Anda di halaman 1dari 5

1.

Bluetooth 
Bloetooth adalah Teknologi BlueTooth ini merupakan modifikasi dari Frekuensi
Radio, berbeda dengan Infra Red yang menggunakan medium cahaya. BlueTooth ini
merupakan teknologi wireless standard pada ponsel yang berfungsi untuk pertukaran
data dari jarak dekat menggunakan frekuensi radio sebesar 2,4Ghz.
.
2. 2G
Generasi kedua ini merupakan upgrade terbesar pertama dari analog ke digital, di
mana sistem GSM (Global System for Mobiles) dan CDMA (Code Division Multiple
Access) hadir. Diperkenalkan pada 1990an, teknologi ini memungkinkan untuk
mengirim SMS (Short Message Service) selain panggilan suara dan memiliki
kecepatan jaringan dari 9kbps ke 14,4 kbps. Kecepatan maksimum 2G
dengan General Packet Radio Service atau GPRS adalah 50 Kbps.

3. 2,75G (EDGE):

Di tahun 1990an, sebelum 3G hadir, ,EDGE (Enhanced Data Rates for GSM
Evolution) diperkenalkan sebagai evolusi berikut setelah GSM. Kecepatan generasi
ini mencapai 384 Kbps dan mampu mengakses internet, membuka email dan
mengirim atau menerima MMS (Multimedia Messaging Service).

4. 3G

Diperkenalkan secara komersial pada tahun 2001, jaringan generasi ketiga ini
atau yang juga dikenal sebagai WCDMA (Wideband Code Division Multiple
Access) atau UMTS (Universal Mobil Telecommunications System) menyediakan
kecepatan transmisi data yang lebih cepat dibandingkan EDGE. Secara tertulis,
kecepatan jaringannya mencapai 480 Kbps yang memungkinkan penggunanya
untuk melakukan video streaming dan panggilan video (video calls)

5. 4G

Jaringan generasi keempat dikenal sebagai LTE (Long Term Evolution).


Kecepatan jaringan mencapai 100 mbps untuk diunduh dan 50 mbps untuk
diunggah.

6. WIFI

Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menambahkan
kemampuan 802.11. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi
2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Pada tahun 2006,
MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi terbaru dari wifi.
MIMO menawarkan peningkatan transfer data, keunggulan reabilitas, dan
peningkatan jumlah klien yang dapat terkoneksi. Peralatan wifi MIMO dapat
menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108 Mbps. Hingga saat ini teknologi
wifi berkembang terus untuk semakin meningkatkan kecepatan dan keamanan saat
terhubung ke sebuah jaringan atau internet.
Di sisi lain, perkembangan wifi bukan hanya menyambungkan perangkat ke jaringan
internet tetapi wifi juga dimanfaatkan untuk membantu dan meningkatkan
perkembangan bisnis. Wifi dapat digunakan sebagai salah satu marketing tools.
Dengan memanfaatkan wifi, kini Anda dapat mengumpulkan data pelanggan hingga
mengirimkan email marketing. Wifi juga dikenal sebagai salah satu marketing
platform yang dapat diandalkan dan tidak hanya sebagai cost generator.
7. Wimax versi pertama, yaitu standar 802.16 dipublikasikan April 2002. Wimax baru
ini menjanjikan efisiensi dibanding standar Wi-Fi yang telah ada.
8. Versi berikutnya adalah 802.16a yang dipublikasikan April 2003. Standar baru ini
dapat digunakan untuk fixed wireless dengan jangkauan 30-50 km dan dapat
dioperasikan pada spektrum yang lebih rendah, yaitu 2 - 11 GHz serta tidak
mengharuskan teritori bebas hambatan (line of sight).
9. Versi selanjutnya adalah 802.16 c/d yang dipublikasikan Januari 2004. Standar ini
telah mendukung interoperability yang cukup luas. Inilah standar terbaru untuk Fixed
Wimax.
10. Lebih jauh lagi Forum Wimax mengenalkan standar 802.16e pada tahun 2005. Hal
penting dari versi ini adalah mobility, yang memiliki kemampuan penuh untuk
mendukung industri seluler. Standar inilah yang akhirnya disebut sebagai Mobile
Wimax. Sayangnya, 802.16e tidak saling kompatibel dengan Fixed Miwax 802.16d.
11. Sebagai rencana pengembangan lebih lanjut, Forum Wimax telah mengusulkan
standar 802.16m kepada ITU agar dapat memenuhi standar IMT-Advanced sebagai
jaringan 4G. Standar 802.16m biasa disebut sebagai Wimax release 2 yang saling
kompatibel dengan 802.16e sebagai Wimax release 1.
12. Selain standar 802.16x yang dikembangkan oleh Forum Wimax, terdapat beberapa
standar lain yang relatif serupa dengan Wimax, yaitu standar 802.20, HiperMAN di
Eropa, dan WiBro di Korea

Kebalikannya, dikenal dengan demultipleksing, dapat mengubah data asli di sisi penerima.
Sebuah alat yang melakukan multipleksing disebut multiplekser (MUX) dan alat yang
melakukan proses yang berlawanan disebut demultiplekser, (DEMUX).
Bentuk paling dasar dari multipleksing adalah time-division multipleksing (TDM)
dan frequency-division multiplexing (FDM).
Dalam komunikasi optik, FDM sering disebut sebagai wavelength-division
multiplexing (WDM).
Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (:banyak) informasi melalui
satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah
untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima (transceiver),
atau kabel optik. Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada jaringan transmisi
jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan media udara (wireless
atau radio). Sebagai contoh, satu helai kabel optik Surabaya-Jakarta bisa dipakai untuk
menyalurkan ribuan percakapan telepon. Idenya adalah bagaimana menggabungkan ribuan
informasi percakapan (voice) yang berasal dari ribuan pelanggan telepon tanpa saling
bercampur satu sama lain.
Teknik multiplexing ada beberapa cara. Yang pertama, multiplexing dengan cara menata tiap
informasi (suara percakapan 1 pelanggan) sedemikian rupa sehingga menempati satu alokasi
frekuensi selebar sekitar 4 kHz. Teknik ini dinamakan Frequency Division Multiplexing
(FDM). Teknologi ini digunakan di Indonesia hingga tahun 90-an pada jaringan telepon
analog dan sistem satelit analog sebelum digantikan dengan teknologi digital.
Pada tahun 2000-an ini, ide dasar FDM digunakan dalam teknologi saluran pelanggan digital
yang dikenal dengan modem ADSL (asymetric digital subscriber loop).
Yang kedua adalah multiplexing dengan cara tiap pelanggan menggunakan saluran secara
bergantian. Teknik ini dinamakan Time Division Multiplexing (TDM). Tiap pelanggan diberi
jatah waktu (time slot) tertentu sedemikian rupa sehingga semua informasi percakapan bisa
dikirim melalui satu saluran secara bersama-sama tanpa disadari oleh pelanggan bahwa
mereka sebenarnya bergantian menggunakan saluran. Kenapa si pelanggan tidak merasakan
pergantian itu? Karena pergantiannya terjadi setiap 125 microsecond; berapapun jumlah
pelanggan atau informasi yang ingin di-multiplex, setiap pelanggan akan mendapatkan giliran
setiap 125 microsecond, hanya jatah waktunya semakin cepat.
Teknik multiplexing yang ketiga adalah yang digunakan dalam saluran kabel optik yang
disebut Wavelength Division Multiplexing (WDM), yaitu satu kabel optik dipakai untuk
menyalurkan lebih dari satu sumber sinar di mana satu sinar dengan lamda tertentu mewakili
satu sumber informasi.
multipleksing adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah proses di mana
beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu sinyal.
Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya yang mahal. Contohnya, dalam elektronik,
multipleksing mengizinkan beberapa sinyal analog untuk diproses oleh satu analog-to-digital
converter (ADC), dan dalam telekomunikasi, beberapa panggilan telepon dapat disalurkan
menggunakan satu kabel.
Dalam komunikasi, sinyal yang telah dimultipleks disalurkan ke sebuah saluran komunikasi,
yang mungkn juga merupakan medium transmisi fisik. Multipleksing membagi kapasitas
saluran komunikasi tingkat-rendah menjadi beberapa saluran logik tingkat-tinggi, masing-
masing satu untuk setiap sinyal pesan atau aliran data yang ingin disalurkan. Sebuah proses k
Alokasi spektrum frekuensi untuk GSM awalnya dilakukan pada tahun 1979. Spektrum ini
terdiri atas dua buah sub-band masing-masing sebesar 25MHz, antara 890MHz – 915MHz
dan 935MHz – 960MHz. Sebuah sub-band dialokasikan untuk frekuensi uplink dan sub-band
yang lain sebagai frekuensi downlink.
Akibat kenaikan redaman atas kenaikan frekuensi, biasanya sub-band terendah dipakai untuk
uplink, agar daya yang ditransmisikan oleh MS (mobile system atau lebih dikenal
handphone) ke BTS (Base Transmitter Station yaitu seperti sentral telepon di PSTN/POTS,
namun memiliki fungsi lebih) tidak perlu besar. Kalau digunakan sub-band yang satu lagi,
mungkin anda perlu melakukan recharge batere handphone berulang kali untuk mendapatkan
kualitas sama dengan saat ini.
Kemudian kedua sub-band tersebut dibagi lagi menjadi kanal-kanal, sebuah kanal pada satu
sub-band memiliki pasangan dengan sebuah kanal pada sub-band yang lain. Tiap sub-band
dibagi menjadi 124 kanal, yang kemudian masing-masing diberi nomor yang dikenal sebagai
ARFCN (Absolute Radio Frequency Channel Number). Jadi sebuah MS yang dialokasikan
pada sebuah ARFCN akan beroperasi pada satu frekuensi untuk mengirim dan satu frekuensi
untuk menerima sinyal.
Pada jaringan GSM, jarak antar pasangan dengan ARFCN sama selalu 45MHz, dan
bandwidth tiap kanal sebesar 200kHz. Kanal pada tiap awal sub-band digunakan sebagai
guard band. Silakan anda hitung, maka spektrum GSM akan menghasilkan 124 ARFCN,
masing-masing diberi nomor 1 sampai 124. Kanal sebanyak 124 inilah yang nantinya dibagi-
bagi buat operator-operator GSM yang ada di suatu negara.
Untuk mengantisipasi perkembangan jaringan di masa mendatang, telah dilokasikan
tambahan 10MHz frekuensi pada masing-masing awal sub-band. Ini dikenal sebagai EGSM
(Extended GSM). Jadi spektrum EGSM ini 880MHz – 915MHz buat uplink dan 925MHz –
960MHz buat downlink. Hal tersebut memberi tambahan 50 ARFCN menjadi 174.
Tambahan ARFCN ini diberi nomor 975 – 1023.
GSM merupakan teknologi untuk pelayanan telepon selular digital dimana GSM bekerja
berdasarkan metode multiplexing TDMA (Time Division Multiple Accesss) dan FDMA
(Frequency Division Multiple Accesss).

Kekurangan dan Kelebihan Jaringan GSM


Kelebihan :
1. Kualitas suara digital yang bagus.
2. Adanya layanan prepaid calling, layanan ini memungkinkan orang-orang yang tidak bisa
atau tidak ingin mengikat kontrak dengan suatu operator, dapat menggunakan layanan GSM.
Sebagai contoh : pelajar dan para remaja bisa mendapatkan prepaid account yang bisa mereka
atur sendiri, tanpa memerlukan orang tua yang mengatur dan menyetujui sebuah contrated
account.
3. Kecenderungan masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan teknologi membuat
mereka sering mengganti telepon seluler mereka. Tentunya akan sangat merepotkan dan tidak
efisien jika setiap kali mengganti ponsel harus mengganti nomor telepon mereka. Pada sistem
GSM, dikenal adanya SIM-Card (Subscriber Identity Module). Dengan SM-Card ini
memungkinkan pengguna GSM untuk mengganti-ganti ponsel tanpa harus mengganti nomor
telepon. Ini dikarenakan SIM-Card kompatibel dengan semua ponsel berbasis GSM. Berbeda
dengan Sistem PTSN maupun R-UIM yang digunakan pada sistem CDMA.
4. Banyaknya vendor-vendor telepon seluler yang menyediakan ponsel berbasis GSM
semakin mempopulerkan GSM. Ini dapat dibandingkan dengan ponsel berbasis CDMA yang
masih dapat kita hitung penyedianya khususnya di Indonesia.
5. Beranekaragamnya jenis ponsel GSM yang tersedia di pasaran mulai dari yang murah
sampai yang sangat mahal. Tentunya hal ini meungkinkan masyarakat untuk memilih ponsel
yang sesuai dengan keinginan dan budget mereka. Khususnya di Indonesia, tersedianya
ponsel kelas Low-End membuat semakin banyak kalangan yang mampu memiliki ponsel
dengan harga yang relatif terjangkau.
6. Penggunaan Quad-band dalam sistem GSM sekarang ini memungkinkan roaming
internasional, yang tentunya tergantung pada operator penyedia jasa GSM. Mengizinkan
operator jaringan untuk menawarkan jasa roaming berarti pengguna dapat menggunakan
telepon mereka di seluruh dunia.
7. Perkembangan fitur-fitur ponsel berbasis GSM yang sangat cepat ikut mempengaruhi
selera masyarakat. Hal ini dapat kita lihat sekarang ini di mana teknologi ponsel telah mampu
memasukkan dan menyatukan radio, kalender, video cam, agenda book, kamera digital, MP3,
dan masih banyak fitur lainnya ke dalam satu ponsel.
8. Adanya fasilitas SMS (Short Message System) memungkinkan pengiriman berita dalam
bentuk teks yang sangat murah. Walaupun pada sistem CDMA pun terdapat fasilitas tersebut,
namun sistem GSM lah yang pertama kali mempopulerkan jenis layanan ini. Pada mulanya
fasilitas SMS ini digunakan untuk membidik pasaran remaja yang identik dengan kirim-
mengirim pesan dengan biaya semurah mungkin. Namun sekarang akhirnya menjadi populer
di semua lapisan masyrakat.
9. Dukungan sebagian besar operator terhadap sistem GSM, masih lebih banyak
dibandingkan dengan dukungan terhadap sistem CDMA yang cenderung masih terbilang
sedikit.
Kekurangan :
1. Biaya pembangunan jaringan yang relatif mahal
2. Belum adanya perjanjian antara sesama provider untuk menyamakan tarif di seluruh dunia.
3. Rendahnya keamanan. Kebanyakan model mobile phone jaman dulu tidak banyak
memiliki model sekuriti yang didesain di dalamnya. Masalah terhadap model jenis ini adalah
”kloning”, sebuah variant dari pencurian identitas, dan ”scanning” diman orang ketiga dalam
suatu local area dapat meng-intercept dan menyadap suatu panggilan. Telepon analog juga
dapat disadap dengan menggunakan radio scanner. Meskipun saat ini model digital system
terbaru (seperti GSM) telah berupaya untuk mengatasi ini , masalah keamanan tetap ada.
Kelemahan-kelemahan telah ditemukan di banyak protokol terbaru yang tetap
memungkinkan adanya kemungkinan penyadapan atau kloning.
4. Berdampak buruk bagi kesehatan. Dengan semakin banyaknya perkembangan teknologi,
kekhawatiran telah muncul mengenai dampak kesehatan dari penggunaan mobile phone
(GSM). Ada sebagian kecil bukti sains yang menunjukkan peningkatan di beberapa tipe
tertentu tumor pada pengguna mobile phone secara jangka panjang dan kontinu. Beberapa
penelitian terbaru di Eropa juga memberikan bukti yang signifikan adanya kerusakan genetis
dalam kondisi tertentu. Namun, sejauh ini organisasi kesehatan dunia (WHO) masih
menganggap bahwa efek dari gelombang elektromagnet yang dihasilkan frekuensi radio yang
digunakan pada GSM tidak memiliki dampak negatif yang benar-benar terbukti terhadap
kesehatan manusia. Dampak kesehatan yang kontroversial namun tetap penting untuk
dibicarakan adalah hubungannya dengan kecelakaan lalu lintas. Beberapa studi telah
menunjukkan bahwa pengendara sepeda motor memiliki resiko tabrakan dan kehilangan
kontrol dari kendaraannya saat menggunakan mobile phone ketika mengemudi yang jauh
lebih tinggi, meskipun menggunakan handsfree system. Studi dari The New England Journal
Medicine mengatakan pengguna mobile phones saat mengemudi empat kali lebih sering
mengalami kecelakan dibandingkan mereka yang tidak. Sebuah eksperimen yang dilakukan
oleh MythBuster, sebuah TV show america, menyimpulkan menggunakan mobile phone
ketika mengemudi memiliki resiko yang sama dengan mengemudi dibawah pengaruh
alkohol. Bahkan di beberapa negara saat ini telah melarang penggunaan mobile phone saat
mengemudi, sedikitnya sudah ada 25 negara yang menerapkan larangan ini, antara lain :
Israel, Jepang, dan Portugal.

Anda mungkin juga menyukai