Anda di halaman 1dari 6

Analisis Penerapan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) Pada CV. Kusuma Agung Mandiri


Palembang

Selviana (selvi.lie93@gmail.com)
Rika Lidyah (rika_msi@yahoo.com)
Jurusan Akuntansi
STIE MDP

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan PPN mengenai perhitungan,
pelaporan serta Pajak Masukan dan Pajak Keluaran yang dapat menimbulkan Pajak Lebih / Kurang
Bayar. Adapun metode yang digunakan yaitu deskriptif dan kualitatif. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penerapan PPN hampir telah sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Baik dari
segi perhitungan, penyetoran dan pelaporannya. Walaupun masih terdapat beberapa kendala seperti
terlambatnya melakukan pelaporan PPN .

Kata kunci : Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Masukan, Pajak Keluaran.

Abstract : The purpose of this study is to know whether the application of VAT, calculation, reporting
input tax and output tax generate VAT Less / More Pay. In this study used description and qualitative
method. Conclusion is the application of VAT was almost in accordance with the VAT Act Applied. Both in
terms of calculating, depositing and reporting. Although there are still some problems such as delay in
reporting.

Keywords : Value Added Tax (VAT), Input Tax, Output Tax.

1 PENDAHULUAN

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masukan sehingga tidak dapat dikreditkan


merupakan pajak yang dapat dilimpahkan pada akhir masa pajak. Pada PPN Masukan
kepada orang lain, sehingga memungkinkan yang tidak dapat dikreditkan akan
semua orang dikenakan Pajak Pertambahan menimbulkan terjadinya PPN Kurang Bayar
Nilai (PPN). Disamping itu, hampir seluruh pada masa pajak tertentu.
kebutuhan hidup masyarakat Indonesia Berdasarkan penjabaran-penjabaran di
merupakan hasil produksi yang terkena PPN. atas, penulis tertarik untuk memilih masalah
Dengan kata lain, sebagian besar transaksi di perpajakan khususnya Pajak PPN dengan
bidang perdagangan, industry dan jasa yang judul skripsi: “Analisis Penerapan Pajak
tergolong Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Pertambahan Nilai (PPN) Pada CV.
Kena Pajak (JKP) pada prinsipnya terkena Kusuma Agung Mandiri Palembang.”
PPN.
CV. Kusuma Agung Mandiri 2 LANDASAN TEORI
merupakan perusahaan distributor bahan
bangunan yang merupakan Pengusaha Kena 2.1 Definisi Pajak
Pajak sehingga melakukan pemunggutan PPN
atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) Menurut Prof. Dr. P.J.A Adriani, “pajak
dan Jasa Kena Pajak (JKP). adalah iuran kepada negara (yang dipaksakan)
Apabila pembelian dilakukan pada terutama oleh yang wajib membayarnya
Barang Kena Pajak (BKP) dari pemasok PKP menurut peraturan-peraturan dengan tidak
maka akan menimbulkan Pajak Masukan yang mendapat prestasi kembali, yang langsung
dapat dikreditkan pada akhir masa pajak. ditunjuk dan digunakan untuk membiayai
Sebaliknya jika pembelian dilakukan pada pengeluaran-pengeluaran umum yang
pemasok Non PKP maka tidak dipunggut PPN berhubungan dengan tugas negara.”

Hal - 1
2.2 Definisi Pajak Pertambahan Nilai 4. Apabila Pajak Masukan lebih besar
daripada Pajak Keluaran maka
Menurut peraturan UU No. 42 Tahun selisihnya merupakan kelebihan Pajak
2009, “ Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak Masukan yang dapat diminta kembali
atas konsumsi barang dan jasa di Daerah ke masa pajak berikutnya.
Pabean yang dikenakan secara bertingkat 5. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
disetiap jalur produksi dan distribusi.” adalah Pajak Masukan untuk Barang
kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang
2.3 Mekanisme PPN berhubungan langsung dengan kegiatan
usaha melakukan penyerahan kena
Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai, antara pajak.
lain: 6. Meskipun berhubungan langsung
1. Saat pajak terutang adalah pada saat dengan kegiatan usaha menghasilkan
pembayaran. penyerahan kena pajak, dalam hal-hal
2. Pembayaran dengan valuta asing. tertentu tidak dapat dikreditkan.
3. Jumlah pembayaran yang dilakukan
Bendaharawan Pemerintah dan Kas b. Pajak Masukan yang Tidak Dapat
negara termasuk jumlah pajak yang dikreditkan
terutang. 1. Pajak Masukan bagi pengeluaran untuk
4. Pada saat PKP rekanan mengajukan perolehan BKP atau JKP sebelum
tagihan, wajib membuat Faktur Pajak pengusaha dikukuhkan sebagai
dan SSP. Pengusaha Kena Pajak
5. Faktur Pajak dan SSP merupakan bukti 2. Pajak Masukan bagi pengeluaran untuk
pemunggutan dan penyetoran PPN dan perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa
PPnBM. Kena Pajak yang tidak berhubungan
6. Pemunggut PPN wajib memunggut langsung dengan kegiatan usaha
pajak yang terutang pada saat 3. Pajak Masukan bagi pengeluaran untuk
pembayaran (bukan pada saat pembelian atau pemeliharaan kendaraan
penyerahan). bermotor berbentuk sedan, jeep, dan
7. Penyetoran yang dipunggut. kombi kecuali sebagai barang dagangan
8. Pelaporan pajak yang telah dipunggut atau disewakan.
dan disetor. 4. Pajak Masukan atas pemanfaatan
9. Penghitungan pajak terutang. Barang Kena Pajak tidak berwujud atau
Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar
2.4 Mekanisme Pengkreditan Daerah Pabean di Daerah Pabean,
sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai
Dalam Pasal 9 UU PPN 1984 prinsip Pengusaha Kena Pajak.
dasar pengkreditan Pajak Masukan dirinci 5. Pajak Masukan yang tercantum dalam
secara garis besar sebagai berikut: Faktur Pajak Sederhana.
a. Prinsip Dasar Pengkreditan Pajak Masukan 6. Pajak Masukan yang tercantum Faktur
1. Pajak Masukan dalam suatu masa pajak Pajak sederhana tidak memenuhi
dikreditkan dengan Pajak Keluaran ketentuan sebagaimana dimaksud
untuk masa pajak yang sama. dalam Pasal 13 ayat (5).
2. Dalam hal belum ada Pajak Keluaran 7. Pajak Masukan yang pembayarannya
dalam suatu masa pajak, maka Pajak ditagih menggunakan surat ketetapan
Masukan dapat dikreditkan. pajak.
3. Apabila dalam suatu masa pajak, 8. Pajak Masukan yang tidak dilaporkan
jumlah Pajak Keluaran lebih besar dalam surat pemberitahuan masa PPN
daripada jumlah Pajak Masukan, maka yang ditemukan dalam pemeriksaan.
selisihnya merupakan PPN yang wajib 9. Pajak Masukan untuk perolehan Barang
dibayar oleh PKP. Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak
digunakan untuk kegiatan usaha yang

Hal - 2
menghasilkan penyerahan yang 3.3 Pemilihan Informan Kunci
dibebaskan dari pengenaan pajak.
Dalam penelitian kualitatif data yang
2.5 Subjek Pajak digunakan masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah memasuki objek
Dari ketentuan yang mengatur tentang penelitian. Jadi peneliti merupakan instrumen
objek PPN dalam Pasal 4, 16C dan 16D UU kunci dalam penelitian kualitatif. (Sugiyono
PPN 1984 dapat diketahui bahwa subjek PPN 2012, h.223). Penulis memilih bagian divisi
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: administrasi perpajakan yaitu dengan Bu Sari
1. Pengusaha Ningsih, untuk dapat mencari informasi
2. Pengusaha Kena Pajak (PKP) berkaitan dengan data yang akan diteliti.
3. Pengusaha Kecil
3.4 Jenis Data
2.6 Objek Pajak
Penulis menggunakan data sekunder
Adapun yang menjadi objek pajak, yaitu: yang dapat mendukung penelitian yaitu
1. Barang Kena Pajak (BKP) dengan menggunakan data rekapitulasi
Barang berwujud menurut sifat atau perhitungan pajak PPN pada CV. Kusuma
hukumnya dapat berupa barang bergerak Agung Mandiri periode 2011-2012.
yang dikenakan PPN atau barang tidak
bergerak yang dikenakan PPN. 3.5 Teknik Pengumpulan Data

2. Jasa Kena Pajak Teknik pengumpulan yang digunakan


Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan antara lain:
pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau 1. Studi Pustaka
perbuatan hukum yang menyebabkan suatu Dalam metode ini penulis mencari bahan
barang atau fasilitas atas kemudahan atau referensi antara lain berupa buku-buku,
hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa internet, dan sumber-sumber lainnya yang
yang dilakukan untuk menghasilkan berhubungan dengan topik pembahasan
barang karena pesanan atau permintaan skripsi ini.
dengan bahan dan atas petunjuk dari
pemesan, yang dikenakan pajak 2. Dokumentasi
berdasarkan Undang-Undang ini. Mengumpulkan bukti dokumen yang
diperlukan, seperti : Rekapitulasi selama
3 METODE PENELITIAN tahun 2011-2012, SSP/SPT CV. Kusuma
Agung Mandiri Tahun 2011-2012.
3.1 Pendekatan Penelitian
3.6 Teknik Analisis Data
Pendekatan penelitian menggunakan
metode Kualitatif yang menggambarkan Teknik yang digunakan penulis yaitu
proses penerapan PPN di CV. Kusuma Agung dengan analisa deskriptif kualitatif, yang
Mandiri Palembang. menggambarkan karakteristik masalah dengan
menggunakan data sekunder kemudian
3.2 Objek/Subjek Penelitian membandingkan teori dengan penerapan PPN
yang dilakukan CV. Kusuma Agung Mandiri
Objek penelitian ini adalah PPN CV. dan memberikan kesimpulan berdasarkan
Kusuma Agung Mandiri sedangkan subjek hasil penelitian tersebut serta memberikan
penelitian adalah CV. Kusuma Agung saran-saran.
Mandiri yang merupakan perusahaan dagang
dan Pengusaha Kena Pajak.

Hal - 3
4 HASIL PENELITIAN DAN 4.3 Analisis Perhitungan PPN
PEMBAHASAN
1 Pajak Keluaran
4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV. Kusuma Agung Mandiri
memperoleh penjualan pada tahun 2011
CV. Kusuma Agung Mandiri sebesar Rp 696.635.214,- dan pada tahun
merupakan sebuah perusahaan perdagangan 2012 sebesar Rp 802.979.775,-. Dapat
bahan material yang terletak di Jalan Kolonel disimpulkan bahwa jumlah penjualan yang
Atmo No. 54 A Palembang. dilakukan oleh CV. Kusuma Agung Mandiri
mengalami peningkatan sebesar 86,8% dari
1 Visi Perusahaan total penjualan Tahun 2011 sampai 2012.

“Menjadi perusahaan perdagangan yang 2 Evaluasi Pajak Masukan


menyediakan produk-produk bahan material
berkualitas tinggi di Sumatera Selatan.” CV. Kusuma Agung Mandiri
melakukan transaksi pembelian atas BKP
2 Misi Perusahaan yang menghasilkan PPN pada Tahun 2011
sebesar Rp 669.853.966,- dan pada Tahun
1. Memberikan kualitas produk serta 2012 sebesar Rp 695.773.088,-. Dapat
pelayanan yang terbaik. disimpulkan jumlah pembelian yang
2. Menjaga hubungan kemitraan agar dilakukan oleh CV. Kusuma Agung Mandiri
terjalin hubungan baik. mengalami peningkatan sebesar 96.5% dari
3. Meningkatkan nilai perusahaan dalam total pembelian Tahun 2011 sampai dengan
jangka panjang. Tahun 2012.

4.2 Penerapan PPN 4.4 Analisis Lebih/Kurang Bayar pada PPN

Dalam pelaksanaan penerapan Pajak Dapat dilihat bahwa besarnya Pajak


Pertambahan Nilai CV. Kusuma Agung Keluaran CV. Kusuma Agung Mandiri pada
Mandiri melaksanakan hak dan kewajiban tahun 2011 sebesar Rp 696.635.214,- dan
sesuai dengan UU PPN No. 42 Tahun 2009 Pajak Masukan pada tahun 2011 sebesar Rp
yaitu: 683.659.992,- dimana dapat disimpulkan
 Membuat Faktur Pajak untuk setiap bahwa pada tahun 2011 CV. Kusuma Agung
Penyerahan BKP atau JKP. Mandiri mengalami kondisi kurang bayar
 Memunggut PPN sebesar 10% dari nilai yaitu pada bulan Januari sampai April dan
DPP dan transaksi atas Penyerahan BKP terdapat kompensasi di bulan Juni atas Lebih
atau JKP. Bayar di bulan Mei sebesar Rp 11.069.928,-
 Menyetorkan Pajak Terutang ke kas negara dan di bulan Juli atas Lebih Bayar di bulan
selambat-lambatnya akhir bulan berikutnya Juni sebesar Rp 13.806.020,-. Selanjutnya
setelah berakhirnya Masa Pajak. perusahaan mengalami kurang bayar yaitu di
 Menyampaikan laporan perhitungan PPN bulan Juli sampai Desember.
dengan Surat Pemberitahuan Masa dalam
Pajak Keluaran CV. Kusuma Agung
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah
Mandiri tahun 2012 sebesar Rp 802.979.775,-
akhir Masa Pajak.
dan Pajak Masukan tahun 2012 sebesar Rp
 Membuat pembukuan untuk setiap Faktur 695.773.088,- dimana dapat disimpulkan
Pajak yang diterbitkan atau dibuat. bahwa pada perhitungan Pajak Pertambahan
 Menyimpan Faktur Pajak dengan rapih dan Nilai CV. Kusuma Agung Mandiri mengalami
teratur. kurang bayar selama bulan Januari sampai
bulan Desember. Hal ini mengakibatkan
perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp
107.206.687,- selama satu periode tersebut.

Hal - 4
1 Analisis Penyetoran PPN 5.2 Saran

Dapat disimpulkan bahwa pada tahun Adapun penulis ingin memberikan


2011 bulan Januari sampai April terdapat saran-saran yang dapat dijadikan bahan
Kurang Bayar dimana perusahaan melakukan pertimbangan bagi perusahaan, antara lain :
penyetoran tepat waktu sesuai dengan UU 1. Untuk menghindari sanksi administrasi
PPN No.42 Tahun 2009, namun pada bulan CV. Kusuma Agung Mandiri dalam
Februari perusahaan mengalami terlambat melakukan perhitungan, penyetoran dan
penyetoran yaitu tanggal 28 Maret yang tidak pelaporan dilakukan sebelum jatuh tempo
sesuai dengan UU, dimana seharusnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
disetorkan paling lambat tanggal 20 bulan 2. Untuk pelaporan dan penyetoran yang
berikutnya. Sedangkan pada bulan Mei dan dilakukan harus sesuai dengan UU agar
Juni terdapat Lebih Bayar, kemudian pada meminimalisasi terjadinya keterlambatan
bulan Juli sampai Desember mengalami pada saat penyetoran dan pelaporan.
Kurang Bayar dan telah sesuai penyetorannya. 3. Untuk menyeimbangkan pengkreditan
Pajak Masukan dengan Pajak Keluaran
Dapat disimpulkan bahwa tahun 2012, CV. Kusuma Agung Mandiri, sebaiknya
perusahaan mengalami Kurang Bayar dari dilakukan dengan membandingkan Pajak
bulan Januari sampai Desember kemudian Masukan dengan Pajak Keluaran dengan
penyetoran yang dilakukan tepat waktu dan memanfaatkan batas waktu pengkreditan
telah sesuai dengan UU PPN No. 42 Tahun sesuai dengan UU yang berlaku. Serta
2009. Namun pada bulan September memerlukan penerapan akuntansi PPN
perusahaan mengalami keterlambatan agar dapat menentukan besarnya pajak
penyetoran yaitu pada tanggal 22 Oktober yang terutang.
sehingga tidak sesuai dengan peraturan UU
yang berlaku, dimana seharusnya disetorkan
paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya. DAFTAR PUSTAKA

5 KESIMPULAN DAN SARAN [1] Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati


2007, Akuntansi Perpajakan, Salemba
5.1 Kesimpulan Empat, Jakarta.

Dari analisis yang dilakukan penulis [2] Goutama, Sartika Dewi 2011, Analisis
dapat menyimpulkan bahwa : Penerapan Pajak Pertambahan Nilai
1. Penerapan PPN pada CV. Kusuma Agung pada PT. Kreasi Sejati Hexa Lestari,
Mandiri selama tahun 2011 dan 2012 telah Skripsi, Binus, Jakarta.
sesuai dengan UU yang berlaku baik dalam (Diakses Tanggal 16 September 2013,
hal perhitungan, penyetoran dan pelaporan. http://thesis.binus.ac.id).
2. Dalam melakukan kewajiban Penyetoran
dan Pelaporan SPT Masa PPN, hampir [3] Herrina 2013, Analisis Perhitungan dan
memenuhi peraturan UU yang berlaku. Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai
Namun terjadi keterlambatan pada pada CV. Family, Skripsi, STIE MDP,
penyetoran yang dilakukan perusahaan Palembang.
pada bulan Februari 2011 dan bulan (Diakses Tanggal 16 September 2013,
September 2012, sehingga menyebabkan http://eprints.mdp.ac.id/716/).
sanksi dan denda di KPP.
3. Dalam penerapan PPN pada pembelian dan [4] Mardiasmo 2006, Perpajakan Edisi
penjualan BKP yang dipunggut sehingga Revisi 2006, Andi, Yogyakarta.
terjadi selisih antara Pajak Masukan
dengan Pajak Keluaran menghasilkan [5] PakPahan, H. Andre 2009, Penerapan
Pajak Kurang atau Lebih Bayar. Pajak Pertambahan Nilai pada PT Enam
Enam Group Medan, Skripsi, USU,
Medan.

Hal - 5
(Diakses Tanggal 16 September 2013,
http://repository.usu.ac.id).

[6] Purwono, Hery 2010, Dasar-dasar


Perpajakan dan Akuntansi Pajak,
Erlangga, Jakarta.

[7] Resmi, Siti 2011, Perpajakan: Teori dan


Kasus Buku I Edisi 6, Salemba Empat,
Jakarta.
[8] Sukardji, Untung 2006, Pajak
Pertambahan Nilai Edisi 2006, Rajawali
Pers, Jakarta.

[9] Sugiyono 2012, Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Edisi 15,
Alfabeta, Bandung.

[10]Susunan Dalam Satu Naskah UU


Perpajakan, UU Pajak Pertambahan
Nilai. (Diakses Tanggal 16 September
2013, http://pajak.go.id).

[11] Waluyo 2011, Perpajakan Indonesia


Buku I Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta.

Hal - 6

Anda mungkin juga menyukai