Anda di halaman 1dari 6

WINDA YULIASARI

KELAS IPA 2

TUGAS AKHIR MODUL 2 PROFESIONAL

ESSAY

Analisis Perubahan Struktur dan Fungsi Sel, Materi Genetik, Sistem Organ dan
Kemungkinan Evolusi Manusia Modern pada Penderita Obesitas

Di era globalisasi, dimana semakin berbaur nya pola hidup dunia barat dengan
budaya Indonesia termasuk dari sisi pola makan. Saat ini orang lebih memilih makanan
berdasarkan trend kekinian yg berasal dari barat, dimana makanan seringkali terlalu tinggi
kalori, gula, garam, lemak dan pengawet tapi sedikit sekali nutrisi dan seratnya. Orang lebih
memilih minuman kemasan yang rasanya manis ketimbang air putih. Ditambah lagi aktifitas
fisik yg kurang. Pola hidup yang seperti ini menyebabkan banyak orang akhirnya perlahan
tapi pasti menderita kelebihan berat badan yang mengarah ke obesitas. Hal ini terjadi
karena energi yang kita dapatkan dari makanan tidak sebanding dengan metabolisme sel dan
aktivitas yang dilakukan, sehingga tubuh menyimpan energi tersebut dalam bentuk lemak.
Jika siklus ini berulang, maka akan semakin banyak lemak yang tertimbun dan kemudian
menyebabkan kegemukan dan obesitas.

Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan
tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan
lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Obesitas
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang mempunyai dampak yang cukup
besar. Terjadinya obesitas secara umum berkaitan dengan keseimbangan energi di dalam
tubuh yang dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam tubuh ataupun dari luar tubuh
yang berkaitan dengan gaya hidup seperti perubahan pola makan dan rendahnya aktifitas
fisik yang kemudian membuat semakin banyak penduduk golongan tertentu yang mengalami
masalah gizi berlebih.

Obesitas bisa terjadi pada semua kalangan, yang dulu menimpa orang tua, sekarang
sudah mulai dialami anak-anak. Anak-anak yang mengalami obesitas berada dalam kondisi
berbahaya, kelebihan berat badan akan sangat mengganggu kesehatan dan tumbuh
kembangnya. Dari segi medis, obesitas menjadi salah satu faktor resiko bagi timbulnya
beberapa penyakit tertentu yang kadang-kadang berakibat fatal jika tidak diatasi secara dini.
WINDA YULIASARI
KELAS IPA 2

Beberapa penyakit yang di timbulkan pada anak dengan obesiatas diantaranya


diabetes melitus tipe 2, kolesterol yang tinggi, penyakit jantung koroner, serangan stroke,
tekanan darah tinggi, gangguan pernafasan, dan sebagainya

Obesitas adalah salah satu masalah kesehatan terbesar di seluruh dunia, di negara
maju maupun berkembang. Selain dapat menyebabkan masalah kesehatan secara fisik,
kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah psikologis, seperti stres dan depresi. Oleh
karenanya, perlu dianalisis lebih mendalam mengenai perubahan yang terjadi pada struktur
dan fungsi sel, materi genetik, sistem organ dan kemungkinan evolusi manusia modern
agar didapatkan gambaran secara jelas kondisi penderita obesitas.

A. Perubahan Struktur dan Fungsi Sel

Dilihat dari tingkat selulernya, salah satu perbedaan antara orang yang memiliki berat
badan normal dengan yang mengalami kegemukan dan obesitas adalah metabolismenya.
Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia dalam sel yang melibatkan enzim di dalam
tubuh makhluk hidup dengan tujuan untuk menghasilkan energi. Metabolisme juga dapat
dikatakan sebagai proses kecepatan tubuh dalam mencerna, menyerap dan mengasimilasi
makanan untuk diubah menjadi energi.

Seseorang yang memiliki berat badan normal cenderung memiliki metabolisme yang
cepat sehingga proses pembakaran kalori pun dapat terjadi secara cepat. Hal ini menyebabkan
berat badan yang terkontrol, sirkulasi darah yang lancar, mood yang baik, kulit yang selalu
remaja, sistem imun yang baik, dan lebih banyak energi. Begitupun sebaliknya, jika seseorang
yang mengalami kegemukan atau obesitas, metabolisme tubuhnya pun lambat yang berakibat
pada pembakaran kalori yang lambat.

Selain metabolismenya lambat, seseorang yang obesitas memiliki gangguan pada


hormonnya, salah satu hormon yang terganggu adalah hormon leptin. Leptin adalah hormon
yang dibuat oleh sel lemak. Tugasnya yaitu mengendalikan nafsu makan serta rasa lapar.
Hormon leptin akan meningkat jika seseorang sudah kenyang dan kemudian akan
memberikan sinyal ke reseptor. Reseptor khusus yang ada di hipotalamus akan menerima
pesan bahwa perut sudah terisi penuh dan menurunkan rasa lapar serta nafsu makan.
WINDA YULIASARI
KELAS IPA 2

Setiap orang memiliki hormon leptin dalam tubuhnya, akan tetapi jika otak tidak dapat
mendeteksinya, maka sinyal leptin menjadi tidak berfungsi. Pada orang yang obesitas,
pengiriman sinyal ke otak tanda tubuh sudah kenyang sudah terganggu. Inilah yang membuat
mereka tetap makan meskipun tubuh sebetulnya sudah kenyang. Kondisi ini dikenal dengan
resistensi leptin.

B. Materi Genetik

Perubahan materi genetik disebut dengan mutasi. Mutasi biasanya terjadi secara tiba-
tiba, acak dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang bersifat
terwariskan. Mutasi juga dapat diartikan sebagai perubahan struktural atau komposisi genom
suatu jasad yang dapat terjadi karena faktor luar (mutagen) atau karena kesalahan replikasi.

Mutasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Mutasi alam adalah mutasi yang
terjadi dengan sendirinya atau penyebabnya tidak diketahui secara pasti sehingga mutasi ini
terjadi secara spontan. Mutasi alam misalnya disebabkan sinar kosmis, radioaktif alam yang
umumnya bersifat resesif dan merugikan. Sedangkan mutasi buatan yaitu mutasi yang
ditujukan untuk merubah susunan gen, sehingga sifat yang diturunkan pun berubah. Mutasi
buatan juga terjadi akibat campur tangan manusia. Mutasi buatan ini memang sengaja dibuat
oleh manusia untuk suatu kepentingan tertentu dan diambil manfaatnya.

Adapun obesitas sendiri merupakan gangguan kesehatan yang tidak terjadi begitu saja,
melainkan membutuhkan waktu yang dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi seseorang menjadi obesitas diantaranya :

1. Pola makan yang tidak sehat

Faktor penyebab obesitas yang paling utama dan memiliki peranan yang cukup
penting adalah pola makan yang tidak sehat. Zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan
lemak dapat menyebabkan kegemukan bila dimakan secara berlebihan, zat gizi ini akan
disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan akan meningkatkan berat badan secara keseluruhan.
WINDA YULIASARI
KELAS IPA 2

2. Kurang istirahat

Jika tidak cukup tidur, tubuh akan menghasilkan hormon yang merangsang nafsu
makan. Kurang tidur juga mengakibatkan tubuh memproduksi lebih sedikit Leptin, hormon
yang menekan nafsu makan.

3. Kurangnya aktifitas fisik

Kurang aktivitas fisik dapat menyebabkan perlambatan metabolisme dalam tubuh.


Akibatnya, kalori akan lebih banyak menumpuk di dalam tubuh. Bahkan tak hanya soal kalori
saja. Aktivitas fisik yang minim juga memengaruhi kinerja hormon insulin dalam tubuh. Saat
kadar insulin dalam tubuh tidak stabil, hal ini erat kaitannya dengan penambahan berat badan.

4. Konsumsi obat-obatan tertentu

Obat diabetes dan antipsikotik yang sering digunakan untuk meredakan masalah
mental juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Obat-obatan ini mengubah fungsi
tubuh dan otak, menyebabkan peningkatan nafsu makan dan berkurangnya tingkat
metabolisme.

5. Kondisi psikis yang tidak stabil

Kondisi psikis yang tidak stabil juga menjadi salah satu faktor penyebab obesitas.
Pada saat seseorang mengalami stres, maka biasanya akan lebih banyak makan, terutama
makanan manis, hanya untuk meredakan stres dan mengubah mood.

Jadi, obesitas yang terjadi pada seseorang tidak mengubah materi genetiknya. Yang
terjadi pada seorang penderita obesitas adalah perubahan aktifitas atau fungsi hanya sampai
ke tingkat selulernya saja.

C. Sistem Organ

Sistem organ merupakan sekumpulan organ yang bekerja sama untuk melakukan
fungsi-fungsi yang lebih kompleks. Dalam melaksanakan kerjasama ini, setiap organ tidak
bekerja sendiri-sendiri, tetapi saling bergantung dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Sistem organ yang berkaitan dengan proses mencerna makanan adalah sistem pencernaan.
WINDA YULIASARI
KELAS IPA 2

Satu studi baru-baru ini menemukan bahwa jumlah dan varietas bakteri dalam usus
orang yang kegemukan atau obesitas lebih sedikit dari pada orang kurus. Penelitian lain
menunjukkan bahwa peningkatan pada sekelompok bakteri usus yang disebut Firmicutes, dan
penurunan pada sekelompok bakteri usus yang disebut Bacteroidetes, juga terkait dengan
kegemukan atau obesitas. Adanya Firmicutes menyebabkan aktivitas enzim LPL (lipoprotein
lipase) meningkat. LPL adalah enzim yang dapat meningkatkan penyerapan dan
penyimpanan lemak di dalam tubuh.

Selain itu, orang yang mengalami obesitas lebih rentan mengalami gangguan pada
organ pencernaannya dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal.
Gangguan pencernaan yang sering muncul pada orang yang obesitas diantaranya Gastro
Esophageal Reflux Disease (GERD), tukak lambung hingga konstipasi.

D. Evolusi manusia modern

Evolusi merupakan perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang berlangsung secara
perlahan-lahan dalam waktu sangat lama. Karena lamanya waktu yang dibutuhkan oleh
makhluk hidup untuk berubah, terkadang evolusi menjadi hal yang diragukan keberadaannya.
Namun dalam hal ini, evolusi dapat menjadi dasar penjelasan mengapa manusia pada zaman
modern ini memiliki berat badan yang berlebih dibanding manusia di tahun-tahun
sebelumnya. Bukan hal yang tidak mungkin bahwa kegemukan dan obesitas merupakan hasil
evolusi dari manusia modern yang mengikuti perkembangan zamannya.

Fenomena yang terjadi pada masyarakat sekarang terutama di perkotaan, konsumsi


makanan tidak hanya sekedar sebagai kebutuhan biologis memenuhi rasa lapar, akan tetapi
makan adalah gaya hidup yang akan menandakan identitas, kelas, kelompok, dsb. Oleh
karenanya, makan diluar (eating out) muncul sebagai kebiasaan dalam kehidupan sosial
masyarakat urban. Produsen mengemas makan beserta tempat makan dengan menciptakan
suasana dan pengalaman yang khas yang dapat dirasakan konsumen. Ada pepatah yang
mengatakan bahwa tempat makan dan jenis makanan yang dipilih bisa saja menentukan kelas
sosial seseorang.
WINDA YULIASARI
KELAS IPA 2

Perkotaan dengan beragam pusat perbelanjaan dan tempat makan telah menjadi arena
pertarungan, tidak saja bagi produsen dalam mendapatkan konsumen, akan tetapi juga bagi
konsumen dalam menunjukkan status dan kelas sosialnya melalui jenis makanan dan tempat
makan. Konsumen disajikan berbagai pilihan tempat dan jenis makanan yang beragam.
Restoran yang makanan cepat saji dengan kalori yang tinggi menjadi sasaran paling sederhana
dari budaya ini. Asupan kalori yang tidak terkontrol inilah yang sangat berpotensi
menimbulkan kegemukan hingga obesitas.

Kegemukan dan obesitas yang dijumpai pada manusia perkotaan perlu dicermati.
Kegemukan bisa terjadi akibat perubahan lingkungan dan gaya hidup yang selanjutnya
memunculkan tekanan bagi manusia sehingga memberi pengaruh genetik, memacu proses
evolusi. Manusia bukan saja sebagai objek tak berdaya dalam seleksi alam dan evolusi, tetapi
subjek yang aktif melakukan perubahan lingkungan hingga akhirnya mempengaruhi dirinya
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai