A. Latar Belakang
Dalam suatu pengerjaan barang atau hasil produk tidak semuanyadikatakan hasil yang
baik dan sesuai dengan harapan. Beberapa diantaranya adayang cacat material, berat, suhu,
dan lain-lain.Untuk mengklasifikasikan hasil produk yang cacat atau tidak salah satunyaadalah
dengan cara pengukuran. Oleh karena itulah pengukuran yang benar sertacara membaca skala yang ada pada
alat ukur.Beberapa parameter yang penting dalam menentukan dimensi suatu hasilproduksi
antara lain seperti ketinggian, kedalaman, kerataan, diameter luar, dandiameter dalam
sangatlah diperlukan bagi suatu perusahaan dalam pembuatanproduk yang diinginkan
sehingga dengan adanya latar belakang tersebut di atas,sangatlah penting pula diadakan
praktikum pengukuran teknik
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah.
1. Mengenal peralatan pengukuran yang digunakan di workshop atau bengkel.
2. Mengetahui cara mengukur ketinggian, kedalaman, kerataan, diameterluar, dan diameter
dalam.
3. Mengetahui fungsi dari masing- masing alat ukur seperti Jangka Sorong,Mikrometer
sekrub, mistar baja, dan mistar gulungdan lain-lain.
4. Mampu melakukan pengukuran secara langsung terhadap benda kerja
5. Mampu membacahasil pengukuran terhadap benda kerja dengan tepat dan teliti.
6.Terampil memilih alat ukur yang sesuai dengan objek/ tugas yang di kerjakan.
C.Teori Singkat
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain(sejenis) yang
digunakan sebagai patokan. Dalam pengukuran, Anda mungkin menggunakan satu
instrument (alat ukur) atau lebih untuk menentukan nilai dari suatu besaran fasis. Ketika
Anda mengukur suatu besaran fasis dengan menggunakan instrument, tidaklah mungkin anda
akan mendapatkan nilai mutlak benar, melainkan selalu terdapat ketidakpastian.
Ketidakpastian ini disebabkan oleh adanya kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan (error)
adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar. Kesalahan dapat digolongkan
menjadi kesalahan umum, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak.
Pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian angka tehadap suatu atribut atau
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau objek tertentu menurut aturan
atau formulasi yang jelas dan disepakati. Pengukuran dapat dilakukan pada apapun yang
dibayangkan, namun dengan tingkat kompleksitas yang berbeda. Misalnya untuk mengukur
tinggi, maka seseorang dapat mengukur dengan mudah karena objek yang diukur merupakan
objek kasat mata dengan satuan yang sudah disepakati secara internasional. Namun hal ini
akan berbeda jika objek yang diukur lebih abstrak seperti kecerdasan, kematangan, kejujuran,
kepribadian, dan lain sebagainya sehingga untuk melakukan pengukuran diperlukan
keterampilan dan keahlian tertentu.
Dalamsistem pengukuran ada dua jenis sistem yaitu sistem internasional(SI) dan sistem
imperial ,yang paling banyak digunakan dan dianjurkan adalah sistem internasional yang
lebih populer di sebut dengan sistem MKS ( Meter, Kilo,Second ).
Sistem Internasional
Dahulu orang biasa menggunakan jengkal, hasta, depa, langkah sebagai alat ukur
panjang. Ternyata hasil pengukuran yang dilakukan menghasilkan data berbeda-beda yang
berakibat menyulitkan dalam pengukuran, karena jengkal orang satu dengan lainnya tidak
sama. Oleh karena itu, harus ditentukan dan ditetapkan satuan yang dapat berlaku secara
umum. Usaha para ilmuwan melalui berbagai pertemuan membuahkan hasil sistem satuan
yang berlaku di negara manapun dengan pertimbangan satuan yang baik harus memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:
1) satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena pengaruh apapun,
misalnya suhu, tekanan dan kelembaban.
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan berguna untuk
perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan antarnegara. Kamu dapat membayangkan
betapa kacaunya perdagangan apabila tidak ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan
satu meter kubik.
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan meter, centimeter,
milimeter, atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI adalah meter.
(Panjangnya)
4. Uang Koin(tebalnya) _ _ 2,4mm 2,1mm
(diameternya)
Dari pengolahan data diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan percobaan yang
dilakukan terhadap uang logam ,tutup pena ,stick ice crem dll didapatkan tingkat ketelitian
yang berbeda-beda dalam pengukuran yakni menggunakan mikrometer sekrup (dengan
ketelitian 0,01),jangka sorong (dengan ketelitian0,1/0,05), mistar baja dan mistar
gulung.dalam mengukur diameter luar uang logam menggunakan mikrometer sekrup
diperoleh diameternya 24,4mm dengan ketebalan logam didapdatkan 2,1mm dan diameter
kawat 0,85mm. , pengukuran dengan menggunakan jangka sorong panjang stick icecrem
yaitu 93,2mm sedangkan tutup pena diameternya 9,46mm dan flasdisk tebalnya 8,5mm serta
diameter kawat 0,84mm.pengukuran dengan mistar baja di peroleh hasil yaitu uang koin
diameter luarnya 24mm dan stick icecrem panjangnya 93mm.begitu juga dengan mistar
gulung.
G.Jawab Pertanyaan
Pra Pratikum
Pasca Praktikum
E.KESIMPULAN
1. Dalam melakukan pengukuran dengan enggunakan alat ukur dasar harus dengan
benar dan sesuai standar agar dapat memberikan hasil yang akurat.
2. Dalam melakukukan pengukuran dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam
menentukkan skala alat ukur.
3. Dalam pengukuran diperlukan pemahaman konsep dari alat ukur dasar yang
digunakan.
D.SARAN
1. Untuk mengukur diameter benda yang kecil2 seperti kawat sebaiknya mengunakan
alat ukur digital saja karena dengan alat ukur digital hasilnya lebih teliti dan
jelas,dari pada menggunakan yang analog.
2. Untuk mengukur diameter luar benda yang lebih dari 25mm sebaiknya menggunakan
jangka sorong saja karena jangka sorong bisa mengukur sampai 150mm dan hasilnya
juga lebih teliti.
3. Sebelum menggunakan alat ukur sebaiknya kita harus memastikan kondisi dari alat
ukur tersebut , agar tidak terjadi kesalahan dlam hasil pengukuran nantinya.
4. Jika terdapat kendala saat melakukan pengukuran sebaiknya dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada instruktur, agar hasil pengukuran nya tepat dan benar.