Gelap mulai menyelimuti desa,hujan mulai reda namun suasana masih mencekam.
Banyak tubuh tergeletak. Api obor menyala dan beriringan,sebagian dari mereka terikat dan
terseret tak terkecuali Jamila. Wajah yang begitu pucat pasi seakan tak terima dengan
keadaan yang melandanya saat ini.Kulit kuning langsat berubah menjadi cokelat dan
kemerahan di setiap tubuhnya. Lutut lecet bukan karena terjatuh namun akibat benturan
keras terus-menerus.Raut wajah Jamila yang dulu manis serta bibir tipis khas seorang
kembang desa berubah menjadi lebam.Bajunya yang robek pada bagian belahan dada,bekas
paksaan seorang yang telah menjamah tubuhnya. Bukan hanya sekali,namun beberapa kali
yang dilakukan oleh orang-orang yang berbeda.Jamila hanya bisa meratap dan terus
bersedih. Hati dan pikirannya masih bergejolak.Rasa cemas yang tak henti-henti
menghantuinya.Apakah suaminya bisa selamat setelah salah satu kakinya terkena timah
panas?,Apakah Suaminya sudah tak bernyawa lagi? Apakah Suaminya bernasib sama
dengan dirinya?.Pertanyaan itu tetap terlintas dipikiran Jamila. Jamila masih tetap berjalan
dan tertatih-tatih pada jalan berbatu. Lehernya terkadang harus tertarik secara paksa oleh
arak-arakan yang begitu panjang.Arak-arakan itu diiringi oleh obor-obor warga.Kemanakah
arak-arakan ini berhenti pada suatu tempat.
Di lain sisi,Karmin berada di tengah hutan pinus yang gelap gulita. Tak ada
penerangan sedikit pun,yang ada hanya suara burung hantu dan suara gesekan ranting
pohon pinus seakan ingin roboh.cemas,takut serta sepi menyelimuti diri Karmin. Kakinya
sudah lemas,Tubuh yang mulai lunglai. Karmin memutuskan duduk sejenak sambil
membersihkan luka di kakinya. Membalut kakinya dengan dedaunan yang ada.Setelah
Karmin beranjak dari tempatnya.Ia memutuskan untuk terus bergerak meskipun Ia harus
memakai tongkat sebagai tumpuan.Di tengah malam yang mulai terang karena sinar
rembulan setelah menempuh perjalanan yang begitu jauh,Karmin mampu melihat ke setiap
arah.Karmin mulai merasakan kejanggalan,Seakan ada sesuatu yang bergerak. Karmin
terdiam dan menoleh kanan-kiri.Ia merasakan ada yang mengepungnya karena gerakan
yang ia lihat bergerak mendekatinya.Tiba-tiba hantaman keras mengenai punggung
lehernya.Karmin terhempas perlahan-lahan dengan mata yang tak mampu melihat ke arah
belakang tubuhnya.
Malam itu malam yang naas bagi Karmin ketika wanita dihadapannya adalah
Jamila.Jamila rupanya ditangkap juga oleh serdadu-serdadu keparat ini. “Apakah kau masih
tidak mau tahu dengan pertanyaanku tadi” ujar pria yang masih berdiri dihapannya.
“Cepat,geser dan pindahkan meja ini dan bawakan seutas kawat kepadaku” perintah pria itu
kepada 2 sosok pria tersebut. Sontak seutas kawat melilit di bagian leher Karmin.Kawat itu
ditarik oleh Pria yang menanyai karmin dan salah satu anak buahnya. “Mustopo,kau
telanjangi lalu setubuhi wanita jalang itu” perintah pria kepada Mustopo. “jawablah
pertanyaanku sebelum kawat ini mencekik lehermu” tegasnya. “AKU TIDAK TAHU DAN
ISTRIKU JUGA TIDAK TAHU” sahut karmin dengan begitu kerasnya.Seketika kawat mencekik
leher Karmin.Nafas mulai berhenti,kelopak matanya mulai menutup,bekas merah lebam di
leher Karmin.Akhirnya hanya ada air mata yang menetes perlahan diiringi suara jeritan
wanita pada malam itu.