Anda di halaman 1dari 17

VARISES ESOFAGUS

Netiana, Sri Herawati Juniati

Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok


Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya

PENDAHULUAN

Varises esofagus adalah terjadinya mendapatkan penanganan medis yang


distensi vena submukosa yang agresif untuk mencegah hal-hal yang
diproyeksikan ke dalam lumen tidak diinginkan.3
esofagus pada pasien dengan hipertensi Pemeriksaan endoskopi
portal. Hipertensi portal adalah diperlukan pada kasus perdarahan
peningkatan tekanan aliran darah varises esofagus untuk menegakkan
portal lebih dari 10 mmHg yang diagnosis, menilai varises dan
menetap, sedangkan tekanan dalam merencanakan penatalaksanaan yang
keadaan normal sekitar 5 –10 mmHg. tepat berdasarkan penyakit dasarnya.4-6
Hipertensi portal paling sering Penatalaksanaan perdarahan
disebabkan oleh sirosis hati. Sekitar pada varises esofagus dengan terapi
50% pasien dengan sirosis hati akan farmakologi, endoskopi antara lain
terbentuk varises esofagus, dan adalah skleroterapi dan ligasi,
sepertiga pasien dengan varises akan tamponade balon, transjugular
terjadi perdarahan yang serius dari intrahepatic portosistemic shunt
varisesnya dalam hidupnya.1-3 (TIPS), dan operasi.2,7,8
Perdarahan varises esofagus Tujuan penulisan referat ini adalah
mempunyai rata-rata morbiditas dan untuk memahami anatomi,
mortalitas yang lebih tinggi patofisiologi, diagnosis dan
dibandingkan dengan perdarahan penatalaksanaan varises esofagus
saluran cerna bagian atas lainnya apabila terjadi perdarahan.
seperti misalnya ulkus peptikus. Bila
tidak di terapi, mortalitas varises EPIDEMIOLOGI
esofagus adalah 30–50%, namun bila Varises paling sering terjadi
dilakukan terapi maka mortalitasnya pada beberapa sentimeter esofagus
menurun hingga 20%. Angka kematian bagian distal meskipun varises dapat
tertinggi terjadi pada beberapa hari terbentuk dimanapun di sepanjang
pertama hingga beberapa minggu traktus gastrointestinal. Sekitar 50%
perdarahan awal, karena itu intervensi pasien dengan sirosis akan terjadi
dini sangat penting untuk varises gastroesofagus dan sekitar 30–
mempertahankan kelangsungan hidup. 70% akan terbentuk varises esofagus
Intervensi dini ini diperlukan karena (Tabel 1). Sekitar 4–30% pasien
perdarahan pada traktus dengan varises yang kecil akan
gastrointestinal atas potensial menjadi varises yang besar setiap
mengancam jiwa, sehingga harus tahun dan karena itu mempunyai risiko
ditangani dengan cepat dan tepat serta akan terjadi perdarahan.1,3
Tabel 1. Epidemiologi varises esofagus dan hubungannya dengan penyakit hati1

Varises gastroesofagus yang berat (Child-Pugh C) mempunyai


berhubungan dengan tingkat keparahan risiko perdarahan varises esofagus
penyakit hati. Keparahan dari sirosis berulang yang lebih besar
hati dapat dinilai dengan menggunakan dibandingkan dengan pasien dengan
sistem klasifikasi Child-Pugh (Tabel tingkat keparahan penyakit hati yang
2). Tingkat keparahan penyakit hati lebih ringan (Child-Pugh B).1,6,8,9

Tabel 2. Klasifikasi beratnya sirosis dari Child-Pugh1

Walaupun pengelolaan mortalitasnya relatif tidak berubah,


perdarahan gastrointestinal telah masih berkisar 8-10%. Hal ini
banyak berkembang namun dikarenakan bertambahnya kasus
perdarahan dengan usia lanjut dan Gambar 1. Histologi lapisan dinding
akibat komorbiditas yang menyertai.9 esofagus8
Vaskularisasi
ANATOMI Vaskularisasi esofagus
Dinding Esofagus mengikuti pola segmental. Pada
Esofagus merupakan suatu esofagus bagian atas disuplai oleh
organ berbentuk silindris berongga cabang-cabang arteria tiroidea inferior
dengan panjang sekitar 18-26 cm. dan subklavia, bagian tengah disuplai
Esofagus menghubungkan antara oleh cabang-cabang segmental aorta
faring dan lambung. Batas proksimal dan arteria bronkialis, sedangkan
esofagus adalah sfingter esofagus atas, bagian subdiafragmatika disuplai oleh
yang berjalan ke distal sampai arteria gastrika sinistra dan frenika
mediastinum posterior seperti inferior. Aliran darah vena juga
cekungan tabung otot hingga sfingter mengikuti pola segmental. Vena-vena
esofagus bawah. Esofagus merupakan esofagus daerah leher mengalirkan
bagian fungsional yang secara darah ke vena azigos dan hemiazigos,
anatomis berhubungan dengan yang selanjutnya ke vena kava
pertemuan antara muskulus konstriktor superior, dan di bawah diafragma vena
faring dengan krikofaring. Esofagus esofagus mengalir ke vena gastrika
merupakan pusat kontraksi tonik, sinistra, yang selanjutnya ke vena
berdinding tebal, terdapat otot polos porta.10
sirkuler yang panjangnya 2-4 cm, Pembuluh darah sistem
sampai hiatus diafragma.8 gastrointestinal merupakan
Dinding esofagus terdiri dari 4 bagian dari sistem yang disebut
lapis yaitu: mukosa, submukosa, sirkulasi splanknik. Sirkulasi
muskularis propria dan adventisia. ini meliputi aliran darah dari
Esofagus tidak terdapat lapisan serosa usus, limpa, pankreas dan hati.
sehingga merupakan saluran cerna Model dari sistem ini adalah
yang unik. Mukosa normal terdiri dari sedemikian rupa sehingga
epitel berlapis pipih, antara muskularis semua darah yang melewati
propria dan mukosa terdapat aliran usus, limpa, dan pankreas akan
limfatik yang berasal dari muskularis menuju ke hati melalui vena
propria. Muskularis propria terdiri dari porta. Aliran darah pada vena
otot bergaris dan otot polos yaitu pada porta, yang berasal dari aliran
bagian proksimal otot bergaris, bagian darah vena mesenterika
tengah otot bergaris dan polos dan superior (vena mesenterika
pada bagian distal otot polos. Otot inferior mengalir ke vena
lapisan dalam tersusun sirkuler dan splenika) dan vena splenika,
lapisan luar longitudinal (Gambar 1).7,8 membawa sekitar 1500 ml
darah per menit. Suplai darah
ke hati ini adalah sekitar
80%.3,10-12

Di dalam hati, darah akan sinusoid hati (saluran vaskuler


mengalir melewati berjuta-juta intrahepatik) yang sangat kecil dan
g
n
a
r
l
e
t
i
R
I
S
D
(
C
O
u
s
v
h
c
H
d
)
akhirnya meninggalkan hati melalui
vena hepatika yang masuk ke dalam
vena kava dari sirkulasi sistemik
(Gambar 2).12

Gambar 2. Sirkulasi
Splanknik12
PATOFISIOLOGI
Sirosis merupakan fase
akhir dari penyakit hati kronis
yang paling

(Gambar 3). Tekanan vena


sering
menimbulkan hipertensi portal

porta merupakan hasil dari


tahanan vaskuler intrahepatik
dan aliran darah pada portal
bed. Pada sirosis, tahanan
vaskuler intrahepatik dan aliran
porta keduanya
meningkat.1

Gambar 3. Mekanisme hipertensi portal1


Bila ada obstruksi aliran darah
vena porta, apapun penyebabnya, akan
mengakibatkan naiknya tekanan vena
porta. Tekanan vena porta yang tinggi
merupakan penyebab dari terbentuknya
kolateral portosistemik, meskipun
faktor lain seperti angiogenesis yang
aktif dapat juga menjadi penyebab.
Walaupun demikian, adanya kolateral
ini tidak dapat menurunkan hipertensi
portal karena adanya tahanan yang
tinggi dan peningkatan aliran vena
porta. Kolateral portosistemik ini
dibentuk oleh pembukaan dan dilatasi
saluran vaskuler
menghubungkan sistem vena porta dan
yang

vena kava superior dan inferior. Aliran


sama-sama

kolateral melalui pleksus vena-vena


esofagus menyebabkan pembentukan
varises esofagus yang menghubungkan
aliran darah antara vena porta dan vena
kava.1,11,13
Pleksus vena esofagus
menerima darah dari vena gastrika
sinistra, cabang-cabang vena esofagus,
vena gastrika short/brevis (melalui sehingga dapat secara langsung masuk
vena splenika), dan akan mengalirkan dalam sirkulasi sistemik.3
darah ke vena azigos dan hemiazigos. Hipertensi portal paling baik
Sedangkan vena gastrika sinistra diukur secara tidak langsung dengan
menerima aliran darah dari vena porta menggunakan wedge hepatic venous
yang terhambat masuk ke hepar pressure (WHVP). Perbedaan tekanan
(Gambar 4).2 antara sirkulasi porta dan sistemik
(hepatic venous pressure gradient,
HVPG) sebesar 10–12 mmHg
Sistem vena porta tidak diperlukan untuk terbentuknya varises.
mempunyai katup, sehingga tahanan HVPG yang normal adalah sekitar 5–
pada setiap level antara sisi kanan 10 mmHg. Pengukuran tunggal
jantung dan pembuluh darah splenika berguna untuk menentukan prognosis
akan menimbulkan aliran darah yang dari sirosis yang kompensata maupun
retrograde dan transmisi tekanan yang yang tidak kompensata, sedangkan
meningkat. Anastomosis yang pengukuran ulang berguna untuk
menghubungkan vena porta dengan memonitoring respon terapi obat-
sirkulasi sistemik dapat membesar agar obatan dan progresifitas penyakit
aliran darah dapat menghindari hati.1,3
(bypass) tempat yang obstruksi

Gambar 4. Anastomosis portocaval pada hipertensi porta2

dengan adanya penurunan dari HVPG


Bila tekanan pada dinding lebih dari 20% dari baseline. Pasien
vaskuler sangat tinggi dapat terjadi dengan penurunan HVPG sampai <12
pecahnya varises. Kemungkinan mmHg, atau paling sedikit 20% dari
pecahnya varises dan terjadinya baseline, mempunyai kemungkinan
perdarahan akan meningkat sebanding yang lebih rendah untuk terjadi
dengan meningkatnya ukuran atau perdarahan varises berulang, dan juga
diameter varises dan meningkatnya mempunyai risiko yang lebih rendah
tekanan varises, yang juga sebanding untuk terjadi asites, peritonitis
dengan HVPG. Sebaliknya, tidak bakterial dan kematian.1
terjadi perdarahan varises jika HVPG Beberapa penelitian
di bawah 12 mmHg. Risiko perdarahan menunjukkan peranan endotelin-1 (ET-
ulang menurun secara bermakna 1) dan nitric oxide (NO) pada
patogenesis hipertensi porta dan (eNOS) dan produksi nitrit oleh sel
varises esofagus. Endotelin-1 adalah endotelial sinusiod berkurang.3
vasokonstriksi kuat yang disintesis
oleh sel endotel sinusoid yang ETIOLOGI
diimplikasikan dalam peningkatan Etiologi terjadinya varises
tahanan vaskuler hepatik pada sirosis esofagus dan hipertensi portal adalah
dan fibrosis hati. Nitric oxide adalah penyakit-penyakit yang dapat
vasodilator, yang juga disintesis oleh mempengaruhi aliran darah portal.
sel endotelial sinusoid. Pada sirosis Etiologi ini dapat diklasifikasikan
hati, produksi NO menurun, aktivitas sebagai prehepatik, intrahepatik, dan
endothelial nitric oxide synthase pascahepatik (Tabel 3).3

Tabel 3. Etiologi hipertensi portal3


Prehepatik intrahepatik Pascahepatik
 Trombosis vena plenik  Fibrisis hepatik kongenital  Sindroma Budd-
 Trombosis vena porta  Hipertensi portal idiopatik Chiari
 Kompresi ekstrinsik  Tuberkulosis  Trombosis vena
pada vena porta  Schistosomiasis kava inferior
 Sirosis bilier primer  Perikarditis
 Sirosis alkoholik konstriktif
 Sirosis virus hepatitis B  Penyakit hati
 Sirosis virus hepatitis C venooklusif
 Penyakit wilson
 Defisiensi antitripsin alfa-1
 Hepatitis aktif kronis
 Hepatitis fulminan

DIAGNOSIS
Varises esofagus yang kompensata dan tidak
biasanya tidak memberikan didapatkan varises, ulangi EGD
gejala bila varises belum pecah setiap 2–3 tahun, sedangkan
yaitu bila belum terjadi bila ada varises kecil, maka
perdarahan. Oleh karena itu, pemeriksaan EGD diulangi
bila telah ditegakkan diagnosis setiap 1–2 tahun. Pada sirosis
sirosis hendaknya dilakukan yang dekompensata, lakukan
skrining diagnosis melalui pemeriksaan EGD setiap tahun.
pemeriksaan Efektivitas skrining dengan
esofagogastroduodenoskopi endoskopi ini bila ditinjau dari
(EGD) yang merupakan standar segi biaya, masih merupakan
baku emas untuk menentukan kontroversi, maka untuk
ada tidaknya varises esofagus. keadaan-keadaan tertentu
Pada pasien dengan sirosis disarankan untuk menggunakan
gambaran klinis, seperti jumlah Pada pemeriksaan-pemeriksaan
platelet yang rendah, yang tersebut, sangatlah penting menilai
dapat membantu untuk lokasi (esofagus atau lambung) dan
memprediksi pasien yang besar varises, tanda-tanda adanya
cenderung mempunyai ukuran perdarahan yang akan terjadi
varises yang besar.6 (imminent), perdarahan yang pertama
Bila standar baku emas tidak atau perdarahan yang berulang, serta
dapat dikerjakan atau tidak tersedia, bila mungkin untuk mengetahui
langkah diagnostik lain yang mungkin penyebab dan beratnya penyakit hati.1
dapat dilakukan adalah dengan Varises esofagus biasanya
ultrasonografi Doppler dari sirkulasi dimulai dari esofagus bagian distal dan
darah (bukan ultrasonografi akan meluas sampai ke esofagus
endoskopik). Alternatif pemeriksaan bagian proksimal bila lebih lanjut.
lainnya adalah pemeriksaan radiografi Berikut ini adalah derajat dari varises
dengan menelan barium dari esofagus esofagus berdasarkan gambaran
dan lambung, dan angiografi vena endoskopis (Gambar 5).2
porta serta manometri.1,6,13

Gambar 5. Derajat varises esofagus2

Pada pemeriksaan endoskopi lumen esofagus yang cukup


didapatkan gambaran derajat 1, terjadi menimbulkan obstruksi. Dan pada
dilatasi vena (<5 mm) yang masih derajat 4 terdapat obstruksi lumen
berada pada sekitar esofagus. Pada esofagus hampir lengkap, dengan
derajat 2 terdapat dilatasi vena (>5 tanda bahaya akan terjadinya
mm) menuju kedalam lumen esofagus perdarahan (cherry red spots).8
tanpa adanya obstruksi. Sedangkan Setelah varises esofagus telah
pada diidentifikasi pada pasien dengan
derajat 3 sirosis, risiko terjadinya perdarahan
terdapat varises adalah sebesar 25-35 %. Oleh
dilatasi karena sirosis hati akan mempunyai
yang prognosis buruk dengan adanya
besar, berkelok-kelok, perdarahan varises, maka penting
pembuluh darah menuju untuk dapat mengidentifikasi mereka
yang berisiko tinggi dan pencegahan
kejadian perdarahan pertama. Gambar 6. Pemeriksaan varises
Perdarahan varises esofagus biasanya esofagus dengan
tanpa rasa sakit dan masif, serta endoskopi2
berhubungan dengan tanda perdarahan
saluran cerna lainnya, seperti takikardi Pada pasien dengan dugaan
dan syok. Faktor risiko untuk terjadi perdarahan dari varises, perlu
perdarahan pada orang dengan varises dilakukan pemeriksaan EGD.
adalah derajat hipertensi portal dan Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan
ukuran dari varises. Varises sangat sesegera mungkin setelah masuk
tidak mungkin untuk terjadi rumah sakit (12 jam), khususnya pada
perdarahan jika tekanan portal < 12 pasien dengan perdarahan yang secara
mmHg.6,8 klinis jelas. Penundaan lebih lama (24
Perdarahan varises didiagnosis jam) dapat di lakukan pada kasus
atas dasar ditemukannya satu dari perdarahan ringan yang memberikan
penemuan pada endoskopi, yaitu respon dengan vasokonstriktor.13
tampak adanya perdarahan aktif, white Pada saat dilakukan endoskopi,
nipple, bekuan darah pada varises.1 ditemukan perdarahan dari varises
Sedangkan adanya red wale markings esofagus atau varises gaster. Varises
atau cherry red spots yang diyakini sebagai sumber perdarahan,
menandakan baru saja mengeluarkan ketika vena menyemprotkan darah atau
darah atau adanya risiko akan ketika ada darah segar dari
terjadinya perdarahan (Gambar 6).2 esophageal-gastric junction di
permukaan varises atau ketika ada
darah segar di fundus, jika terdapat
Cherry-red spots
Red wale marking varises lambung. Dalam keadaan tidak
ada perdarahan aktif (lebih dari 50%
kasus) atau adanya varises sedang dan
besar dengan tidak adanya lesi, maka
varises potensial untuk menjadi
sumber perdarahan yang potensial.13
Untuk pertama pada pasien dengan
penatalaksanaan yang sirosis (Tabel 2).1,6,11
optimal, sangat penting
memahami pasien yang PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan
kemungkinan besar perdarahan gastrointestinal adalah
dapat terjadi perdarahan. Faktor stabilisasi pada hemodinamik,
klinis berhubungan dengan meminimalkan komplikasi dan
peningkatan risiko perdarahan mempersiapkan terapi yang efektif
varises pertama, termasuk untuk mengontol perdarahan.
penggunaan alkohol dan fungsi Resusitasi awal harus dengan cairan
hati yang buruk. Kombinasi intravena dan produk darah, serta
dari pemeriksaan klinis dan penting perlindungan pada saluran
endoskopi termasuk mencari nafas. Setelah dicapai hemodinamik
klasifikasi Child-Pugh pada yang stabil, namun bila perdarahan
sirosis berat, varises yang besar terus berlanjut hendaknya dilakukan
dan adanya red wale markings pemeriksaan endoskopi untuk melihat
sangat berhubungan dengan sumber perdarahan, dan untuk
risiko kejadian perdarahan identifikasi kemungkinan pilihan terapi
seperti skleroterapi, injeksi epineprin yang akan meningkatkan harapan
atau elektrokauter (Gambar 7).8,13 hidup pasien dengan perdarahan masif.
Terapi Farmakologi Obat vasoaktif juga akan memudahkan
Prinsip pemberian tindakan endoskopi.13
farmakoterapi adalah menurunkan Terlipresin adalah turunan dari
tekanan vena porta dan intravena. vasopresin sintetik yang long acting,
Hanya ada dua farmakoterapi yang bekerja lepas lambat. Memiliki efek
direkomendasikan untuk samping kardiovaskuler lebih sedikit
pentatalaksanaa perdarahan varises dibandingkan dengan vasopresin. Pada
esofagus yaitu: vasopresin dan pasien dengan sirosis dan hipertensi
terlipresin.2 porta terjadi sirkulasi hiperdinamik
Vasopresin adalah dengan vasodilatasi. Terlipresin
vasokonstriktor kuat yang efektif memodifikasi sistem hemodinamik
nenurunkan tekanan portal dengan dengan menurunkan cardiac output
menurunkan aliran darah portal yang dan meningkatkan tekanan darah arteri
menyebabkan vasokonstriksi dan tahanan vaskuler sistemik.
splanknik. Penatalaksanaan dengan Terlipresin memiliki efek
obat vasoaktif sebaiknya mulai menguntungkan pada pasien ke
diberikan saat datang ke rumah sakit gagalan hepatorenal, yaitu dengan
pada pasien dengan hipertensi portal kegagalan fungsi ginjal dan sirosis
dan dicurigai adanya perdarahan dekompensata. Dengan demikian,
varises. Dikutip dari Science Direct, dapat mencegah gagal ginjal, yang
tujuan pemberian farmakoterapi adalah sering terdapat pada pasien dengan
untuk menurunkan tekanan portal, perdarahan varises. Ketika dicurigai
yang berhubungan erat dengan tekanan perdarahan varises diberikan dosis 2
varises. Terapi ini rasional bila tekanan mg/ jam untuk 48 jam pertama dan
portal yang tinggi ( > 20 mmHg) dilanjutkan sampai dengan 5 hari
dengan prognosis yang kurang baik.13,14 kemudian dosis diturunkan 1 mg/ jam
Obat vasoaktif dapat diberikan atau 12-24 jam setelah perdarahan
dengan mudah, lebih aman dan tidak berhenti. Efek samping terlipresin
memerlukan keterampilan. Terapi berhubungan dengan vasokonstriksi
dapat dimulai di rumah sakit, dirumah seperti iskemia jantung, infark saluran
atau saat pengiriman ke rumah sakit cerna dan iskemia anggota badan.2,13,14

Terapi Endoskopi
Terapi endoskopi dilakukan Deteksi varises esofagus
pada kasus perdarahan varises, sebelum terjadi perdarahan
terutama dalam upaya mencapai pertama biasanya dicapai
homeostasis. Temuan endoskopi juga selama pemeriksaan stadium
berguna sebagai indikator prognosis hipertensi portal, jarang varises
risiko perdarahan ulang. Teknik terdeteksi secara kebetulan.2,13
endoskopi yang digunakan mencapai Harus di ketahui bahwa selama
homeostasis adalah dengan memutus perencanaan terapi, prognosis
aliran darah kolateral dengan cepat lebih tergantung pada tingkat
seperti ligasi atau skleroterapi karena insufisiensi hati dari pada
trombosis. Endoskopi dapat dilakukan tingkat keparahan varises
pada pasien dengan varises esofagus esofagus. Varises yang ringan
sebelum perdarahan pertama terjadi, tidak memerlukan tindakan
saat perdarahan berlangsung dan endoskopi. Dengan varises
setelah perdarahan pertama terjadi.2,15 risiko perdarahan tinggi dapat
Sebelum perdarahan pertama diterapi obat-obatan dengan
propanolol 80-240 mg/hari sebagai alternatif pengganti
yang dapat di kombinasi beta bloker. Tidak dilakukan
dengan 2 X 40 mg/ hari tindakan endoskopik, operasi
isosorbide mononitrate. dan transjugular intrahepatic
Spironolakton dalam dosis 100- portosystemic shunting
13
200 mg/ hari dapat sign
diberikan (TIPS).
of upper GI bleeding in patient with:
1. Known cirrhosis
2. Clinical suspicion cirrhosis

Ressucitation consider intubation IV


access (CVP line) transfer to ICU setting

Early vasoactive therapy Blood volume resusitation: Antibiotik (quinolones or ceftriaxone) for
1. Terlipresin Transfusion PRBC to maitain hgb at around 8 7 days Ex Norfloxacin 400 mg X 2 iv day
2. Somatostatin or g/dl plasma expanders to maintain sys BP > 80 1 following 6 days peroral
analogues mmHG Endoscopy within 12 hours (24)

Esophageal varices Gastric varices

1. Band ligation 1. Glue


2. Sclerotherapy if band ligation is not possible 2. TIPS
Continuous rebleeding

Second endoscopy with therapy TIPS

Sengestaken tube in massive bleeding

Contious bleeding

Emergency TIPS

Gambar 7. Algoritme penatalaksanaan varises esofagus13


Selama perdarahan pertama berlangsung

Pilihan terapi untuk perdarahan atau tamponade balon. Tamponade


varises adalah dengan terapi balon cocok jika endoskopi bukanlah
endoskopi. Terapi endoskopi terbukti pilihan atau setelah tindakan
efektif mengendalikan perdarahan aktif endoskopi, operasi atau TIPS yang
dan dapat menurunkan mortalitas serta gagal. Terapi endoskopi terdiri dari
efektif mencegah perdarahan varises skleroterapi dan ligasi.2,13
berulang di bandingkan terapi Bila tindakan endoskopi
medikamentosa dengan vasopresin emergensi tidak dapat dilakukan, maka
terapi farmakologi merupakan
alternatif. Prinsip dan karakteristik
utama pemberian obat-obatan adalah
untuk menurunkan tekanan vena porta
dan tekanan intravena. Vasopresin dan
terlipressin yang telah
direkomendasikan untuk
penatalaksanaan perdarahan varises
esofagus. Terlipresin lebih unggul dari
vasopresin mempunyai waktu paruh
yang lebih panjang. Terlipresin
seharusnya dikombinasi dengan nitrat
untuk mengurangi efek samping yang
mungkin akan timbul (iskemia dan
nekrosis). Cara pemberian terlipresin
secara intravena dengan dosis 2 mg,
kemudian diulangi 1 mg setiap 4-6
jam, waktu pemberian 2 hingga 3 hari.
Harus selalu diberikan bersamaan
dengan gliseril nitrat intravena
menggunakan syringe pump 1-4 mg
tiap jam.2,13
Skleroterapi dengan Gambar 8: Alat dan terapi
polidocanol (etoksiskerol), pada skleroterapi2,13
prinsipnya adalah memberikan tekanan Teknik tindakan skleroterapi dilakukan
dan trombosis pada varises, dengan posisi miring, bagian atas
menginduksi inflamasi dengan akibat fleksi, terpasang oksimetri, alat
terbentuk parut. Disuntikkan pada dimasukan dan perdarahan varises
daerah para varises atau intra varises. diidentifikasi. Injeksi dimulai dekat
Terapi ini sudah terbukti, baik pada kardia. Suntikan pada intravarises dan
kasus dimana lapang pandang buruk paravarises. Disuntikan 0,5 ml
dan relatif lebih mudah dilakukan disekitar varises (untuk kompresi,
(Gambar 8).2,13 inflamasi dan fibrosis) dan 0,1 ml
langsung pada varises (merangsang
trombosis), maksimum suntikan 2 ml
pada setiap tempat suntikan. Jika
terdapat perdarahan setelah suntikan,
berikan tekanan pada varises sekitar 1
menit. Jika terapi tidak berhasil,
skleroterapi tidak dilanjutkan dan
pasang pipa Sengstaken- Blakemore.2,13

Ligasi bertujuan untuk


merangsang trombosis, nekrosis dan
terbentuk parut. Keuntungan terapi ini
adalah rata-rata komplikasi rendah,
secara keseluruhan morbiditas dan
mortalitas karena perdarahan lebih
rendah dibandingkan skleroterapi, serta
awal perdarahan ulang biasanya jarang
dibandingkan dengan skleroterapi.
Kerugiannya adalah terbatasnya
pandangan pada kasus perdarahan
yang masif, sebab darah pada esofagus Gambar 9: Alat untuk ligasi2
akan menghalagi tutup plastik dimana Tamponade balon pada
pita elastik akan dipasang. Varises di prinsipnya adalah melakukan kompresi
tarik ke dalam ujung endoskop dan eksternal pada perdarahan varises
diligasi dengan pita plastik (Gambar dengan mengembangkan balon.
9).2,13 Tamponade balon tepat di lakukan jika
tidak ada pilihan endoskopik
emergensi atau setelah tindakan 50 cm. Pompa balon gastrik sampai 50
endoskopik, terapi operasi atau TIPS ml dan diklem. Perlahan-lahan pipa
gagal. Pada varises esofagus digunakan ditarik sampai ada tahanan, bila
pipa Sengstaken-Blakemore dengan terdengar suara seirama dengan
dua balon (Gambar 10). Teknik ini pernafasan berarti gagal. Lindungi pipa
tidak dilakukan jika pasien muntah. dengan plester yang kuat, fiksasi pipa
Periksa pipa untuk kekedapan udara pada lubang hidung. Pompa balon
sebelum digunakan, olesi pipa dan sampai 45 mmHg dengan manometri
balon menggunakan pelumas. Berikan kemudian diklem. Kempeskan pipa 30
anestesi pada mukosa hidung, tekan menit setiap 6-8 jam sekali.
sisa udara dari balon, masukan pipa Maksimum pemasangan pipa adalah
melalui hidung sampai dengan panjang 24 jam.2,16

Gambar 10. Pipa Sengstaken Blakemore16


Setelah perdarahan pertama ligasi atau skleroterapi, selanjutnya di
Hasil akhir dari follow up dalam 4 minggu, tiga bulan
penatalaksanaan emergensi adalah dan 6 bulan. Jika varises menetap,
utamanya untuk mengontrol skleroterapi atau ligasi dilanjutkan
perdarahan dan mencegah perdarahan dalam waktu 2-4 minggu hingga
berulang. tercapai hasil eradikasi sempurna
Varises esofagus di ligasi atau di (Gambar 11). Sisa varises yang kecil
berikan sklerosan dengan polidokanol, biasanya di lanjutkan dengan ligasi,
varises bagian fundus akan dihilangkan dapat juga dengan skleroterapi.
dengan histoakril. Direncanakan untuk Propanolol juga dapat diberikan
evaluasi sekitar 4 hari setelah tercapai sebagai terapi tambahan.2
hemostasis. Respon yang baik dengan
Gambar 11. Algoritme penatalaksanaan perdarahan varises2
Transjugular Intrahepatic Prinsipnya adalah melakukan
Portosistemic Shunt (TIPS) pembedahan pada anastomosis
Merupakan cara untuk portosistemik. Tindakan ini tidak
menurunkan tahanan aliran porta praktis pada situasi kegawatdaruratan
dengan cara shunt (memotong) aliran dan mempunyai angka mortalitas
melalui hati. Prinsipnya adalah sangat tinggi dibandingkan dengan
menghubungkan vena hepatik dengan TIPS.2
cabang vena porta intrahepatik. PROGNOSIS
Puncture needle di masukkan ke dalam Pada pasien dengan varises
vena hepatik kanan melalui kateter esofagus, sekitar 30% akan mengalami
jugular. Selanjutnya cabang vena perdarahan pada tahun pertama setelah
porta intra hepatik di tusuk, lubang didiagnosis. Angka kematian akibat
tersebut dilebarkan kemudian di fiksasi episode perdarahan tergantung pada
dengan expanding stent (Gambar 12). tingkat keparahan penyakit hati yang
Hal ini merupakan cara lain terakhir mendasari.1
pada perdarahan yang tidak berhenti Kematian yang disebabkan
atau gagal dengan farmakoterapi, ligasi karena perdarahan berkisar antara
atau skleroterapi.2,11,13 <10% pada pasien sirosis dengan
klasifikasi Child-
Pugh A

yang
Gambar 12. Skema pemasangan kompensata sampai >70% pada pasien
TIPS2,11 sirosis dengan Child-Pugh C. Risiko
terjadinya perdarahan ulang tinggi
Operasi mencapai 80% dalam 1 tahun.1
Pada pasien dengan HVPG pertama atau gagal mengontrol
>20% mmHg dalam 24 jam pada perdarahan, dan mempunyai mortalitas
perdarahan varises, bila dibandingkan yang lebih tinggi dalam 1 tahun.1
dengan pasien yang tekanannya lebih Pada pasien yang tidak diterapi
rendah, mempunyai risiko yang lebih sekitar 60% akan terjadi perdarahan
tinggi untuk terjadinya risiko ulang yang berlanjut dalam 1-2 tahun.1
perdarahan ulang dalam minggu

RINGKASAN

Varises esofagus merupakan dilatasi endoskopi EGD yang merupakan


vena bagian submukosa yang standar baku, untuk menegakkan
diproyeksikan kedalam esofagus diagnosis, menilai varises dan
terjadi pada pasien dengan hipertensi penatalaksanaan yang memungkinkan
portal dan dapat menyebabkan berdasarkan penyakit dasarnya.
perdarahan saluran cerna bagian atas Penatalaksanaan meliputi terapi
yang serius. farmakologi, endoskopi yaitu
Semua pasien perdarahan skleroterapi dan ligasi, tamponade
varises memerlukan pemeriksaan balon, TIPS, dan operasi
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dite P, Labrecque D, Fried M, USA: McGraw Hill Companies
Gangl A, Khan AG, Bjorkman D, Inc; 2009. p. 324-42.
et al. Esophageal varices. World 6. Vaezi MF. Upper gastrointestinal
gastroenterology organisation bleeding. In: Vaezi MF, Park W,
practise guideline 2007. Available Swoger J, eds. Esophageal
from: diseases. Oxford: An imprint of
http://www.worldgastroenterology. atlas medical publishing Ltd; 2006.
org/graded-evidence-access.html., p. 110-4.
Accessed January 6, 2012. 7. Jane Y, Yang Y, Ellen S, Deutsch
2. Block B, Schachschal G, Schmidt D, James S, Reilly R.
H. Esophageal varices. In: Block Bronchoesophagology. In: James
B, Schachschal G, Schmidt H, eds. B, Snow JR, John JB, eds.
Endoscopy of the upper GI Tract. Otorhinolaryngology head and
Germany: Grammlich; 2004.p. 85- neck surgery. 16th ed. Ontario: BC
150. Decker Inc; 2003. p. 1562-73.
3. Azer SA, Katz J. Esophageal 8. Ala I, Sharara S, Don C, Rockey R.
varices 2010. Available from: Gastroesophageal variceal
http://emedicine.medscape.com/arti hemorrhage. N Engl J Med 2001.
cle/175248-overview., Accessed Available from: www.nejm.org.,
January 6, 2012. Accessed January 6, 2012.
4. Kenneth R, McQuaid M. 9. Pangestu A. Pengelolaan
Gastrointestinal disorders. In: perdarahan saluran cerna bagian
Stephen J, McPhee M, Maxine A, atas. Dalam: Sudoyo AW,
Papadakis P, eds. Current Medical Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
Diagnosis & Treatment. 48th ed. M, Setiati S, ed. Ilmu penyakit
USA: McGraw Hill Companies dalam. Edisi 1. Jakarta: Interna
Inc; 2009. p. 523-6. Publishing; 2009. hal. 447-53.
5. John R, Saltzman S. Acute upper 10. Wilson LMC. Esofagus. Dalam:
gastrointestinaleeding. In: Price SA, Wilson LMC, ed.
Greenberger N, Blumberg R, Patofisiologi. Edisi 4. Jakarta:
Burakoff R, eds. Current diagnosis Penerbit buku kedokteran EGC;
& treatment: gastroenterology. 2002. hal. 357-450.
Hepatology & Endoscopy. 2nd ed.
11. Anonymous. Portal hypertension &
cirrhosis 2010. Available from:
http://www.scribed.com/doch/2543
9382/gi-pathophysiology.,
Accessed January 6, 2012.
12. Guyton AC, Hall JE. Prinsip-
prinsip umum fungsi
gastrointestinal-motilitas,
pengaturan saraf, dan sirkulasi
darah. Dalam: Guyton AC, ed.
Buku ajar fisiologi kedokteran.
Edisi 11. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC; 2002. hal. 817-9.
13. Bendtsen F, Krag A, Moller S.
Treatment of acute variceal
bleeding. Digestive and liver
disease 2008. Available from:
www.sciencedirect.com.,
Accessed January 25, 2012.
14. Era AD, Franchis RD, Iannuzzi F.
Acute variceal bleeding:
pharmacological treatment and
primary/ secondary propilaxis. Best
practice & research clinical
gastroenterology 2008. Available
from:
http://www.scientdirect.com.,
Accessed March 28, 2012.
15. McKay R, Webster NR. Variceal
bleeding. Continuing education in
anestesia, critical care & pain 2007.
Available from:
http://ceaceep.oxfordjournals.org/.,
Accessed March 28, 2012.
16. Treger R, Kulkami R. Sengstaken-
Blakemore Tube 2011. Available
from:
http://emedicine.medscape.com/arti
cle/81020-overview., Accessed
January 25, 2012.

Anda mungkin juga menyukai