Anda di halaman 1dari 13

PERBEDAAN KADAR LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) PADA

PEROKOK DAN TIDAK PEROKOK

OLEH :

Nama : KOMANG WAHYU JUNYATMIKA

NIM : P07134018101

Kelas : 3B /semester 5

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2020
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Rokok

1. Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara

70 hingga 120 mm (bervariasi di setiap negara) dengan diameter

sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah

dan bahan-bahan tambahan lainnya, seperti cengkeh. Rokok

dibakar pada salah satu ujung yang dibiarkan pada salah satu ujung

dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut

pada bagian ujung lain (Saktyowati DO,2008).

2. Tipe perokok

Ada beberapa macam tipe perokok yaitu : perokok ringan,

perokok sedang dan perokok berat. A) Perokok ringan:

menghabiskan rokok sekitar 10 batang sehari dengan selang waktu

60 menit dari bangun tidur. B) perokok sedang: menghabiskan

rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah

bangun pagi. C) perokok berat: merokok sekitar 21-30 batang

sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30

menit (Saktyowati DO,2008).

Perokok dibedakan menjadi dua yaitu: perokok aktif dan

perokok pasif. Perokok aktif adalah orang yang merokok dan

secara langsung menghisap asap rokok, sedangkan perokok pasif

merupakan orang yang bukan perokok namun terpaksa menghisap


atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok

(Pemprov Bali, 2011).

3. Jenis Rokok

1) Rokok Putih yaitu rokok yang bahan bakunya atau isinya

hanya daun Tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan

efek rasa dan aroma Tertentu.

2) Rokok Kretek yaitu rokok yang bahan baku atau isinya

berupa daun Tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk

mendapatkan efek rasa Aroma tertentu.

3) Rokok Kelembak yaitu rokok yang bahan baku atau isinya

berupa daun Tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi

saus untuk mendapatkan efek Rasa dan aroma tertentu

(Aula LE,2010).

4. Kandungan racun Pada Rokok

1) Tar, merupakan gas yang terbentuk dari unsur-unsur asap

tembakau yang tidak terasa oleh darah dan bersifat sebagai

pemacu timbulnya kanker (Saktyowati DO,2008).

2) Nikotin, merupakan zat berbahaya yang menyebabkan

kecanduan dan menstimulasi otak, meningkatkan adrenalin

yang menyebabkan jantung berdebar lebih cepat dan

bekerja lebih keras, pembekuan darah lebih cepat dan

meningkatkan resiko serangan jantung (Aula LE,2010)


3) Karbon Monoksida, merupakan gas beracun yang tidak

berwarna. Paru-paru mempunyai daya pengikat dan

hemoglobin sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat

oksigen O2 dengan hemoglobin. Waktu paruh 4-7 jam

sebanyak 10% dari hemoglobin dapat terisi oleh karbon

monoksida dalam bentuk carboxy hemoglobin, akibatnya

sel darah merah kekurangan oksigen. Bila terjadi dalam

waktu jangka panjang, pembuluh darah terganggu karena

menyempit dan mengeras. Apabila menyerang darah

jantung maka terjadi serangan jantung (Sukendro S,2008).

5. Efek perokok aktif

1) Penyakit Kanker Paru-Paru

Merokok menjadi kasus pertama dalam penyakit

chronic obstructive lung disease, yaitu: mengangkut

penyakit akibat bronkhitis dan amfisema. Tahun 1985

diperkirakan 60.000 kematian akibat penyakit bronkhitis

dan emfisema 85% dari para perokok. Batuk kronis,

produksi dahak dan kesukaran bernafas juga didominasi

oleh perokok. Berbagai jenis iritasi yang terdapat dalam

rokok yang dihisap merupakan pencetus penyakit paru-

paru.

2) Penyakit Jantung Koroner


Rokok merupakan faktor resiko pembentuk

arteriosklerosis. Angka kematian penderita penyakit

jantung koroner pada perokok, tiga kali lebih besar

dibandingkan pada bukan perokok.

6. Efek Rokok Terhadap Kadar Kolesterol LDL

Efek rokok dapat ditimbulkan menurunkan kolesterol baik.

Sehingga yang beredar ditubuh hanya kolesterol jahat. Kolesterol

jahat ini jika tidak dikendalikan bisa berakibat faal itu beberapa

penyebab kolesterol tinggi yang bisa saja terjadi pada setiap orang

dan perlu diketahui pula dikatakan kadar kolesterol normal jika

ukuran 160-200 mg sedangkan masuk kondisi berbahaya jika

sudah diatas 240 mg karena menyebabkan stroke (Nurasriyah

Siti,2012).

Nikotin pada rokok yang merupakan komponen utama dari

rokok dapat meningkatkan sekresi dari katekolamin sehingga

meningkatkan lipolisis. Hal ini menyebabkan meningkatnya kadar

trigliserida, kolesterol dan VLDL, serta menurunkan kadar HDL.

Merokok juga dapat menyebabkan peningkatan oksidasi LDL

kolesterol yang akan menyebabkan atherosclerosis (Cariappa,

Sathisha, Hamsa, 2014).

B. Kolesterol

1. Definisi Kolesterol
Kolesterol atau yang disebut lemak tak jenuh yang

berwarna kekuningan seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh,

terutama dalam hati. Fungsi kolesterol adalah a) merupakan zat

esensial untuk membran sel tubuh, b) merupakan bahan pokok

untuk pembentukan garam empedu yang sangat diperlukan untuk

pencernaan makanan, c) merupaka bahan baku untuk pembentukan

hormon steroid, misalnya progesteron (Graha CK,2010).

2. Metabolisme Kolesterol

Kolesterol merupakan komponen struktural membran sel

dan merupakan senyawa induk dari hormon steroid, vitamin D3,

dan garam empedu. Kolesterol disintesis secara de novo di dalam

hati dan sel epitel usus dan juga dapat diperoleh dari lemak

makanan. Metabolisme kolesterol secara de novo bergantung pada

jumlah kolesterol dan trigliserida dalam lemak makanan.

Kolesterol dikemas dalam kilomikron pada usus dan didalam

lipoprotein berdensitas sangat rendah (VLDL) di hati. Aliran darah,

kolesterol ditranspor membentuk kompleks bersama dengan

fosfolipid dan protein (aproprotein) dalam pertikel yang disebut

lipoprotein yang juga mengangkut triasilgliserol. Triasilgliserol

pada lipoprotein darah dicerna oleh lipoprotein lipase, kilomikron

diubah menjadi sisa kilomikron VLDL diubah menjadi lipoprotein

berdensitas antara (IDL) dan selanjutnya menjadi lipoprotein

berdensitas rendah LDL. Produk-produk ini kembali ke hati lalu

berikatan dengan reseptor di membran sel dan diserap melalui


proses endositosis untuk dicerna oleh enzim lisosom. LDL juga

diserap melalui proses endositosis untuk dicerna oleh enzim

lisosom. LDL juga diserap melalui proses endositosis oleh jaringan

non-hati (perifer). Kolesterol dan produk pencernaan lisosom

lainnya dilepaskan kedalam depot seluler. Hati menggunakan

kolesterol daur ulang ini, dan kolesterol yang disintesis dari Ko A,

untuk membentuk VLDL dan garam empedu. (Davey, Patrick,

2005,) (Marks, DB., Marks, AD & Smith, CM., 2013)

C. Kadar Kolesterol LDL

LDL (low density lipoprotein) mengandung paling banyak kolesterol dari

semua lipoprotein, dan merupakan pengirim kolesterol utama dalam darah

(Soeharto, 2004). Sel hati memproduksi kolesterol dalam tubuh, kemudian

disebarkan oleh LDL kolesterol dalam darah ke jaringan-jaringan tubuh.

Kolesterol dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan seperti sel otot

jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya agar tubuh dapat berfungsi dengan

baik. Kadar LDL kolesterol yang tinggi dan pekat di dalam darah akan

menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat pada dinding-dinding

pembuluh darah pada saat transportasi dilakukan. Kolesterol yang melekat

perlahan-lahan akan mudah melakukan tumpukan-tumpukan lalu

mengendap, membentuk plak pada dinding-dinding pembuluh darah.

Tumpukan LDL kolesterol yang mengendap pada dinding-dinding

pembuluh darah dapat menyebabkan rongga pembuluh darah menyempit,

sehingga saluran darah terganggu dan bisa mengakibatkan risiko penyakit


pada tubuh seseorang seperti stroke, jantung koroner, dan lain sebagainya

(Graha KC,2010).

1. Risiko kolesterol tinggi

a. Faktor Genetik

Hasil penelitian dari para ahli, faktor genetika yang

merupakan faktor yang dapat diturunkan, biasanya

berpengaruh terhadap konsentrasi HDL kolesterol dan LDL

kolesterol di dalam darah seseorang. Keluarga besar

memiliki kadar kolesterol tinggi, kemungkinan

keturunannya memiliki kadar LDL kolesterol tinggi pun

bisa terjadi (Graha KC, 2010).

b. Faktor Usia

Semakin bertambahnya usia, aktivitas fisik seseorang

cenderung berkurang dan laju metabolisme secara alami

akan berjalan semakin lambat. Hal ini berkaitan dengan

semakin melemahnya organ-organ tubuh. Beberapa ahli

berpendapat bahwa kenaikan kadar LDL kolesterol seiring

bertambahnya usia berhubungan dengan makin

berkurangnya kemampuan atau aktivitas LDL reseptor

(Tisnadjaja D, 2006).

c. Kegemukan

Kelebihan kalori pada tubuh, mengakibatnya kalori yang

ada akan tertimbun di tubuh dan menjadi lemak. Timbunan

lemak ini dapat menimbulkan risiko tekanan darah tinggi,


jantung, strok karena saluran darah tertutup oleh Kolesterol

yang mengendap (Sitopoe, 1992).

d. Kurang berolahraga

Kurang olahraga akan meningkatkan kadar LDL kolesterol.

Kadar Kolesterol yang tinggi akan menyebabkan kolesterol

lebih banyak melekat pada Dinding-dinding pembuluh

darah dan menyebabkan rongga pembuluh darah

Menyempit (Graha KC, 2010).

e. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi yang terjadi pada tubuh akan

memompa jantung Untuk bekerja lebih keras, aliran darah

akan lebih cepat dari tingkat yang normal. Akibatnya

saluran darah semakin kuat menekan pembuluh darah yang

ada. Tekanan yang kuat itu dapat merusak jaringan

pembuluh darah itu sendiri. Pembuluh darah yang rusak

sangat mudah sebagai tempat melekatnya kolesterol,

sehingga kolesterol dalam saluran darah pun melekat

dengan kuat dan mudah menumpuk (Graha KC, 2010).

f. Penderita diabetes

Tingginya tingkat gula darah pada seseorang akan

meningkatkan kadar LDL kolesterol dalam darah, dan

menurunkan kadar HDL. Penderita diabetes yang memiliki

kadar gula yang tinggi dapat memicu tubuhnya untuk

memiliki kadar LDL kolesterol yang tinggi. Akibatnya


penumpukan kolesterol di dalam darah pun akan semakin

banyak dan meningkatkan risiko memiliki kadar kolesterol

di dalam tubuh dan penyakit jantung (Saktyowati OD,

2008).

g. Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok memberikan pengaruh yang jelek pada

profil lemak, diantaranya konsentrasi yang tinggi pada LDL

kolesterol. Nikotin di dalam rokok merupakan salah satu

zat yang mengganggu metabolisme kolesterol di dalam

tubuh (Soeharto, 2004, Graha KC, 2010).

D. Hubungan rokok dengan metabolisme LDL

Rokok merupakan hasil olahan tembakau, di dalam rokok terdapat

kandungan nikotin yang dapat merusak dinding pembuluh darah. Dinding

pembuluh darah yang rusak sangat memudahkan LDL kolesterol untuk

melekat, sehingga perlahan-lahan terjadi penumpukan dan membentuk

plak pada dinding pembuluh darah. Tumpukan LDL yang mengendap

pada dinding-dinding pembuluh darah dapat menyebabkan rongga

pembuluh darah menyempit dan terjadi pengerasan pada pembuluh darah

arteri. Proses ini disebut dengan aterosklerosis, sehingga kadar LDL

kolesterol di dalam darah akan meningkat (Graha KC, 2010).

E. Metode Pemeriksaan Kadar Kolesterol

Pemeriksaan kadar kolesterol dapat dilakukan dengan beberapa metode

yaitu :

1. Metode Cholesterol Oxidase Methode (CHOD-PAP)


Metode kolorimetrik enzimatik (Cholesterol Oxidase

Methode/CHOD-PAP) adalah metode yang disyaratkan sesuai

standar WHO/IFCC. Prinsip pemeriksaan kadar kolesterol total

metode kolorimetrik enzimatik adalah kolesterol ester diurai

menjadi kolesterol dan asam lemak menggunakan enzim kolesterol

esterase. Kolesterol yang terbentuk kemudian diubah menjadi

Cholesterol-3-one dan hidrogen peroksida oleh enzim kolesterol

oksidase. Hidrogen peroksida diubah menjadi zat yang berwarna

merah. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan

konsentrasi kolesterol total dan dibaca pada λ 546 nm. (Permenkes

RI, 2010)

F. Kerangka Teori

Perokok

Kadar Nikotin

Jenis Rokok
Kadar LDL

Metode Pengukuran
Gambar 1. Kerangka Teori

Dapus :

Aula LE, 2010. Stop Merokok. Garailmu.Yogyakarta

Cariappa, Sathisha, Hamsa. Research And Reviews : Journal of Medical and

Health Sciences Sequels of Smoking On Blood Lipid Levels in a Rural

Population of South India . J Med Heal Sci. 2014;3(2):50–2.

Davey, Patrick. 2005. At a Glace Medicine. Diterjemahkan oleh: Annisa

Rahmalia, Cut Novianty. Erlangga, Jakarta.


Graha CK. 2010. 100 Question & Answer Kolesterol. PT Elex Media

Komputindo. Jakarta.

Iman Soeharto, 2004, Serangan Jantung dan Stoke Hubungannya Dengan Lemak

dan Kolesterol, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mangku Sitepoe, 1992, Kolesterol Fobia Keterkaitannya Dengan Penyakit

Jantung, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Marks, DB., Marks, AD & Smith, CM. 2013. Basic Medical Biochemistry: A

Clinical Approach. Diterjemahkan oleh: Jokok Suyono, Vivi Sadikin,

Lydia I. Mandera. EGC, Jakarta..

Menkes. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor:1972/Menkes/SK/XII/2010 Tentang Pedoman Pemeriksaan Kimia

Klinik. Meneteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Nurasriyah S. 2012. Kolesterol. Bandung

Pemerintah Provinsi. 2011. Perokok dan Rokok. Bali

Saktyowati DO. 2008. Bahaya rokok. Aryaduta. Depok

Sukendro S. 2008. Filosofi Rokok. Pinus Book Publishes. Yogyakarta.

Tisnadjaja, D., 2006, Bebas Kolesterol dan Demam Berdarah dengan Angkak,

Penebar Swadaya, Jakarta, 8-22, 30-54, 63-87.

Anda mungkin juga menyukai