Anda di halaman 1dari 5

NAMA: SYIFA KHAERUNNISA

KELAS: II.B

NIM: PO713211181079

RESUME DETEKSI DINI KOMPLIKASI PASCA PERSALINAN

1.PERDARAHAN PASCA SALIN

 Defenisi :Pendarahan postpartum atau pendarahan masa nifas adalah pendarahan yang
melebihi 500 ml setelah bayi lahir.
 Berdasarkan waktu kejadiannya pendarahan pasca persalinan dibagi dua bagian,
yaitu: Pendarahan pasca persalinan dini dan pendarahan persalinan sekunder
 Sebab perdarahan post partum yaitu: Atonia uteri,Retensio plasenta ,ress plasenta,
Robekan jalan lahir,invertio uteri dan gangguan pembekuan darah.
 Gejala perdarahan post partum: Perdarahan pervaginam,Konsistensi rahim lunak
 , Fundus uteri naik (jika pengaliran darah keluar terhalang oleh bekuan darah atau selaput
janin) dan Tanda-tanda syok .
 Diagnosa: Diagnosis perdarahan post partum seharusnya tampak jelas, kecuali jika
penumpukan darah intra uteri serta intra vagina tersebut tidak diketahui, atau pada
beberapa kasus rupture uteri yang disertai dengan perdarahan intra peritoneum dan kita
harus mengetahui penyebab perdarahan tersebut.
 Penanganan Dan Pencegahan: tentukan apakah terdapat syok, bila ada segera berikan
transfusi cairan atau darah, control perdarahan dan berikan O 2, bila keadaan umum telah
membaik, lakukan pemeriksaan untuk menentukan etiologi.
 Pada retensio plasenta: jika plasenta belum lahir dalam 30 menit, lahirkan plasenta
dengan plasenta manual dan lakukan histerektomi. Bila hanya sisa plasenta, lakukan
pengeluaran plasenta dengan digital/ kuretase, sambil infuse oksitosin diteruskan.
 Pada trauma jalan lahir, segera lakukan reparasi. Perlukaan jalan lahir sebagai
penyebab pedarahan apabila uterus sudah berkontraksi dengan baik tapi perdarahan terus
berlanjut, Lakukan eksplorasi jalan lahir untuk mencari perlukaan jalan lahir dengan
penerangan yang cukup. Lakukan reparasi penjahitan setelah diketahui sumber
perdarahan, pastikan penjahitan dimulai diatas puncak luka dan berakhir dibawah dasar
luka. Lakukan evaluasi perdarahan setelah penjahitan selesai.
 Pada atonia uteri, lakukan masase uterus dan penyuntikan 0,2 mg ergometrin melalui IV
atau prostaglandin parenteral. Jika tidak berhasil, lakukan kompresi bimanual pada uterus
dengan cara memasukkan tangan kiri kedalam vagina dan dalam posisi mengepal
diletakkan di forniks anterior, tangan kanan diletakkan di dinding perut memegang
fundus uteri.
 Bila disebabkan gangguan pembekuan darah, berikan transfuse plasma (Darah)segar.
 Pencegahan: melakukan perawatan masa kehamilan ,Persiapan persalinan,pada
Persalinan ,Kala tiga dan Kala empat dan lakukan pemeriksaan secara teliti untuk
mencari adanya perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan perdarahan dengan
penerangan yang cukup. Luka trauma ataupun episiotomy segera dijahit sesudah
didapatkan uterus yang mengeras dan berkontraksi dengan baik.

2.METRITIS

 Definisi:Metritis adalah: Infeksi Uterus setelah persalinan


 Tanda/gejala:Nyeri perut bagian bawah ,Uterus tegang/ sub involusio,Lochia berbau
,Kadang tjd syok septik ,Peningkatan sel darah putih.
 Penanganan: Beri transfusi bila perlu , Antibiotik dosis tinggi ( ampisillin 2 gr/6 jam,
gentamisin 5 mg/kg bb scr iv dosis tunggal /hr, metronidasol 500 mg/8 jam lanjutkan spi
ibu bebas panas selama 24 jam, Pertimbangkan utk antitetanus provilaksis, Bila ada sisa
plasenta lakukan kuret/digital, Bila ada pus lakukan drainase dan beri posisi semi Fowler,
laparatomi- histerektomi-sub/total

3.BENDUNGAN DAN INFEKSI PAYUDARA

 Definisi:Peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara untuk produksi laktasi,
sehingga terjadi overdistensi dari saluran system laktasi.
 Penanganan:Bila ibu menyusui
-Susukan sesring mungkin pd kedua payudara
-Kompres hangat payudara sebelum disusukan
-Lakukan pijatan/refleks oksitosin
-Kompres dingin diantara menyusui
-Sangga payudara dengan baik
-Parasetamol tiap 4 jam
-Evaluasi hasil setelah 3 hari
 Bila ibu tdk menyusui
-Sangga payudara dengan baik.
-Kompres dingin payudara untuk mengurangi pambengkakan & rasa nyeri
-Bila perlu berikan parasetamol 500 mg tiap 4 jam.
-Jangan lakukan pijatan atau kompres hangat pada payudara

4. INFEKSI MASA NIFAS

Mastitis:

 Definisi:Peradangan pda jaringan payudara.


 Gejala: Nyeri, Tegang, Kemerahan.
 Penanganan:
-Kloksasillin 500 mg/ 6 jam selama 10 hari
-Sangga payudara dengan baik
-Kompres dingin b/p parasetamol 500 mg dan anjurkan tetap menyusui
-Evaluasi setelah 3 hari perawatan .

Abses Payudara:

 Definisi: Benjolan pd payudarayang berisi nanah.


 Gejala: Terdapat massa padat, terdapat batas tegas dibawa kulit kemerahan, ada
pengeluaran cairan / nanah.

 Penanganan:
-Beri Anastesi dan lakukan insisi radial dr tengah dekat pinggir areola, agak kepinggir spy tdk
memotong saluran asi
-Pecahkan kantong pus dgn tisu atau jari
-Pasang tampon/drain angkat setelah 24 jam.
-Berikan kloksasilin 500 mg/6 jam selama 10 hari
- Kompres dingin dan sangga payudara
- Berikan parasetamol 500 mg/4 jam b/p
-Sarankan ibu untuk tetap menyusui walaupun ada nana
-Evaluasi setelah 3 hari pengobatan.

Infekasi luka jalan lahir:

 Penyebab:Kurang kebersihan diri dan pencegahan infeksi.


 Penanganan:
-Bila ada pus / cairan, bersihkan nananya
-Lakukan debridhemen
-Bila infeksi kulit beri ampi 500 mg oral tiap 6 jam & metro 500 mg oral 3 x/ hr
selama 5 hari.
-Bila infeksi berat beri Penisillin tiap 4 jam
-Ampisillin 1 gr 4x/hr, metronidasol 500 mg IV tiap 8 jam sampai bebas panas 24 jam
-Bila ada jaringan mati bersihkan dan lakukan penjahitan ulang 2-4 minggu setelah
infeksi membaik.
- Berikan nasehat ttg kebersihan pembalut

5. TROMBOFlEBITIS
 Definisi: invasi / perluasan mikroorganisme yang mengikuti aliran darah disepanjang
vena dan cabang-cabangnya. Tromboflebitis didahului dengan trombosis, dapat terjadi
pada kehamilan tetapi lebih sering ditemukan pada masa nifas.
 Tromboflebitis terbagi atas dua yaitu : Tromboflebitis Femoralis danTromboflebitis
Pelvik
 Tanda dan gejala: Nyeri terdapat pada perut bagian bawah atau perut bagian samping,
timbul pada hari ke 2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas
 Penderita tampak sakit berat
 Penyebab dan faktor resiko: Penggumpalan darah yang dipicu oleh berbagai hal yang
meliputi: usia, kelainan tertentu, terlalu lama berdiam diri, tangan dan kaki yang lumpuh,
menggunakan alat pacu jantung, perubahan hormon, obesitas, merokok, dan riwayat
keturunan.
 Penanganan :
 1. Tromboflebitis Femoralis
-Kaki ditinggikan untuk mengurangi oedema lakukan kompres pada kaki.
-Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastic atau memakai kaos kaki yang
panjang elastic selama mungkin.
-Jangan menyusui bayinya, mengingat kondisi ibu yang tidak baik.

6. EMBOLI AIR KETUBAN

 Definisi: cairan air ketuban beserta komponen-komponennya termasuk lapisan kulit


janin yang terlepas rambut janin, lapisan lemak janin dan musin atau cairan kental yang
masuk kedalam pembuluh darah ibu yang dapat menyebabkan gangguan saraf bahkan
kematian.
 Tanda dan gejala:
-Tekanan darah turun secara signifikan dengan hilangnya diastolik pada saat pengukuran
( Hipotensi )
-Dyspnea
-Batuk
-Sianosis perifer dan perubahan pada membran mukosa akibat dari hipoksia.
-Janin Bradycardia sebagai respon terhadap hipoksia
-Pulmonary edema.
-Cardiac arrest.
-Atonia uteri
-Koagulopati atau pendarahan parah karena tidak adanya penjelasan lain (hipotensi
terjadi di 83% pasien.)
 Penyebab:
-Multiparitas dan Usia lebih dari 30 tahun Shock yang dalam yang terjadi secara tiba –
tiba tanpa diduga pada wanita yang proses persalinanya sulit atau baru saja
menyelesaikan persalinan yang sulit
-Janin besar intrauteri Menyebabkan rupture uteri saat persalinan, sehingga cairan
ketubanpun dapat masuk melalui pembuluh darah.
-Kematian janin intrauteri
-Meconium dalam cairan ketuban Terjadinya
-Kontraksi uterus yang kuat
-Insidensi yang tinggi kelahiran dengan operasi Dengan prosedur operasi tidak jauh dari
adanya pembukaan pembuluh darah, dan hal ini dapat terjadi ketuban pecah dan masuk
ke pembuluh darah ibu.
 Penanganan:
Perawatan Segera
Perawatan ini akan sama, baik dirumah maupupun di Rumah Sakit, dan meliputi :
 Panggil bantuan kedaruratan
 Akses dan cairan intra vena
 Ventilasi : mulut ke mulut, vantilasi manual dengan ambubag atau intubasi, bergantung
pada tempat dan ketersediaan peralatan atau personel.
 Masase jantung bila perlu .
Perawatan Berkelanjutan
 Berikan cairan untuk mempertahan sirkulasi (mungkin darah, plasma beku segar,
kripresipitat, kristaloid, atau trombosit, bergantung pada ketersediaan dan kebutuhan ibu).
 Pantau pembekuan dan koreksi koagulopati.
 Intubasi endrotrakea secepatnya.

Anda mungkin juga menyukai