpa bantuan dengan frekuensi
kurang lebih 4x sehari. Klien bisa mandi 2x sehari pagi dan sore hari tanpa bantuan
orang lain. Klien dapat berpakaian dengan rapi tanpa bantuan orang lain.

b. Nutrisi :
 Apakah puas dengan pola makan? Puas
□Puas □Tidak puas
 Apakah makan memisahkan diri? Tidak
□Ya □Tidak
 Frekuensi makan sehari : 3x sehari
 Nafsu makan : Meningkat
□Meningkat □Menurun □Berlebihan □Sedikit

 Berat badan :
□Meningkat □Menurun
BB saat ini : 60 Kg, BB terendah : 50 KG, BB tertinggi : tidak ada

c. Istirahat dan tidur :


 Apakah ada masalah tidur ?
□Ada □Tidak ada
 Apakah merasa segar setelah bangun tidur ?
□Segar □Tidak segar
 Apakah ada kebiasaan tidur siang ?
□Ya , lamanya : .........jam □Tidak
 Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur ?
 □Ada □Tidak ada
 Tidur malam jam : .........bangun jam : .........rata-rata tidur malam : ........jam
 Apakah ada gangguan pola tidur ?
□Sulit untuk tidur □Samnambulisme □Gelisah saat tidur
□bangun terlalu pagi □Terbangun saat tidur□Berbicara saat tidur
Jelaskan: Klien tidak mengalami gangguan tidur. Klien tidur siang 4-5 jam dan
untuk tidur malam 8-9 jam. Aktivitas sebelum tidur biasanya klien hanya
berjalan-jalan dan mengobrol bersama teman sekamar maupun perawat.

3. Kemampuan klien dalam hal-hal berikut ini:


 Mengantisipasi kehidupan sehari-hari :
□Ya □Tidak
 Membuatkeputusan berdasarkan keinginan sendiri :
□Ya □Tidak

 Mengatur penggunaan obat :


□Ya □Tidak

 Melakukan pemeriksaan kesehatan :


Perawatan lanjutan □Ya □Tidak
Sistem pendukung □Ya □Tidak
Jelaskan: Untuk penggunaan obat klien tidak membutuhkan bantuan karena klien
bisa melakukannya sendiri dan mengetahui obat-obat yang di konsumsi

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
Berbicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan Masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif Menghindar dari orang lain
Olah raga Mencederai diri
Lain-lain Lain-lain

Jelaskan: Mekanisme koping maladaptif karena klien mengatakan saat dia mengalami
masalah biasanya klien mengamuk dengan merusak barang-barang disekitarnya.

Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan.

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN :


□Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya klien mengatakan keluarga dan
saudaranya mendukung untuk kesembuhannya.

□Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya klien mengatakan mengalami


masalah dengan lingkungan karena sering diejek dan ingin memukul orang-orang yang
mengejeknya

□Masalah dengan Pendidikan, spesifiknya klien mengatakan putus sekolah sejak kelas
5 SD

□Masalah dengan Pekerjaan, spesifiknya klien tidak mengalami masalah dalam


bekerja.

□Masalah dengan Ekonomi, spesifiknya klien mengatakan hidupnya dan keluarganya


masih mampu dan berkecukupan.

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG:


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal?
□Penyakit jiwa □Faktor presipitasi □Sistem pendukung

□Penyakit fisik □Koping □Obat-obatan

□lain-lain

Jelaskan: Klien kurang mampu menahan diri untuk memukul orang karena orang-orang
sekitarnya selalu mengejeknya.

Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

XI. ASPEK MEDIS


Diagnosa medis : Skizofrenia paranoid

Terapi medis : Risperidon 2 x 1 mg

XII.DATA FOKUS
DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF

1.Klien mengatakan cepat tersinggung, 1. klien berbicara dan bersuara keras, agak
ingin mengamuk, sering memukul kacau, cepat tersinggung, labil dan kontak
anggota keluarganya serta mata tajam.
mengungkapkan ingin memukul orang- 2. menyendiri, lebih banyak menghabiskan
orang yang mengejeknya. waktu dikamar.
2. klien merasa malu dengan orang lain 3. proses pikir flight of ideas, bekata tidak
3. klien mengatakan dirinya memiliki sesuai kenyataan, cepat tersinggung.
suatu ilmu, pernah bekerja diluar daerah,
serta menggap dirinya memiliki
kekuatan.
XIII. ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. Subyektif :

Klien mengatakan cepat Klien mengatakan Resiko perilaku


tersinggung, suka mengamuk, sering diejek oleh kekerasan
mengancam, sering memukul orang lain atau
anggota keluarganya tetangganya

Obyektif

Klien bersuara dan berbicara keras,


agak kacau, cepat tersinggung,
emosi labil, kontak mata tajam

2. Subyektif Klien mengatakan


jauh dari keluarga
Klien merasa malu dengan orang Harga diri rendah
dan kurangnya
lain, kurang kasih sayang dari
kasih sayang dari
keluarganya
keluarga terutama
Obyektif ibunya.

Klien menyenderi, lebih banya


menghabiskan waktu dikamar

XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)


1. Resiko prilaku kekerasan
2. Resiko harga diri rendah

XV.RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN


No DIAGNOSA NOC NIC
TGL/JAM KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku Penghentian penganiayaan, 1.Bina hubungan
16/08/2020 kekerasan control diri perilaku saling percaya dengan
penganiayaan, kontrol :
agresif, kontrol diri - Beri salam setiap
impulsif. berinteraksi
Tujuan : - Perkenalkan nama,
Klien tidak akan nama panggilan
melakukan atau sedikit perawat dan tujuan
melakukan respons perawata berkenalan.
perilaku kekerasaan. - Tanyakan dan
Indikator (Varcarolis, panggil nama
2007) kesukaan klien
- Mencari bantuan saat - Tunjukkan sikap
emosinya empati, jujur, dan
meningkat menepati janj setiap
- Menahan diri kali berinterkasi
melakukan - Tanyakan perasaan
ancaman, berkata klien dan masalah
keras kepada orang yang dihadapi klien
lain. - Buat kontrak
interaksi yang jelas
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
ungkapan perasaan
klien.
2.Diskusikan dengan
klien :
- Apakah klien mau
mempelajari cara
baru mengungkapkan
marah yang sehat
- Jelaskan berbagai
alternatif pilihan
untuk
mengungkapkan
marah atau emosi
selain perilaku
kekerasan yang
diketahui klien
- Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan
marah :
 Cara fisik : tarik
nafas dalam,
atau olahraga
 Verbal :
mengungkapka
n bahwa
dirinya sedang
kesal kepada
orang lain.
 Sosial : latihan
asertif dengan
orang lain
 Spiritual :
sembahyang
atau doa,
meditasi dan
sbagainya
menurut
keyakinan
agamanya
masing-
masing.
2. Resiko harga diri Tingkat depresi, harga diri, Bina hubungan saling
17/08/2020 rendah kronik kualitas hidup, percaya antara klien
pengendalian diri terhadap dan perawat dengan
depresi menggunakan prinsip
Tujuan : komunikasi
Klien akan terapeutik :
mengindentifikasi aspek - Sapa klien
positif diri dan evaluasi dengan
keterbatasan diri yang ramah, baik
realistis. verbal
Klien akan maupun non
mengungkapkan verbal
pandangan yang positif - Perkenalkan diri
terhadap masa depan dan dengan sopan
melanjutkan kembali - Tanyakan nama
tingkat fungsi sebelumnya. lengkap dan
Indikator : nama
- Mengindentifikasi panggilan
sumber ancaman yang diseukai
terhadap harga diri klien
dan menyelesaikan - Jelaskan tujuan
masalah tersebut pertemuan
- Mengidentifikasi - Jujur dan
aspek positif diri menepati janji
- Menganalisis perilaku - Tunjukkan
diri dan empati dan
konsekuensinya menerima
- Mengidentifikasi pasien apa
salah satu aspek adanya
perubahan yang - Beri perhatian
positif. dan
perhaatikan
kebutuhan
dasar klien.

XVI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVAULASI
TGL/JAM KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku 1.Membina hubungan S : Klien
16/08/2020 kekesaran saling percaya mengatakan merasa
dengan: senang dan sedikit
- Memberi salam tenang setelah
setiap berinteraksi berkenalan,
- Memperkenalkan mengungkapkan
nama, nama keingingan memukul
panggilan perawat orang yang
dan tujuan perawat mengejeknya.
berkenalan O : klien mampu
- Menanyakan dan menarik nafas
panggil nama dalam, dan
kesukaan klien berolahraga
- Menunjukkan sikap A : RPK masih ada,
empati, jujur dan HDR masih ada
menepati janji setiap P:
kali berinteraksi - Pasien:
-Menanyakan Latih
perasaan klien dan mengontrol
masalah yang marah secara
dihadapi klien verbal, latih
-Membuat kontrak kemampuan
interaksi yang jelas positif .
- Mendengarkan Latihan tarik
dengan penuh nafas dalam
perhatian ungkapan 2x/ hari dan
perasaan klien saat ingin
2.Mendiskusikan marah.
dengan klien : Latihan
- menjelaskan berolahraga
berbagai alternative 2x/hari
pilihan untuk - Perawat:
mengungkapkan memantau
marah atau emosi perkembangan
selain perilaku klien.
kekerasan yang
diketahui klien.
- Menjelaskan cara-
cara sehat untuk
mengungkapkan
marah :
 Cara fisik :
Menarik nafas
dalam, dan
berolahraga
 Verbal :
mengungkapk
an bahwa
dirinya sedang
kesal kepada
orang lain
 Sosial : latihan
asertif dengan
orang lain
 Spiritual :
sembahyang
atau dia,
meditasi.
Menurut
keyakinan
agamanya
masing-
masing.

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVAULASI


TGL/JAM KEPERAWATAN
2. Resiko harga diri 1.Membina hubungan S :Klien merasa
17/08/2020 rendah kronik saling percaya antara senang dan sedikit
klien dengan perawat tenang seletah
dengan menggunakan berlatih
prinsip komunikasi O:
terapeutik : -Klien belum mampu
- Menyapa klien mengontrol marah
dengan ramah, baik secara verbal
verbal maupun non -Klien mampu
verbal melatih kemampuan
- Memperkenalkan positif kedua dengan
diri dengan sopan berolahraga
- Menanyakan nama A : RPK masih ada,
lengkap dan nama HDR berkurang
panggilan yang P:
disukai klien - Pasien:
- Menjelaskan tujuan -Latihan mengontrol
pertemuan marah secara verbal
- Menepati janji 2x/hari dan saat
- Menunjukkan ingin marah atau
empati dan menerima emosi
pasien apa adanya -Latihan berolahraga
- Memberikan 2x/hari
perhatian dan - Perawat:
perhatikan Mengontrol
kebutuhan dasar kondisi klien.
klien

FORMAT LAPORAN

ANALISIS PROSES INTERAKSI (API)

Inisial Klien : Tn.B Nama Mahasiswa :

Tahap Penanganan : Tanggal Interaksi :

Tujuan Interaksi : Interaksi Ke :

Deskripsi Klien : Waktu :

NO KOMUNIKASI KOMUNIKASI ANALISA ANALISA RASIONAL


BERPUSAT BERPUSAT
VERBAL NON VERBAL
PADA KLIEN PADA
PERAWAT

1. P: P : K: P :

K:

2. P: P : K: P :

K:

3. P: P : K: P :
K:

4. P: P : K: P :

K:

5. P: P : K: P :

K:

FORMAT LAPORAN

RESUME KEPERAWATAN JIWA

1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama (Inisial) :
L/P :
Umur :
Alamat :

Pendidikan :
Agama :
No. RM :
Tgl Pengkajian :

B. ALASAN MASUK
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................

…………………………………………………………………………………………
……
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :

TD :

Nadi :

Respirasi :

Suhu :

Keluhan fisik :

D. DATA FOKUS
DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
E. ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI PROBLEM

1.
2.
F. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
1. ....................................................................................................................................
2. ....................................................................................................................................

G. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA NOC NIC


TGL/JAM KEPERAWATAN
H. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVAULASI
TGL/JAM KEPERAWATAN
I. RENCANA TINDAK LANJUT

Anda mungkin juga menyukai