(Flexible Pavement)
1. Retak (Crack)
Retak adalah suatu gejala kerusakan permukaan perkerasan sehingga akan
menyebabkan air pada permukaan perkerasan masuk ke lapisan dibawahnya. Didalam
pendekatan mekanika retak diasumsikan ada bagian yang lemah pada setiap material. Ketika
pembebanan terjadi, ada konsentrasi tegangan yang lebih tinggi disekitar bagian tersebut,
sehingga material tersebut tidak lagi memiliki distribusi tegangan yang seragam dan
terjadilah kerusakan/ retak pada bagian tersebut dan berkembang ke bagian yang lainnya.
Mekanika retak juga menggambarkan perkembangan retak tergantung pada sifat material
tersebut.
Dalam tahap perbaikan, sebaiknya dilengkapi dengan sitem aquaproof. diman jika
dibiarkan berlarut-larut retak rambut dapat berkembang menjadi retak buaya.
Untuk pemeliharaan dapat digunakan lapis burda, burtu, ataupun lataston. Jika celah≤ 3mm,
sebaiknya bagian perkerasan yang telah mengalami retak kulit buaya akibat rembesan air ke
lapis pondasi dan tanah dasar diperbaiki dengan cara dibongkar dan dibuang bagian-bagian
yang basah, kemudian dilapis kembali dengan bahan yang sesuai. Perbaikan harus disertai
dengan perbaikan drainase disekitarnya. Kerusakan yang disebabkan oleh beban lalulintas
harus diperbaiki dengan memberi lapisan tambahan.
Cara perbaikan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair & pasir. Perbaikan
drainase harus dilakukan, bahu diperlebar, dan dipadatkan, jika pinggir perkerasan
mengalami penurunan, elevasi dapat diperbaiki dengan mempergunakan hotmix.
Akibat lanjutan:
1. Menimbulkan kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan akibat
meresapnya air pada badan jalan dan mengganggu kenyamanan berkendaraan.
2. Berkembang menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan butir pada tepi retak.
Perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir.
Perbaikan dapat dilakukan dengan memasukkan campuran aspal cair dan pasir kedalam
celah-celah yang terjadi.
Perbaikan dilakukan dengan mengisi celah-celah dengan campuran aspal cair dan pasir.
G. Retak Refleksi (reflection crack)
Kerusakan ini terjadi pada lapisan tambahan (overlay), dapat berbentuk
memanjang(longitudinal cracks), diagonal (diagonal cracks), melintang (transverse cracks),
ataupun kotak (blocks cracks) yang menggambarkan pola retakan perkerasandibawahnya.
Retak ini dapat terjadi bila retak pada perkerasan lama tidak diperbaikisecara benar sebelum
pekerjaan pelapisan ulang (overlay) dilakukan.
Kemungkinan penyebab:
1. Pergerakan vertikal/ horizontal di bawah lapis tambahan (lapisan overlay)sebagai akibat
perubahan kadar air pada tanah dasar yang ekspansif.
2. Perbedaan penurunan ( settlement ) dari timbunan/ pemotongan badan jalandengan
struktur perkerasan.
Akibat lanjutan:
1. Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan dan akanmengganggu
kenyamanan berkendaraan.
2. Lepasnya butir pada tepi retak sehingga kerusakan akan bertambah parah.Untuk retak
memanjang, melintang dan diagonal perbaikan dapat dilakukan denganmengisi celah-
celah dengan campuran aspal cair dan pasir.
Untuk retak berbentuk kotak, perbaikan dilakukan dengan membongkar dan melapis kembali
dengan bahan yang sesuai.
Perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir, dan
dilapis dengan burtu.
Perbaikan dapat dilakukan dengan membongkar bagian jalan yang rusak dan
menggantikannya dengan lapisan yang lebih baik.
2. DISTORSI (DISTORTION)
Jenis kerusakan lentur atau flexible berupa distorsi dapat terjadi atas lemahnyatanah
dasar, pemadatan yang kurang pada lapis pondasi sehingga terjadi tambahan pemadatan
akibat beban lalu lintas. Untuk kerusakan jalan yang satu ini dibagi atas beberapa jenis
diantaranya:
A. Alur (ruts)
Terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as jalan, dapat merupakan
tempatmenggenangnya air hujan yang jatuh di atas permukaan jalan, mengurangi tingkat
kenyamanan dan akhirnya timbul retak-retak. Kemungkinan disebabkan oleh lapis perkerasan
yang kurang padat, dengan demikian terjadi penambahan pemadatan akibat repetisi beban
lalu lintas pada lintasanroda. Campuran aspal stabilitas rendah dapat pula menimbulkan
deformasi plastis.
Perbaikan dapat dilakukan dengan memberi lapisan tambahan yang sesuai.
B. Keriting (corrugation)
Kemungkinan penyebab:
1.Rendahnya stabilitas campuran yang dapat berasal dari terlalu tingginya kadar aspal
2.Banyak menggunakan agregat halus, agregat bulat dan licin
3.Aspal yang dipakai mempunyai penetrasi yang tinggi
4.Lalu lintas dibukia sebelum perkerasan mantap.
E. Jembul (upheaval)
Jenis kerusakan Jembul terjadi setempat dengan atau tanpa retak. Hal ini terjadi akibat
adanya pengembangan tanah dasar ekspansip. Perbaikan dilakuan dengan membongkar
bagian yang rusak dan melapisinya kembali.
A. Lubang ( Potholes )
Kerusakan jalan berbentuk lubang (potholes) memiliki ukuran yang bervariasi dari
kecil sampai besar. Lubang-lubang ini menampung dan meresapkan air sampaike dalam lapis
permukaan yang dapat menyebabkan semakin parahnya kerusakan jalan.
Proses pembentukan lubang dapat terjadi akibat :
1. Campuran lapis permukaan yang buruk seperti :
a) Kadar aspal rendah, sehingga film aspal tipis dan mudah lepas.
b) Agregat kotor sehingga ikatan antar aspal dan agregat tidak baik.
c) Temperature campuran tidak memenuhi persyaratan.
2. Lapis permukaan tipis sehingga lapisan aspal dan agregat mudah lepas akibat
pengaruh cuaca.
3. System drainase jelek sehingga air banyak yang meresap dan mengumpul dalam lapis
perkerasan.
4. Retak-retak yang terjadi tidak segera ditangani sehingga air meresap masuk dan
mengakibatkan terjadinya lubang-lubang kecil.
Untuk perbaikan maka lubang-lubang tersebut harus dibongkar dan dilapis kembali
dimana pembongkaran berfungsi untuk meningkatkan daya cengkram antar sambungan
perkerasan yang baru dan perkerasan yang lama.