Anda di halaman 1dari 34

STK 211 Metode statistika

Materi 4 Peubah Acak dan Sebaran Peluang

1
Pendahuluan
 Soal ujian masuk PT diselenggarakan dengan sistem pilihan
berganda. Jika jawaban benar diberi nilai 4, salah dikurangi 1
dan tidak menjawab diberi nilai nol. Bagaimana jika pada satu
soal kita tidak tahu jawaban atau tahu ada 2 pilihan yang salah,
apakah perlu dijawab?
 Suatu permainan menebak 4 angka dengan tepat akan
mendapatkan uang sebanyak Rp. 5jt, jika kalah harus
membayar sebanyak Rp. 10rb, dan jika tidak ikut tidak dapat
apa-apa. Keuntungan jika menang adalah 500 x lipatnya.
Apakah anda akan tertarik?

2
Pendahuluan
 Pada bagian sebelumnya telah dibahas mengenai percobaan,
yang pada dasarnya adalah suatu proses yang menghasilkan
data.
 Namun seringkali kita tidak tertarik dengan keterangan rinci
hasil percobaan tersebut melainkan keterangan numeriknya.
 Sebagai teladan perhatikan percobaan melempar mata uang
logam setimbang sebanyak tiga kali.
 Berikut adalah semua kemungkinan hasil pelemparan:
AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG,
yang masing-masing memiliki peluang yang sama untuk
muncul atau sebesar 1/8.

3
Pendahuluan
 Misalkan didefinisikan suatu peubah X di mana X adalah banyaknya
sisi Angka yang muncul pada ketiga lemparan, maka peubah X ini
mungkin bernilai 0, 1, 2, 3. Perhatikan tabel di bawah

4
Pendahuluan
 Perhatikan bahwa peubah X memetakan setiap titik contoh ke
suatu nilai tertentu.
 Peubah X tersebut selanjutnya disebut sebagai PEUBAH
ACAK
 Setiap nilai yang mungkin diambil oleh P.A X ini memiliki
peluang tertentu untuk muncul yang dapat diringkas dalam
suatu fungsi yang disebut FUNGSI PELUANG atau
SEBARAN PELUANG

5
Konsep Peubah Acak
 Peubah acak merupakan suatu fungsi yang memetakan ruang
kejadian (daerah fungsi) ke ruang bilangan riil (wilayah
fungsi).
 Fungsi peubah acak merupakan suatu langkah dalam
statistika untuk mengkuantifikasikan kejadian-kejadian alam.
 Pendefinisian fungsi peubah acak harus mampu memetakan
setiap kejadian dengan tepat ke satu bilangan riil.

6
 Sebagai teladan dalam percobaan pelemparan sebuah
dadu bersisi enam yang seimbang. Ruang kejadiannya
dapat disenaraikan sebagai berikut:
R = {S1,S2,S3,S4,S5,S6}
Salah satu peubah acak yang dapat dibuat adalah:
X = munculnya sisi dadu yang bermata genap
= {0, 1}

7
Pemetaan fungsi X dapat digambarkan sebagai berikut:

Daerah fungsi Wilayah fungsi

X(ei)
S1 .
S2 .
.0
S3 .
S4 .
.1
S5 .
S6.

8
Sebaran Peluang Peubah Acak X
tergantung dari sebaran peluang
kejadiannya. Sisi yang muncul

S1 S2 S3 S4 S5 S6
Kejadian
Sehingga sebaran peubah acak X
dapat dijabarkan sebagai berikut: Peluang 1/6 1/6 1/6 1/6 1/6 1/6
kejadian
p(X=0) = p(S1)+p(S3)+p(S5)
= 1/6 +1/6 +1/6= 3/6 X 0 1 0 1 0 1
p(X=1) = p(S2)+p(S4)+p(S6)
= 1/6 + 1/6 + 1/6 =
3/6

9
 Latihan
Dua buah dadu dilempar bersama-sama. Jika masing-masing
memiliki sisi yang seimbang, senaraikanlah ruang kejadiannya.
Jika kita ingin melihat munculnya sisi ganjil pada kedua dadu,
maka definisikan peubah acak tersebut. Lengkapi dengan
sebaran peluang dari peubah acak tersebut.

10
 Berdasarkan nilai yang mungkin diambil, peubah acak dibagi
menjadi dua, yaitu P.A Diskret dan P.A Kontinu
 P.A DISKRET, yaitu apabila nilai yang mungkin diambil berupa
bilangan bulat
 P.A KONTINU, yaitu apabila nilai yang mungkin diambil berupa
bilangan real pada suatu selang nilai tertentu.
 Beberapa P.A yang tergolong diskret diantaranya sebaran
Bernoulli, Binom, Hipergeometrik, Poisson, Geometrik, seragam
diskret, dll.
 Sedangkan P.A yang tergolong kontinu misalkan sebaran normal,
lognormal, seragam kontinu, t, F, dll.

11
Nilai Harapan Peubah Acak

 Nilai harapan dari peubah acak adalah pemusatan dari


nilai peubah acak jika percobaannya dilakukan secara
berulang-ulang sampai tak berhingga kali.
 Secara matematis nilai harapan dapat dirumuskan sebagai
berikut:

n
 xi p( xi ), jika X p.a diskret
 i 1
( X )   
 x f ( x )dx, jika X p.a kontinu
 i i

12
Sifat-sifat nilai harapan:
 Jika c konstanta maka E(c ) = c
 Jika p.a. X dikalikan dengan konstanta c maka E(cX) = c
E(X)
 Jika X dan Y peubah acak maka E(XY) = E(X)  E(Y)

13
Teladan:
 Jika diketahui distribusi peluang dari peubah acak X seperti
tabel di bawah
 Dengan demikian nilai harapan p.a X adalah:
E(X) = 0 + 1/6 + 2/6 + 3/6 + 4/6 + 5/6 = 15/6
E(3X) = 3 E(X) = 45/6

Nilai peubah Acak X

x 0 1 2 3 4 5

P(X=xI) 1/6 1/6 1/6 1/6 1/6 1/6

Xip(xi) 0 1/6 2/6 3/6 4/6 5/6

14
Ragam Peubah Acak
 Ragam dari peubah acak X didefinisikan sebagai berikut:
V(X) = E(X-E(X))2
= E(X2) - E2(X)
 Sifat-sifat dari ragam
 Jika c konstanta makaV(c ) = 0
 Jika p.a. X dikalikan dengan konstanta c maka V(cX) = c2 V(X)
 Jika X dan Y peubah acak maka,
V(XY) = V(X) + V(Y)  Cov(X,Y)
Dimana: Cov(X,Y) = E(X-E(X))E(Y-E(Y)), Jika X dan Y saling
bebas maka Cov(X,Y) = 0

15
 Teladan (lanjutan dari sebelumnya)
V(X) = (0+1/6+4/6+9/6+16/6+25/6) - (15/6)2
= 55/6 - 225/36 = 105/36

16
 Bagaimana dengan persoalan apakah perlu
menjawab ujian soal masuk PT dan menebak
angka?

17
Sebaran Peluang PA
 Sebaran Peluang PA Diskret
 Merupakan sebaran peluang bagi peubah acak yang nilai-nilainya
diperoleh dengan cara mencacah (counting)
 Beberapa sebaran peluang PA diskret, antara lain:
 Bernoulli
 Binomial
 Poisson

18
 Sebaran Peluang PA Kontinu
 Merupakan sebaran peluang bagi peubah acak yang nilai-nilainya
diperoleh dengan menggunakan alat ukur
 Beberapa sebaran yang tergolong dalam sebaran peubah acak
kontinu antara lain:
 Normal
 Weibull
 Gamma
 Beta

19
Sebaran Peluang PA Diskret
 Bernoulli
 Kejadian yang diamati merupakan kejadian biner yaitu
sukses atau gagal
 Peubah acaknya (X) bernilai 1 jika kejadian sukses dan
0 jika kejadian gagal
 Misal, p=p(sukses) dan q=p(gagal) maka fungsi
peluang Bernoulli dapat dituliskan sebagai:
P(X=x) = pxq(1-x), x=0,1
 Fungsi peluang tersebut tergantung oleh besarnya
parameter p, sehingga peubah acak X yang menyebar
Bernoulli dituliskan X  Bernoulli (p)

20
 Binomial
 Terdiri dari n kejadian Bernoulli yang saling bebas
 Peubah acak Binomial merupakan jumlah dari kejadian sukses,
X=0,1,2,….,n
 Fungsi peluang dari kejadian Binomial dapat dituliskan sebagai:
P(X=x) = C(n,x)pxq(n-x), x=0,1,2,…,n
dimana C(n,x) = n!/x!(n-x)!
 Fungsi peluang ini dipengaruhi oleh dua parameter, yaitu n dan
p. Sehingga peubah acak X yang menyebar binom dituliskan X
 Binom (n,p)

21
 Teladan
Dari suatu hasil survei diketahui bahwa suatu produk minuman
suplemen digunakan oleh 6 dari 10 orang. Dari 15 orang
konsumen yang kita temui, berapakah peluang
 paling sedikit 10 orang diantaranya menggunakan produk tersebut
 ada 3 sampai 8 orang yang menggunakan produk tersebut
 tepat 5 orang yang mengunakan produk tersebut.

22
 Poisson
 Kejadian binom pada selang waktu atau luasan tertentu
 Jika rataan banyaknya kejadian sukses dalam selang tersebut
adalah µ, maka:

P(X=x) =

x = {0,1,2,…,∞} , e=2.71828….
 Jika X peubah acak menyebar poisson maka ditulis X~
Poisson(µ)

23
 Teladan
 Rata-rata kecelakaan di jalan tol diketahui terjadi 4 kali dalam
sebulan. Berapa peluang bahwa terjadi kecelakaan sebanyak 6
kali dalam suatu bulan.?

P(X=6) = = 0.1042

24
Sebaran Peluang PA Kontinu
Sebaran Normal
 Bentuk sebaran simetrik
 Mean, median dan modus berada dalam
satu titik
 Peluang merupakan luasan dibawah
kurva kepekatan normal

1  x 
2

1   
f ( x,  ,  ) 
2
e 2  

2 

25
 Merupakan P.A kontinu yang menjadi dasar bagi sebagian
besar inferensia statistika
 Persamaan matematis bagi sebaran ini dipengaruhi oleh
dua parameter, yaitu  dan , yang masing-masing
merupakan rataan dan simpangan bakunya.
 Sehingga peubah acak X yang menyebar normal
dituliskan
X  Normal (,2)

26
Beberapa Sebaran Normal

27
 Setiap P.A Normal memiliki karakteristik yang berbeda-beda
perhitungan peluang akan sulit
 Lakukan transformasi dari X  N( , 2) menjadi peubah acak
normal baku Z  N(0 , 1) dengan menggunakan fungsi
transformasi
X 
Z

 Distribusi peluang dari peubah acak normal baku


Z  N(0 , 1) sudah tersedia dalam bentuk tabel peluang normal
baku

28
Cara penggunaan tabel normal baku
 Nilai z, disajikan pada kolom
pertama (nilai z sampai desimal
pertama) dan baris pertama
Nilai Z 0.00 0.01 0.02 0.03
(nilai z desimal kedua)
 Nilai peluang didalam tabel -2.6 0.005 0.005 0.004 0.004
normal baku adalah peluang
peubah acak Z kurang dari nilai k
-2.5 0.006 0.006 0.006 0.006
(P(Z<k)).

-2.4 0.008 0.008 0.008 0.008

P(Z<-2.42)=0.008

29
Teladan:
Curah hujan dikota Bogor diketahui menyebar normal
dengan rata-rata tingkat curah hujan 25 mm dan ragam 25
mm2. Hitunglah:
1. Curah hujan di kota Bogor kurang dari 15 mm?
2. Curah hujan di kota Bogor antara 10 mm sampai 20 mm?
3. Curah hujan di kota Bogor di atas 40 mm?

30
 Teladan
 Untuk sebaran normal dengan  = 300 dan  = 50, hitunglah
peluang bahwa peubah acak X mengambil suatu nilai yang lebih
besar dari 362.
 Sebuah perusahaan alat listrik memproduksi bohlam yang
umurnya menyebar normal dengan nilai tengah 800 jam dan
simpangan baku 40 jam.
 Hitunglah peluang sebuah bohlam hasil produksinya akan
mencapai umur antara 778 dan 834 jam.
 Jika ada 10% bohlam yang tidak layak jual karena umurnya
terlalu pendek, berapa batas umur bohlam layak jual?

31
 Pendekatan Normal terhadap Peubah Binomial
 Untuk ulangan n yang besar dan peluang sukses p sekitar 0.5
 µ = np dan σ = √ np(1-p)
 Untuk menghitung peluang digunakan angka koreksi
kekontinuan sebesar 0.5
 Contoh : P(X > x) = P(Z>[(x+0.5)-np]/ √np(1-p))

32
 Teladan:
 Dalam suatu populasi lalat buah diketahui 25% diantaranya
memiliki mata merah. Jika dipilih secara acak 500 ekor lalat
buah, berapakah peluang didapatnya lalat buah yang bermata
merah:
 Kurang dari 100 ekor?
 Lebih dari 150 ekor?
 Kurang dari 150 tetapi lebih dari 100?

33
Selesai

34

Anda mungkin juga menyukai