Anda di halaman 1dari 13

TUGAS FARMASETIKA ll

INKOMPATIBILITAS FARMAKOLOGIS

Disusun oleh :
Nama : Kirana Shafa Ridha
NIM : I1C019101
Kelas :A
Hari/tanggal : Selasa, 26 Mei 2020

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan akut
yang disebabkan oleh agen 8 9 infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia.
Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari
(WHO, 2007).
Gejala yang ditimbulkan ISPA yaitu gejala ringan (batuk dan pilek), gejala sedang
(sesak danwheezing) bahkan sampai gejala yang berat (sianosis dan pernapasan cuping
hidung). Komplikasi ISPA yang berat mengenai jaringan paru dapat menyebabkan
terjadinya pneumonia (Riskesdas, 2013).

Antibiotik yang disarankan untuk pengobatan ISPA pediatrik berdasarkan standar


WHO: Model formulary for children 2010, antara lain golongan penisilin, sefalosporin,
aminoglikosida dan makrolida, sedangkan antibiotik yang disarankan berdasarkan standar
Depkes Republik Indonesia Pharmaceutical Care untuk Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan 2005, antara lain golongan penisilin, sefalosporin, aminoglikosida dan
makrolida.
Terapi pengobatan ISPA Atas menggunakan antibiotik karena termasuk penyakit
infeksi. Keberhasilan terapinya sangat bergantung pada ketepatan penggunaan antibiotik
secara rasional yang tepat dan bijak. Penggunaan antibiotik yang terkendali dapat
mengurangi timbulnya resistensi dan juga menghemat waktu penggunaan antibiotik yang
berdampak pada segi biaya perawatan, lama perawatan, penghematan bagi rumah sakit
serta meningkatkan kualitas rumah sakit (Kementerian Kesehatan RI, 2011a).
BAB II
PEMBAHASAN

Ibu Aditya datang ke Apotek RS untuk menebus resep obat untuk anaknya yang didiagnosis
dokter terkena ISPA namun tidak memerlukan perawatan inap di rumah sakit karena keluhan
pasien : demam 38C, batuk pilek tidak kunjung sembuh hampir 2 minggu. Ibu Aditya
mengatakan anaknya agak susah minum obat.

Resep :

RSUD Prof. Dr. Margono SoekardjoPurwokerto

Jl. dr. Gumbreg No.1 Purwokerto

Telp. 0281 645 678

Purwokerto, 18 Mei 2020

Dokter : dr. Farris, Sp.A

SIP : 2020/56-IDI/ 2025

RESEP

R/ Amoxicilin syr I
CTM 2mg
Ambroxol 3
GG 1
Dexametason ½
Mfl syr No. 1
S.3dd1cth

R/ Salbutamol II

Mfl Pulv dtd No. X

S2dd1pulv prn sesak


Pro: An. Resti (3 tahun)
1. Lakukan skrining terhadap resep di atas dan berikan pengatasan masalahnya !

Jawab :
1.) Skrining administratif
 Nama dokter : Ada
 SIP dokter : Ada
 Alamat dokter : Ada
 Paraf dokter : Ada
 Tanggal penulisan resep : Ada
 Nama pasien : Ada
 Alamat pasien : Tidak ada
 Berat badan pasien : Tidak ada
 Umur pasien : Ada
 Nama obat : Ada
 Aturan pakai obat : Ada
Kesimpulan : resep tersebut tidak lengkap karena tidak ada alamat pasien dan berat badan
pasien
Cara pengatasan : alamat pasien dan berat badan pasien bisa ditanyakan langsung kepada
pasien atau keluarga pasien

2.) Skrining farmasetis

 Bentuk sediaan

Sirup dan pulveres

 Kekuatan sediaan

Tidak ada

 Stabilitas

 Amoxcilin agar stabil adalah sediaan sirup kering, setelah ditambah air akan tahan selama
7 hari

 Kompatibilitas

Tidak ada masalah

 Penyelesaian masalah
Salbutamol dibuat menjadi pulveres agar penggunanya lebih mudah dikarenakan pasien
masih kecil susah menelan tablet

3.) Skrining pertimbangan klinis


 Indikasi

a) Amoxicilin = Antibiotik, anti infeksi

b) CTM = Antihistamin

c) Ambroxol = Pengencer dahak

d) GG = Ekspektoran

e) Dexametason = antiinflamasi, imonosupresif

f) Salbutamol = Bronkodilator

 Dosis

a) Amoxicilin

Dosis obat : Dewasa 250-55 mg tiap 8 jam


Anak 20mg/kgBB/hari tiap 8 jam
Dosis Resti : BB ideal = (usia x2) + 9 = 14: 20x14 = 280 mg/hari = 93
mg (sekali minum)
Karena sirup mengandung 125 mg/3ml

Sekali minum :

Pada resep : 3 x sehari 1 sendok teh/ 5ml (dosis tidak sesuai)


Penyelesaian : konfirmasikan kepada dokter untuk dosis bisa dikurangin
menjadi 4ml/sekali minum
b) CTM

Dosis obat : Anak : 2-6 tahun 1mg tiap 4-6 jam sekali tidak lebih dari 6 mg.)
(Medscape, 2020)

Pada resep 2mg dalam 60ml sirup diminum tiap 8 jam sekali

= 2 mg/ 60ml = 0,03mg/ml

= 0,15mg/5ml sekali minum

= 0,45mg perhari (dosis perlu ditingkatkan)


Penyesuain dosis = 2 mg x 3 = 6mg/ hari atau 2mg/1kali minum 3x sehari

c) Ambroxol

setengah sendok teh (2,5ml) untuk sediaan sirup yang mengandung 15mg/5ml
= 7,5 ml

Dosis tertera di resep 3 tablet/60ml = 3x 30mg

= 90mg/60ml

= 1,5 mg/ml

= 7,5 mg/ 5ml diminum 3 kali sehari

= 22,5 mg/hari (sudah sesuai)

d) GG

Dosis obat = Untuk usia 2-6 tahun = 50-100mg, usia 7-12 tahun = 1-2 tablet
100mg tiap 4-6 jam, maksimal 12 tablet (1200mg) (Drugs,2020)

Dosis sehari = 50-100mg x 3

= 150 – 300 mg/ 1,5-3 tablet sehari

Pada resep = 100mg/60ml

= 1,67mg/ml

= 5,01mg/5ml (sekali minum)

= 15,3 mg sehari (perlu ditingkatkan menjadi 50mg (0,5 tablet)


sekali minum, diminum 3 kali sehari)

e) Dexametason

Dosis : Anak, 0,02-0,3 mg/kg setiap hari dalam 3-4 dosis terbagi. Dosis
tergantung pada tingkat keparahan penyakity dan respons pasien.

Dosis Resti = ½ tablet 0,5mg = 0,25mg, BB (2x2) + 9 = 14 x 0,02 - 0,3 = 0,28 -


4,2 (dosis harian)

Yang berarti 0,25mg/60ml = 0,04mg/ml

= 0,02mg/5ml 1x minum

= 0,02 x 3 = 0,06 mg (dosis perlu ditingkatkan)

Penyelesaian : Konfirmasi pada dokter untuk menambah dosis Dexamethasone


sebanyak 0,93mg/5ml sekali minum

f) Salbutamol
Dosis : dosis anak <6 tahun 0,3-0,6 mg/KgBB/hari diminum tiap 8 jam)
(Medscape, 2020)
Dosis resti = 0,3-0,6 x 14

= 4,2 – 8,4 mg/ hari

= 1,4 – 2,8 mg sekali minum

Pada resep = 2 tablet/1pulveres 1 kali minum

= 2x2 mg

= 4mg (overdosis sehinga perlu diturunkan menjadi 1 tablet 1


kali minum)

 Duplikasi dan atau polifarmasi

Tidak ada

 Reaksi obat yang tidak diinginkan

o Amoxicilin = Amoxicillin dapat menyebabkan efek samping yang


bersifat ringan. Beberapa efek samping yang dapat muncul adalah:
Mual, Muntah, Sakit kepala Muncul ruam pada kulit, Diare.
o CTM = Pusing, mulut, hidung, dan tenggorokan kering, sembelit,
penglihatan kabur, detak jantung lebih cepat dan tidak beraturan,
merasa gugup atau gelisah, perubahan suasana hati, tremor atau
kejang, tubuh mudah memar atau berdarah, sesak napas, buang air
kecil lebih sedikit atau tidak sama sekali
o Ambroxol = Gangguan pencernaan ringan, mual dan muntah, Sakit
ulu hati, dispepsia
o GG = Mual dan muntah, diare dan nyeri perut bagian bawah, pusing,
berkunang-kunang dan sakit kepala, neprolithiasis, hypouricaemia,
ruam pada kulit.
o Dexamethasone = Nafsu makan meningkat, berat badan bertambah,
perubahan siklus menstruasi, angguan tidur, pusing, sakit kepala,
sakit perut.
o Salbutamol = Sakit kepala, sakit punggung, mual, muntah, diare,
sakit perut, pusing, gugup, nyeri dada, dada berdebar, insomnia,
reaksi alergi, konjungtivitis, hipokalemia, peningkatan keringat,
gemetar, kram otot, flu. (Mims, 2020)
 Kontraindikasi

a. CTM: Kontraindikasi absolut terhadap chlorpheniramine maleat adalah


jika terdapat riwayat hipersensitivitas terhadap obat atau komponen obat
ini. Chlorpheniramine injeksi tidak boleh diberikan kepada orang dengan
penurunan kesadaran. Chlorpheniramine tidak boleh dikonsumsi
bersamaan dengan obat monoamine oxidase (MAO) Inhibitors, seperti
isocarboxazid, atau phenelzine. Hentikan konsumsi obat
MAO inhibitors setidaknya 14 hari sebelum mengonsumsi
chlorpheniramine maleat.
b. Ambroxol: Penggunaan ambroxol merupakan kontraindikasi pada
individu dengan hipersensitivitas terhadap ambroxol.
c. GG: Jangan menggunakan glyceryl guaicolate jika anda mengalami
kondisi alergi terhadap glyceryl guaicolate atau obat lain yang
terdapat bersama glyceryl guaicolate.
d. Dexametason: Infeksi jamur sistemik; infeksi sistemik kecuali dirawat
dengan anti-infeksi spesifik. Perforasi membran gendang (otic).
Administrasi vaksin virus hidup.
e. Amoxcilin: Hipersensitif terhadap penisilin, infeksi mononucleosis
f. Salbutamol : Pasien dengan hipersensitivitas (Mims, 2020)

 Interaksi

Terjadi interaksi antara ambroxol dengan GG. Mekanisme GG dengan


meningkatkan volume dahak dan membuat lebih encer sehingga lebih mudah
dikeluarkan sedangkan ambroxol bekerja dengan cara menurunkan viskositas mukus
serta dapat berperan sebagai ekspetoran yang dapat membuat dahak lebih encer.
Ambroxol dengan GG memiliki mekanisme dan efek yang sama sehingga dapat
diberikan salah satu obat saja agar tidak terjadi efek sinergis di dalam tubuh yaitu ketika
2 obat diberikan bersama – sama maka hasilnya akan lebih besar dari jumlah efek kedua
obat. (pionas.go, 2020)

Ambroxol dapat berinteraksi dengan obat-obatan antibiotik seperti amoxicillin,


cefuroxim, dan doxycycline. Efeknya adalah konsentrasi antibiotik-antibiotik tersebut
akan meningkat dalam jaringan paru. Ambroxol membuat penyempitan saluran nafas
(pionas.go, 2020)

 Penyelesaian permasalahan/rekomendasi

Karena ambroxol menyebabkan interaksi dengan GG dan Amoxcilin,


maka ambroxol dihilangkan, karena sudah terdapat GG sebagai ekspektoran.
2. Jelaskan tahap-tahap peracikan sediaan yang tertulis dalam resep disertai perhitungan
kebutuhan obatnya sesuai dengan pengatasan permasalahan yang Anda rekomendasikan!
Kebutuhan obat :
a. Amoxcilllin : dry sirup, ditambah air sampai 60ml
b. CTM : yang dibuituhkan 2mg/5ml jadi perlu 24mg/60ml untuk 4 hari
c. GG : diperlukan sebanyak 0,5 tablet sekali minum sehingga sekali minum
50mg/5ml atau 6 tablet untuk 4 hari
d. Dexamethasone : ditimbang sebanyak 11,2 mg untuk 4 hari
e. Salbutamol 1 tablet sekali minum sehingga 10 tablet untuk 5 hari
Tahap – tahap peracikan
1. Sediaan Sirup
a. Ambil Amoxcillin dry sirup
b. Gerus CTM, GG dan Dexamethasone lalu dimasukkan ke dalam botol
Amoxcillin
c. Tambahkan air pada botol sampai 60ml
d. Beri etiket warna putih
2. Sediaan pulveres
a. Ambil salbutamol sebanyak 10 tablet
b. Gerus salbutamol dan dibagi menjadi 10 pulveres
c. Masukkan pada plastik dan beri etiket warna putih
1. Buatlah copy resepnya!
Jawab :

Apotek NCT127
Jalan Jaehyun No. 14 Purwokerto
No. Telp 0281 140297
Apoteker : Kirana shafa Ridha,S.Farm.,Apt
SIPA : I1C019082

COPY RESEP
Dari Dokter : dr. Farris, Sp.A
Resep Tanggal : 26 Mei 2020
Pro : An. Resti (3 tahun)
Dibuat Tanggal : 26 Mei 2020
No resep : 01

R/ Amoxicilin syr 1
CTM 2mg
Ambroxol 3
GG 1
Dexametason ½
Mfl syr No.1
S.33dd1cth
det

R/ Salbutamol II
Mfl Pulv dtd No. X
S2dd 1 pulv prn sesak
det
Purwokerto, 5 Mei 2020

p.c.c
.c

Kirana Shafa Ridha,S.Farm.,Apt


2. Buatlah etiketnya, dan berilah keterangan warna etiket yang digunakan!
Jawab :
Warna etiket yang digunakan berwarna biru karena obat yang digunakan untuk pemakaian luar.

Apotek Punch

Jl. Jaehyun ganteng No. 14 telp. (0281) 140297

APA : Kirana Shafa Ridha, S.Farm., Apt

No. SIPA : I1C019101

Nama Obat : sirup batuk

No. 01 Tgl. 26 Mei 2020

Nama Pasien : An. Resti (3 tahun)


Diminum 3 x sehari 1 sendok teh

Sebelum makan / Sesudah makan

Pagi jam : 06.00 Siang jam : -

Sore jam : - Malem jam : 18.00

SEMOGA LEKAS SEMBUH (PARAF)

Apotek Punch

Jl. Jaehyun ganteng No. 14 telp. (0281) 140297

APA : Kirana Shafa Ridha, S.Farm., Apt


Se

No. SIPA : I1C019101

Nama Obat : puyer salbutamol

No. 01 Tgl. 26 Mei 2020

Nama Pasien : an. Resti (3 tahun)


Diminum 3 x sehari 1 sendok teh

Sebelum makan / Sesudah makan

Pagi jam : 06.00 Siang jam : -

Sore jam : - Malem jam : 18.00

SEMOGA LEKAS SEMBUH (PARAF)

Se
DAFTAR PUSTAKA

Badan POM. 2017. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta : KOPERPOM.

Depkes RI. 2010. Word Health Organization (WHO): Model Formulary for children2010.
Geneva: WHO.

Rudianto. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) pada Balita di 5 Posyandu Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan
Karawang Tahun 2013. Skripsi. FKIK Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai