Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DERMATITIS SEBOROIK

DI SUSUN OLEH:

KAISAR AGUS

70300117041

KEPERAWATAN A

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2019/2020LAPORAN PENDAHULUAN


BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi
Dermatitits Seboroik (DS) adalah penyakit dermatitits kronik yang ditandai dengan
kemerahan dan sisik yang teradi pada area dimana aktivitas kelenjar sebaseus paling aktif,
seperti wajah, dan kulit kepala, area presternal dan pada lipatan tubuh (Collins,
2012:259;, Borda,2015:1). Danraff terbatas pada kulit kepala, dan meliputi keluhan gatal
dan sisik tanpa adanya peradangan yang tampak (Borda,2015).
Dermatitis seboroik adalah dermatosis papulosquamous kronis terutama ditemukan di
daerah sebasea. Menurut data rekam medis di RSUD Abdul Moeloek Lampung, setiap
bulan ada sekitar 50 penderita dermatitis seboroik berobat. Penyakit ini mengenai 3-5%
dari keseluruhan populasi (Fitzpatrick TB, 2010; Tejada, 2010; Ahmed dkk., 2013).
Dermatitis seboroik memiliki dua puncak usia, yang pertama pada bayi dalam 3 bulan
pertama kehidupan dan yang kedua sekitar dekade keempat sampai ketujuh kehidupan.
gambaran khas dermatitis seboroik adalah eritema dengan warna kekuningan, dan
ditutupi dengan sisik berminyak besar yang dapat dilepaskan dengan mudah. ada tiga
faktor yang berkaitan dengan munculnya dermatitis seboroik, yaitu aktivitas kelenjar
sebasea, peran mikroorganisme (Malassezia), dan kerentanan idividu. Beberapa obat telah
dilaporkan untuk menghasilkan lesi mirip dermatitis seboroik seperti arsenik, emas,
metildopa, cimetidine, dan neuroleptik. Dermatitis seboroik sering dikaitkan dengan
berbagai kelainan neurologis, menunjuk kemungkinan pengaruh dari sistem saraf (De
Angelis et al., 2005; Fitzpatrick TB, 2010).
B. Etiologi
Etiologi dermatitis seboroik (DS) masih belum jelas. Dermatitis seboroik diketahui
sebagai penyakit kulit multifaktorial yang membutuhkan faktor predisposisi endogen dan
eksogen. Patogenik faktor yang penting pada penyakit ini salah satunya adalah infeksi
Malassezia. Selain itu, dermatitis seboroik juga ditemukan lebih banyak pada populasi
yang mengalami supresi sistem imun. Misalnya pada pasien dengan AIDS, keganasan,
ataupun mengonsumsi steroid.
Salah satu factor predisposisi adalah pertumbuhan jamur pityrosporum ovale pada
kulit kepala ditemukan pada daerah seboroik pada tubuh yang kaya akan lipid sebasea,
mengakibatkan reaksi imun tubuh terhadap sel jamur di permukaan kulit sehingga terjadi
inflamasi, akibat produk metabolitnya yang masuk kedalam epidermis maupun karena sel
jamur itu sendiri melalui aktivasi sel limfosit T dan pulau Langerhans.
Dermatitis seboroik juga dilaporkan lebih banyak ditemukan pada pasien dengan
penyakit neurologis dan psikiati, misalnya penyakit Parkinson dan depresi. Selain itu,
juga lebih banyak ditemukan pada pasien dengan kelainan genetik, seperti Down
syndrome dan Hailey-Hailey disease. (mansjoer,2000)
Dermatitis seboroik juga diduga dipengaruhi oleh paparan sinar matahari. Penyakit ini
ditemukan lebih sering pada musim dingin, dan berkurang dengan paparan sinar matahari.
C. Patofisiologi
Seboroik merupakan keadaan terjadinya produksi sebum (secret dari kelenjar
sebasea) yang berlebihan pada daerah-daerah di mana kelenjar tersebut berada dalam
jumlah yang besar (wajah, kulit kepala, alis mata, kelopak mata, kedua sisi hidung serta
bibir bagian atas, daerah malar [pipi], telinga, aksila, dibawah payudara, lipat paha dan
lipatan gluteus di daerah pantat).dengan adanya kondisi anatomis dimana secara
predileksi didaerah tersebut banyak dipasok kelenjar sebasea atau yang terletak di antara
lipatan kulit tempat bakteri dalam jumlah besar.
Jumlah produksi sebum tidak menjadi faktor patogenesis utama, hal ini dikaitkan
dengan tidak semua penderita dermatitis seboroik memiliki level produksi sebum yang
meningkat dan begitu juga sebaliknya, beberapa individu dengan level produksi sebum
yang meningkat tidak selalu memiliki dermatitis seboroik (Collins dan Hivnor 2011).
Malassezia  merupakan komponen normal dari flora kulit, namun pada dermatitis
seboroik, organisme ini menyerang stratum korneum dan melepaskan lipase yang
menyebabkan transformasi trigliserid menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas
inilah yang akan memicu terjadinya proses inflamasi yang akan menyebabkan
hiperproliferasi stratum korneum (sisik) dan diferensiasi korneosit yang tidak lengkap
sehingga meningkatkan akses untuk Malassezia dan memudahkan air untuk
meninggalkan sel. Malassezia tumbuh dengan baik pada lingkungan yang kaya akan lipid
sehingga keberadaan asam lemak bebas memicu pertumbuhan organisme tersebut. Tidak
didapatkan korelasi antara jumlah dari organisme fungal dengan beratnya penyakit, tapi
fakta bahwa timbulnya dermatosis dominan pada area yang kaya akan sebum
menyebabkan pemikiran bahwa metabolit fungal (seperti asam lemak bebas, malssezin,
indole-3-carbaldehyde) bereaksi dengan trigliserida yang dihasilkan oleh kelenjar
sebaseus, yang nantinya akan merangsang produksi mediator inflamasi (Smeltzer dan
Bare, 2000)
D. Tanda dan Gejala
Manifestasi klinis dari Dermatitis Seboroik yaitu :
Gejala Kulit
Keluhan yang muncul adalah bercak kemerahan disertai sisik yang gatal pada kulit
dan bertambah gatal saat berkeringat. Lesi kulitnya berupa macula, patch atau popula
eritematosa berbagai ukuran (5-2- mm), tersebar pada wajah, berbentuk nummular,
polisiklos atau kadang anular pada badan. Diatasnya terdapat skuama yang berminyak
dan agak kekuningan. Dermatitis eboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala
berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai
seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Kelainan tersebut
pitriasis sika (ketombe/dandruff). (Wolff,2013:45).
Bentuk Klinis
Terdapat dua bentuk utama dermatitis seboroik, yaitu :
1. Tipe infantile, tipe ini muncul pada minggu pertama hingga usia 3 bulan dan self-
limited. Biasanya lokasi pada kulit kepala (cradle crap), badan (lipatan dan area
diaper), Leiner’s disease. Cradle crap merupakan bentuk yang paling sering dari DS
tipe indantil, lesinya berupa plak berwarna merah kekuningan, tertutup skuama tebal
dan berminyak pada vertex. Ledi pada wajah dan retroaurikular biasanya berupa plak
eritematus (salmon-colored), tertutup skuama pada dahi, alis, lipatan nasolabial dan
area retroaurikular. Lesi pada lipatan tubuh buasanya basah, permukaan mengkilat,
lesinya menyatu pada leher, aksila atau inguinal. Lsi pada badan biasanya dalam
bentuk yang luas berupa plak eritematus tertutup skuama (Collins, 2012, Borda,
2015:18).
2. Tipe dewasa, tipe ini biasanya kronik dan dapat menetap mulai usia decade emapt
sampai enam. Tipe ini biasanya mulai saat pubertas berkaitan dengan aktivitas
androgen, dimana meningkatkan ukuran dan aktivitas kelenjar sebasea. Lokasi
biasanya pada kulit kepala, waja, alis, badan. Lesi pada kulit kepala bervariasi mulai
dari yang ringan hanya beruapa deskuamasi hingga krusta berwarna kekuningan
(honey-colored) yang melekat pada kulit kepala sehingga menyebabkan alopesia. Lesi
dapat mengenai hingga dahi sehingga tampak seperti batas eritematur yang berskuama
yang dikebal sebagai “ seborrheica”. Lesi pada wajah dan retroaurikular dapat
menyebar hingga region malar dan pipi dengan gambaran seperti :butterfly”.
(Borda,2015:18, Collins,2012:216-263).
Lesi pada badan dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe petaloid dan tipe pitiriasiform.
Tipe pataloid merupakan gambaran yang paling sering, berupa papul-papul eritematus
kecil pada folikular dan perifolikular, dengan skuama berminyak yang kemudian menyatu
membentuk plak yang menyerupai medali (flower petals). Tipe pitiriasiform berupa
macula dan patch berbentuk oval berukuran 5-15mm yang menyebar dan tertutup
skuama. Distribusinya mengikuti garis kulit sehingga mirip dengan pitiriasis rosea.
(Borda,2015:18,Collins,2012:261-263).
Selain kedua bentuk utama diatas, terdapat pula beberapa bentuk lain dari dermatitis
seboroik, diantaranya adalah :
Eritroderma deskuamativum (Leiner’s disease): merupakan dermatitis seboroik pada
infant yang luas, severe dan dalam bentuk eritrodermik. Gejalanya adalah demam,
anemia, diare, muntah, penurunan berat badan. Terdapat dua bentuk yaitu bentuk familial
dan non-familian. Bentuk yang pertama berkaitan dengan defisiensi komplemen C3,C5
dan multifungsi ulang dari folikel yang dilates (Collins, 2012: 264-265; Wolff,2013:47).
E. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Kultur jamur dan kerokan kulit amat bermanfaat
untuk menyingkirkan tinea kapitis maupun infeksi yang disebabkan kuman lainnya.
2) Pemeriksaaan yang dapat dilakukan pada pasien dermatitis seboroik adalah
pemeriksaan histopatologi. Gambaran histopatologi bergantung pada stadium
penyakit: akut, subakut, atau kronis.
3) Pemeriksaan serologis untuk menyingkirkan dermatitis atopic.
F. Komplikasi
Dermatitis membandel seperti seboroik dengan diare kronis dan kegagalan tumbuh
(penyakit leiner) yang dapat menunjukkan disfungsi sistem kekebalan tubuh. Dermatitis
seboroik dapat bersama-sama dengan akne yang berat. Jika meluas dapat menjadi
eritroderma, yang pada bayi disebut penyakit Leiner.
G. Penatalaksanaan
Terapi DS dan dandruff ditujukan pada menghilangkan lesi kulit, mengurangi keluhan
terutam gatal dan mempertahankan remisi dengan terapi jangka panjang. Karena
mekanisme patogenik dasar utamanya melibatkan proliferasi Malassezla dan peradangan
dan iritasi kulit local, maka terapi yang paling umum adalah agne topical antifungal dan
anti inflamasi. Terap lain yang bisa digunakan meliputi coar-tar, lithium gluconate dan
fototerapi. Terapi beru yang bisa digunakan meliputi topical kalsineuin dan
metronidazole, tapi efikasinya masi kontoversial (Borda, 2015:5:Wolff,2013:47).
Terapi insial
1. Terapi topical
a. Pada kulit kepala: untuk dewasa, pemberian shampoo yang mengandung selenium
sulfide, zinc pyrithione, dan/atau tar. Ketoconazole 2 shampo juga sangat efektif.
Kemudia diikuti solusio/losio/gel glukokortikoid, untuk kasus yang severe. Dosis
ketoconazole krim adalah2x/minggu. Selain itu juga bisa digunakan Bifonazole 1
shampo sekali sehari, miconazole cream 2x sehari, elenium sulfide 2,5% shampo
dengan dosis 2x/minggu. Krim Pimekrolimus 1 dapat diberikan 2x/sehari, untuk
anak-anak dengan cradle crap, pengangkatan krusta dengan kompres hangat
minyak zaitun, kemudian diikut dengan pemberian shampoo bayi atau
ketoconazole 2% dank rim hidrokortison 1-2,5%, krim ketoconazole 2% dan krim
pimekrolimus 1%.
b. Wajah dan badan, Shampo ketoconazole 2%, krim dan losio glukokorikod: awal
diberikan krim hidrokortison 1-2,5% untuk kasus yang resisten diberikan
klobetasol propionate, krim ketoconazole 2% pimekrolimus 1% dan salep
takrolimur 0,03% atau 0,1%.
c. Area intertrigininous: ketoconazel 2%, krim pimekrolimus 1% takrolimus 0,03%
atau 0,1% (Collins,2012:256-266;Wolff,2013:47;Del Rosso,2011:32-38).
2. Terapi Sistemik
Pada kasus yang severe dan rekalsitran dapat diberikan isotretinoin dosis 0,1-0,3
mg/kg selama 3-5 bulan. Pada kasus yang ringan dapat diberikan itraconazole 100mg,
dua kali sehari selama 2 minggu (Collins,2012,Wolff,2013, Clark,2015)
3. Terapi maintenance
Sampho ketoconazole 2%, shampoo tar dank rim ketoconazole cukup efektif. Jika
tidak membaik, maka bisa diberikan sulfur precipitale 3% dan asam salisilat 2%.
Krim hidrokortison 1-2,5% setiap hari juga bisa diberikan, terapi harus dimonitor
tanda atrofi. Krim pimekrolimus 1% dan takrolimus 0,03% juga aman dan efektif
(Collins,2012; Wolff 2013).
H. Prognosis
Dermatitis Seboroik ini agak susar untuk disembuhkan, meskipun terkontrol. (Collins,
2012:216).
BAB II
ASKEP
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh
(Boedihartono, 1994: 10).
Anamnesa :
1. Identitas : Dermatitis seboroik dapat terjadi pada semua umur, sering terjadi pada bayi
dan orang dewasa. Pada bayi terjadi pada usia 3 bulan setelah kelahiran dan pada
orang dewasa 30-60 tahun. Lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita.
2. Keluhan : pasien sering mengeluh adanya kemerahan, peningkatan suhu tubuh, nyeri
pada kasus tertentu, kulit kering agak kekuningan, ketombe dengan rasa gatal, rambut
rontok dibagian verteks dan frontal kepala, kelopak mata merah.
3. Riwayat penyakit sekarang : adanya lesi berupa eritema, dengan sisik-sisik yang
berminyak agak kekuningan dengan rasa gatal yang ringan, ketombe, yang hanya
mengenai kulit kepala berupa skuama halus dan kasar. Rambut pada tempat tersebut
mempunyai kecenderungan rontok, dengan adanya pruritus. Skuama halus dapat
terlihat di alis mata, kulit di bawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak skuama
kekuningan, kelopak mata merah disertai skuama halus.
4. Riwayat penyakit dahulu : kaji apakah adanya infeksi mikroorganisme (pytirosporum
ovale).
5. Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah keluarga juga mempunyai riwayat
dermatitis seboroik.
6. Riwayat psikologis : adanya stress emosional.
7. Pola ADL :
a. Nutrisi : pada keadaan yang berat anak-anak mungkin mengalami gangguan
tumbuh kembang akibat dari pemasukan nutrisi yang tidak adekuat.
Ketidaknyamanan dari adanya lesi membuat anak rewel sehingga menyebabkan
gangguan pemasukan nutrisi (makanan maupun minuman).
b. Eliminasi : biasanya tidak ditemukan masalah
c. Hygiene : kebersihan diri pada awalnya harus dikaji, karena kebersihan diri yang
kurang juga sebagai salah satu predisposisi, termasuk didalamnya untuk
menghindari keringat berlebihan.
d. Aktivitas : dapat tergantung pada distribusi lesi yang ada, dan atau jenis dermatitis
seboroiknya (ketombe, kulit kering dengan eksudat, dan lain-lain).
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi
a. Ketombe yang hanya mengenai kulit kepala
b. Lesi berupa eritema, skuama, krusta tebal yang sering meluas ke dahi,
glabela, telinga posaurikular, dan leher.
c. Pada bayi, skuama yang kekuningan dan kumpulan debris epitel yang lekat
pada kulit (cradle cap)
d. Pada daerah supraorbital skuama halus dapat terlihat di alis mata, skuama
kekuningan. Dapat pula pinggiran kelopak mata merah disertai skuama
halus.
Palpasi
Kulit teraba hangat dan kasar.
Persistem
1) B1 (Breathing): pneumonia.
2) B2 (Blood): septikemi, hipotermia, dekompensasi kordis, trombophlebitis.
3) B3 (Brain): nyeri (pruritus).
4) B4 (Bladder)
5) B5 (Bowel): diare.
6) B6 (Bone and Integumen): pruritus, eritema, turgor kulit buruk, pitiriasis.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau
masalah actual atau resiko mengidentifikasi serta menentukan intervensi keperawatan
untuk mengurangi, mencegah atau menghilangkan masalah kesehatan pasien yang ada
pada tanggung jawabnya (Carpenito, 1983 dalam Tarwoto&Wartonah, 2011).
Adapun diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada kasus Dermatitis Seboroik
ini yaitu :
a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan hormonal
b. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
d. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
( kerusakan integritas kulit )
e. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh
C. Rencana/Intervensi Keperawatan
Masalah intervensi Rasional
keperawatan
Gangguan Perawatan integritas kulit
integritas kulit 1. Identifikasi penyebab gangguan 1. Untuk mengetahui apa
berhubungan integritas kulit yang memperburuk
dengan 2. Ubah posisi tiap 2 jam sekali jika keadaan kulit
perubahan tirah baring 2. Meningkatkan aliran
hormonal 3. Lakukan pemijatan pada area yang darah kesemua daerah
menonjol, jika ada 3. Menghindari tekanan
4. Gunakan produk berbahan pada daerah yang
petroleum atau minyak pada kulit menonjoldan
yang kering meningkatkan aliran
5. Gunakan produk berbahan ringan darah
atau alami dan hipoalergik pada 4. Untuk menjaga
kuliat sensitive kelembaban kulit
6. Hindari produk berbahan dasar 5. Menutrisi kulit agar lebih
alcohol pada kulit kering sehat
7. Anjurkan klien menggunakan 6. Untuk mencegah
pelembab dehidrasi serta menjaga
8. Anjurkan minum air yang cukup keadaan kulit agar tidak
9. Anjurkan meningkatkan asupan kering
nutrisi 7. Untuk menjaga
10. Anjurkan menggunakan tabir kebersihan dan
surya yang ber spf minimal 30 mencegah kuman serta
jika berapa dilar rumah bakteri masuk kedalam
11. Anjurkan mandi dan kulit
menggunakan air secukupnya
Gangguan rasa Edukasi kesehatan 1. Memastikan klien siap
nyaman 1. Identifikasi kesiapan dan untuk menrima informasi
berhubungan kemampuan menerima informasi 2. Menegtahui apa yang
dengan gejala 2. Identifikasi faktor-faktor yang menjadi hambatan untuk
penyakit dapat meningkatkan dan melakukan pola hidup
menurunkan motivasi prilaku bersih
hidup bersih 3. Mempermudah proses
3. Sediakan materi dan media edukasi
pendidikan 4. Klien lebih siap untuk
4. Jadwalkan pendikdikan kesehatan diberikan edukasi
sesuati kesepakatan 5. Memberikan pengetahuan
5. Berikan kesempatan untuk kepada klien tentang
bertanya faktor apa saja yang dapat
6. Jelaskan faktor resiko yang mempengaruhi status
mempengarui kesehatan kesehatan
7. Ajarkan prilaku hidup bersih dan 6. Menerapkan prilaku hidup
sehat bersih
8. Ajarkan strategi yang dapat 7. Mencegah terjadinya
digunakan untuk meningkatkan msalah masalah kesehatan
prilaku hidup sehat dan bersih yang diakibatkan oleh
pola hidup yang kurang
bersih
Resiko infeksi Pencegahan infeksi
berhubungan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 1. Mengetahui tanda dan
dengan local dan sistemik gejela terjadinya Infeksi
ketidakadekuatan 2. Berikan perawatan kulit pada 2. Mencegah edema menjadi
pertahanan tubuh daerah edema lebih parah
primer 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah 3. Mengurangi resiko
( kerusakan kontak denagn lingkungan pasien penularan virus dan
integritas kulit ) 4. Pertahankan tekhnik aseptic dan bakteri.
pasien berisisiko tinggi 4. Menambah pengetahuan
5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi klien tentang gejala
6. Ajarkan cara mencuci tangan terjadinya infeksi
yang benar 5. Membuat klien lebih
7. Ajarkan cara memeriksa luka waspada terhadap
8. Anjurkan meningktkan asupan terjadinya infeksi
nutrisi 6. Memenuhi kebutuhan
9. Anjurkan meningkatkan asupan nutisi
cairan 7. Mencegah terjadinya
10. Kolaborasi pemberian imunisasi dehidrasi
jika perlu 8. Meningkatkan sitem
pertahanan tubuh terhadap
bakteri atau virus
Deficit Dukungan perawatan diri : Mandi
perawatan diri : 1. Identifikasi jenis bantuan yang 1. Mengetahui kekurangan
mandi dibutuhkan klien untuk merawat diri
berhubungan 2. Monitor kebersihkan tubuh 2. Mengetahui keadaan kulit
dengan misalnya keadaan kulit serta kerusakan yang
penurunan minat 3. Monitor integritas kulit muncul pada klit
4. Sediakan peralatan mandi yang 3. Mempermudah klien
lengkap untuk merawat diri
5. Sediakan lingkungan yang aman 4. Klien lebih nyaman jika
dan nyaman terjaga privasinya
6. Fasilitasi mandi sesuai kebutuhan 5. Mencegah
7. Pertahankan kebiasaan kebersihan perkembangbiakan kuman
diri dan bakteri pada tubuh
8. Jelaskan manfaat mandi dan tidak 6. Memudahkan klien untuk
mandi terhadap kesehatan membersihkan bagian
9. Ajarkan kepada keluarga cara tubuh yang tidak dapat
membantu klien untuk mandi jika dijangkau sendiri
diperlukan misalnya bagian
belakang.
Harga diri Promosi citra tubuh
rendah 1. Identifikasi perubahan citra tubuh 1. Mengetahui bagian tubuh
situasional yang mengakibatkan isolasi social mana yang menyebabkan
berhubungan 2. Monitor frekuensi pernyataan klien kehilangan citra
dengan kritik terhadap diri sendiri tubuh
perubahan pada 3. Monitor apakah pasien bisa 2. Mengetahui persepsi klien
citra tubuh melihat bagian tubuh yang berubah terhadap dirinya
4. Diskusikan perubahan tubuh dan 3. Memberikan pemahaman
fungsinya kepada klien tentang
5. Diskusikan perdedaan citra tubuh fungsi tubunya
dan harga diri 4. Mengetahui apa yang
6. Diskusikan kondisi stress yang menyebabkan klien stress
mempengaruhi citra tubuh terhadap penampilan
misalnya luka tubuhnya
7. Diskusikan persepsi klien dan 5. Klien dapat merawat
keluarga tentang perubahan citra bagian tubuhnya
tubuh
8. Jelaskan kepada klien dan keluraga
tentang merawat citra tubuh

Penyimpangan KDM teori


Sabun,deterjen,zat kimia Dikomsumsi langsung
↓ atau kontak langsung
Kelainan kulit ↓
↓ adanya kontak dgn alerg
Lapisan tanduk rusak ↓
↓ sel plasma dan basophil
Denatrurasi keratin membentul Ab Ige
↓ ↓
Menyingkirkan lapisan tanduk memicu proses degranulasi
↓ ↓
Merusak lapisan epidermis pelepasan mediator kimia
↓ ↓
Inovasi Reaksi peradangan
pemberian vco Kerusakan integritas kulit
(virgin coconut ↓
oil) ↓ gatal dan rubor
↓ Resiko infeksi ↓
Vco (virgin Reaksi menggaruk berlebih
coconut oil) ↓
efektif
digunakan pada nyeri Gangguan rasa nyaman
penderita
dermatitis

Kelembapan kulit menurun



Kulit mengering

Perubahan warna kulit

Gangguan citra tubuh

DAFTAR PUSTAKA

Murlistyarini, Sinta. Dkk. 2018. INTISARI ILMU KESEHATAN KULIT DAN


KELAMIN, Malang, UB Press.
Clark GW, Pope SM and Jaboori KA.2015. Diagnosis and treatment of seborrheic
dermatitis. Am Fam Physician 91(3).
Borda Lj and Wikra,amayke TC.2012.Seborrheic dermatitis and dandruff: a
comprehensive reviuw. J Clin Inventig Dermatol 3(2).
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
FORMAT PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Kaisar Agus
NIM : 70300117041
REKAMAN ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN AWAL
KEPERAWATAN UMUM
DIRUANG RAWAT INAP
MEDIKAL BEDAH
A. IDENTITAS
Nama : Tn. F Ruang Rawat : Gelatik
Umur : 26 tahun No. Rekam Medik : 180xxxxxx
Pendidikan : SMA Tgl/Jama Masuk : 15 Juni 2020
Pekerjaan : Petani Tgl/Jam Pengambilan Data : 16 Juni
Suku : Bugis 2020
Agama : Islam Diagnosa Masuk : Dermatitis Seboroik
Status perkawinan : Kawin Cara masuk : ( √ )Berjalan
Alamat : jl.kemakmuran no 14 tanete, Kiriman dari Poliklinik : Tidak
Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba Pindahan Dari : Tidak
Sumber Informasi : Klien dan Keluarga Perawat/Tim Yang Bertanggung
Jawab : Perawat RS Bayangkara
Makassar
B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluahan Utama Klien mengalami gatal-gatal
Keluhan saat ini Klien mangatakan gatal gatal di daerah leher, dan punggung belakang
serta bagian kepala yang disertai dengan bercak kemerahan, klien
mengatakan jika menggaruk akan disertai sisik sisik berwaran putih
dan berminyak, keluhan dirasakan sejak 2 bulan terakhir, gatal muncul
jika berkeringat, klien Nampak gelisah dank klien mengeluh stress
dengan penyakitnya
(√) Pernah Opname dengan sakit : Dermatitis Seboroik
Di RS : Rs. Bhayangkara Makassar
Pernah Mendapat Pengobatan : ( √ ) Ya : Yaitu : berupa salep dan obat oral yang
diresepkan oleh dokter
BB Sebelum Sakit : 65 Kg Pernah Operasi : ( √ )
C. KEADAAN UMUM
Kesadaran : composmentis
Pasien Mengerti Tentang Penyakitnya : ya
D. KEBUTUHAN DASAR
RASA NYAMAN NYERI
- Suhu : 370 C
- Klien tampak gelisah
- Tidak terdapat keluhan nyeri
Tidak terdapat masalah keperawatan
NUTRISI KEBERSIHAN PERORANGAN
- TB : 170 Cm BB : 60kg - Kebiasaan mandi : 1 X/hari
- Kebiasaan makan : 3X/hari (Teratur) - Cuci rambut : 1 X/hari
- Keluahan saat ini : Tidak ada keluhan tentang - Kebiasaan gosok gigi : 1 X/hari
nutrisi klien - Kebersihan badan : Nampak sisik
sisik berwarna putih dan berminyak
- Keadaan rambut : klien mencukur
habis rambutnya selama terkena
penyakit dermatitis
- Keadaan kulit kepala : terdapat lesi
dan bercak putih
- Keadaan kuku : pendek dan tampak
kekuningan
- Keadaan vulva/perineal : baik
- Keluhan saat ini: gatal-gatal
- Integritas kulit : kulit pada punggur
dan leher belakang serta kulit kepala
Nampak bercak kemerahan, terdapat
lesi dan bersisik putih serta
berminyak
- Luka Bakar : tidak terdapat luka
bakar

- Keadaan luka : berminyak


- Lain-lain :
………………………………………
…. …………
Masalah keperawatan : Tidak Terdapat masalah Masalah Keperawatan
keperawatan Gangguan integritas kulit
Defisit Perawatan diri : Mandi
CAIRAN AKTIVITAS & LATIHAN
- Kebisaan minum : 7 gelas perhari . - Aktivitas waktu luang : Nonton TV.
Jenis : Air Putih Aktivitas/Hoby : Nonton Tv
- Turgor kulit : agak kering - Kesulitan bergerak : tidak terdapat
- Punggung kuku : baik hambatan dalam bergerak

- Warna : putih - Kekuatan otot : baik

- Mata cekung : normal - Tonus otot : normal

- Konjungtiva : normal - Postur : baik

- Sklera : normal Rentanggerak : tidak memerlukan


bantuan danalat untuk bergerak
- Edema : tidak terdapat edema pada bagian
- Keluahan saat ini : tidak ada keluhan
yang bermasalah
untuk bergerak
- Distensi vena jugularis : normal
- Penggunaan alat bantu : tidak terpasang
- Ssites : tidak
lat bantu gerak
Spider Neavi : tidak
- Pelaksanaan aktivitas : dilakukan
Minum per NGT : tidak terpasang Ngt
secara mandiri
Terpasang dekopresi (NGT) : tidak terpasang
- Jenis aktifitas yang perlu dibantu :
NGT
aktivitas dapat dilakukan mandiri
- Terpasang infuse : tidak terpasang infus

Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan


 Tidak terdapat masalah pada pemenuhan  Tidak terdapat masalah pada
cairan aktivitas gerak

ELIMINASI OKSIGENIASI

- Kebisaan BAB : 2X/hari - Nadi : 80 X/menit


- BAK : 5 kali sehari - Pernafasan : 20 X/menit
- Menggunakan laxsan : tidak menggunakan - TD : 130/80 HmHg
laxan - Bunyi Nafas : normal
- Menggunakan diuretic : tidak menggunakan - Respirasi : tidak ada keluhan
diuretic - Kedalaman : normal
- Keluahan BAK Saai ini : - Sputum : tidak terdapat sputum
Tidak ada keluahan untuk eliminasi urine - Sirkulasi oksigenasi : tidak ada
- Abdomen : tidak ada keluhan pada area keluhan
abdomen - Dada : tidak terdapat masalah
- Terpasang kateter urine : tidak terpasang
- Oksegien : tidak terdapat bantuan
kateter urine
oksigenasi
- Pengguna alcohol : tidak mengomsumsi
- WSD : tidak terpasang WSD
alkohol
- Riwayat penyakit : tidak ada riwayat
- Lain-lain :
peyakit
……………………………………………
Masalah keperawatan Tidaka terdapat masalah pada oksigenasi
Tidak ada masalah keperawatan

TIDUR DAN ISTIRAHAT PENCEGAHAN TERHADAP


BAHAYA
- Kebiasaan tisur : Malam dan Siang - Refleksi : tidak ada hambatan
- Lama Tidur : Malam: 6 Jam Siang : 2 jam - Penglihatan : penglihatan normal
- Kebiasaan tidur : baik - Pendengaran: tidak ada masalah pada
- Kebiasaan tidur : klien tidak mengalami pendengaran
kesulitan pada pola tidur - Penciuman : penciuman normal
- Cara mengatasi : - - Perabaan : normal
- Lain-lain : - - Lain-lain
Masalah Keparawatan Masalah Keparawatan
Tidak ada masalah keperawatan Tidak terdapat masalah keperawatan
NEOROSENSORIS KEAMANAN
- Rasa Ingin Pingsan/Pusing : tidak ada Alergi/sensitivitas :
masalah Perubahan system imun sebelumnya:

- Stroke (gejala sisa) : tidak ada riwayat dan selama mengalami penyakit klien

gejala penyakit stroke gampang lelah

- Kejang : tidak ada gejalan kejang Riwayat penyakit hubungan seksual


(tanggal/tipe) :tidak ada masalah
Aura : normal
Perilaku resiko tinggi : tidak ada
Satatus postika : normal Transfuse darah/jumlah : tidak perna
Status Mental : tida ada gangguan mental melakukan transfuse darah
Kesadaran : composmentis Gambaran reaksi :tidak ada
- Memori : mampu mengingat kejadian masa Riwayat cidera kecelakaan :pernah
lalunya mengalami kecelakaan ringan namun

- Kaca mata: tidak memakai kacamata tidak cedera


Fraktur/dislokasi : tidak pernah
- kontak lensa : tidak memakai lensa
mengalami fraktur
- Alat bantu dengar : tidak terpasang alat bantu
Arthritis/sendi tak stabil : normal
dengar
Masalah punggung : kulit punggung
- Ukuran/reaksi pupil : sianosis
tampak bercak kemerahan
- Facial drop normal
Perubahan pada tahi lalat : tidak ada
- Genggaman tangan/lepas : normal perubahan
- patella ka/ki : sianosis Pembesaran nodus : tidak terjadi
- Reflex tendon dalam bisep/trisep:reflex pembesaran nodus
Kekuatan umum :baik
- Kernig sign : tidak
Cara berjalan : normal
- Chaddock : tidak

Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :


Tidak ada masalah Tidak ada masalah
SEKSUALITAS
- Aktif melakukan hubungan seksual : ya Pria

- Penggunaan kondom : kadang-kadang - Tidak dilakukan pengkajian pada alat

- Masalah-masalah/kesulitan seksual : tidak ada kelamin

kesulitan
- Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat.
-
Masala Keperawatan :
Tidak ada masalah
KESEIMBANGAN & PENINGKATAN HUBUNGAN RESIKO SERTA
INTERAKSI SOSIAL
- Lama perkawinan : 2 tahun, hidup -Sosiologis : klien mengatakan kadang
dengan :keluarga malu ketika orang menanyakan
- Malasa-masalah kesahatan/stress : klien penyakitnya, ketika ditanya klien
mengatakan stress terhadap penyakitnya yang tampak menunduk dan memegang
tak sembuh bagian kepalanya
- Cara mengatasi stress :beristigfar -Perubahan bicara : tidak menggunkan
- Orang Pendukung Lain : istri dan keluarga alat abntu bicara

- Peran Dalam Struktur Keluarga :anak dan -Adanya laringektomi : tidak terdapat
suami laringetomi

- Masalah-masalah Yang berhubungan Dengan -Komunikasi verbal/nonverbal dengan


Penyakit/Kondisi : gatal-gatal keluarga/orang terdekat lain :klien

- Prikologis : klien tampak gelisah sering mengeluh dan merasa malu


terhadap penampakan dari sisik sisik
- Keputusan asaan : klien kadang putus asa tapi
putih yang dikepalanya
kembali mengingat Allah
-Spiritual : klien taat beribadah
- Lain-lain
-Kegiatan keagamaan :shalat berjamaah
-Gaya hidup :beda dari sebelumnya
-Perubahan terakhir :Selma
menderitapenyakit dermatitis seboroik
ini klien malu untuk menghadiri
acara-acara yang dulu biasa dia ikuti

Masalah keperawatan : Harga diri rendah situasional


E. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN
1. Bahasa dominan (khusus) : Bahasa Bugis
2. Informasi yang telah disampaikan :
3. Masalah yang telah dijelaskan :
lain-lain :
Obat yang diresepkan (lingkari dosis yang terakhir) :
Obat Dosis Waktu Diminum secara teratur tujuan

Riwayat pengobatan, obat tanpa resep / obat-obatan bebas :


Obat-obatan jalanan / jamu :
Pemeriksaan fisik lengkap terakhir :
4. Factor resiko keluarga (tandai hubungan) :
Ô diabetes mellitus Ô tuberculosis Ô penyakit jantung
Ô stroke Ô TD tinggi Ô epilepsy
Ô penyakit ginjal Ô kanker Ô penyakit jiwa
Ô lain-lain

F. DATA GENOGRAM

26
26 24

Keterangan :

: Laki-laki -------- : Tinggal serumah

: Perempuan : Garis keturunan


: Klien
: Garis perkawinan
: Meninggal

G1 : orangtau dari klien dan suami klien meninggal karena faktor usia
G2 : klien anak ke 2 dari 4 bersaudara dan istri klien anak ke 2 dari 3 bersaudara
G3 : klien memiliki 1 anak

G. DATA PEMERIKSAAN PENUNJANG (diagnostic & laboratorium)


Lampirkan tanggal pemeriksaan
Lampiran 2
FORMAT DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama / umur : Tn.F / 26 tahun
Ruang / kamar :

No Diagnosa keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi

1. Gangguan integritas kulit Selasa, 17 juni 2020 Selasa, 18 juni 2020


berhubungan dengan perubahan
hormonal
2. Deficit perawatan diri: mandi Selasa, 17 juni 2020 Selasa, 18 juni 2020
berhubungan dengan penurunan minat
3. Harga diri rendah situasional Selasa, 17 juni 2020 Selasa, 18 juni 2020
berhubungan dengan perubahan pada
citra tubuh

PERUMUSAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan

1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan hormonal


2. Deficit perawatan diri : Mandi berhubungan dengan penurunan minat
3. Harga diri situasional berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh

ANALISA DATA
no Data Masalah keperawatan
1. Ds : Gangguan integritas kulit
1. Klien mengatakan gatal-gatal
pada bagian leher, punggung
belakang serta bagian kepala
2. Klien mengatakan gatal
muncul ketika berkeringat
Do :
1. Kulit pada punggung dan leer
belakang Nampak kemerahan
muncul sisik putih ketika
digaruk dan berminya
2. Dibagian kepala tampak
bercak-bercak putih dan
bersisik serta berminyak
3. Hasil TTV klien
Td : 130/80 mmHg
N : 80 X/menit
P : 20X/menit
S : 37*C
2. Ds : Deficit perawatan diri
1. Klien mengatakan mandi
hanya 1 kali sehari
2. Klien mengatakan mencuci
rambut 1 kali sehari kadang
juga tidak mencuci rambut
3. Klien mengatakan kurang
minatb untuk melakukan
perawatan diri karena sibuk
bertani

Do :
1. Kulit klien Nampak kering
2. Terdapat lesi pada bagian
punggung, leher dan kepala
dengan keadaaan yang
brminyak
3. Kuku klien Nampak kotor dan
berwarna kuning
3. Ds : Harga diri rendah situasional
1. klien mengatakan kadang
stres terhadap penyakitnya
yang tak kunjung sembuh
2. klien mengatakan malu
terhadap penampakan fisik
dari penyakitnya
3. klien mengatakan selama
sakit dia tidak pernah
menghadiri acara yang diikuti
sebelumnya karena malu
Do :
1. klien tampak menunduk dan
menutupi bagian kepalanya
ketika ditanya tentang
penyakitnya
2. klien tampak gelisah

FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Inisial klien : Tn.F
Ruangan : ……………………………
No. RM : ……………………………
No Masalah Tujuan dan Intervensi Rasional
keperawatan kriteria hasil keperawatan
1 Gangguan integritas setelah dilakukan Perawatan 1. Untuk mengetahui
kulit berhubungan intervensi integritas kulit apa yang
dengan penurunan perawatan integritas 1. Identifikasi memperburuk
hormonal ditandai kulit 1 X 24 jam penyebab keadaan kulit
dengan : diharpakan keadaan gangguan 2. Meningkatkan
Ds : kulit meningkat integritas kulit aliran darah
1. Klien dengan kritea 2. Ubah posisi tiap 2 kesemua daerah
mengatakan sebagai berikut : jam sekali jika 3. Menghindari
gatal-gatal pada 1. Elistisitas tirah baring tekanan pada daerah
bagian leher, meningkat 3. Lakukan yang menonjoldan
punggung 2. Hidrasi menurun pemijatan pada meningkatkan aliran
belakang serta 3. Perfusi jaringan area yang darah
bagian kepala menurun menonjol, jika 4. Untuk menjaga
2. Klien 4. Nyeri menurn ada kelembaban kulit
mengatakan 5. Kemerahan 4. Gunakan produk 5. Menutrisi kulit agar
gatal muncul menurun berbahan lebih sehat
ketika 6. Jaringan parut petroleum atau 6. Untuk mencegah
berkeringat menurun minyak pada kulit dehidrasi serta
Do : 7. Suhu kulit yang kering menjaga keadaan
1. Kulit pada membaik 5. Gunakan produk kulit agar tidak
punggung dan 8. Tekstur berbahan ringan kering
leer belakang membaik atau alami dan 7. Untuk menjaga
Nampak hipoalergik pada kebersihan dan
kemerahan kuliat sensitive mencegah kuman
muncul sisik 6. Hindari produk serta bakteri masuk
putih ketika berbahan dasar kedalam kulit
digaruk dan alcohol pada kulit
berminyak kering
2. Dibagian kepala 7. Anjurkan klien
tampak bercak- menggunakan
bercak putih dan pelembab
bersisik serta 8. Anjurkan minum
berminyak air yang cukup
3. Hasil TTV klien 9. Anjurkan
Td:130/80mmH meningkatkan
g asupan nutrisi
N : 80 X/menit 10. Anjurkan
P : 20X/menit menggunakan
S : 37*C tabir surya yang
ber spf minimal
30 jika berapa
dilar rumah
11. Anjurkan mandi
dan
menggunakan air
secukupnya
2. Deficit perawatan setelah dilakukan Dukungan 1. Mengetahui
diri: mandi intervensi dukungan perawatan diri : kekurangan klien
berhubungan perawatan diri 1 X Mandi untuk merawat diri
dengan penurunan 24 jam di harapkan 1. Identifikasi jenis 2. Mengetahui
minat ditandai minat perawatan bantuan yang keadaan kulit serta
dengan : diri meningkat dibutuhkan kerusakan yang
Ds : dengan kriteria hasil 2. Monitor muncul pada klit
1. Klien yaitu : kebersihkan 3. Mempermudah
mengatakan 1. Kemampuan tubuh misalnya klien untuk merawat
mandi hanya 1 mandi meningkat keadaan kulit diri
kali sehari 2. Verbalisasi 3. Monitor 4. Klien lebih nyaman
2. Klien keinginan integritas kulit jika terjaga
mengatakan melakukan 4. Sediakan privasinya
mencuci rambut perawatan diri peralatan mandi 5. Mencegah
1 kali sehari meningkat yang lengkap perkembangbiakan
kadang juga 3. Minat melakukan 5. Sediakan kuman dan bakteri
tidak mencuci perawatan diri lingkungan yang pada tubuh
rambut meningkat aman dan 6. Memudahkan klien
3. Klien 4. Mempertahankan nyaman untuk
mengatakan kebersihan diri 6. Fasilitasi mandi membersihkan
kurang minatb meningkat. sesuai kebutuhan bagian tubuh yang
untuk 7. Pertahankan tidak dapat
melakukan kebiasaan dijangkau sendiri
perawatan diri kebersihan diri misalnya bagian
karena sibuk 8. Jelaskan manfaat belakang.
bertani mandi dan tidak
Do : mandi terhadap
1. Kulit klien kesehatan
Nampak kering 9. Ajarkan kepada
2. Terdapat lesi keluarga cara
pada bagian membantu klien
punggung, leher untuk mandi jika
dan kepala diperlukan
dengan
keadaaan yang
brminyak
3. Kuku klien
Nampak kotor
dan berwarna
kuning

3. Harga diri Setelah dilakukan Promosi citra 1. Mengetahui bagian


situasional intervensi intervensi tubuh tubuh mana yang
berhubungan promosi citra tubuh 1. Identifikasi menyebabkan klien
dengan perubahan 1 X 24 jam perubahan citra kehilangan citra
pada citra tubuh diharapkan citra tubuh yang tubuh
ditandai dengan : tubuh meningkat mengakibatkan 2. Mengetahui
Ds : dengan kriteria isolasi social persepsi klien
1. klien yaitu : 2. Monitor terhadap dirinya
mengatakan 1. verbalisasi frekuensi 3. Memberikan
kadang stres keadaan pernyataan kritik pemahaman kepada
terhadap perubahan tubuh terhadap diri klien tentang fungsi
penyakitnya menurun sendiri tubunya
yang tak 2. verbalisasi 3. Monitor apakah 4. Mengetahui apa
kunjung perubahan gaya pasien bisa yang menyebabkan
sembuh hidup menurun melihat bagian klien stress terhadap
2. klien 3. menyembunyika tubuh yang penampilan
mengatakan n bagian tubuh berubah tubuhnya
malu terhadap menurun 4. Diskusikan 5. Klien dapat
penampakan 4. hubungan social perubahan tubuh merawat bagian
fisik dari membaik dan fungsinya tubuhnya
penyakitnya 5. Diskusikan
3. klien perdedaan citra
mengatakan tubuh dan harga
selama sakit dia diri
tidak pernah 6. Diskusikan
menghadiri kondisi stress
acara yang yang
diikuti mempengaruhi
sebelumnya citra tubuh
karena malu misalnya luka
Do : 7. Diskusikan
1. klien tampak persepsi klien
menunduk dan dan keluarga
menutupi tentang
bagian perubahan citra
kepalanya tubuh
ketika ditanya 8. Jelaskan kepada
tentang klien dan
penyakitnya keluraga tentang
2. klien tampak merawat citra
gelisah tubuh
Sumber :
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai