BAB 4. PEMBEBANAN
Pada penyambungan keluaran suatu gerbang ke masukan gerbang lain, perlu dijaga
agar masukan gerbang ini tidak terlalu membebani gerbang penggerak. Ini penting agar kisar
teganganyang diterima masih berada dalam batas-batas yang seharusnya.
Jadi semakin kecil RIN2 maka semakin kecil pula tegangan masukan VIN2.
Jika tegangan masukanini terlalu kecil maka ada kemungkinan bahwa tegangan ini tidak mencapai nilai
minimum untuklogika-1. Untuk mendapatkan tegangan masukan yang besar, diperlukan tahanan
masukan yangbesar. Pada rangkaian logika, tegangan masukan yang terlalu kecil tidak dapat diterima
sebagailogika-1. Oleh karena itu dalam penyambungan gerbang, perlu diperhitungkan agar tidak terjadi
pembebanan berlebihan agar tegangan masukan pada gerbang beban dapat masuk ke kisaran tegangan
untuk logika-1.
Pada keluarga logika jenis TTL, masukan umumnya dihubungkan pada emiter dari transistor bipolar
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.2.
5.1. ANTARMUKA TTL DAN DTL
Kedua keluarga ini mempunyai kemampuan untuk menarik arus dan beroperasi pada teganganyang
sama, yaitu 5 Volt sehingga dapat bekerjasama dengan baik. Jika TTL digunakan untukmenggerakkan
DTL maka setiap masukan DTL merupakan beban sebesar 1 U.L (unit load ) padalogika rendah dan
kurang dari 1 U.L pada logika tinggi. Jika DTL digunakan untuk menggerakkanTTL maka keluaran 2 kΩ
Kemungkinan untuk menggunakan TTL bersama-sama dengan ECL memugkinkan paraperancang untuk
merancang rangkaian yang mampu bekerja sampai ke spektrum VHF (Very highfrequency), seperti
pengukuran frekuensi, kontrol dan operasi logika lain.
Kelebihan dari ECL ialah kecepatannya yang tinggi. Tetapi masalah-masalah dalam antarmuka
danaplikasi menyebabkan keluarga ini jarang digunakan, khususnya untuk rancangan yang
murah.Penggunaan antarmuka ECL/TTL membuka peluang untuk menggunakan ECL pada rancangan
yangmurah.
Antarmuka yang paling mudah ialah dengan menggunakan catu daya bersama sebesar 5 Voltseperti
yang diperlihatkan pada Gambar 5.1a.
Tahanan R1 berfungsi untuk membatasi arus keluaran dari TTL sedangkan R2 dan R3 berfungsiuntuk
menentukan atau membatasi kisar tegangan masukan dari ECL. Keluarga ECL umumnyamenggunakan
catudaya negatip, seperti diperlihatkan pada Gambar 5.1b. Pada rangkaian ini,tegangan keluaran TTL
digeser kedaerah negatip oleh R1 dan R2 agar sesuai dengan kebutuhanECL.
Pada pemakaian dengan catudaya bersama, ECL dapat menggerakkan TTL denganmenggunakan
rangkaian seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5.2a. Pada rangkaian inikeluaran utama dan keluaran
komplemen ECL digunakan untuk mengatur transistor Q1 yangberfungsi sebagai sumber arus bagi
masukan TTL.
Pada penggunaan dengan catudaya terpisah, rangkaian pada Gambar 5.2b dapat digunakan.Pada
rangkaian ini keluaran ECL disangga oleh penguat diferensial guna membangkitkan arusmasukan bagi
TTL, sekaligus sebagai penggeser tegangan.
Cara yang lebih baik ialah dengan menggunakan tahanan internal yang dihubungkan ke –2 Volt.Untuk
meningkatkan fan-out, tahanan ini dapat diparalel dengan sebuah tahanan luar seperti
yangdiperlihatkan pada Gambar 5.4.
Piranti CMOS dapat menggunakan tegangan catu yang berkisar antara 3 hingga 15 Volt.
Jikamenggunakan tegangan catu 3 Volt maka tegangan keluaran adalah sekitar 0 Volt unutk logika-0dan
sekitar 3 Volt untuk logika-1. Sedangkan jika menggunakan tegangan catu 15 Volt makategangan
keluaran adalah sekitar 0 Volt untuk logika-0 dan sekitar 15 Volt untuk logika-1.Piranti TTL menggunakan
tegangan catu sebesar 5 Volt dengan tegangan keluaran sebesar 0,8Volt untuk logika-0 dan 2 Volt untuk
logika-1. Untuk menyesuaikan tegangan keluaran danmasukan maka piranti CMOS dapat dicatu dengan
tegangan yang sama dengan TTL, yaitusebesar 5 Volt. Namun kecepatan CMOS akan sangat berkurang
jika dioperasikan dengantegangan catu sebesar 5 Volt. Untuk mendapatkan kecepatan maksimum,
umumnya CMOSmenggunakan tegangan catu sebesar 15 Volt. Dengan demikian maka tegangan
keluaran adalahsekitar 0 Volt untuk logika-0 dan 15 Volt untuk logika-1. Ini tidak sesuai dengan tegangan
masukandan keluaran TTL. Oleh karena itu dibutuhkan suatu rangkaian antarmuka.
Selain masalah ketidak sesuaian tegangan masukan dan keluaran, impedansi kedua piranti ini juga tidak
sesuai. Piranti CMOS memiliki arus keluaran yang kecil, yaitu:
Arus keluaran ini tidak cukup untuk menggerakkan TTL karena arus masukan TTL adalah :
Untuk mengatasi ini dapat digunakan suatu IC CMOS yang dirancang khusus untuk keperluan ini,yaitu
CD4049 atau CD4050. CD 4049 adalah sebuah Hex Inverting Buffer yang dalam setiap IC terdapat enam
buah inverter sedangkan CD4050 adalah sebuah Hex Non-inverting Buffer yang dalam setiap IC terdapat
enam buah Buffer. IC antarmuka ini hanya dapat digunakan jika tegangan catu CMOS sama dengan TTL,
yaitu 5 Volt. Jika tegangan catu berbeda makadiperlukan penggeser tegangan (level shifter ). Penggeser
tegangan ini bisa dirancang denganmenggunakan transistor bipolar seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 5.5.
Gambar 5.5 Rangkaian antarmuka CMOS ke TTL
Pada rangkaian antarmuka ini, tranisistor bipolar dioperasikan sebagai sakelar yang menghasilkan
tegangan keluaran sebesar 0 Volt jika jenuh dan 5 Volt jika menyumbat. Transistor akan jenuh
jikamendapat arus basis yang cukup besar dan akan menyumbat jika tidak mendapat arus basis. Karena
transistor bekerja sebagai penguat emiter bersama maka tegangan keluarannya berlawanan dengan
tegangan masukannya. Untuk mengkoreksi ini digunakan sebuah inverter jenis CMOS sehingga
rangkaian ini sesuai dengan rangkaian penggerak yang juga CMOS. Inverter ini akan menghasilkan arus
basis jika keluarannya tinggi dan tidak menghasilkan arus basis jika keluarannya rendah.
Agar tranisistor bisa jenuh maka faktor penguatan arus dari transistor harus cukup besar sehingga :
Besarnya tahanan R1 harus cukup kecil agar arus basis cukup besar untuk membuat transistor
menjadi jenuh. Besarnya nilai tahanan R1 adalah :
R1≤ (VOH– VBE) / IB
Tahanan R2 berfungsi untuk membuang arus bocor kolektor-basis agar transistor dapatmenyumbat
pada saat keluaran inverter rendah. Nilai R2 harus cukup kecil sehingga dapatmembuat tegangan basis
kurang dari 0,6 Volt agar arus basis menjadi nol. Besarnya R2 adalah :
R2≤ 0,6 V / ICBO
dimana ICBO= arus bocor kolektor basis dengan emiter terbuka.
Jika memungkinkan maka rangkaian antarmuka diatas dapat disederhanakan dengan mengganti
gerbang N1dengan gerbang NAND seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5.6.
Agar tidak membebani gerbang CMOS, tahanan R1 harus cukup besar. Namun hal ini akan
mengakibatkanarus basis transistor menjadi kecil. Agar dapat jenuh dengan arus basis yang kecil ini,
transistor harusmemiliki βyang cukup besar.
Piranti TTL memiliki arus keluaran yang cukup besar sehingga dapat menggerakkan masukanpiranti
CMOS. Masalahnya adalah perbedaan tegangan. Tegangan keluaran TTL adalah :
Jika CMOS menggunakan tegangan catu sebesar 15 Volt maka tegangan masukan yangdibutuhkan
adalah :
VIL: 0 sampai 2,5 Volt VIH: 12,5 sampai 15 Volt
Oleh karena itu VOH TTL tidak dapat memenuhi VIH CMOS. Untuk mengatasinya diperlukanrangkaian
antarmuka untuk mengubah aras tegangan. Rangkaian ini bisa menggunakan penguat transistor seperti
pada Gambar 5.7
Karena masukan CMOS memiliki impedansi yang tinggi maka masukan ini tidak akan membebani
transistor sehingga tahanan kolektor, dalam hal ini R3 dapat dibuat besar. Tetapi jika nilai R3 terlalu
besar maka tahanan ini dengan kapasitansi masukan CMOS akan membentuk tapis lolos bawah sehingga
meredam frekuensi tinggi. Hal ini dipelihatkan pada Gambar 5.8.
Dari Gambar 4 terlihat bahwa kenaikan tegangan VB berlangsung lambat karena terjadi proses pengisian
kapasitansi CIN melalui tahanan R3 sedangkan penurunan tegangan berlangsung lebih cepat karena
pengosongan CIN dilakukan oleh transistor dengan arus yang lebih besar.
Pada frekuensi yang lebih tinggi maka kenaikan tegangan VB akan berlangsung lebih lambat sehingga
ada kemungkinan bahwa tegangan harus turun kembali sebelum sempat mencapai logika-1. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 5.9
Gambar 5.9 Bentuk gelombang tegangan pada titik A dan titik B pada frekuensi tinggi
Jika ini terjadi maka rangkaian akan gagal bekerja karena tidak pernah mendapat masukan logika-1. Oleh
karena itu nilai tahanan R3 tidak boleh terlalu besar