Oleh:
Drs. Jarot Iswanto, M.Pd.I
Widyaiswara BDK Surabaya
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
Sehubungan hal tersebut di atas maka pembelajaran Penentuan Arah
Kiblat sangat diperlukan untuk lebih memantapkan ibadah kita khususnya sholat,
karena sholat merupakan pilar utama dalam penegakan ibadah.
Untuk membekali peserta diklat Hisab Rukyat khususnya pada mata diklat
Penentuan arah Kiblat maka ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang
penentuan arah kiblat antara lain tentang pengertian arah kiblat, posisi tempat,
rumus Trigonometri, penggunaan Kalkulator, penentuan arah kiblat suatu lokasi
dengan perhitungan serta kemampuan untuk mempraktekkan penentuan arah kiblt
di suatu lokasi
B. STANDAR KOMPETENSI
Sesuai dengan cakupan materi yang ada pada modul ini maka setelah
membaca modul ini peserta diklat dapat :
1. Menjelaskan pengertian arah Kiblat
2. Memilh jenis alat ukur arah Kiblat
3. Menentukan posisi suatu lokasi ditinjau dari lintang tempat dan bujur
tempat
4. Menggunakan rumus Trigonometri untuk menentukan arah Kiblat
5. Mengoperasionalkan Kalkulator
6. Menentukan arah Kiblat suatu lokasi
7. Praktek Penentuan arah Kiblat
3
BAB II
ARAH KIBLAT
A. Pengertian Arah
Kata Arah Kiblat, berasal dari dua kata yaitu arah dan kiblat. Kata arah
berarti jurusan, tujuan dan maksud (Departemen P&K, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1999),. Imam Syafii berpendapat mencari arah kiblat
hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan arah yang terdekat
dengan posisi suatu lokasi. Dengan demikian arah kiblat juga memberi
arti menghadapkan jarak terdekat dengan Ka’bah di masjidil Haram
(Saadoeddin Djambek, Arah Kiblat, 1956) yang diukur melalui lingkaran
besar pada permukaan bumi. Yang lain mengartikan dengan kata jihad,
syathrah dan azimuth (Departemen Agama, Pedoman Penentuan Arah
kiblat, 1994)
B. Pengertian Kiblat
Sedangkan kata Kiblat berarti Ka’bah yang terletak di dalam Masjidil
Haram kota Mekah. Para ulama sepakat menghadap ke arah kiblat
merupakan syarat sahnya shalat, maka kaum muslimin wajib menghadap
ke arah kiblat dalam melakukan ibadah shalat.
Dengan demikian pengertian arah kiblat adalah suatu arah (kiblat di
Mekah) yang wajib dituju oleh umat Islam ketika melaksanakan ibadah
shalat.
4
Surat Al Baqoroh (2) ayat 149
ك ُّ 5 َر ۖ ِام َوإِنَّهۥُ لَ ۡل َح5 ِج ِد ۡٱل َح5 ك َش ۡط َر ۡٱل َم ۡس
َ ۗ ِّق ِمن َّرب َ َث خَ َر ۡجتَ فَ َولِّ َو ۡجه ُ َو ِم ۡن َح ۡي
ََو َما ٱهَّلل ُ بِ ٰ َغفِ ٍل َع َّما ت َۡع َملُون
149. Dan dari mana saja kamu keluar (datang), Maka palingkanlah
wajahmu ke arah Masjidil Haram, Sesungguhnya ketentuan itu benar-
benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. dan Allah sekali-kali tidak
lengah dari apa yang kamu kerjakan.
5
BAB III
POSISI TEMPAT
A. Lintang Tempat
Lintang tempat adalah jarak yang diukur dari tempat dimaksud ke garis
khatulistiwa bumi sepanjang garis lingkaran paralel bumi.
Ada dua garis lintang yaitu :
Lintang Utara yang nilainya 0º LU - 90º LU yang diukur dari khatulistiwa
( 0 º ) ke arah kutub Utara (90º ) yang biasanya diberi tanda positip.
Lintang Selatan yang nilainya 0º LS - 90º LS yang diukur dari khatulistiwa
( 0 º ) ke arah kutub Selatan (90º ) yang biasanya diberi tanda negatip.
B. Bujur tempat
Bujur tempat adalah jarak yang diukur dari tempat dimaksud ke garis bujur
melalui kota Greenwich (dekat London) sepanjang garis bujur bumi.
Ada dua garisbujur yaitu :
o Bujur Barat yaitu garis bujur yang terletak di sebelah Barat Greenwich
yang nilainya 0 º BB - 180 º BB yang biasanya diberi tanda negatip.
o Bujur Timur yaiotu garis bujur yang terletak di sebelah Timur
Greenwich yangnilainya 0 ºBT - 180 º BT yang biasanya diberi tanda
positip.
Batas berimpitnya kedua bujur tersebut biasanya dijadikan pedoman
pembuatan garis batas penanggalan International.
Ada beberapa cara yang dipergunakan untuk mengetahui lintang dan bujur
suatu tempat antara lain :
1. Menggunakan data dalam buku
2. Menggunakan peta
6
Misalkan kita akan mencari lintang dan bujur Tugu, yang tidak
tercantum dalam daftar.
a. Langkah pertama yang harus ditempuh adalah mencari dua buah kota
teredekat dengan tempat yang akan dicari lintang dan bujurnya, yang
koordinat geograflsnya tercantum dalam daftar tersebut. Misalkan kota
Bogor (B) berkoordinat 6° 37' LS (lintang selatan) dan 106° 48' BT
(bujur timur).dan kota Cianjur(C) yang berkoordinat
6°51’dan107°08' BT.
Perhatikan gambar dibawah ini:
7
Lintang tempat adalah jarak yang diukur dari tempat dimaksud ke garis
khatulistiwa bumi sepanjang garis lingkaran paralel bumi. Ada dua jenis
lintang yaitu Lintang Utara ( LU ) dan Lintang Selatan ( LS )
Bujur tempat adalah jarak yang diukur dari tempat dimaksud ke garis
bujur melalui kota Greenwich (dekat London) sepanjang garis bujur bumi.
Ada dua jenis bujur yaitu Bujur Barat (BB) dan Bujur Timur (BT)
Posisi suatu tempat dapat diketahui dari besar lintang tempat dan bujur
tempat dimana datanya dapat diperoleh dengan melihat dalam buku lokasi,
melihat peta, membuat perbandingan untuk kota yang belum dikenal /
didata dalam peta, atau lebih mudah dengan menggunakan software n-
Charta
D. Latihan
1. Apa yang saudara ketahui tentang garis lintang. Jelaskan
2. Apa yang saudara ketahui tentang garis bujur. Jelaskan
3 Apa yang dimaksud dengan garis batas penanggalan Internasional.
4. Bagaimana cara menentukan posisi tempat ditinjau dari lintang tempat
dan bujur tempat.
BAB IV
8
RUMUS TRIGONOMETRI
a
b
A B
c
A. Aturan Sinus
Dengan aturan Sinus maka kita dapat menentukan besar salah satu sudut
bila dua sisi diketahui dan sebuah sudut yang berhadapan dengan salah
satu sisi yang diketahui tersebut, atau kita dapat menentukan besar salah
satu sisi bila dua sudut diketahu dan salah satu sisi dihadapan salah satu
sudut tersebut diketahui dengan rumus Sinus sebagai berikut :
_ a = b = c
Sin A Sin B Sin C
9
B. Aturan Cosinus
Selain dengan aturan Sinus kita dapat menyelesaikan perhitungan panjang
sisi atau besar sudut dengan aturan Cosinus sebagai berikut :
a 2 = b2 + c2 - 2 b.c Cos A
b 2 = a2 + c2 - 2 a.c Cos B
c 2 = a2 + b2 - 2 a.b Cos C
c
B
10
Cos a = cos b cos c + sin b sin c cos A
Cos b = cos a cos c + sin a sin c cos B
Cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C
Dengan dasar rumus di atas maka untuk menentukan arah Kiblat
menggunakan rumus
a. Rumus arah kiblat
Cotan B = Cotan b Sin a - Cos a Cotan C
Sin C
b. Rumus bantu
Sisi a = 90o – tp
Sisi b = 90o – mk b = 90o – 21o 25’ = 68o 35’ (tetap)
Sisi C = λtp – λmk
Keterangan :
a = jarak lintang kota dengan kutub Utara
b = jarak lintang Mekkah / Ka’bah dengan kutub Utara
C = Sudut antara bujur tempat dengan bujur Mekkah / Ka’bah
tp = lintang / bujur tempat
mk = lintang / bujur Mekah
D. Rangkuman
Dalam menentukan arah kiblat diperlukan rumus Trigonometri, baik
dengan aturan Sinus, aturan Cosinus terlebih lagi dengan aturan
Trigonometri untuk Segitiga Bola, karena posisi Ka’bah dan posisi suatu
kota terletak di permukaan bumi yang bentuknya seperti bola, sehingga
aturan Sinus dan Cosinus pada segitiga datar hanya digunakan untuk
mereview pengetahuan kita pentingnya belajar Matematka untuk terapan
terutama untuk menentukan arah kiblat.
E. Latihan :
1. Tuliskan aturan Sinus dan Cosinus pada segitiga datar
2. Mengapa aturan Trigonometri pada segitiga datar masih diberikan
pada pengantar Trigonometri penentuan arah Kiblat ?
3. Mengapa aturan Trigonometri untuk segitiga datar tidak dapat
digunakan untuk menentukan arah Kiblat ?
11
BAB V
PENENTUAN ARAH KIBLAT
12
Sin C
Cotan B = Cotan 68° 35’ Sin 97° 15’- Cos 97° 15’ Cotan 72° 55’
Sin 72°55’
4. Cara tekan tombol/pijat kalkulator sbb :
Tekan/pijat tombol kalkulator secara berurutan sesuai dengan typenya:
a. Casio fx 3600, 3800, 3900, 4100
68o 35’ Tan Inv 1/x x 97 o 15’ Sin = : 72o 55’ Sin = - 97o 15’ Cos x
72o 55’ Tan Inv 1/x = Inv 1/x Inv Tan Inv o ’’ 65o 58’ 14.97” U - B
atau 24o 01’ 45.03” B – U, dan Azimut kiblat 294 o 01’ 45.03”
UTSB.
b. Karce-131 Scientific Calculator, Casio fx 82 MS, 85 MS, 95 MS,
100 MS, 115 MS, 350 MS, 570 MS, 820 MS, 991 MS, 992S, 4000
P , 4500 P , 5000 P.
1 / Tan 68o 35’ x Sin 97o 15’ / Sin 72o 55’ Exe - Cos 97o 15’ x 1 / Tan
72o 55’ Exe x-1 Exe Shift Tan Ans Exe Shift o’’65o 58’ 14.97” U - B
atau 24o 01’ 45.03” B – U, dan Azimut kiblat 294 o 01’ 45.03”
UTSB.
Keterangan :
1) U-B : diukur dari titik Utara ke arah Barat
2) B-U : diukur dari titik Barat ke arah Utara
3) UTSB : diukur dari titik Utara se arah jarum jam (Utara –
Timur - Selatan – Barat)
4) tanda/bias diganti : , tanda Exe bisa diganti = , tanda x-1
dipijat shift ( )
13
PENENTUAN ARAH KIBLAT KOTA SURABAYA
( Oleh : Drs. Jarot Iswanto )
(U)
shaf
Kiblat
(Ka’bah) Shaf
65º58’14.97”
Timur
(T)
(B)
shaf
(S)Selatan
Shaf Shaf
(S)
C. Rangkuman
Dalam menentukan arah kiblat diperlukan data lintang dan bujur Makkah,
lintang dan bujur Kota yang akan ditentukan arah kiblatnya.
Dalam penggunaan kalkulator setiap peserta hendaknya memahami
karakteristik kalkulator yang digunakan
Dalam melukis arah kiblat diperlukan ketelitian dalam pengukuran derajat
arah kiblat, karena dengan gambar yang akurat, Insya Allah akan
membawa kekhusuan dalam beribadah ( sholat )
D. Latihan
1. Gambarkan arah Kiblat Ciputat dengan data Lintang - 06°09’ LS dan
data Bujur 106°31’
2. Gambarkan arah Kiblat Cepu dengan data Lintang - 07°10’ LS dan
data Bujur 111°35’
14
BAB VI
PENUTUP DAN KESIMPULAN
Untuk setiap ibadah Maghdoh ( ibadah yang sudah ditentukan syarat dan
rukunnya ) harus disertai dengan dalil yang kuat. Sholat merupakan salah satu
contoh ibadah maghdoh, maka di dalam pelaksanaannya juga memerlukan dalil
yang kuat, termasuk di dalamnya adalah perintah sholat yang harus menghadap ke
arah kiblat
Lintang tempat adalah jarak yang diukur dari tempat dimaksud ke garis
khatulistiwa bumi sepanjang garis lingkaran paralel bumi. Ada dua jenis lintang
yaitu Lintang Utara ( LU ) dan Lintang Selatan ( LS )
Bujur tempat adalah jarak yang diukur dari tempat dimaksud ke garis
bujur melalui kota Greenwich (dekat London) sepanjang garis bujur bumi. Ada
dua jenis bujur yaitu Bujur Barat (BB) dan Bujur Timur (BT)
15
Untuk mencari sudut / arah Kiblat tidak cukup hanya menggunakan aturan
Sinus maupun Cosinus saja, tetapi harus menggunakan aturan Trigonometri untuk
segitiga bola
Untuk melakukan perhitungan arah Kiblat dengan mudah, cepat dan akurat
maka perlu dibantu dengan mesin hitung yang dikenal dengan Kalkulator. Tidak
sembarang kalkulator dapat digunakan untuk menghitung arah kiblat, tetapi
memerlukan spesifik tersendiri yaitu Scientific Calculator
Adapun kalkulator yang digunakan minimal memiliki 5 fungsi hitungan yaitu :
1. Memiliki fungsi umum dan standard
2. Memiliki fungsi hitungan derajat
3. Memiliki fungsi hitungan positif dan negatif
4. Memiliki fungsi hitungan trigonometri
5. Memiliki fungsi hitungan nilai besarnya suatu sudut
Pada penentuan arah Kiblat diperlukan data lintang dan bujur Mekkah dan
data lintang dan bujur kota yang akan dihitung arah kiblatnya.
Dalam melukis arah kiblat diperlukan ketelitian dalam pengukuran derajat
arah kiblat
DAFTAR PUSTAKA
16
17