Anda di halaman 1dari 5

BAB VIII.

DISTRIBUSI DAN RANTAI PENDINGIN

8.1. Sistem Distribusi

Sistem distribusi suatu produk adalah tahapan-tahapan bagaimana produk tersebut


dipindahkan dari tempat tumbuhnya sampai ke konsumen. Jumlah tahapan adalah bervariasi
sesuai dengan produk dan pasar. Selama pendistribusiannya melalui tahapan- tahapan tersebut,
rantai pendinginan memegang peranan penting untuk mengendalikan metabolisme produk dan
juga mengendalikan pertumbuhan organisme perusak. Sehingga selama penanganan pada
tahapan-tahapan distribusi hendaknya disediakan fasilitas bagaimana pendinganan dapat
dilakukan dengan baik.
Dalam pendistribusian produk dengan rantai pendinginannya, maka beberapa hal yang
sering menyebabkan masalah terjadinya susut dan penurunan mutu produk yang tinggi adalah:

1) Pemilihan yang kurang baik terhadap jenis produk yang diproduksi (varietas yang salah
dengan masa simpan pendek dan kelewat matang)
2) Pemanenan pada stadia kematangan yang kurang tepat (terlalu awal atau terlambat).

3) Salah penanganan terhadap produk selama periode pascapanen (penanganan kasar,


tidak adanya atau kurangnya sortasi, grading, pengendalian penyakit).

4) Tidak adanya manajemen suhu yang baik selama perpindahan barang pada system
distribusinya (tanpa adanya pre-cooling, system penyimpanan tanpa pendingin,
transportasi tanpa pendingin dan display pada saat retail yang juga tanpa pendingin).
5) Kondisi penyimpanan yang kurang baik (suhu yang salah, aliran udara yang tidak
baik, RH yang rendah, pengisian komoditi yang bercampur dalam ruang penyimpanan).
6) Insulasi ruang penyimpanan dingin yang kurang baik.

7) Pengisian berlebih dari ruang penyimpanan.


8) Tidak adanya system untuk mengeluarkan gas etilen atau menimbunnya gas CO2 selama
penyimpanan.
9) Kurangnya fasilitas alat transportasi yang berpendingin.
10) Kurangnya pedagang retail yang mempunyai fasilitas pendingin.
Sehingga perencanaan distribusi dari produk harus mempertimbangkan berbagai aspek
menyangkut perlakuan- perlakuan pada setiap tahapan dari rantai distribusi dan terutama
ada tidaknya rantai pendinginan yang baik mulai sesaat setelah panen sampai ke pasar retail atau
ke konsumen.

8.2. Karakteristik sistem distribusi dan rantai pendingin

Sistem distribusi fisik produk hortikultura secara umum yaitu mulai dari tahapan
produksi, selanjutnya pengemasan, transportasi, penyimpanan, pedagang besar, retail dan
terakhir adalah konsumen. Laju metabolisme produk selama distribusi sangat dipengaruhi
oleh suhu. Jika pengelolaan suhu produk adalah baik, mulai dari panen sampai produk
tersebut diterima oleh konsumen, maka masa simpan dan masa pasar akan dicapai secara
maksimum. Rantai pendinginan atau cold chain selama pendistribusian suatu produk mulai
dari sesaat setelah panen sampai produk diterima konsumen menentukan sejauhmana mutu
dapat dipertahankan dan sejauh mana masa simpan dan masa pasar bisa diperpanjang
(Gambar 20).

Gambar 20. Rantai pendinginan untuk menjaga mutu dan masa simpan produk hortikultura.
8.3. Pengemasan produk hortikultura

Dalam keseluruhan sistem penanganan pascapanen, pengemasan dapat sebagai baik


alat bantu maupun sebagai penghambat untuk mencapai masa simpan mutu yang
maksimum. Pengemas membutuhkan ventilasi namun harus cukup kuat untuk mencegah
kerusakan karena beban. Jika produk dikemas untuk memudahkan penanganan, karton
berlapis lilin, krat kayu dan kemasan plastik yang kaku adalah lebih baik dibandingkan
kantongan atau keranjang terbuka, karena kantongan dan keranjang tidak memberikan
perlindungan terhadap produk jika ditumpuk. Terkadang kemasan yang dibuat secara
lokal dapat lebih kuat untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap produk.
Karton berlapis lilin, krat kayu dan kemasan plastik kaku, walau lebih mahal, namun
efektif terhadap biaya jika digunakan untuk pasar domestik. Kemasan- kemasan tersebut
dapat digunakan kembali dan dapat bertahan pada kelembaban nisbi tinggi dalam
lingkungan penyimpanan. Penambahan suatu lapisan cardboard atau lembar karton
sederhana terhadap krat tampaknya hanya sedikit mengakibatkan lecet pada produk.
Dengan adanya kemajuan dalam pengemasan, konsumen akan dapat menerima
komoditi dalam keadaan lebih segar, kerusakan yang lebih sedikit, potensi ketahanan
yang lebih baik daripada sebelumnya. Sebelum adanya pengemasan yang lebih baik serta
fasilitas pengangkutan dan pendinginan, maka tidak ada kemungkinan dilakukan distribusi
komoditi yang mudah rusak secara luas. Dua fungsi utama pengemasan adalah :
1. Merakit bahan produk dalam kesatuan yang mudah untuk dibawa dan
2. Melindungi terhadap kerusakan selama pemasaran dan penyimpanan.

Bahan kemasan seperti karton box haruslah cukup kuat dan dilapisi oleh bahan anti
air seperti lapisan lilin dengan ukuran box dan lobang ventilasi yang sama bila digunakan
untuk pre-cooling dan penyimpanan. Dengan ukuran box yang sama akan memudahkan
untuk penumpukan dengan arah lubang ventilasi sedemikian rupa sehingga memudahkan
sirkulasi udara dingin
8.4.Transportasi

Transportasi produk selama distribusinya adalah merupakan mata rantai pendinginan


yang sangat penting. Sesederhana apapun alat transportasi, pendingin akan sangat
membantu mempertahankan kesegaran produk. Di negara-negara sedang berkembang
dimana truk pendingin terbatas keberadaannya, maka untuk produk sayur-sayuran tertentu
dapat dikemas bersama-sama dengan es kemudian diangkut dengan truk tanpa pendingin.
Untuk itu bahan kemasan haruslah sedemikian rupa mampu memper- tahankan es supaya
tidak mencair dalam jangka waktu lama. Contoh bahan kemasan seperti styrofoam boxes
dapat dipergunakan dan mampu memper- tahankan es dalam jangka waktu lama. Namun
demikian, sebelum produk dimasukkan ke dalam kemasan bersama dengan es maka produk

haruslah di pre-cooling sampai mendekati 0oC sehingga aktivitas respirasi, yang


menghasilkan panas, berlangsung lambat. Kalau panas respirasi tinggi maka es yang
digunakan untuk menjaga suhu produk dalam kemasan akan cepat mencair.

8.5.Penyimpanan
Penyimpanan adalah merupakan satu bagian dari rantai distribusi produk hortikultura.
Untuk mendapatkan masa simpan optimal maka rantai pendinginan tidaklah boleh terputus.
Rantai pendingin akan menjadi kurang berarti bila satu mata rantainya atau pendinginan
terputus. Atau rantai pendinginan akan menjadi sangat lemah karena satu mata rantai
pendinginan yang tidak baik.
Tujuan utama penyimpanan adalah pengendalian laju transpirasi, respirasi, infeksi
penyakit, dan mempertahankan produk dalam bentuk paling bermanfaat bagi konsumen. Di
negara yang beriklim tropik, penyimpanan dalam udara terkendali, pemberian lilin dan
penggunaan kantong-kantong polietilen, tidak dianjurkan tanpa dikombinasikan dengan
pendinginan, oleh karena kerusakan akan berlangsung lebih cepat karena penimbunan panas
dan karbondioksida.
Komposisi udara dalam tempat penyimpanan mempengaruhi umur komoditi.
Perubahan komposisi gas yang terbentuk karena respirasi, O2 dan CO2 mempengaruhi umur
simpan komoditi. Senyawa yang mudah menguap baik yang berasal dari produk maupun
yang berasal dari sumber lain dapat terakumulasi dalam udara tempat penyimpanan, misalnya
etilen. Peningkatan CO2 sebagai akibat respirasi dapat diturunkan konsentrasinya dengan
NaOH. Kadar CO2 yang terlalu tinggi dapat pula diturunkan dengan air. Cara ini lebih murah
dan kurang berbahaya daripada menggunakan NaOH

Daftar Pustaka

Utama, M.S dan N. S. Antara, 2013. Pascapanen Tanaman Tropoka: Buah dan Sayur. Tropical
Plant Curriculum Project Udaya Unicersity.

Wills, R.H.H., T.H. Lee, D. Graham, W.B. McGlasson, and E.G. Hall, 1981. Postharvest: An
Introduction to the Physiology and Hnadling of Fruit and Vegetables. New South Wales
University Press. Australia.

Anda mungkin juga menyukai