Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

W
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI PUSKESMAS KARANG TALIWANG
TANGGAL 11 – 14 MARET 2020

DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD AZIZUL HAWARI JAILANI


P07120419006N

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS MATARAM

TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus ini telah disahkan dan disetujui pada :

Hari / Tanggal :

Ruang :

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

(H. MOH. ARIP, S.Kp., M.Kes)


NIP. 196706071989031003
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI
PERSEPSI PADA KASUS HALUSINASI

1. Masalah Utama
Perubahan sensori perseptual : Halusinasi

2. Proses Terjadinya Masalah


2.1 Definisi
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi
pada saat kesadaran penuh / baik (Stuart & Sundenn, 2003).
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Maramis,
2005)
Halusinasi dapat didefenisikan sebagai terganggunya proses sensori seseorang,
dimana tidak terdapat stimulus (Varcarolis, 2006).

2.2 Klasifikasi

Jenis halusinasi Data objektif Data subjektif


Halusinasi dengar / - Bicara sendiri - Mendengar suara-suara
suara atau kegaduhan
- Marah-marah tanpa - Mendengar suara yang
sebab mengajak bercakap-
cakap
- Menyedengkan telinga - Mendengar suara
ke arah tertentu, menyuruh melakukan
menutup telinga sesuatu yang berbahaya
Halusinasi - Menunjuk-nunjuk kea - Melihat bayangan,
pengelihatan rah tertentu sinar, bentuk kartoon,
- Ketakutan pada melihat hantu atau
sesuatu yang tidak monster
jelas

Halusinasi penghidu Menghidu seperti Membaui bau-bauan


membaui bau-bauan seperti bau darah,
tertentu, menutup urine, feses, kadang-
hidung kadang bau itu
menyenangkan

Halusinasi Sering meludah dan Merasakan rasa seperti


pengecapan muntah darah, urine atau feses
Halusinasi perabaan Menggaruk-garuk Mengatakan ada
permukaan kulit serangga di permukaan
kulit dan merasa seperti
tersengat listrik

2.3 Manifestasi klinis


2.3.1 Bicara, senyum dan tertawa sendiri
2.3.2 Bersikap seperti melihat dan mendengar sesuatu
2.3.3 Berhenti berbicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
2.3.4 Disorientasi
2.3.5 Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
2.3.6 Tidak dapat memusatkan perhatian
2.3.7 Curiga, takut, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya)
2.3.8 Merasa ada sesuatu pada kulitnya

2.4 Penyebab
2.4.1 Faktor predisposisi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah :

a. Biologis
1) Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan
respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
2) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang
lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal,
temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.
3) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
4) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh
otopsi (post-mortem).
b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau
tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.

c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stress
2.4.2 Faktor presipitasi
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi
adalah :

a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk di interpretasikan
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor

2.5 Akibat
Adanya gangguang persepsi sensori halusinasi dapat beresiko mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan Ini diakibatkan karena klien berada di bawah
halusinasinya yang meminta dia untuk melakukan sesuatu hal di luar kesadarannya
(Keliat, B.A, 2006).
Menurut Townsend, M.C suatu keadaan dimana seseorang melakukan
sesuatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri
maupuan orang lain. Seseorang yang dapat beresiko melakukan tindakan kekerasan
pada diri sendiri dan orang lain dapat menunjukkan perilaku :

Data subjektif Data objektif


a. Mengungkapkan mendengar atau a. Wajah tegang, merah
melihat objek yang mengancam b. Mondar-mandir
b. Mengungkapkan perasaan takut, c. Mata melotot rahang mengatup
cemas dan khawatir d. Tangan mengepal
e. Keluar keringat banyak
f. Mata merah

2.6 Pohon masalah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori perseptual : Halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

3. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji


Resiko mencederai diri, DS :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada
orang lain dan lingkungan
seseorang
- Klien suka membentak dan menyerang orang
yang mengusiknya jika sedang kesal atau
marah

DO :
- Mata merah, wajah agak merah
- Nada suara tinggi / keras, bicara menguasai :
berteriak, menjerit, memukul diri sendiri /
orang lain
- Ekspresi marah saat membicarakan orang,
pandangan tajam
- Merusak dan melempar barang

Perubahan sensori DS :
- Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak
perseptual : halusinasi
berhubungan dengan stimulus
- Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada
syimulus yang nyata
- Klien mengatakanmencium bau tanpa stimulus
- Klien merasa makan sesuatu
- Klien merasa ada sesuatu dikulitnya
- Klien takut pada suara / bunyi/ gambar yang
dilihat dan di dengar
- Klien ingin memukul / melempar barang

DO :
- Klien berbicara dan tertawa sendiri
- Klien bersikap seperti mendengar / melihat
sesuatu
- Klien berhenti berbicara di tengah kalimat
untuk mendengar sesuatu
- Disorientasi

Isolasi sosial : menarik diri DS :


Sukar didapat jika klien menolak komunikasi,
kadang hanya dijawab dengan singkat “ya” dan
“tidak”

DO :
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri /
menghindari orang lain, berdiam dikamar,
komunikasi kurang atau tidak ada (banyak diam),
kontak mata kurang, menolak berhubungan
dengan orang lain, perawatan, perawatan diri
kurang

4. Diagnosa Keperawatan
4.1 Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan
sensori perseptual : halusinasi
4.2 Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri

5. Rencana Tindakan Keperawatan


5.1 Diagnosa keperawatan 1 : Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan perubahan sensori perseptual : halusinasi
5.1.1 Tujuan umum :
Klien tidak mencederai diri, orang lain dan lingkungan

5.1.2 Tujuan khusus :


a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1) Salam terapeutik – perkenalan diri – jelaskan tujuan – ciptakan
lingkungan yang tenag – buat kontrak yang jelas (waktu, tempat,
topik)
2) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan
3) Empati
4) Ajak membicarakan hal-hal yang ada di lingkungan
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
1) Kontak sering dan singkat
2) Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal dan non
verbal)
3) Bantu mengenal halusinasinya dengan menanyakan apakah ada suara
yang didengar dan apa yang dikatakan oleh suara itu. Katakan bahwa
perawat percaya klien mendengar suara itu, tetapi perawat tidak
mendengarnya. Katakan bahwa perawat akan membantu
4) Diskusi tentang situasi yang menimbulkan halusinasi, waktu,
frekuensi terjadinya halusinasi serta apa yang dirasakan saat terjadi
halusinasi
5) Dorong untuk mengungkapkan perasaan saat terjadi halusinasi
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
Tindakan :
1) Identifikasi bersama tentang cara tindakan jika terjadi halusinasi
2) Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien dan cara baru untuk
mengontrol halusinasinya
3) Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi : bicara dengan
orang lain bila muncul halusinasi, melakukan kegiatan, mengatakan
pada suara tersebut “saya tidak mau dengar”
4) Tanyakan hasil upaya yang telah dipilih/dilakukan
5) Beri kesempatan melakukan cara yang telah dipilih dan beri pujian
jika berhasil
6) Libatkan klien dalam TAK : stimulasi persepsi
d. Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
1) Beri pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang gejala,
cara, memutus halusinasi, cara merawat, informasi waktu follow up
atau kapan perlu mendapat bantuan
2) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan :
1) Diskusikan tentang dosis, nama, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat
2) Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat,
dosis, cara, waktu)
3) Anjurkan membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan
4) Beri reinforcement positif klien minum obat yang benar.

5.2 Diagnosa keperawatan 2 : Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan


dengan menarik diri
5.2.1 Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
5.2.2 Tujuan Khusus  :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik dengan cara :
2) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
3) Perkenalkan diri dengan sopan
4) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
5) Jelaskan tujuan pertemuan
6) Jujur dan menepati janji
7) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
8) Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
b.  Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan :
1) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya
2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
3) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda
serta penyebab yang muncul
4) Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
c. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
Tindakan :
1) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain
2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan prang lain
3) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang
lain
4) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
d. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain
Tindakan :
1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain
3) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
e. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan :
1) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
2) Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui
tahap :
- K–P
- K – P – P lain
- K – P – P lain – K lain
- K – Kel/Klp/Masy
3) Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
4) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
5) Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu
6) Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
7) Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
f. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain
Tindakan :
1) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan
dengan orang lain
2) Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan
dengan orang lain
3) Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain
g. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan :
1) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
- Salam, perkenalan diri
- Jelaskan tujuan
- Buat kontrak
- Eksplorasi perasaan klien
2) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
- Perilaku menarik diri
- Penyebab perilaku menarik diri
- Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
- Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
3) Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien
untuk berkomunikasi dengan orang lain
4) Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk
klien minimal satu kali seminggu
5) Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga

6. Tindakan Keperawatan
Strategi Pelaksanaan : Perubahan persepsi sensori halusinasi
6.1 Kondisi Klien
6.1.1 Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar
6.1.2 Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri
6.1.3 Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan isinya
tidak jelas serta melihat setan-setan.
6.2 Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar

6.3 Tujuan
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:

1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya


2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

6.4 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


6.4.1 SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-
cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara pertama: menghardik halusinasi

ORIENTASI :

”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa keperawatan dari UKSW yang akan merawat bapak
Nama Saya Agung Nugroho, biasa dipanggil Agung. Nama bapak siapa?Bapak Senang
dipanggil apa?”
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”

”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak dengar
tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana
kalau 30 menit”

KERJA :

”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”

” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering bapak
dengar suara? Berapa kali sehari bapak mendengar suara-suara tersebut? Pada keadaan apa
suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri atau saat bersama dengan orang lain?”

” Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”

”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?

” Bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik atau membentak suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum
obat dengan teratur.”

”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik membentak”.

”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi saya
tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai
suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya
bagus bapak sudah bisa”

TERMINASI :

”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu muncul
lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam
berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa pak?Bagaimana kalau dua
jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”

”Baiklah, sampai jumpa.”


6.4.2 SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:
bercakap-cakap dengan orang lain

Orientasi:

“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya
Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini
saja?

Kerja:

“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari
teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnya begini; …
tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang
dirumah misalnya istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan bapak soalnya bapak
sedang dengar suara-suara. Begitu bapak Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya,
begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya bapak!”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang bapak
pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau bapak
mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian
bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta
sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita
latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 08.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”
6.4.3 SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
melaksanakan aktivitas terjadwal

Orientasi:

“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ?
Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di
ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”

Kerja:

“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus
ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari
kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak bisa lakukan.
Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang
lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah
suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah
suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak Coba
lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut
sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang
makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 ?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”
6.4.4 SP 4 Pasien : Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

Orientasi :
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya
sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit
sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya bapak?”

Kerja :
“Bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum ?
(Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam
1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3
kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu
(HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah
hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau
putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau
obat habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti
saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus
memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan obat milik
orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara
yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya bapak juga harus perhatikan
berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari”

Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara
yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar).
Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak Jangan lupa pada
waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan
sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang
telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Maramis, W.f. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9 Surabaya: Airlangga University
Press.

Rasmun. (2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatrik Terintegrasi Dengan Keluarga,


Edisi I. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Stuart, G.W & Sundeen, S.J. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan). Jakarta:
EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. W
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI PUSKESMAS KARANG TALIWANG
TANGGAL 11 – 14 MARET 2020

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. W
Umur : 42 Th
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku : Sasak
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Karang Jangu
Diagnosa Medis : Skizofrenia
Tanggal Dirawat :-
Tanggal Pengkajian : 11 Maret 2020

B. Keluhan Utama/Saat Dikaji


1. Keluhan Utama :
Klien mengeluh pusing
2. Keluhan Saat Di Kaji :
Klien mengatakan terkadang mendengar suara bisikan yang tidak jelas, klien
mengatakan biasanya mendengar bisikan saat klien melamun, klien
mendengar bisikan mengejek dirinya ‘tidak tahu malu dan hidup selalu
menyusahkan’, klien merespon suara tersebut dengan perasaan gelisah,
klien mengatakan terkadang malu untuk berinteraksi dengan temannya atau
orang lain karena takut tidak nyambung saat berbicara, klien mengatakan
malu tidak memiliki kemampuan apapun dan malu terhadap dirinya belum
mendapatkan pekerjaan, klien mengatakan malu jika keluar nanti dikatakan
sakit dan pernah dirawat rumah sakit jiwa, klien mengatakan jarang mandi
dan mandi jika klien berkeringat saja
MK : Halusinasi Pendengaran, Harga Diri Rendah, Defisit Perawatan Diri
C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa dan masuk rumah sakit
jiwa
2. Pengobatan sebelumnya
Klien mengatakan baru keluar dari rumah sakit jiwa seminggu yang lalu
3. Aniaya fisik
Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan Kakaknya juga mengalami gangguan jiwa
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan tidak pernah mengalami masa lalu yang tidak
menyenangkan
MK :-

D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 89 x/Menit
Respirasi : 20 x/Menit
Suhu : 36,7 0C
2. Antropometri
BB : Kg
TB : Cm
3. Keluhan Fisik
Klien mengatakan pusing
MK : -
E. Psikososial
1. Genogram

Keterangan :

Laki - laki
Perempuan
Klien
Meninggal

Garis Pernikahan
Garis Serumah

Garis Keturunan

2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Klien mengatakan merasa bersyukur memiliki tubuh yang lengkap
b. Identitas Diri
Klien mengatakan identitasnya saat ini adalah sebagai seorang laki-laki
klien mampu menyebutkan nama alamat agama dan pendidikannya
c. Peran Diri
Klien mengatakan dirinya di rumah berperan sebagai ayah rumah
tangga
d. Harga Diri
Klien mengatakan anne-marie rasa malu untuk berinteraksi dengan
temannya atau orang lain karena takut tidak nyambung pembicaraannya
Kelayan mengatakan malu karena tidak memiliki pekerjaan klien
mengatakan malu jika keluar nanti dikatakan sakit dan pernah dirawat di
rumah sakit jiwa
e. Ideal Diri
Klien mengatakan Jika iya harus memiliki pekerjaan dan akan berusaha
MK : Harga Diri Rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah istri
dan anak-anaknya
b. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan Saat berinteraksi dengan orang lain kadang tidak
nyambung hal itu yang menyebabkan dirinya merasa malu hal itu yang
menyebabkan dirinya merasa malu
c. Peran serta dalam kelompok atau masyarakat
Klien mengatakan dahulu sering menjalani aktivitas di masyarakat
MK : Harga Diri Rendah

4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan dirinya adalah seorang Hindu dan Percaya adanya
Tuhan
b. Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan rajin beribadah
MK : -

F. Status Mental
1. Penampilan
Klien terlihat sedikit rapi tampak kuning dan kurang bersih kuku dan jari
sedikit kotor
MK : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan tidak teratur dan terkadang tidak sesuai dengan
pertanyaan yang dilontarkan atau yang diberikan
MK : Koping Individu Inefektif
3. Aktifitas Motorik
Klien mampu menggerakkan semua anggota tubuhnya
MK : -
4. Alam Perasaan
Klien mengatakan sedih dengan tidak adanya istri dan anak-anaknya di
rumah yang sama karena istri dan anak-anaknya sedang berada ada di
rumah mertua
MK : Koping Individu Inefektif
5. Afek
Klien memiliki emosi yang stabil
MK : -
6. Interaksi Selama Wawancara
Klien sedikit kooperatif selama wawancara dan mampu menjawab
pertanyaan walaupun jawabannya sedikit melenceng dari pertanyaan
MK : -
7. Persepsi
Klien mengatakan terkadang mendengar suara bisikan yang mengatakan
dirinya tidak tahu malu dan hidup selalu menyusahkan klien mendengar saat
dirinya melamun
MK : Halusinasi Pendengaran
8. Proses Pikir
Klien menjawab pertanyaan perawat dengan singkat dan sedikit ngelantur
MK : Koping Individu Inefektif
9. Isi Pikir
Klien mengatakan takut jika bisikan itu datang lagi
MK : Halusinasi Pendengaran
10. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien composmentis mampu berorientasi dengan ruang
waktu dan tempat
MK : -
11. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori jangka panjang yaitu klien masih
mengingat pendidikan terakhirnya Kalian juga tidak mengalami gangguan
memori jangka pendek yaitu klien mampu menjelaskan aktivitas yang
dilakukannya
MK : -
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien tidak mengalami gangguan memori jangka panjang yaitu klien masih
mengingat pendidikan terakhirnya Kalian juga tidak mengalami gangguan
memori jangka pendek yaitu klien mampu menjelaskan aktivitas yang
dilakukannya
MK : -

13. Kemampuan Penilaian


Klien mampu mengambil keputusan sederhana seperti mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan
MK :-
14. Daya Tilik Diri
Klient mengatakan tahu dan tidak menyangkal jika dirinya sakit
MK : Kurang Pengetahuan

G. Kebutuhan Di rumah
1. Makan
Klien mengatakan makan 3 kali sehari
2. Defekasi/Berkemih
Klien mengatakan BAB 1 kali sehari pada pagi hari dan BAK 4 sampai 5 kali
sehari
3. Mandi
Klien mengatakan jarang mandi mandi seperlunya jika berkeringat dan
jarang membersihkan gigi
4. Berpakaian
Klien mengatakan ganti baju jika kotor
5. Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan jika pusing langsung tidur
6. Penggunaan Obat
Klien mengatakan akan rajin minum obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan akan sering mengontrol keadaannya di pelayanan
kesehatan
8. Aktifitas di Dalam Rumah
Klien mengatakan hanya tidur karena sering merasa pusing
9. Aktifitas di Luar Rumah
Klien mengatakan tidak pernah keluar dari lingkungan rumah
MK : -

H. Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika rindu dengan istri dan anak-anaknya hanya bisa
menelpon
MK : -
I. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1. Masalah dengan Dukungan Kelompok
Klien mengatakan selalu mendapat dukungan dari semua anggota
keluarganya
MK : -

2. Masalah dengan Lingkungan


Klien mengatakan sulit untuk memulai percakapan dengan orang lain
MK : Koping Individu Inefektif
3. Masalah dengan Pendidikan
Klien mengatakan sekolah sampai D1 pariwisata
MK : -
4. Masalah dengan Pekerjaan
Klien mengatakan tidak memiliki pekerjaan
MK : -
5. Masalah dengan Perumahaan
Klien mengatakan tinggal serumah dengan orang tua
MK : -
6. Masalah dengan Ekonomi
Klien mengatakan tidak memiliki uang
MK : -
7. Masalah dengan Pelayanan Kesehatan
Klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan pelayanan kesehatan
MK : -

J. Pengetahuan
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya
MK : Kurang Pengetahuan

K. Aspek Medik
1. Diagnosa Medik : Skizofrenia
2. Terapi Medik
a. Clozapine NI 25 mg

L. Daftar Masalah Keperawatan


1. Halusinasi Pendengaran
2. Harga Diri Rendah
3. Defisit Perawatan Diri
4. Koping Individu Inefektif
5. Kurang Pengetahuan
M. Pohon Masalah

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Defisit Perawatan DIri


II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data
N DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN
O
1. Ds. Halusinasi Pendengaran
- klien mengatakan terkadang mendengar
suara bisikan yang tidak jelas
- klien terkadang mendengar suara
mengejek dirinya tidak tahu malu dan
hidup selalu menyusahkan
- klien mengatakan mendengar saat
melamun dan merespon suara dengan
gelisah

Do
- klien tampak gelisah
- klien jarang berinteraksi dengan
temannya dan orang sekitar
- kontak mata kurang
2 Ds. Harga Diri Rendah
- klien mengatakan malu berinteraksi
dengan temannya atau orang lain karena
takut tidak nyambung saat bicara
- klien mengatakan malu jika keluar nanti
dikatakan sakit dan pernah dirawat di RSJ

Do.
- klien tampak jarang berinteraksi dan
selalu merasa tidak memiliki kemampuan
apapun

3 Ds. Defisit Perawatan Diri


-Klien mengatakan jarang mandi mandi
jika berkeringat saja
Do
- klien tampak kurang rapi
- tidak wangi
- Gigi tampak kotor

B. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Halusinasi Pendengaran
2. Harga Diri Rendah
3. Defisit Perawatan Diri
III. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Puskesmas :
Alamat :
DIAGNOSA INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWAT
AN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

Halusinasi
pendengaran
TUM: Klien dapat Setelah 1x interaksi klien Bina hubungan saling percaya dengan prinsip
mengontrol halusinasi menunjukkan tanda-tanda komunikasi terapeutik.
percaya kepada perawat dengan
a. Sapa klien dengan ramah baik secara verbal
kriteria hasil:
maupun non verbal.
TUK 1:
- Ekspresi wajah bersahabat b. Perkenalkan diri dengan sopan.
Klien dapat membina - Menunjukkan rasa senang c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
hubungan saling - Ada kontak mata panggilan yang disukai klien.
percaya - Mau berjabat tangan d. Jelaskan tujuan pertemuan.
- Mau menyebutkan nama e. Jujur dan menepati janji.
- Mau menjawab salam f. Tunjukan sikap empati dan terima klien apa
- Mau duduk berdampingan adanya.
dengan perawat g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
- Bersedia mengungkapkan kebutuan dasar klien.
masalah yang dihadapi

Setelah 2x interaksi klien dapat 1.Identifikasi bersama klien cara yang dilakukan jika
TUK 2 :
mengontrol halusinasinya dengan terjadi halusinasi.
Klien dapat kriteria hasil : 2.Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika
mengontrol halusinasi a. Klien dapat menyebutkan bermanfaat beri pujian.
tindakan yang dapat dilakukan 3.Diskusikan cara baru untuk mengontrol timbulnya
untuk mengendalikan halusinasi.
halusinasinya. 4.Bantu klien melatih dan memutus halusinasi secara
b. Klien dapat menyebutkan cara bertahap
baru.
c. Klien dapat memilih cara yang
telah dipilih untuk
mengendalikan halusinasi.
d. Klien dapat mengikuti terapi
aktivitas kelompok.
1. Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga sedang
TUK 3 Setelah 3x klien mendapat
halusinasi.
dukungan keluarga dalam
Klien mendapat 2. Diskusikan dengan keluarga tentang
mengontrol halusinasinya dengan
dukungan keluarga a. Gejala halusinasi yang dialami klien.
kriteria hasil:
dalam mengontrol b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarag
a.Klien dapat menjalin hubungan
halusinasinya
saling percaya dengan perawat untuk memutus halusinasi.
b.Keluarga dapat menyebutkan c. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di
pengertian, tanda dan tindakan rumah, beri kegiatan jangan biarkan sendiri.
untuk mengendalikan halusinasi d. Beri informasi tentang kapan Klien memerluakn
bantuan.

1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang


TUK 4 Setelah 3x interaksi klien dapat
dosis, frekuensi dan manfaat obat.
memanfaatkan obat dengan
Klien memanfaatkan 2. Diskusikan bahayanya obat tanpa konsultasi.
kriteria hasil :
obat dengan baik 3. Bantu klien menggunakan prinsip lama benar.
1. Klien dan keluarga mampu
menyebutkan manfaat, dosis
dan efek samping
2. Klien dapat menginformasikan
manfaat dan efek samping obat
3. Klien dapat memahami akibat
pemakaina obat tanpa
konsultasi
4. Klien dapat menyebutkan
prinsip 5 benar pengunaan
obat.
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
Harga diri rendah Tujuan umum : Setelah 2 kali interaksi, Klien Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
kronik Klien memiliki konsep menunjukkan eskpresi wajah prinsip komunikasi terapeutik :
diri yang positif bersahabat, menun-jukkan rasa 1. Sapa Klien dengan ramah baik verbal maupun non
senang, ada kontak mata, mau verbal.
Tujuan khusus: berjabat tangan, mau menyebutkan 2. Perkenalkan diri dengan sopan.
1. Klien dapat nama, mau menjawab salam, Klien 3. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
membina hubungan mau duduk berdampingan dengan disukai Klien.
saling percaya perawat, mau mengutarakan 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
dengan perawat. masalah yang dihadapi. 5. Jujur dan menepati janji.
6. Tunjukan sikap empati dan menerima Klien apa
adanya.
7. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar
Klien.

Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi Klien 1. Diskusikan dengan Klien tentang:
2. Klien dapat menyebutkan: a. Aspek positif yang dimiliki Klien, keluarga,
mengidentifikasi 1. Aspek positif dan kemampuan lingkungan.
aspek positif dan yang dimiliki Klien. b. Kemampuan yang dimiliki Klien.
kemampuan yang 2. Aspek positif keluarga. 2. Bersama Klien buat daftar tentang:
dimiliki. 3. Aspek positif lingkungan Klien. a. Aspek positif Klien, keluarga, lingkungan.
b. Kemampuan yang dimiliki Klien.
3. Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi
penilaian negatif.

Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi Klien 1. Diskusikan dengan Klien kemampuan yang dapat
3. Klien dapat menilai menyebutkan kemampuan yang dilaksanakan.
kemampuan yang dapat dilaksanakan dan mengikuti 2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
dimiliki untuk rehabilitasi pelaksanaannya.
dilaksanakan 3. Motivasi dan ikut sertakan Klien untuk mengikuti
rehabilitasi

Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi Klien 1. Rencanakan bersama Klien aktivitas yang dapat
4. Klien dapat membuat rencana kegiatan harian dilakukan setiap hari sesuai kemampuan Klien:
merencanakan a. Kegiatan mandiri.
kegiatan sesuai b. Kegiatan dengan bantuan.
dengan 2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi Klien.
kemampuan yang 3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat
dimiliki Klien lakukan.

Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi Klien 1. Anjurkan Klien untuk melaksanakan kegiatan yang
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal telah direncanakan.
melakukan kegiatan yang dibuat 2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan Klien.
sesuai rencana 3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan Klien.
4. Diskusikan dengan Klien kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah pulang.

Tujuan khusus: Setelah 1 kali interaksi Klien 1. Bantu keluarga memberikan dukungan selama Klien
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung di rawat
memanfaatkan yang ada di keluarga 2. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang
sistem pendukung cara merawat Klien dengan harga diri rendah
yang ada. 3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

RENCANA TINDAKAN
DX. KEP.
TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEP

Defisit TUM: - Klien mampu 1. Identifikasi masalah pera-watan diri: kebersihan diri,
Perawatan Klien mampu melakukan menjaga kebersihan berdandan, makan/minum, BAK/BAB
Diri perawatan diri: higiene.   diri secara mandiri 2.  Jelaskan pentingnya kebersi-han diri
TUK I : - Klien 3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri
-     Klien dapat mampu  menyebut-
menyebutkan pengertian kan pengertian dan 4.   Latih cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti
dan tanda- tanda tanda-tanda pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku
kebersihan diri kebersihan diri 5. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan mandi, sikat
-     Klien dapat - Klien dapat gigi (2x sehari), cuci rambut (2x perminggu), potong kuku
mengetahui pentingnya mengetahui (1x perminggu).
kebersihan diri pentingnya
-     Klien dapat kebersihan diri
mengetahui bagaimana
cara menjaga
kebersihan diri.

TUK II : Klien dapat berdandan Klien mampu mengganti


secara mandiri baju secara rutin, 1. Evaluasi kegiatan kebersi-han diri. Beri pujian.
menyisir rambut dan 2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
memotong kuku. 3.  Latih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias
muka untuk perempuan; sisiran, cukuran untuk pria.
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan
berdandan.
IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari,
Implementasi Evaluasi
Dx tanggal Paraf
Keperawatan Keperawatan
jam
Halusinasi : Rabu, 11 S:
Membina hubungan saling percaya
pendengaran Maret 2020 klien mengatakan bersedia diajak
Pukul 10.00 mengobrol oleh perawat.
dengan prinsip komunikasi terapeutik.
WITA Klien mau menyebutkan namanya :
a. Menyaapa klien dengan ramah
Wayan
baik secara verbal maupun non
Klien mengatakan kalau ada suara-
verbal.
suara yang sering mengganggunya.
b. Memperkenalkan diri dengan
O:
sopan.
h. Menanyakan nama lengkap Klien tampak kurang tenang saat
klien dan nama panggilan yang wawancara, dan berbicara tdak
disukai klien. terarah
i. Menjelaskan tujuan pertemuan. A: BHSP tujuan tercapai.
j. Jujur dan menepati janji.
P:
k. Menunjukan sikap empati dan
terima klien apa adanya. Identifikasi perilaku halusinasi
l. Memberi perhatian kepada klien
Observasi perilaku halusinasi
dan perhatikan kebutuan dasar
Ajarkan cara mengatasi halusinasi
klien.
dengan cara menghardik

Halusinasi : Kamis, 12 1. Mengidentifi S:


pendengaran Maret 2020 kasi bersama klien cara yang
Klien mengatakan jika selama ini
Pukul 09.00 dilakukan jika terjadi halusinasi.
untuk mengatasi halusinasinya
WITA 2. Mendiskusi
kan manfaat cara yang digunakan dengan tidur
klien, jika bermanfaat beri pujian. Klien mengatakan sudah
3. Mendiskusi mengetahui cara mengontrol
kan cara baru untuk mengontrol halusinanya dengan cara
timbulnya halusinasi. menghardik.
4. Membantu O:
klien melatih dan memutus
Klien tampak sering menggaruk
halusinasi secara bertahap
garuk kepala
Klien tampak kurang tenang saat
wawancara.
A : Mengidentifikasi cara klien
mengendalikan halusinasinya tujuan
tercapai.

P : perawat : ajarkan cara mengontrol


halusinasi dengan cara bercakap-
cakap

Klien : buat jadwal kegiatan dan


masukkan cara menghardik ke dalam
jadwal
Halusinasi : Jum’at, 13 1. Mendiskusikan dengan klien S:
pendengaran Maret 2020 tentang dosis, frekuensi dan Klien mengatakan belum
Pukul 13.45 manfaat obat. mengetahui indikasi, efek samping
2. Mendiskusikan bahayanya obat tentang obat yang dikonsumsi.
tanpa konsultasi. Klien mengatakan paham dengan
3. Membantu klien menggunakan apa yang dijelaskan perawat.
prinsip lima benar.
O:

Klien mampu mengulang kembali


apa yang sudah dijelaskan oleh
perawat.
klien tampak kurang tenang saat
diwawancara.
A: mendiskusikan tentang dosis,
frekuensi dan manfaat obat tujuan
tercapai.

P : perawat : motivasi klien untuk rutin


minum obat
Klien : masukkan jadwal minum obat
sebagai kegiatan sehari-hari
Halusinasi : Sabtu, 14 1. Anjurkan klien S:
pendengaran Maret 2020 untuk memberi tahu keluarga Klien mengatakan menelpon istrinya
Pukul 09.00 sedang halusinasi. ketika sedang merasa tidak nyaman
2. Diskusikan Keluarga klien mengatakan klien
dengan keluarga tentang sering termenung sendiri
3. Gejala halusinasi
yang dialami klien. O:
4. Cara yang dapat Klien tampak sering menyinggung istri
dilakukan klien dan keluaraga dan anak – anaknya
untuk memutus halusinasi. A:
5. Cara merawat Keluarga paham tentang penyakit klien
anggota keluarga yang halusinasi P: Anjurkan keluarga selalu
di rumah, beri kegiatan jangan mengawasi klien
biarkan sendiri.
6. Beri informasi
tentang kapan Klien memerluakn
bantuan
Harga diri Rabu, 11 1. Membina hubungan saling percaya S : Klien mengatakan kegiatan di
rendah Maret 2020 2. Mendiskusikan dengan Klien rumah hanya tidur
11.00 WITA tentang: O : Klien terlihat kebingungan, tatapan
a. Aspek positif yang dimiliki Klien, klien kosong
keluarga, lingkungan.
A : Klien belum dapat menyebutkan
b. Kemampuan yang dimiliki Klien.
aspek positif dan kemampuan yang
3. Memberi pujian yang realistis dimiliki Klien, aspek positif keluarga,
aspek positif lingkungan Klien

P : N : Diskusikan dengan Klien


kemampuan Klien
K : Mengidentifikasi kemampuan yang
dapat dilaksanakan dan dilanjutkan
Harga diri Rabu, 11 1. Merencanakan bersama Klien S : Klien mengatakan akan giat
rendah Maret 2020 aktivitas yang dapat dilakukan beraktivitas di rumah
12.00 WITA setiap hari sesuai kemampuan Klien O : Klien sedikit kooperatif, Klien
2. Meningkatkan kegiatan sesuai mampu untuk mengidentifikasi
kondisi Klien kemampuannya
A : Klien dapat membuat rencana
kegiatan harian
P : K : Melakukan aktivitas sesuai
rencana

Harga diri Kamis, 12 1. Menganjurkan Klien untuk S ; Klien mengatakan ingin berkegiatan
rendah Maret 2020 melaksanakan kegiatan yang telah dirumah namun sering mengantuk
10.00 Wita direncanakan. O : Klien terlihat sediki antusias, klien
2. Memantau kegiatan yang mengerjakan kegiatan sesuai rencana
dilaksanakan Klien. A : Klien melakukan kegiatan sesuai
3. Memberi pujian atas usaha yang
dilakukan Klien jadwal yang dibuat
P:
K : Mempertahankan kegiatan yang
telah direncanakan bersama

Harga diri Kamis, 12 1. Beri pendidikan kesehatan pada S : Keluarga Klien mengatakan akan
rendah Maret 2020 keluarga tentang cara merawat mengajak Klien bersosialisasi dengan
11.00 WITA Klien dengan harga diri rendah warga dan tetangga sekitar, akan
2. Bantu keluarga menyiapkan mengajak beraktivitas, akan rajin
lingkungan di rumah kontrol dan mengingatkan Klien untuk
teratur minum obat, akan mendukung
kegiatan positif untuk Klien
O : Keluarga Klien kooperatif, kontak
mata cukup
A : Klien memanfaatkan sistem
pendukung yang ada di keluarga
P : N : Diskusikan dengan Klien
pelaksanaan kegiatan dirumah
Harga diri Kamis, 12 Membantu keluarga memberikan S : Klien mengatakan senang dijenguk
rendah Maret 2020 dukungan selama Klien dirawat oleh anaknya sesuai dengan janji,
11.30 Wita Klien senang dibawakan makanan dan
buah banyak oleh anaknya
O : Klien dan keluarga tampak
bercakap – cakap
A : Klien memanfaatkan sistem
pendukung yang ada di keluarga
P : K : Memanfaatkan sistem
pendukung : keluarga

Defisit Rabu, 11 1. Mengidentifikasi masalah S    :  klien mengatakan akan


perawatan diri Maret 2020 perawatan diri: kebersihan diri, menjaga kebersihan dirinya.
12.00 wita berdandan, makan/minum,
BAK/BAB. O   : 
2. Menjelaskan pentingnya - Penampilan klien terlihat lebih rapi
kebersihan diri. - Klien menjawab pertanyaan
3. Membantu Klien mempraktekkan perawat tentang cara menjaga
cara menjaga kebersihan. kebersihan.
4. Menjelaskan cara menjaga
kebersihan. A   : Defisit perawatan diri belum
5. Menganjurkan klien memasukkan teratasi
dalam jadwal kegiatan harian.
P    :  Anjurkan klien untuk
menjaga kebersihan dirinya

Defisit Kamis , 12 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan S    : klien mengatakan mau


perawatan diri Maret 2020 harian klien mandi dan sikat gigi
13.00 wita 2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu klien mempraktekkan O   : 
cara berdandan -   Klien tampak lebih bersih
4. Menganjurkan klien memasukkan         -   Rambut klien terlihat rapi, dan
dalam jadwal kegiatan harian tidak kotor

A   : Gangguan berdandan pada diri


klien (-)

P    : 
- Menganjurkan klien untuk
memasukkan dalam jadwal
harian
         -   Berikan reinforcement atas
usaha yang klien lakukan
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Halusinasi pendengaran
Pertemuan :1
Tanggal : 11 Maret 2020
Waktu : 10.00 WITA
Keterangan : SP1

ORIENTASI :

”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa keperawatan dari Poltekkes Mataram yang
akan merawat bapak Nama Saya Muhammad Azizul Hawari Jailani , biasa dipanggil
Aziz. Nama bapak siapa?Bapak Senang dipanggil apa?”

”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”

”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini
bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu?
Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA :

”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara
itu?”

” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering


bapak dengar suara? Berapa kali sehari bapak mendengar suara-suara tersebut?
Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri atau saat
bersama dengan orang lain?”

” Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”

”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
suara-suara itu muncul?

” Bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik atau membentak suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke
empat minum obat dengan teratur.”

”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik
membentak”.

”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang,
pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah
begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak sudah bisa”

TERMINASI :

”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu
muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya.
Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian Klien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi
untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam
berapa pak?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana
tempatnya”

”Baiklah, sampai jumpa.”


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Halusinasi pendengaran
Pertemuan :2
Tanggal : 12 Maret 2020
Waktu : 09.00 WITA
Keterangan : SP2

Orientasi:

“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan
suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan
selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?

Kerja:

“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan


bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara,
langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan
bapak Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol
dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya istri,anak bapak katakan: bu,
ayo ngobrol dengan bapak soalnya bapak sedang dengar suara-suara. Begitu bapak
Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi!
Bagus! Nah, latih terus ya bapak!”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang
bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini
kalau bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam
jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti
lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan
ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas
terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00? Mau di mana/Di sini lagi?
Sampai besok ya. Selamat pagi”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Masalah : Halusinasi pendengaran
Pertemuan :3
Tanggal : 13 Maret 2020
Waktu : 09.00 WITA
Keterangan : SP3

Orientasi:

“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana
hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk
mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara?
Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit?
Baiklah.”

Kerja:

“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak
sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut).
Bagus sekali bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah
suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai
malam ada kegiatan.
Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih
untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal
kegiatan harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih
aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari
pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita
membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 12.00 ?Di sini lagi ya! Sampai jumpa.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Halusinasi pendengaran
Pertemuan :4
Tanggal : 14 Maret 2020
Waktu : 12.00 WITA
Keterangan : SP4

Orientasi :
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah
jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik.
Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan
diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya bapak?”

Kerja :
“Bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak
dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang
bapak minum ?. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan.
Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh
dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak bisa
minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti saat
menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus
memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan
obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat
jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus
cukup minum 10 gelas per hari”

Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah
berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus!
(jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal
kegiatan bapak Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada
keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk
melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN


Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan :1
Tanggal : 11 Maret 2020
Waktu : 11.00 WITA

Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Klien, membantu


Klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan membantu Klien memilih
atau menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang telah
dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam
rencana harian.
1. Orientasi :
- Salam terapeutik : “Assalamu’alaikum,
- Validasi : bagaimana keadaan Tn. i, hari ini? Tn. terlihat segar ”
- Kontrak :
Topik :“Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang bagaimana cara
membina hubungan saling percaya? Tn. Bisa menyebutkannya.?nanti
setelah itu kita lakukan bersama.”
Tempat :“Tn. mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Berapa lama?
Waktu : “ Bagaimana kalau 15 menit?
2. Kerja :
“Tn. i, apa saja cara membina hubungan saling percaya Tn.? Bagus, apa
lagi? Apa saja yang Tn. Lakukan selain itu yang biasa Tn. lakukan?
Bagaimana dengan berjabat tangan? Menanyakan nama? Menanyakan
alamat……..dst.”. “Wah, bagus sekali ada lima cara untuk membina
hubungan saling percaya yang Tn. lakukan.”
“Tn. i, dari lima cara ini, yang mana yang Tn. bisa lakukan di rumah sakit?
Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua……sampai yang kelima
(misalnya masih tiga yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali masih ada tiga
cara yang masih bisa lakukan di rumah sakit ini.
“Sekarang, coba Tn. i pilih satu cara yang bisa dilakukan di rumah sakit ini”.
“O, ya nomor satu,berjabat tangan? Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang
kita berlatih berjabat tangan Tn.”. Mari kita lakukan dengan saya Tn. i. coba,
sudah bisa kan berjabat tangan / memperkenalkan diri?”
“Nah kalau kita mau berjabat tangan, mari kita dekati orang yang ingin Tn.
ingin berjabat tangan dan memperkenalkan diri. Bagus! Sekarang duduk
berdampingan, ya Bagus! Nah sekarang kita ucap salam, ya Bagus!
Sekarang kita sebut nama dan alamat. ya bagus!.”
“Tn. i sudah bisa berjabat tangan dan memperkenalkan diri dengan baik
sekali. Sekarang bedakan dengan sebelum Tn. mengenalinya? Bagus!”
3. Terminasi :
- Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Tn. i setelah bercakap-cakap dan berjabat tangan /
memperkenalkan diri? Yah, Tn. ternyata banyak yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satuny memperkenalkan diri, yang sudah Tn.
praktekan dengan sekali.
- Evaluasi Objektif
“Klien mampu duduk berdampingan,menjawab salam, dan menyebutkan
nama.”
- Rencana tindakan lanjut
”Bagaimana kalau kegiatan itu Tn. lakukan selama disini dan nanti kegiatan
tersebut tetap Tn. lakukan dirumah, kalau begitu kita buat jadwalnya saja
ya Tn?biar Tn. tidak lupa.
- Kontrak
Topik : “Besok kita akan membicarakan tentang kemampuan dan aspek
positif yang Tn. miliki.
Tempat : “Tn mau kita berbincang – bincang dimana.?
Waktu : “Mau berapa lama Tn.?”bagaimana kalu 15 menit?setuju?“ sampai
jumpa ya”
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan :2
Tanggal : 12 Maret 2020
Waktu : 09.00 WITA
Melatih Klien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan Klien

1. Orientasi :
- Salam theraupetik : “Assalammua’alaikum,
- Validasi :“ Bagaimana perasaan Tn. I pagi ini? Apakah masih ingat tentang
apa yang kita lakukan kemarin?Bagus! Coba diulang lagi? Bagus sekali!
- Kontrak :
Topik :“Sekarang kita akan lakukan kegiatan kedua. Masih ingat apa
kegiatan itu Tn?”
“Ya banar, kita akan membicarakan kemampuan dan aspek positif yang
Tn. miliki.”
Tempat :“Bagaimana kalau kita bicara ditaman?.”
Waktu :“Bagaimana kalu 15 menit?.”

2. Kerja :
“Tn. i , tadi telah mengungkapkan hal hal yang dapat Tn. lakukan?, masih
ada yang lain? Sekarang kita coba pilih kemampuan bapak yang dapat Tn.
lakukan disini.”.
3. Terminasi :
- Validasi Subjekti :
“Bagaimana perasaan Tn. setelah tahu dan mencoba kegiatan yang
dapat Tn. lakukan disini? Bagus!”
- Validasi Objektif :
“Klien sudah mampu melakukan beberpa aspek positif yang dimiliki”
- Rencana tindakan lanjut :
“Saya harap Tn. mau mencoba melakukan kegiatan selama disini.”
- Kontrak :
Topik :“Tn. pertemuan ini sampai disini dulu, besok kita mengobrol lagi
dengan keluarga apabila datang.”
Tempat : “Bagaimana kalau diruang tamu saja?”
Waktu :“Biasanya keluarga Tn. jenguk jam berapa? Baiklah kita diskusikan
nanti ya. Sampai jumpa.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Defisit Perawatan Diri


Pertemuan :1
Tanggal : 11 Maret 2020
Waktu : 09.00 WITA

I. Fase Orientasi

1. Salam terapeutik

“Selamat siang pak Pak Wayan?” (salam terapeutik)

2. Evaluasi / Validasi

“Bagaimana perasaannya hari ini Pak Wayan? Semalam tidurnya nyenyak


tidak pak?”

3. Kontrak
a. Topik

“Pak Wayan, pada hari ini kita akan berbincang-bincang tentang


pentingnya perawatan diri, bagaimana cara-caranya, serta bagaimana
melaksanakannya”.

b. Tempat

“Kita berbincang-bincangnya mau dimana pak? Bagaimana kalau di


depan barak ini saja?”

c. Waktu

“Pak Wayan, mau berapa lama kita bincang-bincangnya? Bagaimana


kalau 25 menit?”

d. Tujuan

“Pak Wayan, tujuan pertemuan kita berbincang-bincang kali ini adalah


untuk memberikan informasi dimana akan membantu bapak untuk
lebih mampu menjaga kebersihan diri bapak dengan mengetahui
pentingnya perawatan diri dan bagaimana caranya sampai bapak
mampu melakukan dengan benar dan mandiri.

II. Fase Kerja

“Pak Wayan, boleh kita mulai bincang-bincang kita kali ini?”

“Baiklah pak”

“Bapak, coba sampaikan pada suster apa saja yang dirasakan jika kita
mampu mandi dengan bersih, bisa keramas dengan baik, bisa gosok gigi
dengan benar dan rajin potong kuku jika sudah panjang dan terlihat
hitam/kotor?”

“Iya… bagus sekali Pak Wayan, suster tambahkan lagi ya untungnya/


manfaatnya/pentingnya?”

“Nah… barusan bapak sudah mampu menyampaikan pentingnya perawatan


diri di tambah dengan penjelasan suster juga tadi”
“Sekarang cara-cara melakukan perawatan diri : mandi, gosok gigi, keramas,
dan potong kuku, cara makan yang baik saat makan, yang bapak tahu seperti
apa?”

“Bagus sekali pak, ya…. Terus?’

“Suster tambah lagi ya pak, biar lebih bagus lagi cara-caranya, punya Pak
Wayan tadi sudah sangat bagus”

“Iya pak, seperti itu ya?”

“Jadi jangan sampai lupa dan harus selalu dilakukan dengan benar ya Pak
Wayan?” siap melaksanakannya?”

III. Fase Terminasi

1. a. Evaluasi Subjektif

“Tadikan sudah kita diskusikan bersama pentingnya perawatan diri,


cara berhias dan makan yang benar/baik, bisakah bapak ulangi lagi
apa yang telah kita bincang-bincang tadi?”

b. Evaluasi Objektif

“Bagaimana perasaannya Pak Wayan setelah kita bincang-bincang


tentang perawatan diri, berhias/berdadan, dan cara makan yang benar
tadi.?”

2. Tindak Lanjut
“Untuk bincang-bincang kita hari ini apakah sangat menyenangkan dan
dapat dipahami serta dilaksanakan Pak Wayan?”

3. Kontrak yang akan datang

a. Topik

“Pak Wayan, besok pagi kita akan berbincang-bincang lagi dengan


diskusi tentang cara BAB/BAK yang benar ya?” sebelum kita diskusi
tentang cara BAK/BAK, akan evaluasi jadwal harian bapak dulu, baru
setelah diskusi dan kemudian jangan lupa untuk memasukkan
kegiatan-kegiatan latihan bapak ke dalam jadwal hariannya?”

b. Tempat

“Kita mau berbincang-bincangnya dimana pak?” baiklah di depan


barak Cempaka belakang ini ya pak?”

c. Waktu

“Besok mau jam berapa pak? Bagaimana jika jam 10 an saja Pak
Wayan?”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Defisit Perawatan Diri


Pertemuan :1
Tanggal : 11 Maret 2020
Waktu : 09.00 WITA

I. Fase Orientasi

1. Salam terapeutik

“Selamat siang Pak Wayan”

2. Evaluasi / Validasi

“Bagaimana perasaannya hari ini pak ? apakah tidur nyenyak semalam”


bagaimana latihan yang suster berikan? Sudah dilakukan?
3. Kontrak

a. Topik

“Pak Wayan, pada hari ini kita akan berbincang-bincang tentang cara
eliminasi (BAB/BAK) yang baik sesuai janji kita kemarin ya pak?
Sebelum membicarakan itu kita evaluasi dulu jadwal latihan
perawatan/kebersihan diri yang benar setelah itu tetap harus
memasukkan lagi setiap latihan ke dalam jadwal bapak ya?”.

b. Tempat

“Kita berbincang-bincang dimana pak? Bagaimana jika disini saja?”

c. Waktu

“Pak Wayan, mau berapa lama kita bincang-bincangnya? Bagaimana


kalau 25 menit?”

d. Tujuan

“Tujuan pertemuan kita kali ini yaitu ingin berbagai informasi tentang
cara eliminasi yang baik supaya bapak mengetahui cara-cara serta
mampu mencontohkan dan menerapkan langsung secara baik dan
benar ya Pak Wayan?”

II. Fase Kerja

“Pak Wayan biasanya jika hendak BAB/BAK seperti apa? Coba sampaikan
kepada suster ?”

“Oh.. bagus sekali pak, tapi lebih manteb jika setelah BAB harus cuci tangan
supaya kuman-kumannya tidak lengket di tangan ya pak”

“Biasanya bapak kalau BAB dimana ?”

“Jika BAK biasanya selesai langsung pasang celana lagi apa disiram dulu
pak> selesai BAB biasanya cebok seperti apa pak?”

“Sudah bagus Pak Wayan, namun saat mau cebok selesai BAB harus
menggunakan air yang bersih dan pastikan tidak ada tersisa tinja dan air
kencing ditubuh Pak Wayan ya?” cebok dari tempat yang bersih ke yang kotor
ya pak” siram sampai tidak ada lagi sisa tinja atau air kencing, dengan
demikian bapak juga mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang
ada pada kotoran/air kencing.

“Setelah selesai membersihkan tinja/air kencing, pakaian bapak harus


dirapikan kembali sebelum keluar ya? Misalnya jika celana ada resleting,
harus ditutup dulu dengan rapi, setelah itu wajib cuci tangan menggunakan
sabun dengan cara 7 langkah yang sudah diajarkan kemarin”

“Siap Pak Wayan?”

III. Fase Terminasi

1. a. Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaannya Pak Wayan setelah kita berbincang-bincang


tentang cara BAB/BAK yang baik dan mencontohkannya tadi?”

b. Evaluasi Objektif

“Tadikan sudah kita diskusikan bersama cara eliminasi (BAB/BAK)


yang baik, bisakah bapak mengulanginya kembali apa yang telah kita
bincang-bincang barusan?”

2. Tindak Lanjut

“Diskusi/bincang-bincang kita hari ini menyenangkan dan dapat dipahami


Pak Wayan?”

3. Kontrak yang akan datang

a. Topik

“Pak Wayan, besok pagi kita bincang-bincang tentang apa saja?


Bagaimana jika tentang berhias/berdandan?”, tentang cara berdandan/
berhias, mencontohkan cara berdandan setelah itu masukkan latihan
kegiatan ke jadwal hariannya ya?”
b. Tempat

“Mau bincang-bincang dimana pak? Bagaimana jika dibawah pohon


kecil itu?”

c. Waktu

“Besok mau jam berapa pak kita berbincang-bincangnya?” bagaimana


jika jam 10.00 wib saja?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Defisit Perawatan Diri


Pertemuan :2
Tanggal : 11 Maret 2020
Waktu : 09.00 WITA

I. Fase Orientasi

1. Salam terapeutik

“Selamat siang Pak Wayan”

2. Evaluasi / Validasi

“Bagaimana perasaannya hari ini pak ? apakah tidurnya nyenyak


semalam” Bagaimana latihannya ada dilakukan tidak pak?”

3. Kontrak

a. Topik

“Pak Wayan, pada pagi ini kita akan bincang-bincang tentang cara
berdandan yang baik ya… setelah itu jangan lupa memasukkan jadwal
harian bapak ya?”.

b. Tempat

“Kita mau berbincang-bincang dimana Pak Wayan? Bagaimana jika


disini saja ?”

c. Waktu

“Pak Wayan kita bincang-bincangnya kurang lebih 20 menit ya pak?”

d. Tujuan

“Dimana tujuan pertemuan kita kali ini adalah supaya bapak


mengetahui cara berdandan yang baik sehingga mampu menerapkan
untuk sehari-harinya?.
II. Fase Kerja

“Pak Wayan biasanya kalau berdandan itu seperti apa saja ?”

“Iya bagus sekali”

“Selain yang bapak sebutkan tadi ada juga, yaitu berpenampilan harus rapi,
sesuai, cukuran, sisiran, kalau ada minyak rambut juga ya pak?”

“Sekarang suster contohin ya, baju, celana, sisiran, minyak ramut, jiak ada
kumis dan jenggot harus dicukur dulu ya pak, biar rapi, seperti ini?”

“Suster sudah mencontohkan barusan, coba bapak ulangi sekarang”

“Hebat sekali Pak Wayan”

“Tidak sulit kan pak cara berdandan yang baik?”

“Siap latihan nanti pak sampai seterusnya ya pak?

III. Fase Terminasi

1. a. Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaannya Pak Wayan setelah kita berbincang-bincang


tentang cara berdandan yang baik barusan?”

b. Evaluasi Objektif

“Tadikan sudah kita diskusikan tentang cara-cara berdandan yang


baik, bisakah bapak mengulangi kembali?”

2. Tindak Lanjut

“Bincang-bincang kita hari ini menyenangkan dan dapat dipahami tidak


Pak Wayan?”

3. Kontrak yang akan datang

a. Topik

“Pak Wayan, besok kita akan berbincang-bincang tentang apa ya?


Bagaimana jika tentang kemampuan dan aspek positif yang bapak
miliki saja? Setelah itu bapak menilai dari hal-hal positif yang baik
bapak miliki yang mana yang akan/ingin bapak latih sesuai
kemampuan bapak?”

b. Tempat

“Kita bincang-bincangnay dimana pak? Bagaimana jika didekat tempat


air itu saja?”

c. Waktu

“Besok mau jam berapa pak kita berbincang-bincangnya?” bagaimana


jika jam 10 an saja?

Anda mungkin juga menyukai

  • Askep App Pada Anak
    Askep App Pada Anak
    Dokumen18 halaman
    Askep App Pada Anak
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Format Kasus Resume Keluarga
    Format Kasus Resume Keluarga
    Dokumen10 halaman
    Format Kasus Resume Keluarga
    Satya Sevenfold
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data Dan Intervensi
    Analisa Data Dan Intervensi
    Dokumen9 halaman
    Analisa Data Dan Intervensi
    Muhammad Azizul Hawari Jailani
    Belum ada peringkat
  • Undangan Lokmin
    Undangan Lokmin
    Dokumen1 halaman
    Undangan Lokmin
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Asukehamilan Normal
    Asukehamilan Normal
    Dokumen18 halaman
    Asukehamilan Normal
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • CHF
    CHF
    Dokumen7 halaman
    CHF
    Ajung Satriadi
    Belum ada peringkat
  • PARTOGRAF
    PARTOGRAF
    Dokumen2 halaman
    PARTOGRAF
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Format Askep Jiwa
    Format Askep Jiwa
    Dokumen20 halaman
    Format Askep Jiwa
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Pathway Gagal Jantung Kongestif
    Pathway Gagal Jantung Kongestif
    Dokumen3 halaman
    Pathway Gagal Jantung Kongestif
    ginong pratitdya
    92% (13)
  • LP Persalinan Normal
    LP Persalinan Normal
    Dokumen33 halaman
    LP Persalinan Normal
    Fhaphanda Kiasyafha Rifamima
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Konsep Kebudayan Dan Masyarakat Rumah Sakit Keperawatan Psikososial
    Konsep Kebudayan Dan Masyarakat Rumah Sakit Keperawatan Psikososial
    Dokumen13 halaman
    Konsep Kebudayan Dan Masyarakat Rumah Sakit Keperawatan Psikososial
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen4 halaman
    Pendahuluan
    Lalu Ahmad Kurniawan Ripki Kiki
    Belum ada peringkat
  • Askep App Pada Anak
    Askep App Pada Anak
    Dokumen18 halaman
    Askep App Pada Anak
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Asma Bronkiale
    Asma Bronkiale
    Dokumen22 halaman
    Asma Bronkiale
    Rusida Liyani
    Belum ada peringkat
  • Cva
    Cva
    Dokumen28 halaman
    Cva
    AdheSugiartha
    Belum ada peringkat
  • Askep
    Askep
    Dokumen17 halaman
    Askep
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • CHF
    CHF
    Dokumen7 halaman
    CHF
    Ajung Satriadi
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Dokumen25 halaman
    Laporan Pendahuluan
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Phatway Besok
    Phatway Besok
    Dokumen1 halaman
    Phatway Besok
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • D5 Gadget
    D5 Gadget
    Dokumen4 halaman
    D5 Gadget
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Gagal Nafas
    Gagal Nafas
    Dokumen34 halaman
    Gagal Nafas
    Dea Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Peta
    Peta
    Dokumen1 halaman
    Peta
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Seminar Besok
    Seminar Besok
    Dokumen25 halaman
    Seminar Besok
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Fase Laten
    Fase Laten
    Dokumen12 halaman
    Fase Laten
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Pathway Aml
    Pathway Aml
    Dokumen1 halaman
    Pathway Aml
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat
  • Pohon Masalah Fix Kala 1-4
    Pohon Masalah Fix Kala 1-4
    Dokumen4 halaman
    Pohon Masalah Fix Kala 1-4
    Pangeran JangkRik
    Belum ada peringkat