Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

SOP KEPERAWATAN LUKA BAKAR, LUKA DEKUBITUS, PAIN


MANAGEMENT

NAMA: VERGIO SAN SAVADOR MARKUS


NIM: 18011104037
KELAS: A-2

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERAWATAN LUKA BAKAR


Pengertian Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh
dengan benda-benda yang menghasilkan panas (misalnya: api, air panas,
listrik) atau zat-zat yang bersifat membakar (misalnya : asam kuat dan basa
kuat).
 Mencegah masukan kuman-kuman dan kotoran kedalam luka
 Mencegah sekresi yang berlebihan
 Mengurangi rasa sakit
 Mengistirahatkan bagian tubuh yang luka atau sakit
 Merawat semua derajat luka bakar sesuai dengan kebutuhan

Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi


2. Mengangkat jaringan nekrotik
Kebijakan Dokter atau perawat harus melaksanakan langkah-langkah sesuai prosedur.
Prosedur A.      Persiapan Alat:
1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
2. Set ganti balutan steril
3. Sepuit 10 cc
4. Kasa steril
5. Verband sesuai dengan ukuran kebutuhan
6. Bengkok
7. Obat-obatan sesuai program
8. NaCl 0,9 % / aquadest
B.       Pelaksanaan:
1. Dokter memberikan penjelasan pada keluarga/pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan,
scort).
3. Mengatur posisi klien di bed tindakan supaya luka dapat terlihat jelas
dan mudah dilakukan perawatan luka
4. Bila luka bakar tertutup pakaian maka minta ijin untuk membuka
pakaian supaya luka terlihat jelas dan membuka pakaian dengan hati-
hati, bila sulit basahi dengan NaCl 0,9%.
5. Membersihkan luka bakar dengan cara mengirigasi yaitu dengan
cara mengaliri bagian luka menggunakan NaCl 0,9% dengan
meletakan bengkok di bawah luka terlebih dahulu..
6. Melakukan debridement bila terdapat jaringan nekrotik dengan cara
memotong bagian nekrotik dengan mengangkat jaringan nekrotik
menggunakan pinset chirurgis dan digunting dengan gunting
chirurgis mulai dari bagian yang tipis menuju ke bagian tebal.
7. Bila ada bula dipecah dengan cara ditusuk dengan jarum spuit steril
sejajar dengan permukaan kulit dibagian pinggir bula kemudian
dilakukan pemotongan kulit bula dimulai dari pinggir dengan
menggunakan gunting dan pinset chirugis.
8. Mengeringkan luka dengan cara mengambil kasa steril dengan pinset
anatomis lalu kasa steril ditekankan pelan-pelan sehingga luka benar-
benar dalam kondisi kering.
9. Memberikan obat topical sesuai luas luka dengan menggunakan dua
jari yang telah diolesi obat tersebut.
10. Menutup luka dengan kasa steril dan memasang plester dengan
digunting sesuai ukuran kemudian ditempelkan di atas kasa steril.
11. Menjelaskan bahwa perawatan luka telah selesai.
12. Membersihkan alat medis dan membersihkan sampah medis.
13. Mengobservasi keadaan umum pasien:
a. Tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan
b. Melaporkan segera kepada dokter bila terdapat perubahan
keadaan umum
Unit terkait Unit Gawat Darurat / UGD.

SOP MANAJEMEN NYERI

MANAJEMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Dikeluarkan Oleh


STANDAR PROSEDUR Direktur RSBT Karimun
OPERASIONAL

02 Maret 2014 dr. Firmansyah, MARS


Cara meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan
PENGERTIAN yang dapat diterima pasien.

TUJUAN Untuk menjaga pasien dalam kondisi senyaman mungkin.

 Setiap pasien dewasa yang merasakan nyeri dinilai dari skala 0 –


KEBIJAKAN 10
1. 0 = tidak nyeri
2. 1-3 = nyeri ringan (pasien dapat berkomunikasi dengan baik)
3. 4-6 = nyeri sedang (pasien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, mendeskripsikan dan dapat mengikuti
perintah)
4. 7-9 = nyeri berat (pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
tapi masih respon terhadap tindakan, tidak dapat mendeskripsikan,
tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang dan distraksi.
5. 10 = nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul)

 Setiap pasien anak yang merasakan nyeri dinilai dari skala wajah
Wong Baker
0 1 2 3 4 5

1. Nilai 0: nyeri tidak dirasakan oleh anak


2. Nilai 1: nyeri dirasakan sedikit saja
3. Nilai 2: nyeri dirasakan hilang timbul
4. Nilai 3: nyeri yang dirasakan anak lebih banyak
5. Nilai 4: nyeri yang dirasakan anak secara keseluruhan
6. Nilai 5: nyeri sekali dan anak menjadi menangis
 Penanganan nyeri dikecualikan pada pasien dengan kondisi yeri
HIS

PROSEDUR  Lakukan pengkajian skala, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi


dan kualitas nyeri.
 Observasi reaksi nonverbal
 Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
 Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi seperti:

1. Kompres dingin
2. Massage kulit
3. Buli-buli panas
4. Relaksasi seperti lingkungan yang tenang, posisi yang
nyaman dan nafas dalam.
5. Tekhnik distraksi yakni mengalihkan perhatian ke
stimulus lain seperti menonton televisi, membaca
koran, mendengarkan musik
 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat


Unit Rawat Inap
Unit Rawat Jalan
PERAWATAN LUKA DEKUBITUS

No. Dokumen No. Halaman


SOP/090/RS/2010 Revisi 1/3
01
Disahkan oleh
Direktur
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional

Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan


dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang
PENGERTIA akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus
N
sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus
karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia
antara lain:
o Berkurangnya jaringan lemak subkutan
o Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
o Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit
menjadi lebih tipis dan rapuh

TUJUAN 1. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit


membrane mukosa
2. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
3. Mempercepat penyembuhan
4. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
5. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
6. Mencegah penyebaran luka
7. Mencegah pendarahan
8. Mencegah excoriasi sekitar kulit drain

KEBIJAKAN Pasien yang mengalami luka Dekubitus


PETUGAS Perawat

A. Persiapan Alat dan Bahan


PERALATAN 1. 1. Set steril terdiri atas :
 Kapas alcohol
 Kasa steril
 Baki untuk larutan NaCl 0,9%
 Pinset anatomi
 Pinset chirurgic
 Lidi kapas yang steril
2. 2. Derian tule atau cutimed sorbad
3. 3. Gunting plester
4. 4.Plester/perekat atau hipafix
5. 5. Alkohol 70 %
6. 6. Larutan NaCl 0.9 %
PERAWATAN LUKA DEKUBITUS

No. Dokumen No. Halaman


SOP/090/RS/2010 Revis 2/3
i 01
PERALATAN 7. Handscoon bersih
8. Handscoon steril
9. 9. Penggaris millimeter disposabl
10.10. Pencahayaan yang adekuat

B. B. Persiapan Pasien
1. 1. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tujuan tindakan
yang akan dilakukan
2. 2. Atur posisi klien miring kiri atau kanan (sesuai dengan letak
luka dekubitus)

1. C. C Jelaskan prosedur pada klien


PROSEDUR 2. Tutup ruangan atau pasang sampiran
PELAKSANAAN 3. Cuci tangan
4. Pakai handscoon bersih
5. Buka balutan dengan menggunakan kapas alcohol dan buang pada tempat
sampah atau kantong plastic yang telah disediakan
6. Observasi luka, ukur panjang, lebar dan kedalaman luka dengan
menggunakan Penggaris millimeter disposable. Kemudian lihat juga
keadaan luka, warna luka, warna sekitar tepi luka, derajat luka dan ada
cairan atau tidak. Catat semua hasil observasi
7. Buka set steril
8. Kasa digulungkan keujung pinset chirurgi kemudian tangan yang satu
memegang pinset anatomi
9. Bersihkan luka dengan menggunakan kasa steril yang telah diberi NaCl
0,9 % dengan cara dari dari dalam keluar (pergerakan melingkar) sambil
memencet luka untuk mengeluarkan eksudat
10. Kasa hanya dipakai satu kali dan diganti lagi
11. Ulangi pembersihan sampai semua luka bersih dan cairan eksudat keluar
12. Buang handscoon bersih
13. Pakai handscoon steril
14. Pakai cutimed sorbad untuk luka yang banyak mengandung eksudat
15. Balut luka dengan menggunakan kasa steril. Jika luka masih basah atau
banyak mengeluarkan cairan maka balut luka dengan kasa sampai 7
lapisan. Dan jiaka luka sudah mulai kering maka 3 lapis kasa saja.
16. Fiksasi dengan menggunakan plester atau hipafix
17. Buang handscoon dan kasa ditepat yang telah disediakan
18. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang nyaman
PERAWATAN LUKA DEKUBITUS

No. Dokumen No. Halaman


SOP/090/RS/2010 Revis 3/3
i 01
19. Angkat peralatan dan kantong plastic yang berisi balutan dan handscoon
kotor. Bersihkan alat dan buang samapah dengan baik
PROSEDUR 19. Cuci tangan
PELAKSANAAN 20. Laporkan adanya perubahan pada luka kepada perawat yang bertanggung
jawab. Catat penggantian balutan, kaji keadaan luka dan respon pasien

DOKUM  Departemen kesehatan RI, Dirjenyanmed.1991,Prosedur perawatan dasar


EN rumah sakit dan pendidikan
TERKAIT  Potter ,P.A, Perry,A,G, Fundamental of nursing, St. Louis,
Mosby Company
 Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2 (terjemahan). PT EGC.
Jakarta.
 Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah. volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
 Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I.
(terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran.
Bandung.
 Marylin E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan:
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien Edisi 3. Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai