PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui presentasi 10 penyakit tertinggi di RS
Tk. IV Singaraja.
2. Untuk mengetahui salah satu riwayat alamiah dari penyakit tersebut.
PROFIL
RUMAH SAKIT Tk. IV SINGARAJA
PROFIL SATUAN
RUMAH SAKIT Tk. IV SINGARAJA
BAB I
Makalah Epidemiologi “Observasi RS Tk IV Singaraja ” STIKes Rana Wijaya Page 3
PENDAHULUAN
1.1 Umum
2. Tujuan sebagai gambaran kepada Komando atas dan jajaran yang berkompeten
untuk mengetahui kondisi Rumkit Tk. IV Singaraja sebagai dasar dalam
menetapkan keputusan.
1.4 Ruang Lingkup
1. Bab I Pendahuluan
2. Bab II Kondisi Umum Rumkit Tk. IV Singaraja
- Bidang Organisasi
- Bidang Personel
- Bangunan/Gedung
3. Bab III Tugas Pokok
4. Bab IV Fungsi Teknis Medis
5. Bab V Hambatan- hambatan
6. Bab VI Saran
7. Bab VII Kesimpulan
8. Bab VIII Penutup
BAB II
1. Ruang Karumkit
2. Ruang Staf Yanmasum
3. Ruang Urdal
4. Ruang VIP (R. Cendrawasih dan R. Kasuari 1, 2 dan 3 )
5. Ruang Kelas I ( R. Kenari 1, 2 dan 3 )
6. Ruang Kelas II ( R. Merak dan R. Camar )
7. Ruang Kelas III ( R. Nuri 1, R. Gelatik/R. Anak, R. Nuri 3/R. Bersalin )
8. Ruang Kamar Operasi 1 dan Ruang Persiapan/Pre Ops
9. Ruang Observasi
10. Ruang Instalasi Farmasi
11. Ruang Laboratorium
12. Ruang Rontgen
13. Ruang Dapur dan Laundry
14. Ruang Poliklinik ( Umum, Gigi, Spesialis )
15. Ruang IGD
16. Ruang Mini CSSD
BAB III
TUGAS POKOK
a. Mengingat populasi anggota TNI AD, PNS TNI AD, dan keluarga serta
masyarakat umum yang dilayani cukup banyak di Singaraja maka Rumkit Tk. IV
Singaraja disamping rawat jalan juga melaksanakan pelayanan rawat mondok,
karena jumlah personel Rumah Sakit Tk. IV Singaraja tidak mungkin bisa
melaksanakan pelayanan maksimal, maka beberapa personel Denkesyah
Singaraja diperbantukan ke Rumkit Tk. IV Singaraja. Dalam rangka peningkatan
kualitas Rumkit Tk. IV Singaraja juga bekerja sama dengan Dokter Spesialis di
Singaraja sebagai Dokter Konsultan/Tamu dan melaksanakan beberapa pelatihan.
b. Rumah Sakit Tk. IV Singaraja sebagai bagian dari sistem Kesehatan Nasional dan
sarana teritorial harus memberikan bantuan pelayanan medis kepada masyarakat
umum, berupa rawat jalan, rawat mondok dan emergency.
BAB V
HAMBATAN-HAMBATAN
a. Dikaitkan dengan daftar susunan personel yang ada masih kurang terutama dalam
hal pelayanan perumahsakitan yang optimal sehingga diperlukan tenaga pengabdi.
b. Kurangnya Dokter Spesialis terutama Dokter Spesialis Penyakit dalam dan Dokter
Spesialis Anak, sehingga pelayanan kesehatan belum bisa maksimal
BAB VI
b. Perlu Penambahan Dokter Spesialis (Obsgyn, Anak, Penyakit Dalam dan Dokter
Spesialis Anestesi)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan segala keterbatasan yang ada Rumah
Sakit Tk. IV Singaraja berupaya melaksanakan tugas-tugas secara maksimal, adapun
langkah-langkah yang ditempuh adalah :
a. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Singaraja beserta
jajarannya dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan.
b. Megikuti Pelatihan-Pelatihan dalam hal pelayanan kesehatan.
c. Menerima tenaga pengabdi terutama tenaga paramedis untuk peningkatan
pelayanan kesehatan.
d. Upaya pemeliharaan bangunan melalui program harbang dari PNBP
Yanmasum dan Harbang dari dana APBN.
BAB VIII
PENUTUP
Demikian Profil Satuan ini dibuat, agar dipakai sebagai pedoman serta gambaran tentang
situasi dan kondisi Rumah Sakit Tk. IV Singaraja.
1. Tahap Prepatogenesis
Pada tahap ini disebabkan oleh mikroorganisme baik bakteri, parasit, maupun
virus diantaranya rotavirus, E. Coli, dan Shigella. Penyebaran mikroorganisme ini
dapat terjadi melalui jalan fekal dan oral. Pada tahap ini belum ditemukan tanda-
tanda penyakit bila daya tahan tubuh penjamu baik maka tubuh tidak terserang
penyakit dan apabila daya tubuh penjamu lemah maka sangat mudah bagi virus
masuk dalam tubuh.
2. Tahap Patogenesis
a. Tahap Inkubasi
Virus (Salmonella, Shigella, E.coli, V.Cholerae) masuk kedalam tubuh dengan
menginfeksi usus baik pada jeyenum, ileum, dan colon. Setelah virus
menginfeksi usus virus menembus sel dan mengadakan lisis kemudian virus
berkembang dan memproduksi enterotoksin. Masa inkubasi biasanya sekitar
2-4 hari, pasien sudah buang air besar lebih dari 4x tetapi belum tanpa gejala-
gejala lain.
b. Tahap Penyakit Dini
Makalah Epidemiologi “Observasi RS Tk IV Singaraja ” STIKes Rana Wijaya Page 8
Kehilangan cairan 5% berat badan.
Kesadaran baik (somnolen).
Mata agak cekung
Turgor kulit kurang dan kekenyalan kulit normal.
Berak cair 1-2 kali perhari.
Lemah dan haus.
Ubun-ubun besar agak cekung.
3. Tahap Postpatogenesis
a. Tahap Penyakit Lanjut
Kehilangan cairan lebih dari 5-10% berat badan.
Keadaan umum gelisah.
Rasa haus (++).
Denyut nadi cepat dan pernafasan agak cepat.
Mata cekung.
Turgor dan tonus otot agak berkurang.
Ubun-ubun besar cekung.
Kekenyalan kulit sedikit kurang dan elastisitas kembali sekitar 1-2
detik
Selaput lendir agak kering.
b. Tahap Akhir
Kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan.
Keaadaaan umum dan kesadaran koma atau apatis.
Denyut nadi cepat sekali.
Pernafasan kusmaul (cepat dan dalam).
Ubun-ubun besar cekung sekali.
Mata cekung sekali.
Turgor atau tonus kurang sekali.
Selaput lendir kurang atau asidosis.
Pada tahap ini bila mendapat penanganan yang baik maka pasien dapat
sembuh sempurna tetapi bila tahap ini tidak mendapat penanganan yang baik
maka dapat mengancam jiwa (kematian).
2.4 PEMBAHASAN
1. Definisi Diare
2.Agent
a) Golongan biologi
Virus : retovirus, E.Coli, shiggela dan salmonella, virus colerae.
8. Model Epidemiologi
Adanya mutasi pada virus sehingga meningkatkan agent, hal ini karena virus
lebih banyak berkembang biak di lingkungan yang mengakibatkan daya tahan
tubuh host atau manusianya menurun dan dapat terkena penyakit diare.
Jumlah peningkatan kerentanan pada host (jumlah balita meningkat), hal ini
karena balita atau anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang belum kuat,
sehingga rentan akan penyakit atau agent yang ada di lingkungan. Khususnya
pada penyakit diare karena penyakit ini banyak menyerang bayi, balit maupun
anak-anak.
2. Pencegahan skunder
a. Tahap inkubasi
Pada tahap ini pasien dapat diberi :
1. Diberi oralit
2. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk
menghindari efek buruk pada status gizi.
3. Berikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk mencegah
dehidrasi.
b. Tahap penyakit dini
1. Tiga jam pertama berikan oralit sesuai dengan ketentuan.
2. Setelah 3-4 jam nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian anak
kemudian oilih rencana A, B, atau C untuk melanjutkan pengobatan.
a) Bila tidak ada rehidrasi, anak biasanya kencing dan lelah kemudian
mengantuk dan tidur.
b) Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan atau sedang tawarkan
makanan susu dan sari buah.
c) Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat maka secepatnya rehidrasi
cairan dan amati dengan seksama anak.
c. Tahap akhir
Biasanya pasien diamati kurang lebih 6 jam setelah pemberian oralit terus
berikan antibiotik. Dan berikan cairan intra vena. Pada tahap ini baik
pasien bisa sembuh sempurna.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Diare merupakan penyakit yang umumnyan diakibatkan oleh infeksi, virus, bakteri
atau disebabkan oleh faktor makanan maupun psikologis orang yang mengalami diare
DAFTAR PUSTAKA