W
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI PUSKESMAS KARANG TALIWANG
TANGGAL 11 – 14 MARET 2020
DI SUSUN OLEH :
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus ini telah disahkan dan disetujui pada :
Hari / Tanggal :
Ruang :
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
1. Masalah Utama
Perubahan sensori perseptual : Halusinasi
2.2 Klasifikasi
2.4 Penyebab
2.4.1 Faktor predisposisi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah :
a. Biologis
1) Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan
respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
2) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang
lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal,
temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.
3) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
4) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh
otopsi (post-mortem).
b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau
tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stress
2.4.2 Faktor presipitasi
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi
adalah :
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk di interpretasikan
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor
2.5 Akibat
Adanya gangguang persepsi sensori halusinasi dapat beresiko mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan Ini diakibatkan karena klien berada di bawah
halusinasinya yang meminta dia untuk melakukan sesuatu hal di luar kesadarannya
(Keliat, B.A, 2006).
Menurut Townsend, M.C suatu keadaan dimana seseorang melakukan
sesuatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri
maupuan orang lain. Seseorang yang dapat beresiko melakukan tindakan kekerasan
pada diri sendiri dan orang lain dapat menunjukkan perilaku :
DO :
- Mata merah, wajah agak merah
- Nada suara tinggi / keras, bicara menguasai :
berteriak, menjerit, memukul diri sendiri /
orang lain
- Ekspresi marah saat membicarakan orang,
pandangan tajam
- Merusak dan melempar barang
Perubahan sensori DS :
- Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak
perseptual : halusinasi
berhubungan dengan stimulus
- Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada
syimulus yang nyata
- Klien mengatakanmencium bau tanpa stimulus
- Klien merasa makan sesuatu
- Klien merasa ada sesuatu dikulitnya
- Klien takut pada suara / bunyi/ gambar yang
dilihat dan di dengar
- Klien ingin memukul / melempar barang
DO :
- Klien berbicara dan tertawa sendiri
- Klien bersikap seperti mendengar / melihat
sesuatu
- Klien berhenti berbicara di tengah kalimat
untuk mendengar sesuatu
- Disorientasi
DO :
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri /
menghindari orang lain, berdiam dikamar,
komunikasi kurang atau tidak ada (banyak diam),
kontak mata kurang, menolak berhubungan
dengan orang lain, perawatan, perawatan diri
kurang
4. Diagnosa Keperawatan
4.1 Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan
sensori perseptual : halusinasi
4.2 Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri
6. Tindakan Keperawatan
Strategi Pelaksanaan : Perubahan persepsi sensori halusinasi
6.1 Kondisi Klien
6.1.1 Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar
6.1.2 Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri
6.1.3 Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan isinya
tidak jelas serta melihat setan-setan.
6.2 Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar
6.3 Tujuan
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
ORIENTASI :
”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa keperawatan dari UKSW yang akan merawat bapak
Nama Saya Agung Nugroho, biasa dipanggil Agung. Nama bapak siapa?Bapak Senang
dipanggil apa?”
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak dengar
tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana
kalau 30 menit”
KERJA :
”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering bapak
dengar suara? Berapa kali sehari bapak mendengar suara-suara tersebut? Pada keadaan apa
suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri atau saat bersama dengan orang lain?”
”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?
” Bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik atau membentak suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum
obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik membentak”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi saya
tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai
suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya
bagus bapak sudah bisa”
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu muncul
lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam
berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa pak?Bagaimana kalau dua
jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
Orientasi:
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya
Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini
saja?
Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari
teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnya begini; …
tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang
dirumah misalnya istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan bapak soalnya bapak
sedang dengar suara-suara. Begitu bapak Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya,
begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya bapak!”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang bapak
pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau bapak
mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian
bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta
sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita
latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 08.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”
6.4.3 SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
melaksanakan aktivitas terjadwal
Orientasi:
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ?
Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di
ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
Kerja:
“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus
ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari
kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak bisa lakukan.
Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang
lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah
suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah
suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak Coba
lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut
sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang
makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 ?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”
6.4.4 SP 4 Pasien : Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Orientasi :
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya
sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit
sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya bapak?”
Kerja :
“Bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum ?
(Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam
1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3
kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu
(HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah
hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau
putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau
obat habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti
saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus
memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan obat milik
orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara
yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya bapak juga harus perhatikan
berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari”
Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara
yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar).
Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak Jangan lupa pada
waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan
sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang
telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”
DAFTAR PUSTAKA
Maramis, W.f. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9 Surabaya: Airlangga University
Press.
Stuart, G.W & Sundeen, S.J. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan). Jakarta:
EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. W
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI PUSKESMAS KARANG TALIWANG
TANGGAL 11 – 14 MARET 2020
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. W
Umur : 42 Th
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku : Sasak
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Karang Jangu
Diagnosa Medis : Skizofrenia
Tanggal Dirawat :-
Tanggal Pengkajian : 11 Maret 2020
D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 89 x/Menit
Respirasi : 20 x/Menit
Suhu : 36,7 0C
2. Antropometri
BB : Kg
TB : Cm
3. Keluhan Fisik
Klien mengatakan pusing
MK : -
E. Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
Laki - laki
Perempuan
Klien
Meninggal
Garis Pernikahan
Garis Serumah
Garis Keturunan
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Klien mengatakan merasa bersyukur memiliki tubuh yang lengkap
b. Identitas Diri
Klien mengatakan identitasnya saat ini adalah sebagai seorang laki-laki
klien mampu menyebutkan nama alamat agama dan pendidikannya
c. Peran Diri
Klien mengatakan dirinya di rumah berperan sebagai ayah rumah
tangga
d. Harga Diri
Klien mengatakan anne-marie rasa malu untuk berinteraksi dengan
temannya atau orang lain karena takut tidak nyambung pembicaraannya
Kelayan mengatakan malu karena tidak memiliki pekerjaan klien
mengatakan malu jika keluar nanti dikatakan sakit dan pernah dirawat di
rumah sakit jiwa
e. Ideal Diri
Klien mengatakan Jika iya harus memiliki pekerjaan dan akan berusaha
MK : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah istri
dan anak-anaknya
b. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan Saat berinteraksi dengan orang lain kadang tidak
nyambung hal itu yang menyebabkan dirinya merasa malu hal itu yang
menyebabkan dirinya merasa malu
c. Peran serta dalam kelompok atau masyarakat
Klien mengatakan dahulu sering menjalani aktivitas di masyarakat
MK : Harga Diri Rendah
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan dirinya adalah seorang Hindu dan Percaya adanya
Tuhan
b. Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan rajin beribadah
MK : -
F. Status Mental
1. Penampilan
Klien terlihat sedikit rapi tampak kuning dan kurang bersih kuku dan jari
sedikit kotor
MK : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan tidak teratur dan terkadang tidak sesuai dengan
pertanyaan yang dilontarkan atau yang diberikan
MK : Koping Individu Inefektif
3. Aktifitas Motorik
Klien mampu menggerakkan semua anggota tubuhnya
MK : -
4. Alam Perasaan
Klien mengatakan sedih dengan tidak adanya istri dan anak-anaknya di
rumah yang sama karena istri dan anak-anaknya sedang berada ada di
rumah mertua
MK : Koping Individu Inefektif
5. Afek
Klien memiliki emosi yang stabil
MK : -
6. Interaksi Selama Wawancara
Klien sedikit kooperatif selama wawancara dan mampu menjawab
pertanyaan walaupun jawabannya sedikit melenceng dari pertanyaan
MK : -
7. Persepsi
Klien mengatakan terkadang mendengar suara bisikan yang mengatakan
dirinya tidak tahu malu dan hidup selalu menyusahkan klien mendengar saat
dirinya melamun
MK : Halusinasi Pendengaran
8. Proses Pikir
Klien menjawab pertanyaan perawat dengan singkat dan sedikit ngelantur
MK : Koping Individu Inefektif
9. Isi Pikir
Klien mengatakan takut jika bisikan itu datang lagi
MK : Halusinasi Pendengaran
10. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien composmentis mampu berorientasi dengan ruang
waktu dan tempat
MK : -
11. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori jangka panjang yaitu klien masih
mengingat pendidikan terakhirnya Kalian juga tidak mengalami gangguan
memori jangka pendek yaitu klien mampu menjelaskan aktivitas yang
dilakukannya
MK : -
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien tidak mengalami gangguan memori jangka panjang yaitu klien masih
mengingat pendidikan terakhirnya Kalian juga tidak mengalami gangguan
memori jangka pendek yaitu klien mampu menjelaskan aktivitas yang
dilakukannya
MK : -
G. Kebutuhan Di rumah
1. Makan
Klien mengatakan makan 3 kali sehari
2. Defekasi/Berkemih
Klien mengatakan BAB 1 kali sehari pada pagi hari dan BAK 4 sampai 5 kali
sehari
3. Mandi
Klien mengatakan jarang mandi mandi seperlunya jika berkeringat dan
jarang membersihkan gigi
4. Berpakaian
Klien mengatakan ganti baju jika kotor
5. Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan jika pusing langsung tidur
6. Penggunaan Obat
Klien mengatakan akan rajin minum obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan akan sering mengontrol keadaannya di pelayanan
kesehatan
8. Aktifitas di Dalam Rumah
Klien mengatakan hanya tidur karena sering merasa pusing
9. Aktifitas di Luar Rumah
Klien mengatakan tidak pernah keluar dari lingkungan rumah
MK : -
H. Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika rindu dengan istri dan anak-anaknya hanya bisa
menelpon
MK : -
I. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1. Masalah dengan Dukungan Kelompok
Klien mengatakan selalu mendapat dukungan dari semua anggota
keluarganya
MK : -
J. Pengetahuan
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya
MK : Kurang Pengetahuan
K. Aspek Medik
1. Diagnosa Medik : Skizofrenia
2. Terapi Medik
a. Clozapine NI 25 mg
Do
- klien tampak gelisah
- klien jarang berinteraksi dengan
temannya dan orang sekitar
- kontak mata kurang
2 Ds. Harga Diri Rendah
- klien mengatakan malu berinteraksi
dengan temannya atau orang lain karena
takut tidak nyambung saat bicara
- klien mengatakan malu jika keluar nanti
dikatakan sakit dan pernah dirawat di RSJ
Do.
- klien tampak jarang berinteraksi dan
selalu merasa tidak memiliki kemampuan
apapun
Halusinasi
pendengaran
TUM: Klien dapat Setelah 1x interaksi klien Bina hubungan saling percaya dengan prinsip
mengontrol halusinasi menunjukkan tanda-tanda komunikasi terapeutik.
percaya kepada perawat dengan
a. Sapa klien dengan ramah baik secara verbal
kriteria hasil:
maupun non verbal.
TUK 1:
- Ekspresi wajah bersahabat b. Perkenalkan diri dengan sopan.
Klien dapat membina - Menunjukkan rasa senang c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
hubungan saling - Ada kontak mata panggilan yang disukai klien.
percaya - Mau berjabat tangan d. Jelaskan tujuan pertemuan.
- Mau menyebutkan nama e. Jujur dan menepati janji.
- Mau menjawab salam f. Tunjukan sikap empati dan terima klien apa
- Mau duduk berdampingan adanya.
dengan perawat g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
- Bersedia mengungkapkan kebutuan dasar klien.
masalah yang dihadapi
Setelah 2x interaksi klien dapat 1.Identifikasi bersama klien cara yang dilakukan jika
TUK 2 :
mengontrol halusinasinya dengan terjadi halusinasi.
Klien dapat kriteria hasil : 2.Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika
mengontrol halusinasi a. Klien dapat menyebutkan bermanfaat beri pujian.
tindakan yang dapat dilakukan 3.Diskusikan cara baru untuk mengontrol timbulnya
untuk mengendalikan halusinasi.
halusinasinya. 4.Bantu klien melatih dan memutus halusinasi secara
b. Klien dapat menyebutkan cara bertahap
baru.
c. Klien dapat memilih cara yang
telah dipilih untuk
mengendalikan halusinasi.
d. Klien dapat mengikuti terapi
aktivitas kelompok.
1. Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga sedang
TUK 3 Setelah 3x klien mendapat
halusinasi.
dukungan keluarga dalam
Klien mendapat 2. Diskusikan dengan keluarga tentang
mengontrol halusinasinya dengan
dukungan keluarga a. Gejala halusinasi yang dialami klien.
kriteria hasil:
dalam mengontrol b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarag
a.Klien dapat menjalin hubungan
halusinasinya
saling percaya dengan perawat untuk memutus halusinasi.
b.Keluarga dapat menyebutkan c. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di
pengertian, tanda dan tindakan rumah, beri kegiatan jangan biarkan sendiri.
untuk mengendalikan halusinasi d. Beri informasi tentang kapan Klien memerluakn
bantuan.
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi Klien 1. Diskusikan dengan Klien tentang:
2. Klien dapat menyebutkan: a. Aspek positif yang dimiliki Klien, keluarga,
mengidentifikasi 1. Aspek positif dan kemampuan lingkungan.
aspek positif dan yang dimiliki Klien. b. Kemampuan yang dimiliki Klien.
kemampuan yang 2. Aspek positif keluarga. 2. Bersama Klien buat daftar tentang:
dimiliki. 3. Aspek positif lingkungan Klien. a. Aspek positif Klien, keluarga, lingkungan.
b. Kemampuan yang dimiliki Klien.
3. Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi
penilaian negatif.
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi Klien 1. Diskusikan dengan Klien kemampuan yang dapat
3. Klien dapat menilai menyebutkan kemampuan yang dilaksanakan.
kemampuan yang dapat dilaksanakan dan mengikuti 2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
dimiliki untuk rehabilitasi pelaksanaannya.
dilaksanakan 3. Motivasi dan ikut sertakan Klien untuk mengikuti
rehabilitasi
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi Klien 1. Rencanakan bersama Klien aktivitas yang dapat
4. Klien dapat membuat rencana kegiatan harian dilakukan setiap hari sesuai kemampuan Klien:
merencanakan a. Kegiatan mandiri.
kegiatan sesuai b. Kegiatan dengan bantuan.
dengan 2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi Klien.
kemampuan yang 3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat
dimiliki Klien lakukan.
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi Klien 1. Anjurkan Klien untuk melaksanakan kegiatan yang
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal telah direncanakan.
melakukan kegiatan yang dibuat 2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan Klien.
sesuai rencana 3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan Klien.
4. Diskusikan dengan Klien kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah pulang.
Tujuan khusus: Setelah 1 kali interaksi Klien 1. Bantu keluarga memberikan dukungan selama Klien
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung di rawat
memanfaatkan yang ada di keluarga 2. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang
sistem pendukung cara merawat Klien dengan harga diri rendah
yang ada. 3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
RENCANA TINDAKAN
DX. KEP.
TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEP
Defisit TUM: - Klien mampu 1. Identifikasi masalah pera-watan diri: kebersihan diri,
Perawatan Klien mampu melakukan menjaga kebersihan berdandan, makan/minum, BAK/BAB
Diri perawatan diri: higiene. diri secara mandiri 2. Jelaskan pentingnya kebersi-han diri
TUK I : - Klien 3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri
- Klien dapat mampu menyebut-
menyebutkan pengertian kan pengertian dan 4. Latih cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti
dan tanda- tanda tanda-tanda pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku
kebersihan diri kebersihan diri 5. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan mandi, sikat
- Klien dapat - Klien dapat gigi (2x sehari), cuci rambut (2x perminggu), potong kuku
mengetahui pentingnya mengetahui (1x perminggu).
kebersihan diri pentingnya
- Klien dapat kebersihan diri
mengetahui bagaimana
cara menjaga
kebersihan diri.
Hari,
Implementasi Evaluasi
Dx tanggal Paraf
Keperawatan Keperawatan
jam
Halusinasi : Rabu, 11 S:
Membina hubungan saling percaya
pendengaran Maret 2020 klien mengatakan bersedia diajak
Pukul 10.00 mengobrol oleh perawat.
dengan prinsip komunikasi terapeutik.
WITA Klien mau menyebutkan namanya :
a. Menyaapa klien dengan ramah
Wayan
baik secara verbal maupun non
Klien mengatakan kalau ada suara-
verbal.
suara yang sering mengganggunya.
b. Memperkenalkan diri dengan
O:
sopan.
h. Menanyakan nama lengkap Klien tampak kurang tenang saat
klien dan nama panggilan yang wawancara, dan berbicara tdak
disukai klien. terarah
i. Menjelaskan tujuan pertemuan. A: BHSP tujuan tercapai.
j. Jujur dan menepati janji.
P:
k. Menunjukan sikap empati dan
terima klien apa adanya. Identifikasi perilaku halusinasi
l. Memberi perhatian kepada klien
Observasi perilaku halusinasi
dan perhatikan kebutuan dasar
Ajarkan cara mengatasi halusinasi
klien.
dengan cara menghardik
Harga diri Kamis, 12 1. Menganjurkan Klien untuk S ; Klien mengatakan ingin berkegiatan
rendah Maret 2020 melaksanakan kegiatan yang telah dirumah namun sering mengantuk
10.00 Wita direncanakan. O : Klien terlihat sediki antusias, klien
2. Memantau kegiatan yang mengerjakan kegiatan sesuai rencana
dilaksanakan Klien. A : Klien melakukan kegiatan sesuai
3. Memberi pujian atas usaha yang
dilakukan Klien jadwal yang dibuat
P:
K : Mempertahankan kegiatan yang
telah direncanakan bersama
Harga diri Kamis, 12 1. Beri pendidikan kesehatan pada S : Keluarga Klien mengatakan akan
rendah Maret 2020 keluarga tentang cara merawat mengajak Klien bersosialisasi dengan
11.00 WITA Klien dengan harga diri rendah warga dan tetangga sekitar, akan
2. Bantu keluarga menyiapkan mengajak beraktivitas, akan rajin
lingkungan di rumah kontrol dan mengingatkan Klien untuk
teratur minum obat, akan mendukung
kegiatan positif untuk Klien
O : Keluarga Klien kooperatif, kontak
mata cukup
A : Klien memanfaatkan sistem
pendukung yang ada di keluarga
P : N : Diskusikan dengan Klien
pelaksanaan kegiatan dirumah
Harga diri Kamis, 12 Membantu keluarga memberikan S : Klien mengatakan senang dijenguk
rendah Maret 2020 dukungan selama Klien dirawat oleh anaknya sesuai dengan janji,
11.30 Wita Klien senang dibawakan makanan dan
buah banyak oleh anaknya
O : Klien dan keluarga tampak
bercakap – cakap
A : Klien memanfaatkan sistem
pendukung yang ada di keluarga
P : K : Memanfaatkan sistem
pendukung : keluarga
P :
- Menganjurkan klien untuk
memasukkan dalam jadwal
harian
- Berikan reinforcement atas
usaha yang klien lakukan
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Halusinasi pendengaran
Pertemuan :1
Tanggal : 11 Maret 2020
Waktu : 10.00 WITA
Keterangan : SP1
ORIENTASI :
”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa keperawatan dari Poltekkes Mataram yang
akan merawat bapak Nama Saya Muhammad Azizul Hawari Jailani , biasa dipanggil
Aziz. Nama bapak siapa?Bapak Senang dipanggil apa?”
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini
bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu?
Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA :
”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara
itu?”
”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
suara-suara itu muncul?
” Bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik atau membentak suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke
empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik
membentak”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang,
pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah
begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak sudah bisa”
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu
muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya.
Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian Klien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi
untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam
berapa pak?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana
tempatnya”
Orientasi:
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan
suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan
selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?
Kerja:
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang
bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini
kalau bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam
jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti
lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan
ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas
terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00? Mau di mana/Di sini lagi?
Sampai besok ya. Selamat pagi”
Orientasi:
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana
hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk
mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara?
Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit?
Baiklah.”
Kerja:
“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak
sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut).
Bagus sekali bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah
suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai
malam ada kegiatan.
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih
untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal
kegiatan harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih
aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari
pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita
membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 12.00 ?Di sini lagi ya! Sampai jumpa.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Halusinasi pendengaran
Pertemuan :4
Tanggal : 14 Maret 2020
Waktu : 12.00 WITA
Keterangan : SP4
Orientasi :
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah
jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik.
Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan
diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya bapak?”
Kerja :
“Bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak
dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang
bapak minum ?. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan.
Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh
dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak bisa
minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti saat
menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus
memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan
obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat
jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus
cukup minum 10 gelas per hari”
Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah
berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus!
(jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal
kegiatan bapak Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada
keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk
melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”
1. Orientasi :
- Salam theraupetik : “Assalammua’alaikum,
- Validasi :“ Bagaimana perasaan Tn. I pagi ini? Apakah masih ingat tentang
apa yang kita lakukan kemarin?Bagus! Coba diulang lagi? Bagus sekali!
- Kontrak :
Topik :“Sekarang kita akan lakukan kegiatan kedua. Masih ingat apa
kegiatan itu Tn?”
“Ya banar, kita akan membicarakan kemampuan dan aspek positif yang
Tn. miliki.”
Tempat :“Bagaimana kalau kita bicara ditaman?.”
Waktu :“Bagaimana kalu 15 menit?.”
2. Kerja :
“Tn. i , tadi telah mengungkapkan hal hal yang dapat Tn. lakukan?, masih
ada yang lain? Sekarang kita coba pilih kemampuan bapak yang dapat Tn.
lakukan disini.”.
3. Terminasi :
- Validasi Subjekti :
“Bagaimana perasaan Tn. setelah tahu dan mencoba kegiatan yang
dapat Tn. lakukan disini? Bagus!”
- Validasi Objektif :
“Klien sudah mampu melakukan beberpa aspek positif yang dimiliki”
- Rencana tindakan lanjut :
“Saya harap Tn. mau mencoba melakukan kegiatan selama disini.”
- Kontrak :
Topik :“Tn. pertemuan ini sampai disini dulu, besok kita mengobrol lagi
dengan keluarga apabila datang.”
Tempat : “Bagaimana kalau diruang tamu saja?”
Waktu :“Biasanya keluarga Tn. jenguk jam berapa? Baiklah kita diskusikan
nanti ya. Sampai jumpa.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
I. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi / Validasi
3. Kontrak
a. Topik
b. Tempat
c. Waktu
d. Tujuan
“Baiklah pak”
“Bapak, coba sampaikan pada suster apa saja yang dirasakan jika kita
mampu mandi dengan bersih, bisa keramas dengan baik, bisa gosok gigi
dengan benar dan rajin potong kuku jika sudah panjang dan terlihat
hitam/kotor?”
“Suster tambah lagi ya pak, biar lebih bagus lagi cara-caranya, punya Pak
Wayan tadi sudah sangat bagus”
“Jadi jangan sampai lupa dan harus selalu dilakukan dengan benar ya Pak
Wayan?” siap melaksanakannya?”
1. a. Evaluasi Subjektif
b. Evaluasi Objektif
2. Tindak Lanjut
“Untuk bincang-bincang kita hari ini apakah sangat menyenangkan dan
dapat dipahami serta dilaksanakan Pak Wayan?”
a. Topik
b. Tempat
c. Waktu
“Besok mau jam berapa pak? Bagaimana jika jam 10 an saja Pak
Wayan?”
I. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi / Validasi
a. Topik
“Pak Wayan, pada hari ini kita akan berbincang-bincang tentang cara
eliminasi (BAB/BAK) yang baik sesuai janji kita kemarin ya pak?
Sebelum membicarakan itu kita evaluasi dulu jadwal latihan
perawatan/kebersihan diri yang benar setelah itu tetap harus
memasukkan lagi setiap latihan ke dalam jadwal bapak ya?”.
b. Tempat
c. Waktu
d. Tujuan
“Tujuan pertemuan kita kali ini yaitu ingin berbagai informasi tentang
cara eliminasi yang baik supaya bapak mengetahui cara-cara serta
mampu mencontohkan dan menerapkan langsung secara baik dan
benar ya Pak Wayan?”
“Pak Wayan biasanya jika hendak BAB/BAK seperti apa? Coba sampaikan
kepada suster ?”
“Oh.. bagus sekali pak, tapi lebih manteb jika setelah BAB harus cuci tangan
supaya kuman-kumannya tidak lengket di tangan ya pak”
“Jika BAK biasanya selesai langsung pasang celana lagi apa disiram dulu
pak> selesai BAB biasanya cebok seperti apa pak?”
“Sudah bagus Pak Wayan, namun saat mau cebok selesai BAB harus
menggunakan air yang bersih dan pastikan tidak ada tersisa tinja dan air
kencing ditubuh Pak Wayan ya?” cebok dari tempat yang bersih ke yang kotor
ya pak” siram sampai tidak ada lagi sisa tinja atau air kencing, dengan
demikian bapak juga mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang
ada pada kotoran/air kencing.
1. a. Evaluasi Subjektif
b. Evaluasi Objektif
2. Tindak Lanjut
a. Topik
c. Waktu
I. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi / Validasi
3. Kontrak
a. Topik
“Pak Wayan, pada pagi ini kita akan bincang-bincang tentang cara
berdandan yang baik ya… setelah itu jangan lupa memasukkan jadwal
harian bapak ya?”.
b. Tempat
c. Waktu
d. Tujuan
“Selain yang bapak sebutkan tadi ada juga, yaitu berpenampilan harus rapi,
sesuai, cukuran, sisiran, kalau ada minyak rambut juga ya pak?”
“Sekarang suster contohin ya, baju, celana, sisiran, minyak ramut, jiak ada
kumis dan jenggot harus dicukur dulu ya pak, biar rapi, seperti ini?”
1. a. Evaluasi Subjektif
b. Evaluasi Objektif
2. Tindak Lanjut
a. Topik
b. Tempat
c. Waktu