Kelompok 1 :
NENDEN LIDIAWATI
ASTRI AGISTIAN
USEP ANDANG
KOKOM KOMALASARI
AGUS HERDIANA
MULYADI
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan
anugerah dan perkenan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan EBP
(Evidence Based Practice) untuk memenuhi syarat laporan keperawatan maternitas.
Dengan selesainya Laporan Praktek Lapangan ini, kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Allah SWT, kepada team dosen keperawatan medikal
bedahselaku pembimbing.Kami menyadari bahwa laporan yang penulis buat, jauh
dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan penyusunan laporan selanjutnya agar laporan yang kami buat menjadi lebih
baik.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah berusaha
membantu kelompok dalam penyusunan laporan ini dan kami berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami juga umumnya untuk kita
semua.Semoga bimbingan dan kebaikan yang telah diberikan kepada kami selaku
kelompokakan dapat ridho Allah SWT. Amin
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mualmuntah
yang berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-harisehingga
membahayakan kesehatan bagi janin dan ibu, bahkan dapatmenyebabkan
kematian. Selain itu, mual muntah juga berdampak negatifbagi ibu hamil, seperti
aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Biasanyamual muntah sering terjadi saat
pagi hari, bahkan dapat timbul kapan sajamaupun terjadi kadang dimalam hari.
Gejala tersebut 40-60% biasa terjadipada multigravida (Rocmawati, 2011).
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah suatu yangwajar pada ibu
hamil trimester 1. Kondisi ini akan berubah jika mual muntahterjadi >10 kali
dalam sehari, sehingga dapat mengganggu keseimbangangizi, cairan elektrolit,
dan dapat memengaruhi keadaan umum sertamenganggu kehidupan sehari-hari
(Morgan, 2009).
Kehamilan menurut Morgan (2009) adalah merupakan proses produksiyang
memerlukan perawatan yang khusus agar persalinan dapat berjalandengan lancar
dan aman, sehingga bayi terlahir dengan sehat, selamat sesuaikeinginan
keluarga. Sedangkan menurut Hutaean (2009), kehamilanmerupakan peristiwa
yang sangat ditunggu bagi perempuan yang sudahmenikah. Saat perempuan
tidak lagi mendapat menstruasi dan setelahmelakukan pemeriksaan urin serta
ditandai dengan hasil positif maka bisa
dikatakan hamil. Perempuan tersebut akan merasa senang begitu juga dengan
keluarganya.
Morgan (2009); Fitriana (2014) menyatakan bahwa kondisi hiperemesis
gravidarum yang dijumpai pada kehamilan 16 minggu pertama yaitu mual dan
muntah, perempuan hamil pada trimester 1 mengalami mual muntah kurang
lebih 66%, sedangkan mual disertai muntah mencapai 34%. Apabila semua
makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan
menurun, turgor kulit berkurang, dan timbul asetonuria.Kondisi ini dapat
mengakibatkan gangguan pada kehamilan.
Hiperemesis gravidarum juga berdampak negatif, seperti anemia. Sedangkan
anemia sendiri dapat mengakibatkan syok disebabkan kekurangan asupan gizi
yang dimakan dan diminum semua dimuntahkan semua. Perubahan fisiologis
yang terjadi pada masa ibu hamil menurut Hutaean (2009), yaitu perubahan pada
sistem pencernaan, mengalami penurunan nafsu makan, ibu hamil trimester 1
sering mengalami mual muntah yang merupakan perubahan saluran cerna dan
kenaikan kadar ekstrogen, progesterone, dan human chorionic gonadotropin
(HCG) dapat menjadi pencetus terjadinya mual dan muntah pada ibu hamil.
Meningkatnya hormone progesterone dapat mengakibatkan otot polos pada
sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun
dan pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas
lambung dan menurunnya sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terjadinya
mual dan muntah. Selain itu, mual muntah juga diperberat adanya faktor lain,
seperti faktor psikologis, lingkungan, spiritual, dan sosiokultural (Runiari, 2010).
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kejadian hiperemesis gravidarum
menurut modifakasi Neil-Rose(2007);Tiran (2008); Proverawati (2009), yaitu
faktor hormonal, paritas, psikologis, alergi dan nutrisi. Faktorfaktor tersebut
dapat menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum pada ibu hamil trimester
1. Pada dasarnya perilaku kesehatan merupakan suatu respon terhadap stimulus
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit, terhadap sistem pelayanan
kesehatan, lingkungan dan makanan. Perilaku kesehatan seseorang termasuk
pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain faktor umur, paritas, sikap, pendidikan, dan
pengetahuan (Rocmawati, 2011).
Mual dan muntah kehamilan (NVP) atau mual di pagi hari, adalah keluhan
umum selama awal kehamilan dan 60 - 80% wanita mengalaminya di paruh
pertama kehamilan (1, 2, dan 3). Studi epidemiologis mengusulkan bahwa NVP
menunjukkan hasil kehamilan yang lebih baik pada wanita dengan NVP
dibandingkan dengan wanita tanpa NVP. Meskipun penyebabnya tidak
diketahui, hubungan antara human chorionic gonadotropin (HCG) dan estrogen
telah dilaporkan. Secara bersamaan, tampaknya ada kemungkinan hubungan
antara gejala NVP wanita dan akomodasi dengan antigen paternal dari unit feto-
plasenta. Faktor-faktor gastrointestinal, seperti disfungsi neuromuskuler lambung
dapat menjadi penyebab masalah ini. Karena dalam kasus kehamilan NVP molar
lebih parah, tampaknya stimulator utama NVP adalah plasenta dan bukan janin.
Juga, telah diusulkan bahwa NVP dapat mencegah faktor-faktor berbahaya bagi
janin, untuk dilepaskan ke dalam tubuh wanita, dan untuk alasan ini, NVP terkait
dengan risiko aborsi yang lebih rendah dan hasil kehamilan yang lebih baik (1,7)
. Kekurangan vitamin B6 telah diusulkan sebagai penyebab NVP juga. Dalam
35% kasus, NVP dapat secara klinis cukup signifikan untuk menyebabkan
dampak negatif pada kehidupan sosial, kehidupan sehari-hari dan hubungan
keluarga. Sepuluh persen wanita membutuhkan pengobatan. Berbagai
pengobatan farmakologis dan pendekatan terapeutik telah disarankan untuk
tujuan ini seperti vitamin B6, antihistamin obat herbal dan jahe kombinasi
vitamin B6 dan agen lainnya, metoclopramide, ondansetron, metil prednisolon
untuk kasus refraktori, dan pengobatan alternatif. Jahe dan vitamin B6 telah
diusulkan sebagai obat yang efektif dan aman untuk NVP. Jahe adalah antagonis
kompetitif untuk reseptor HT3, dan efeknya dimulai beberapa hari setelah
pengobatan dan hasil maksimal dapat dilihat 4 hari setelah konsumsi. Karena
plasebo juga efektif dalam banyak kasus NVP, tampaknya lebih bijaksana untuk
membandingkan setiap obat dengan plasebo.
1.1 FENOMENA
Berdasarkan data kemenkes 2015 ditemukan bahwa AKI di indonesia pada tahun
2015 mencapai 8606 kasus. Angka ini jelas masih jauh dari yang di harapkan
dengan angka persalinan tenaga kesehatan sebanyak 1,671 193 kasus. Dari dat
tersebut provinsi dengan AKI terbanyak yaitu berada daerah bengkulu (6.899
kasus) di susul dengan jawa tengah jawa barat dan jawa timur dan banten.
Berdasarkan data di atas juga jawa tengah juga masuk dalam propinsi dengan
AKI terbesar, menurut data buku saku kesehatan triwulan ketiga tahun 2015 AKI
di jawa tengah mencapai 437 kasus. Disebutkan bahwa AKI tersebar berada di
kabupaten berbes di ikuti semarang, tegal, grobogan dan banyumas (dinkes
2015).
1.2 PREVALENSI
Prevalensi hiperemesis gravidarum di negara maju dalam study power et al
(2001) melaporkan bahwa sekitar 2,4 % wanita yang mengalami mual dan
muntah memerlukan hospitalisasi untuk hiperemesis gravidarum sedangkan di
indonesia berdasarkan total kasus program jamkesda tahun 2008 kasus
hiperemesis gravidarum sebesar 1,13 % , menurut data yang penulis dapatkan di
medical record badan pelayanan kesehatan rumah sakit umum Dr H yuliddin
away jumlah ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum pada tahun 2001 22
orang pada tahun 2010 banyaknya pasien yang mengalami hiperemesis
gravidarumterhitung januari sampai maret 2010 sebanyak 5 orang yang di ruang
rawat inap kebidanan.
Word Health Organizatition (WHO) (2013) menyatakan bahwa perempuan
meninggal selama mengandung atau melahirkan sebanyak 585.000 orang.
Sedangkan kematian ibu hamil akibat masalah persalinan atau kelahiran
terjadi dinegara-negara berkembang sebanyak 99%. Rasio kematian kematian
ibu dinegara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian
ibu per 100 ribu kelahiran bayi yang hidup jika dibandingkan dengan dengan
rasio kematian ibu di 9 negara dan 51 negara persemakmuran (Depkes, 2014).
Komplikasi tersebut mengakibatkan lebih dari setengah juta ibu yang
mengalami kematian di setiap tahunnya, dari jumlah tersebut terjadi di Asia
dan Afrika subsahara diperkirakan mencapai 90%, kemudian terjadi pada
negara berkembang lainnya mencapai 10%, dan di Negara maju mencapai
kurang dari 10% (Prawirohardjo, 2009). Pada tahun 2011 data dinas kesehatan
provinsi Sulawesi Utara menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil, yaitu 42.097
orang dengan presentase KI 88,62 % dan K4 80,12% (Sumai, Keintjem,
&Manueke, 2014).
Masalah terbesar yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia adalah
angka kematian dan kesakitan pada perempuan hamil. Diperkirakan 15 %
kehamilan dapat mengalami resiko tinggi dan komplikasi obstretic apabila
tidak segera ditangani maka dapat membahayakan janin maupun ibunya.
Menurut survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010, angka
kematian ibu di Indonesia tergolong masih tinggi yaitu mencapai 100/100.00
kelahiran hidup. Pada tahun 2013 target yang akan dicapai adalah 102 per
tahun untuk mewujudkan hal tersebut Departemen kesehatan (Depkes)
mengembang program Making Pregnancy Safer (MPS) dengan program
perencanaan, persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) (Depkes, 2010).
Di Indonesia berdasarkan total kasus program Jamkesda tahun 2008 mengenai
kasus hiperemesis gravidarum mencapai sebesar 1,13%. Berdasarakan data
dari Dinas Kesehatan Kota Jambi diketahui jumlah hiperemesis gravidarum
pada tahun 2011 sebanyak 384 orang dan dari kota 20 puskesmas paal X
tertinggi jumlah dalam kasus hiperemesis gravidarum, pada tahun 2009 pada
kasus hiperemsis gravidarum sebanyak 64 orang, dan pada tahun 2010
mencapai sebanyak 162 orang, sedangkan pada tahun 2011 mencapai
sebanyak 200 orang dari jumlah kunjungan ibu hamil mencapai sebanyak 459
orang ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Profil Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa tengah melaporkan bahwa angka kematian ibu pada tahun 2008
di Jawa Tengah mencapai 114,42/100.000 kelahiran hidup dan angka
kelahiran bayi yang hidup sebesar 9,27/1000. Hal ini cukup menggembirakan
karena mengalami penurunan dari angka kematian ibu tahun 2007
(116,3/100.000 kelahiran hidup), tetapi tidak diikuti semua kabupaten di Jawa
Tengah. Di Kabupaten Semarang dari tahun 2007 yaitu 22 kasus
(156,78/100.000 kh), pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 16
kasus (107,23/100.000 kh) kemudian tahun 2009 mengalami kenaikan
menjadi kasus 19 (130,98/100.000 kh), dimana angka tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah dan masih
diatas target nasional tahun 2010 sebesar 125/100.000 KH. Penyebab terbesar
angka kematian ibu di kota Semarang adalah perdarahan (47,4%) kemudian
eklampsi (31,6%).
.
1.3 GAMBARAN KASUS
Ny.A umur 23 tahun, perempuan, islam no medrec. 00.154.634.klien mengeluh
mual muntah, selama kehamilan trimester 1. Mual muntah d rasakan pagi hari
Klien mengatakan sesak bertambah apabila banyak beraktifitas dan berkurang
apabila beristirahat, klien mengatakan apabila tidur terlentang sesaknya
bertambah dan berkurang apabila bantalnya ditinggikan. Sesak napas hebat
dirasakan oleh pasien sejak ± 4 hari yang lalu.
Riwayat penyakit Klien mengatakan, mulai mengalami sesak sejak 1 tahun
yang lalu. Awalnya saat diperiksa pada saat sesak, didiagnosa Asma
Bronchiale. pernah dirawat di RS dengan keluhan yang sama yaitu sesak.
Dirawat selama 4 hari.Sesak yang dirasakan semakin lama semakin sering,
asma nya sering kambuh. TTV Nadi 87x/MntSuhu: 36,5°CTensi:130/80
mmHgResp:28 x/m
1.4 TUJUAN
1.4.1 Kelompokmahasiswa mampu untuk melaksanakan EBP dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien
1.4.2 Kelompok mahasiswa mampu merumuskan kebutuhan asuhan
keperawatan berdasarkan evidence yang terbaru.
1.4.3 Kelompok mahasiswa mampu membuat rumusan pertanyaan klinis
dengan menggunakan format PICOT.
1.4.4 Kelompok mahasiswa mampu melakukan pencarian evidence (hasil-
hasil penelitian) terbaru sesuai dengan pertanyaan PICOT.
1.4.5 Kelompok mahasiswa mampu melakukan quality assessment/apraisal
terhadap hasil penelitian yang ditemukan dengan menggunakan format.
1.4.6 Kelompok mahasiswa mampu mengintegrasikan hasil penelitian
terbaikdengan pandangan ahli di ruangan dan praktik klinik serta
memperhatikan nilai-nilai pasien dalam membuat asuhan/tindakan
keperawatan yang berdasarkan pada EBP.
BAB II
PELAKSANAAN EBP
2.1 TAHAP I
Tn .A umur 57 tahun, laki-laki, islam no medrec. 00.154.634.klien mengeluh
sesak nafas, sesak dirasakan seperti tertekan benda berat. Klien mengatakan
sesak bertambah apabila banyak beraktifitas dan berkurang apabila beristirahat,
klien mengatakan apabila tidur terlentang sesaknya bertambah dan berkurang
apabila bantalnya ditinggikan. Sesak napas hebat dirasakan oleh pasien sejak ±
4 hari yang lalu.
Riwayat penyakit Klien mengatakan, mulai mengalami sesak sejak 1 tahun
yang lalu. Awalnya saat diperiksa pada saat sesak, didiagnosa Asma
Bronchiale. pernah dirawat di RS dengan keluhan yang sama yaitu sesak.
Dirawat selama 4 hari.Sesak yang dirasakan semakin lama semakin sering,
asma nya sering kambuh.
Klien merupakan perokok berat. Satu hari bisa menghabiskan 1-2 bungkus
rokok pada saat dikaji di dapat data TTV Nadi 87x/MntSuhu:
36,5°CTensi:130/80 mmHgResp:28 x/m dari hasil gambaran foto thorax :
kesan bronhitis kronik
2.2 TAHAP II
Intervensi PICOT :
Etiologic
Diagnosis
Prognosis
Author information
Abstrak
Pengantar:
Mual dan muntah kehamilan (NVP) adalah salah satu keluhan paling umum dari
periode kehamilan awal dan mengganggu bagi wanita hamil.Beberapa lebih suka
menggunakan obat herbal daripada bahan kimia.
Objektif:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efek jahe, piridoksin
(vitamin B6), dan plasebo untuk pengobatan NVP.
Metode:
Penelitian ini dilakukan sebagai uji klinis triple blind pada wanita hamil yang
menderita NVP ringan sampai sedang antara 6 dan 16 minggu kehamilan. Pada
wanita ini jahe, 500 mg dua kali sehari, vitamin B6 40 mg dua kali sehari dan plasebo
dua kali sehari diberikan selama 4 hari. Kuesioner Rhodes digunakan untuk evaluasi
keparahan gejala. Tingkat keparahan NVP dievaluasi 24 jam sebelum memasuki
penelitian dan hingga 4 hari setelah menggunakan obat dan hasilnya dibandingkan di
antara ketiga kelompok.
Hasil:
Tujuh puluh tujuh wanita menyelesaikan studi (28 pada kelompok Jahe, 26 pada
kelompok B6, dan 23 pada kelompok plasebo). Wanita dari ketiga kelompok tidak
memiliki perbedaan yang signifikan sesuai dengan usia, usia kehamilan, paritas, dan
tingkat keparahan masing-masing gejala sebelum pengobatan dan status pendidikan.
Total skor kuesioner Rhodes untuk mual menurun secara signifikan pada tiga
kelompok setelah perawatan. (p <0,001, p = 0,012, dan p = 0,03 untuk masing-
masing jahe, vitamin B6, dan plasebo.) Juga skor total kuesioner Rhodes untuk
muntah menurun dalam tiga kelompok (p = 0,03 untuk jahe, p = 0,02 untuk B6, dan p
= 0,04 untuk plasebo). Jahe dan vitamin B6 dapat mengurangi keparahan semua item
kuesioner Rhodes secara signifikan; Namun, plasebo secara signifikan efektif hanya
pada frekuensi mual, intensitas muntah dan frekuensi muntah. Jahe dan vitamin B6
lebih efektif daripada plasebo (p = 0,039 dan p = 0,007, masing-masing); Namun,
skor total Rhodes tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara jahe dan
vitamin B6 (p = 0,128). Jahe lebih efektif untuk mual (intensitas dan tekanan) dan
tekanan muntah.
Kesimpulan:
Jahe lebih efektif daripada plasebo untuk pengobatan NVP ringan hingga sedang dan
sebanding dengan vitamin B6. Nomor pendaftaran percobaan dan situs web
pendaftaran: IRCT2015020320923N1.
Kata Kunci:
Jahe; NVP; Kuisioner Rhodes dan skala Likert; plasebo; vitamin B6
PMID: 28629250 DOI: 10.1080/14767058.2017.1344965
Pengantar:
Mual dan muntah kehamilan (NVP) atau mual di pagi hari, adalah keluhan umum
selama awal kehamilan dan 60 - 80% wanita mengalaminya di paruh pertama
kehamilan (1, 2, dan 3).Studi epidemiologis mengusulkan bahwa NVP menunjukkan
hasil kehamilan yang lebih baik pada wanita dengan NVP dibandingkan dengan
wanita tanpa NVP (4).Meskipun penyebabnya tidak diketahui, hubungan antara
human chorionic gonadotropin (HCG) dan estrogen telah dilaporkan (5).Secara
bersamaan, tampaknya ada kemungkinan hubungan antara gejala NVP wanita dan
akomodasi dengan antigen paternal dari unit feto-plasenta (4).Faktor-faktor
gastrointestinal, seperti disfungsi neuromuskuler lambung dapat menjadi penyebab
masalah ini (6).Karena dalam kasus kehamilan NVP molar lebih parah, tampaknya
stimulator utama NVP adalah plasenta dan bukan janin (7). Juga, telah diusulkan
bahwa NVP dapat mencegah faktor-faktor berbahaya bagi janin, untuk dilepaskan ke
dalam tubuh wanita (1), dan untuk alasan ini, NVP terkait dengan risiko aborsi yang
lebih rendah dan hasil kehamilan yang lebih baik (1,7) . Kekurangan vitamin B6 telah
diusulkan sebagai penyebab NVP juga (7).Dalam 35% kasus, NVP dapat secara klinis
cukup signifikan untuk menyebabkan dampak negatif pada kehidupan sosial,
kehidupan sehari-hari dan hubungan keluarga (7).Sepuluh persen wanita
membutuhkan pengobatan (7). Berbagai pengobatan farmakologis dan pendekatan
terapeutik telah disarankan untuk tujuan ini seperti vitamin B6 (8,9), antihistamin
(7,9) obat herbal dan jahe (10,11), kombinasi vitamin B6 dan agen lainnya (12,13) ),
metoclopramide (7,14,15), ondansetron (15,16), metil prednisolon untuk kasus
refraktori (7), dan pengobatan alternatif (7). Jahe dan vitamin B6 telah diusulkan
sebagai obat yang efektif dan aman untuk NVP (17, 18).Jahe adalah antagonis
kompetitif untuk reseptor HT3, dan efeknya dimulai beberapa hari setelah pengobatan
dan hasil maksimal dapat dilihat 4 hari setelah konsumsi (17, 18).Karena plasebo juga
efektif dalam banyak kasus NVP, tampaknya lebih bijaksana untuk membandingkan
setiap obat dengan plasebo.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efek jahe, vitamin B6 dan
plasebo dalam kasus NVP.
Poin Feedback :
Dari hasil analisis jurnal yang pertama yang berjudul“A comparison between the effects of
ginger, pyridoxine (vitamin B6) and placebo for the treatment of the first trimester nausea and
vomiting of pregnancy (NVP)”. Dengna kesimpulan Hasil studi ini menunjukkan bahwa
Jahe lebih efektif daripada plasebo untuk pengobatan NVP ringan hingga sedang dan sebanding
dengan vitamin B6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari data dan fakta bahwa yang telah dipaparkan sebelumnya maka penyusun
menyimpulkan bahwa
3.2 SARAN
a. Bagi Perawat di Rumah Sakit
Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien dan keluargatentangmampu melakakukan metode
Breathing control, Thoracic Expansion Exercises, Forced Expiration Technique
untuk meningkatkan nilai ekspansi toraks dan mengatasi masalah kesulitan
untuk mengeluarkan sputum untuk mengurangi akumulasi sputum dalam
saluran pernapasan, mengurangi sesak nafas, dan meningkatkan mobilisasi
sangkar toraks sehingga kebutuhan oksigennya terpenuhi.
b. Bagi Mahasiswa
1) laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua khususnya tenaga
kesehatan. Dan untuk menambah wawasan serta pengetahuan penulis
tentang penanganan pasien ppok dengan ACBT
2) Mahasiswa harus mampu untuk melaksanakan EBP dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien, dan keluarga
3) Mahasiswa harus mampu merumuskan kebutuhan asuhan keperawatan
berdasarkan evidence yang terbaru.
4) Mahasiswa harus mampu membuat rumusan pertanyaan klinis dengan
menggunakan format PICOT.
5) Mahasiswa harus mampu melakukan pencarian evidence (hasil-hasil
penelitian) terbaru sesuai dengan pertanyaan PICOT.
6) Mahasiswa harus mampu melakukan quality assessment/apraisal
terhadap hasil penelitian yang ditemukan dengan menggunakan
format.
7) Mahasiswa harus mampu mengintegrasikan hasil penelitian
terbaikdengan pandangan ahli di ruangan dan praktik klinik serta
memperhatikan nilai-nilai pasien dalam membuat asuhan/tindakan
keperawatan yang berdasarkan pada EBP.