Anda di halaman 1dari 14

EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20 | 7

FAKTOR PERLAMBATAN PERTUMBUHAN


BANK SYARIAH DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA
Ida Syafrida, Indianik Aminah
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
perlambatan pertumbuhan bank syariah di Indonesia dan bagaimana upaya penanganan yang perlu
dilakukan bank syariah di Indonesia untuk meminimalisir dampak perlambatan pertumbuhan tersebut.
Data penelitian diperoleh dari hasil wawancara (indepth interview) selama Juni s.d. Oktober 2015
terhadap pihak regulator yaitu BI, OJK, dan BEI, serta praktisi dari BMI, BSM, BNI Syariah, Bank
Panin Syariah, dan BTPN Syariah. Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan bank
syariah di Indonesia bersumber dari website Statistik Perbankan Syariah OJK dan juga data indikator
makro ekonomi Indonesia dari website BPS periode Januari 2013 s.d. Juni 2015. Metode penelitian
yang digunakan selain deskriptif kualitatif juga menggunakan analisis regresi linier berganda
(multilinear regression) untuk data yang bersifat kuantitatif. Faktor internal penyebab perlambatan
pertumbuhan bank syariah adalah adanya dominasi oleh sektor retail khususnya UMKM dan akad
murabahah pada segmentasi pembiayaan bank syariah, minimnyavariasi pembiayaan bank syariah,
kurang efisiennya bank syariah dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, dominasi dana deposito
yang berbiaya mahal pada DPK bank syariah, kurang efisiennya bank syariah dalam kegiatan
operasional, dan masih terbatasnya jumlah jaringan kantor bank syariah. Adapun faktor ekternal
perlambatan terjadi disebabkan oleh kondisi ekonomi yang melambat di dunia termasuk di Indonesia
dengan indikator nilai tukar Rupiah melemah terhadap US Dollar, turunnya IHSG, dan turunnya
daya beli masyarakat. Jumlah pembiayaan UMKM, jumlah pembiayaan murabahah, dan banyaknya
jaringan kantor menjadi faktor internal yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan bank
syariah. Faktor eksternal yang berpengaruh adalah IHSG, kurs IDR/USD, dan tingkat inflasi. Upaya
yang perlu dilakukan untuk menanggulangi perlambatan pertumbuhan yaitu; konsolidasi internal
manajemen bank syariah untuk mengevaluasi kualitas pembiayaan dan biaya sumber dana;
diversifikasi pembiayaan dalam segmentasi korporasi, pembiayaan mudharabah, dan pembiayaan
pada sektor bisnis pertambangan, perkebunan dan pertanian, serta infrastruktur;penambahan jumlah
jaringan, variasi produk dan layanan,serta pengembangan channeling ke kalangan konglomerat dan
nasabah pemerintah; optimalisasi sumber pendanaan dengan cost of fund murah dari produk
simpanan non deposito; efisiensi bisnis.

Kata kunci: perlambatan pertumbuhan, pengaruh, penanganan

PENDAHULUAN intermediasi perbankan syariah. Sejalan


Peran perbankan syariah dalam dengan pertumbuhan perbankan syariah
mendukung perekonomian nasional terus maka dibuatlah Undang-Undang khusus
meningkat sejalan dengan perkembangan- yang mengatur perbankan syariah dengan
nya yang relatif cepat dalam kurun waktu berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun
sepuluh tahun terakhir sejak 2004.Fungsi 2008 tentang Perbankan Syariah.
intermediasi dan pendukung pembiayaan Keberadaan Undang-undang ini
sektor riil dapat dijalankan bank syariah memberikan landasan hukum yang lebih
dengan optimal. Peningkatan jaringan kuat serta kesempatan yang lebih luas bagi
kantor perbankan syariah yang cukup pengembangan perbankan syariah di
signifikan pada tahun 2006 dengan Indonesia sehingga memberikan andil
diberlakukannya kebijakan pembukaan semakin bertambahnya jaringan perbankan
layanan syariah (office chanelling) syariah yang terdiri dari Bank Umum
berperan penting dalam mendukung fungsi Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah
8 | EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20

(UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat FDR (%) 89,67 88,94 100 100,32
Syariah (BPRS).Bank syariah di ROA (%) 1,67 1,79 2,14 2,00
Indonesiamenunjukkan perkembangan Sumber : Statistik Perbankan Indonesia-
jaringan yang positif. Pada tahun 2010 OJK (data diolah)
jaringan perbankan syariah berjumlah 184 Namun demikian berdasarkan data
entitas dan tahun 2013 dan 2014 jaringan statistika perbankan syariah tahun 2014
perbankan syariah mencapai 197 entitas s.d. Maret 2015, terjadi perlambatan pada
yang terdiri dari 12 BUS, 22 UUS, dan 163 kinerja perbankan syariah yang ditandai
BPRS. dengan penurunan pertumbuhan aset,
Demikian pula dari sisi kinerja, fungsi pembiayaan yang diberikan (PYD), dan
intermediasi perbankan syariah terus dana pihak ketiga (DPK). Penurunan juga
mengalami peningkatan dengan Financing terlihat pada rasio likuiditas yaitu FDR
to Deposit Ratio (FDR) mencapai 100%, (financing to deposit ratio) dan rasio
yang berarti tingginya kontribusi profitabilitas yaitu ROA (return on asset),
perbankan syariah terhadap sektor riil. sedangkan rasio pembiayaan bermasalah
Menurut ketentuan Bank Indonesia, FDR yaitu NPF (non performing financing)
dinilai baik pada kisaran 85% - mengalami peningkatan bahkan sampai
110%.Sejalan dengan peningkatan melebihi ketentuan BI sebesar 5%. Hal ini
penyaluran kredit bank umum, akselerasi diperkirakan karena adanya pengaruh dari
pembiayaan yang disalurkan oleh krisis keuangan dunia. Penurunan kinerja
perbankan syariah terus tumbuh signifikan bank syariah ini membuatupaya Otoritas
sampai dengan akhir tahun 2013.Bank Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan
syariah secara empiris dapat lebih pangsa perbankan syariah terhadap
mengoptimalkan pembiayaan perbankan nasional menjadi ikut
dibandingkan dengan kredit yang terhambat. Berikut data kinerja BUS/UUS
disalurkan oleh bank secara Periode 2014 dan Januari-Maret 2015
keseluruhan.Selain itu Dana Pihak Ketiga (Tabel 2):
(DPK) dan Pembiayaan yang Diberikan
(PYD) bank syariah juga mengalami tren Tabel 2. Kinerja PYD, DPK, FDR, dan
kenaikan selama periode 2010 s.d. 2013. ROA BUS/UUS Periode 2014 &Jan-Mar
Jumlah pembiayaan bermasalah yang 2015
dihitung dengan rasio Non Performing Jan Feb Mar
Financing (NPF) dapat terjaga sesuai Item 2014 2015 2015 2015
Total Aset (Rp. 272.34 263.46 264.81 268.35
ketentuan Bank Indonesia yaitu kurang Miliar) 3 8 3 6
dari 5%.Kemampuan bank syariah dalam PYD (Rp 199.33 197.27 197.54 200.71
menghasilkan laba yang dihitung dengan Miliar) 0 9 3 2
rasio Return on Asset (ROA) semakin DPK (Rp 217.85 210.76 210.29 212.98
Miliar) 8 1 7 8
meningkat. Kondisi tersebut dapat dilihat
CAR (%) 15,74 13,75 13,75 13,85
pada Tabel 1.
NPF (%) 4,33 4,87 5,10 4,81

Tabel 1. KinerjaPYD, DPK, FDR, dan FDR (%) 91,50 93,60 93,94 94,24
ROA BUS/UUS Periode 2010- 2013 ROA (%) 0,85 1,15 1,07 1,13

Item 2010 2011 2012 2013


Sumber : Statistik Perbankan Indonesia-
Total aset OJK (data diolah)
(Rp. Miliar) 97.519 145.467 195.018 242.276 Sebagai respon terhadap perlambatan
PYD (Rp
Miliar) 68.181 102.655 147.505 184.120
pertumbuhan bank syariah tersebut, perlu
DPK (Rp dilakukan evaluasi terhadap faktor
Miliar) 76.036 115.415 147.512 183.534 penyebab perlambatan pertumbuhan
CAR (%) 16,25 16,63 14,13 14,42 perbankan syariah dan bagaimana upaya
NPF (%) 3,02 2,52 2,22 2,62 yang perlu dilakukan oleh bank syariah
EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20 | 9

untuk menanggulangi fenomena penanganan yang perlu dilakukan oleh


perlambatan pertumbuhan tersebut. bank syariah untuk meminimalisir dampak
Dengan pemahaman yang baik terkait perlambatan pertumbuhan tersebut.
faktor penyebab perlambatan pertumbuhan Berdasarkan perumusan masalah, tujuan
dan alternatif solusi penanganannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
diharapkan bank syariah menjadi lebih apakah faktor internal dan eksternal yang
kuat menghadapi dampak krisis di periode mempengaruhi perlambatan pertumbuhan
mendatang dan dapat kembali mencapai bank syariah di Indonesia, bagaimana
tingkat pertumbuhan sesuai yang faktorinternaldan eksternal mempengaruhi
ditargetkan oleh otoritas perbankan syariah pertumbuhan bank syariah di Indonesia,
di Indonesia sebesar 5% dari pangsa dan bagaimana upaya penanganan yang
perbankan nasional. perlu dilakukan bank syariah di Indonesia
Perkembangan jaringan perbankan terkait adanya perlambatan pertumbuhan.
syariah yang positif dan kinerja keuangan
yang semakin baik menyebabkan bank METODE PENELITIAN
syariah memiliki kontribusi yang tinggi Dalam penelitian ini, data yang
terhadap sektor riil. Demikian pula dengan digunakan didapat dari studi kepustakaan
akselerasi pembiayaan yang disalurkan dan data primer dari wawancara (indepth
oleh perbankan syariah yang terus tumbuh interview) dengan sejumlah pihak regulator
signifikan sampai dengan akhir tahun dan praktisi yang memahami terhadap
2013. Bank syariah secara empiris dapat permasalahan dalam penelitian yaitu
lebih mengoptimalkan pembiayaan perlambatan pertumbuhan yang terjadi
dibandingkan dengan kredit yang pada perbankan syariah. Wawancara
disalurkan oleh Bank secara dilakukan selama periode Juni s.d. Oktober
keseluruhan.Selain itu DPK, PYD, dan 2015.Wawancara terhadap pihak regulator
ROA bank syariah juga mengalami tren dilakukan kepada Bank Indonesia (BI),
kenaikan selama periode 2010 s.d. 2013. Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek
Rasio Non Performing Financing NPF Indonesia (BEI). Untuk praktisi dipilih
bank syariah dapat terjaga sesuai ketentuan narasumber dari Bank Muamalat Indonesia
Bank Indonesia yaitu kurang dari 5%. (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM),
Pertumbuhan bank syariah berdasarkan Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah,
data Statistik Perbankan Indonesia mulai Bank Panin Syariah dan Bank Tabungan
terjadi penurunan di periode 2014 akibat Pensiunan Nasional Syariah
dampak krisis keuangan dunia. Jumlah (BTPNS)..Wawancara merupakan alat
pembiayaan yang disalurkan (PYD) mengecek ulang atau pembuktian terhadap
dandana pihak ketiga(DPK) perbankan informasi atau keterangan yang diperoleh
syariah mengalami penurunan, hal ini sebelumnya dan juga merupakan teknik
berdampak pada pertumbuhan aset dan komunikasi langsung antara peneliti dan
kemampulabaan (ROA) bank syariah yang responden.
juga menjadi menurun. Penurunan kinerja Metode wawancara dalam penelitian ini
bank syariah juga diindikasikan dari merupakan wawancara tertutup dengan
penurunan likuiditas (FDR) dan menggunakan pertanyaan struktur dan
peningkatan pembiayaan bermasalah sama yang diajukan kepada semua
(NPF) bank syariah. responden penelitian. Dengan demikian,
Untuk itu, penelitian ini ingin peneliti dapat mengeksplorasi responden
mengungkapkan faktor penyebab berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
perlambatan pertumbuhan dan bagaimana responden terhadap masalah penelitian.
pengaruh faktor tersebut terhadap Disamping teknik wawancara,
pertumbuhan bank syariah. Disamping itu penelitian ini juga mengambil data
penelitian ini juga akan menggali upaya sekunder berupa laporan keuangan bank
10 | EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20

syariah di Indonesia yang berasal dari syariah dan upaya penanganannya


website Statistik Perbankan Syariah OJK dilakukan wawancara secara
dan juga data indikator makro ekonomi mendalam.data yang digunakan didapat
Indonesia dari website Biro Pusat Statistik dari studi kepustakaan dan data primer
(BPS) periode Januari 2013 s.d. Juni 2015. dari wawancara (indepth interview) dengan
Penelitian ini menggunakan metode sejumlah pihak regulator dan praktisi yang
wawancara terstruktur dengan pertanyaan memahami terhadap permasalahan dalam
terkait permasalahan perlambatan penelitian yaitu perlambatan pertumbuhan
pertumbuhan perbankan syariah, faktor yang terjadi pada perbankan syariah.
yang mempengaruhi, dan strategi dalam Wawancara dilakukan selama periode Juni
mengatasinya. Adapun tahap penelitian s.d. Oktober 2015. Wawancara terhadap
berawal dari studi kepustakaan kemudian pihak regulator dilakukan kepada Bank
menyusun daftar pertanyaan yang akan Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan
diajukan kepada para responden. Setelah (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk
mendapatkan jawaban dari responden, praktisi dipilih narasumber dari Bank
peneliti merangkum dan mengkonfirmatif Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah
jawaban dengan beberapa penelitian yang Mandiri (BSM), Bank Negara Indonesia
mendukung.Hasil akhir dari penelitian ini, (BNI) Syariah, Bank Panin Syariah dan
peneliti memberikan simpulan dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional
masukkan dalam menjawab permasalahan Syariah (BTPNS)..Wawancara merupakan
penelitian. alat mengecek ulang atau pembuktian
Penelitian ini juga menggunakan terhadap informasi atau keterangan yang
metode kuantitatif untuk melihat pengaruh diperoleh sebelumnya dan juga merupakan
faktor penyebab perlambatan dengan teknik komunikasi langsung antara peneliti
pertumbuhan bank syariah denganmetode dan responden.
regresi linear berganda Metode wawancara dalam penelitian ini
denganbantuansoftware SPSS. Dengan merupakan wawancara tertutup dengan
demikian dapat diketahui faktor yang menggunakan pertanyaan struktur dan
berpengaruh signifikan maupun yang tidak sama yang diajukan kepada semua
berpengaruh. responden penelitian. Dengan demikian,
Penelitian merupakan penelitian dengan peneliti dapat mengeksplorasi responden
metode kualitatif dan kuantitatif dengan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
variabel dependen internal (pembiayaan responden terhadap masalah penelitian.
UMKM, pembayaan akad murabahah, Disamping teknik wawancara,
simpanan deposito, dan jaringan kantor penelitian ini juga mengambil data
bank syariah) dan faktor ekternal (kurs sekunder berupa laporan keuangan bank
nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, syariah di Indonesia yang berasal dari
IHSG, tingkat inflasi). Variabel indipenden website Statistik Perbankan Syariah OJK
berupa jumlah aset bank syariah. Penelitian dan juga data indikator makro ekonomi
ini dilakukan untuk mengetahui faktor Indonesia dari website Biro Pusat Statistik
penyebab perlambatan pertumbuhan bank (BPS) periode Januari 2013 s.d. Juni
syariah dan menguji bagaimana pengaruh 2015.Tingkat kepercayaan yang digunakan
faktor-faktor tersebut mempengaruh dalam penelitian ini adalah sebesar 95%
perlambatan pertumbuhan tersebut, serta (α=5%) dengan metode estimasi kuarat
mengetahui upaya yang perlu dilakukan terkecil (ordinary least square).
oleh bank syariah dalam mengatasi adanya Analisis korelasi bertujuan untuk
perlambatan pertumbuhan tersebut. meyakinkan terdapatnya hubungan /
Untuk menjawab pertanyaan penelitian korelasi antara variabel independent dan
mengenai faktor yang mempengaruhi variabel dependentnya. Apabila terbukti
perlambatan pertumbuhan perbankan tidak ada korelasi, tidak perlu dilanjutkan
EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20 | 11

dengan analisis regresi karena tidak adanya independent secara bersama-sama terhadap
korelasi menunjukkan tidak terdapatnya variabel dependent yang digunakan.
pengaruh variabel bebas terhadap variabel Apabila terjadi kolinieritas sempurna,
dependentnya. Dengan demikian, secara maka koefisen regresi dari variabel bebas
teoritis kita tidak boleh meramalkan Y tidak dapat ditentukan (interminate) dan
dengan menggunakan variabel X. standard error-nya tak terhingga (infinite).
Alat yang digunakan untuk Jika kolinieritas kurang sempurna
menganalisis korelasi di dalam tesis ini walaupun koefisen regresi dari variabel
adalah metode Pearson Correlation. bebas dapat ditentukan (determinate),
Koefisien korelasi Pearson tetapi standard error-nya tinggi, yang
menggambarkan keeratan hubungan antara berarti koefisen regresi tidak dapat
dua variabel berskala ratio. Skala koefisien diperkirakan dengan tingkat ketelitian yang
korelasi berkisar antara -1 hingga +1. Nilai tinggi. Jadi semakin kecil korelasi antara
koefisien korelasi Pearson mendekati +1 variabel bebasnya, maka semakin baik
menunjukkan terdapatnya korelasi positif model regresi yang akan diperoleh.
yang kuat antar variabel. Nilai koefisien Salah satu asumsi lain yang harus
korelasi Pearson mendekati -1 dipenuhi agar taksiran parameter dalam
menunjukkan terdapatnya korelasi negatif model regresi bersifat BLUE (Best Linier
yang kuat antar variabel. Nilai koefisien Unbiased Estimation) adalahvar (ui) harus
korelasi Pearson mendekati 0 sama dengan σ² (konstan) atau dengan kata
menunjukkan lemahnya korelasi antar lain, semua residual atau error mempunyai
variabel. Di dalam penelitian ini analisis varian yang sama. Kondisi seperti itu
korelasi Pearson digunakan untuk melihat disebut dengan homoskedastis, sedangkan
korelasi masing-masing variabel bebas. bila varian tidak konstan atau berubah-
R² (koefisien determinasi) menginformasi- ubah disebut dengan heteroskedastis.
kan baik atau tidaknya model regresi yang Model regresi yang baik harus terhindar
terestimasi. Angka tersebut dapat dari heteroskedastis (Nachrowi dan
mengukur seberapa dekat garis regresi Hardius, 2006).
yang tersestimasi dengan data Asumsi multikolinieritas dan
sesungguhnya. Artinya, nilai tersebut heteroskedastis sudah diungkapkan,
mencerminkan seberapa besar variasi dari permasalahannya adalah kedua asumsi
variabel dependentY dapat diterangkan tersebut umumnya ditemukan pada data
oleh variabel bebas independentX, semakin cross section, sekalipun tidak menutup
besar nilai R² maka akan semakin kemungkinan terjadi pada data time series.
besar/kuat hubungan antara variabel Namun dapat dipastikan pada setiap data
independentdan dependentmaka semakin time series dapat ditemui apa yang disebut
baik model regresi yang diperoleh. Tidak autokorelasi, karenanya uji autokorelasi ini
tepatnya titik-titik pada garis regresi menjadi sangat penting dilakukan pada
disebabkan karena adanya faktor lain yang data time series (Nachrowi dan Usman,
mempengaruhi variabel bebas. Dengan 2006).
demikian, baik tidaknya suatu persamaan Autokorelasi adalah hubungan antara
regresi antara lain ditentukan oleh besaran residual satu observasi dengan residual
nilai R² yang dimiliki, nilainya berkisar observasi lainnya. Autokorelasi lebih
antara 0 (nol) dan 1 (satu) atau 0 ≤ R² ≤ 1. mudah timbul pada data yang bersifat
Uji-t merupakan suatu pengujian yang runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya,
bertujuan mendeteksi signifikansi variabel data masa sekarang dipengaruhi oleh data
independent secara individual terhadap pada masa-masa sebelumnya. Meskipun
variabel dependent yang digunakan.Uji-F demikian, tetap dimungkinakan
merupakan suatu pengujian yang bertujuan autokorelasi dijumpai pada data yang
mendeteksi signifikansi semua variabel bersifat cross section (Winarno, 2007).
12 | EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20

Data yang dipergunakan dalam mengalami perlambatan dari sisi aset dan
penelitian ini merupakan data primer dari liabilitas. Hal ini sejalan dengan penelitian
hasil wawancara dengan beberapa praktisi yang dilakukan oleh Hasan dan Dridi
dan regulasi yang dilakukan pada periode (2010) yang menyatakan bahwa dalam
Juli s.d. Oktober 2015 untuk mengetahui kondisi ekonomi yang menurun, perbankan
faktor internal dan eksternal yang syariah akan menghadapi tantangan sisi
mempengaruhi perlambatan pertumbuhan likuiditas dan efisiensi bank. Likuiditas
bank syariah serta upaya penanganannya. terkait jumlah penyaluran pembiayaan atas
Kemudian dilanjutkan dengan penggunaan DPK yang dihimpun oleh bank syariah.
data sekunder yaitu data time series Sedangkan efisiensiterkait biaya modal
periode Januari 2013 sampai denganJuni akan sumber dana yang relatif tinggi dan
2015 untuk mengetahui pengaruh faktor meningkatnya overhead cost bank.
internal dan eksternal terhadap Salah satu indikator pertumbuhan bank
pertumbuhan bank syariah. Data sekunder syariah adalah jumlah aset, dimana selama
tersebut diperoleh dari laporan Statistik periode penelitian dari sisi aset perbankan
Perbankan Indonesia dari Otoritas Jasa syariah mengalami perlambatan terhadap
Keuangan (OJK). jumlah pembiayaan yang disalurkan
kepada masyarakat. Dalam hal ini, industri
HASIL DAN PEMBAHASAN perbankan syariah semakin mereview
Berdasarkan hasil wawancara selama pembiayaan yang sudah dan yang akan
periode Juli s.d. Oktober 2015 dengan para diberikan. Manajemen melakukan kontrol
narasumber yang berasal dari pihak dan perbaikan kualitas pembiayaan untuk
regulator, yaitu Bank Indonesia (BI), mengurangi terjadinya pembiayaan yang
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bursa bermasalah. Pembiayaan yang bermasalah
Efek Indonesia (BEI), maupun praktisi terlihat dalam NPF industri perbankan
perbankan syariah yang berasal dari: Bank syariah selama Januari-Maret 2015 yang
Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah mencapai 4.93%, hampir menyentuh batas
Mandiri (BSM), Bank Negara Indonesia maksimal NPF yang dinilai sehat oleh BI
(BNI) Syariah, Bank Panin Syariah (BPS), yaitu 5%. Rasio NPF yang tinggi
dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional menyebabkan perbankan syariah harus
(BTPN) Syariah diperoleh hasil lebih banyak menyediakan cadangan
bahwaterdapat faktor internal dan eksternal modal untuk meng-cover jumlah
yang menjadi penyebab perlambatan pembiayaan yang bermasalah.Selama
pertumbuhan bank syariah, tetapi faktor Januari-Maret 2015, posisi CAR perbankan
internal terjadi dipicu oleh adanya faktor syariah mengalami penurunan mencapai
eksternal. rata-rata 13.79%. Hal ini juga akan
Perlambatan pertumbuhan perbankan berdampak mengurangi laba yang
syariah sudah mulai terasa pada tahun diperoleh oleh bank syariah. Kondisi laba
2013 hingga 2015.Secara umum yang menurun merupakan indikasi kinerja
perlambatan, dapat dilihat dari sisi perusahaan yang melemah sehingga
eksternal dan internal.Secara eksternal, manajemen bank harus merubah strategi
perlambatan terjadi karena disebabkan oleh pembiayaannya.Hal ini sejalan dengan
kondisi ekonomi dimana terjadi penelitian yang menyatakan bahwa rasio
perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi NPF yang tinggi (Mawardi; 2004) dan
di dunia termasuk di Indonesia.Hal ini posisi CAR yang menurun (Azwir, 2006
menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah dan Yuliani, 2007) berpengaruh terhadap
terhadap US Dollar, turunnya IHSG, dan penurunan kinerja profitabilitas
turunnya daya beli masyarakat.Kondisi bank.Adapun menurut M. Bashir (2001)
makro ekonomi ini berpengaruh terhadap menyatakan bahwa rasio modal erat
kinerja industri perbankan syariah yang kaitannya dengan kinerja pembiayaan yang
EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20 | 13

merupakan sumber pendapatan bagi bank konvensional dalam hal efisiensi terutama
syariah. Jika modal dan pembiayaan bank dalam kondisi ekonomi yang kurang stabil,
syariah bermasalah maka akan berdampak sehingga equivalent rate pembiayaan yang
terhadap menurunnya kinerja perbankan diminta oleh bank syariah relatif lebih
syariah. besar dibanding kredit bank konvensional.
Salah satu faktor internal yang Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya
menyebabkan melemahnya kinerja bank daya tarik dari nasabah untuk mengambil
syariah adalah selama ini segmentasi pembiayaan pada bank syariah, karena
pembiayaan perbankan syariah lebih nasabah bank di Indonesia mayoritas masih
didominasi oleh sektor retail khususnya bersifat rasional, artinya dalam melakukan
UMKM. Secara industri, pembiayaan transaksi masih menilai untung-rugi dari
bank syariah identik dengan sektor bisnis sisi nominal dana. Masyarakat yang
UMKM, harus lebih berhati-hati karena memiliki motif ideolegi dalam bertransaksi
sektor retail ini cukup rentan terhadap dengan bank syariah masih sangat terbatas.
kondisi pertumbuhan ekonomi. Bila Selain itu dari sisi liabilitas, Dana Pihak
pertumbuhan ekonomi melambat maka Ketiga (DPK) perbankan syariah
akan berimbas pada kelangsungan usaha didominasi oleh sumber dana jangka
UMKM. pendek yaitu dalam bentuk deposito
Faktor internal lainnya pembiayaan dimana selama Januari-Maret 2015 rata-
perbankan syariah lebih didominasi oleh rata mencapai 61.92% dari total komposisi
murabahah.Murabahah merupakan DPK. Dana DPK dalam bentuk deposito
pembiayaan yang bersifat konsumtif ini juga merupakan dana mahal,sehingga
dengan akad jual-beli. Bila kondisi perbankan syariah semakin merasakan
ekonomi melambat, sektor murabahah besarnya tambahan biaya dana (cost of
yang merupakan pembiayaan konsumtif fund). Biaya modal yang mahal umumnya
juga turut melemah, hal ini dikarenakan berada pada segmentasi korporat, dimana
menurunnya daya beli masyarakat segmentasi ini sensitif terhadap imbal hasil
sehingga sebagian besar masyarakat yang ditawarkan. Dalam hal ini, perbankan
menahan kebutuhan terhadap barang- syariah kalah bersaing dengan perbankan
barang konsumsi.Dengan demikian minat konvensional dimana mereka dapat
masyarakat untuk mengajukan pembiayaan menaikkan bunga simpanan untuk menarik
konsumtif juga ikut menurun. dana korporasi sehingga dapat terjadi
Masih kurang bervariasinya pengalihan sebagian dana simpanan dari
pembiayaan perbankan syariah jika perbankan syariah ke perbankan
dibandingkan dengan produk kredit bank konvensional. Dalam hal ini perbankan
konvensional juga menjadi faktor internal syariah juga harus memahami bahwa
penyebab perlambatan pertumbuhan bank sebagian korporasi cukup rasional dimana
syariah.Dengan varian produk pembiayaan mereka memperhatikan imbal hasil yang
yang masih cukup terbatas menyebabkan dirasa lebih menguntungkan bagi
bank syariah kurang optimal mengambil mereka.Sistem bagi hasil yang melekat
pasar potensial yang seharusnya dimiliki pada perbankan syariah berbeda dengan
oleh bank syariah, yaitu pasar yang sistem bunga yang melekat pada perbankan
menginginkan mengajukan pendanaan dari konvensional dimana perbankan
bank yang bebas dari riba atau pasar yang konvensional dapat menaikkan bunga
idealis. untuk menarik minat nasabah untuk
Sumber lain menyebutkan faktor menyimpan dananya pada perbankan
internal penyebab perlambatan pertumbuh- konvensional.
an bank syariah adalah efisiensi dalam Perbankan syariah juga mengalami
kegiatan operasional bank.Bank syariah kendala belum banyaknya jaringan
masih kalah bersaing dengan perbankan kantordan cabang untuk mendapatkan
14 | EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20

pendanaan dari masyarakat. Dalam hal ini, murabahah Rp. 109.606,83 miliar dengan
modal perbankan syariah terbatas dan standar deviasi Rp. 7.720,07 miliar, dan
kalah bersaing dengan perbankan rata-rata jaringan kantor 2.487 kantor
konvensional.Selain itu belum banyaknya dengan standar deviasi 80 kantor.
variasi produk simpanan sehingga Dari model regresi linear yang
mengurangi minat masyarakat untuk terbentuk adalah:Total Aset = 46.317,792
menabung pada perbankan syariah. + 0,050 Simpanan Deposito + 2, 846
Permasalahan DPK pada bank syariah Pembiayaan Murabahah – 0,148
disampaikan juga oleh Rivai dan Arifin Pembiayaan UMKM – 44,321 Jaringan
(2010), bahwa penghimpunan dana Kantor. Artinya, jika simpanan deposito
perbankan tentunya dipengaruhi oleh naik Rp 1 M menyebabkan total aset naik
banyak faktor secara eksternal dan internal. Rp. 0,05 M. Hal ini menunjukkan bahwa
Faktor eksternal yang mempengaruhi DPK lebih spesifik lagi deposito dapat
penghimpunan dana perbankan antara lain meningkatkan total aset bank syariah,
kondisi perekonomian, kegiatan dan karena dari dana simpanan deposito ini
kondisi pemerintah, kondisi atau dapat disalurkan menjadi pembiayaan.
perkembangan pasar uang dan pasar Walaupun dalam jangka panjang sebaiknya
modal, kebijakan pemerintah serta bank syariah lebih mengutamakan untuk
peraturan Bank Indonesia. Sedangkan menarik DPK dari simpanan non deposito
faktor internal antara lain produk bank, yang berbiaya lebih murah dibanding
kebijakan bagi hasil, kualitas layanan, simpanan deposito.
suasana kantor bank, lokasi kantor dan Jika pembiayaan murabahah naik Rp.
reputasi bank. Selain faktor tersebut, 1M menyebabkan total aset naik Rp. 2,846
keamanan atas dana (uang) yang dititipkan M. Pembiayaan murabahah memberikan
atau diinvestasikan di bank dan return atas pendapatan pasti bagi bank syariah dalam
uang yang diinvestasikan merupakan bentuk margin, sehingga dapat
faktor yang menjadi pertimbangan (Ismail; meningkatkan aset bank syariah.
2011). Walaupun demikian, bank syariah
Komposisi masing-masing faktor sebaiknya juga menggiatkan untuk
selama periode penelitian ditunjukkan pada menyalurkan pembiayaan yang bersifat
Gambar 1 berikut ini: kerjasama bagi hasil, karena disamping
paling sesuai dengan prinsip ekonomi
Islam, umumnya masyarakat akan
menunda untuk melakukan transaksi jual-
beli (murabahah) yang bersifat konsumtif
akan menurundalam situasi krisis ekonomi.
Jika pembiayaan golongan UMKM
turun Rp. 1 M menyebabkan total aset
akan naik Rp. 0,148 M. Hal ini
menunjukkan bahwa pembiayaan golongan
UMKM dalam situasi krisis ekonomi
Gambar 1. Komposisi Faktor Internal dan kurang menguntungkan, karena memiliki
Aset Periode Jan 2013 s.d Juni 2015 risiko pembiayaan bermasalah yang cukup
tinggi. Walaupun demikian, pembiayaan
Selama periode penelitian, rata-rata golongan UMKM dalam kondisi normal
total aset Rp. 241.271,07 miliar dengan perlu ditingkatkan karena menjadi ciri khas
standar deviasi Rp. 23.229,35 miliar, rata- bank syariah yang selain berorientasi
rata simpanan deposito Rp. 112.405,67 keuntungan juga memiliki misi sosial yaitu
miliar dengan standar deviasi Rp. membantu masyarakat ekonomi lemah.
15.449,90 milliar, rata-rata pembiayaan
EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20 | 15

Jika jaringan kantor turun 1 gambar normal P-P plot menunjukkan


menyebabkan total aset akan naik RP. titikmenyebar mengikuti garis lurus dan
44,321 M. Hal ini menunjukkan dengan titik pada scatterplot tidak membentuk
pengurangan jaringan kantor menyebabkan pola tertentu,diperoleh kesimpulan residual
efisiensi bank syariah meningkat, sehingga dari model regresi yang terbentuk
dapat meningkatkan aset bank syariah. mempunyai variance konstan atau bersifat
Walaupun demikian, penambahan jaringan homosedasitas.
kantor bank syariah juga diperlukan untuk Selama periode penelitian, tren kurs
dapat menarik nasabah lebih banyak lagi Rupiah terhadap Dolar dan IHSG
namun tetap diperhatikan efisiensi dalam mengalami kecenderungan peningkatan.
kegiatan operasional kantor bank syariah. Sedangkan tren tingkat inflasi cenderung
Variabel independen yang stabil. hal ini ditunjukkan pada gambar 2
mempengaruhi aset bank syariah secara berikut ini:
singnifikan pada level signifikansi<5%
adalah pembiayaan murabahah,
pembiayaan UMKM, dan jaringan kantor,
dengan keseluruhan nilai sig=0,000.
Adapun variabel simpanan deposito tidak
berpengaruh signifikan terhadap aset bank
syariah (sig=0,053).
Variabel pembiayaan murabahah,
pembiayaan UMKM, jaringan kantor, dan
simpanan deposito secara bersama-sama
berpengaruh secara singnifikan (sig=0,000)
terhadap aset bank syariah dengan Gambar 2. Tren Kurs IDR/USD, IHSG,
pengaruh sebesar 98,9 % dan sisanya dan Inflasi Januari 2013 s.d. Juni 2015
sebesar 0,1% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak terdapat pada model. Selama periode penelitian, rata-rata
Dari output korelasi SPSS menunjukkan total aset Rp. 241.271,07 miliar dengan
bahwa hubungan antara variabel simpanan standar deviasi Rp. 23.229,35 miliar, rata-
deposito dengan total aset sebesar 0,083 rata IHSG 4.856,37 dengan standar deviasi
yang berarti positif kuat.Hubungan antara 360,40 milliar, rata-rata kurs IDR/USD Rp.
variabel pembiayaan murabahah dengan 11.580,60 dengan standar deviasi Rp.
total aset sebesar 0,972 yang berarti positif 1.140,85, dan rata-rata tingkat inflasi
sangat kuat. Hubungan antara variabel 0,57% dengan standar deviasi 0,78%.
pembiayaan UMKM dengan total aset Model regresi linear yang terbentuk
sebesar -0,789 yang berarti negatif kuat. adalah:total Aset = -52.540,718 +
Hubungan jaringan kantor dengan total 19,098IHSG + 17,202 Kurs IDR / USD +
aset bank syariah sebesar 0,505 yang 2.919,191 Tingkat Inflasi. Artinya, jika
berarti positif moderat. IHSG naik 1 poin menyebabkan total aset
Pengujian Best Linear Unbiased naik Rp. 19,098 M. Hal ini menunjukkan
Estimation (BLUE) dilakukan untuk bahwa peningkatan IHSG dapat
melihat ada/tidaknya problem autokorelasi, meningkatkan total aset bank syariah,
multikolinieritas, dan heterosedasitas. Dari karena peningkatan IHSG menunjukkan
output SPSSdiperoleh nilai durbin iklim investasi yang sedang naik, sehingga
watson=1,712 yang berarti bahwa pada kemungkinan banyak masyarakat yang
model tidak terjadi autokorelasi (bersifat berinvestasi melalui bank syariah sehingga
independen). Model regresi juga tidak dapat meningkatkan aset bank syariah.
terjadi multikolinieritas, karena angka VIF
dari variabel independen<10. Dari output
16 | EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20

Jika kurs IDR / USD naik Rp 1 multikolinieritas, dan heterosedasitas. Dari


menyebabkantotal aset naik Rp. 17,202 M. output SPSSdiperoleh nilai durbin
Saat kurs IDR / USD sedang meningkat watson=1,231 yang berarti bahwa pada
menyebabkan para eksportir lebih berminat model tidak terjadi autokorelasi (bersifat
untuk menambah transaksi ekspornya independen). Model regresi juga tidak
dengan mengajukan pembiayaan usaha terjadi multikolinieritas, karena angka VIF
pada bank termasuk bank syariah. Hal ini dari variabel independen<10. Dari output
ditunjukkan dari angka pembiayaan modal normal P-P plot yang menunjukkan titik
kerja yang mengalami peningkatan 42,30% menyebar mengikuti garis lurus dan titik
dan pembiayaan investasi meningkat pada scatterplot tidak membentuk pola
68,06% pada periode Januari 2013 s.d. Juni tertentu, diperoleh kesimpulan residual dari
2015. model regresi yang terbentuk mempunyai
Ketika inflasi naik 1% menyebabkan variance konstan atau bersifat
total aset akan naik Rp. 0,148 M. Inflasi homosedasitas.
ditandai dengan kenaikan harga barang- Berdasarkan hasil wawancara selama
barang konsumtif secara rata-rata, dimana periode Juli s.d. Oktober 2015 dengan para
sebagian transaksi tersebut dilakukan narasumber yang berasal dari pihak
dengan menggunakan pembiayaan dari regulator, yaitu Bank Indonesia (BI),
bank termasuk bank syariah. Hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bursa
ditunjukkan dari angka pembiayaan Efek Indonesia (BEI), maupun praktisi
dengan akad murabahah (jual-beli) perbankan syariah yang berasal dari: Bank
murabahah yang mengalami peningkatan Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah
31,35% dan pembiayaan konsumsi Mandiri (BSM), Bank Negara Indonesia
meningkat 18,34% dari periode Januari (BNI) Syariah, Bank Panin Syariah (BPS),
2013 s.d. Juni 2015. dan Bank Tabungan Persiunan Nasional
Semua variabel independen mem- (BTPN) Syariah diperoleh informasi
pengaruhi aset bank syariah secara upaya-upaya yang perlu dilakukan bank
singnifikan pada level signifikansi<5%, syariah untuk menanggulangi
yaitu IHSG, kurs IDR / USD dengan nilai permasalahan perlambatan pertumbuhan
sig = 0,000 dan tingkat inflasi dengan nilai bank syariah.
sig = 0,039. Variabel IHSG, kurs IDR / Secara umum perlambatan perbankan
USD, dan tingkat inflasi secara bersama- syariah didominasi oleh faktor eksternal
sama berpengaruh secara singnifikan dalam hal ini karena terjadinya
(sig=0,000) terhadap aset bank syariah perlambatan ekonomi yang juga terjadi di
dengan pengaruh sebesar 97,4% dan Indonesia.Untuk merespon dan mengatasi
sisanya sebesar 2,6% dipengaruhi oleh hal tersebut, maka dari sisi internal
variabel lain yang tidak terdapat pada memaksa manajemen bank syariah
model. melakukan konsolidasi internal.Hal ini
Dari output korelasi SPSS menunjukkan dilakukan oleh Manajemen PT Bank
bahwa hubungan antara variabel IHSG Muamalat Indonesia (BMI) dan PT Bank
dengan total aset sebesar 0,577 yang Syariah Mandiri (BSM) dalam pergantian
berarti positif moderat. Hubungan antara dewan direksi dan komisaris. Kedua bank
variabel kurs IDR/USD dengan total aset tersebut mendominasi industri perbankan
sebesar 0,930 yang berarti positif sangat syariah dengan pangsa pasar lebih dari
kuat. Hubungan antara variabel tingkat 40% dari total industri perbankan syariah.
inflasi dengan total aset sebesar -0,085 Terjadinya konsolidasi internal dalam
yang berarti negatif sangat lembah. kedua bank syariah tersebut tentu akan
Pengujian Best Linear Unbiased berpengaruh terhadap kinerja industri
Estimation (BLUE) dilakukan untuk perbankan syariah. Disamping itu tentu
melihat ada/tidaknya problem autokorelasi, manajemen bank syariah yang lain pun
EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20 | 17

melakukan konsolidasi internal. Dalam hal bank syariah membutuhkan tambahan dana
ini memungkinkan terjadinya evaluasi dalam bentuk tambahan modal atau
manajemen yang mengarah kepada pendanaan lain seperti sukuk yang dapat
perubahan strategi dalam merespon kondisi digunakan untuk menambah kekuatan
ekonomi yang melambat.Beberapa hal modal untuk ekspansi penambahan jumlah
yang dapat dilakukan adalah perbankan cabang.Strategi lain dari sisi pendanaan,
syariah melakukan mapping bisnis proses, perbankan syariah seoptimal mungkin
mereview dan melakukan diversifikasi sisi mendapakan sumber pendanaan dengan
pembiayaan serta sisi pendanaan. Hal ini biayadana (cost of fund) yang murah.
dilakukan agar kinerja aset dan liabilitas Untuk itu bank syariah harus dapat
perbankan syariah tidak semakin menurun mengembangkan produk simpanan non
sehingga perusahaan dapat terus bertahan deposito yang lebih menarik bagi nasabah
dan berkembang dalam industri perbankan retail, sehingga bank syariah dapat
nasional. berkompetisi menawarkan imbal hasil
Dalam hal pembiayaan, perbankan yang menarik untuk segmentasi nasabah
syariah harus mengecek dan menjaga korporat.
kualitas pembiayaan.Perbankan syariah Selain itu, bank syariah harus dapat
dapat menawarkan restrukturisasi dan melakukan efisiensi bisnis dengan
refinancing pembiayaan kepada para mengendalikan overhead cost dengan baik.
nasabah. Bank syariah harus mengetahui Dengan demikian perbankan syariah harus
dan melakukan treatment dengan cara yang kembali mereview portofolio
tepat berdasarkan segmentasi pembiayaan bisnisnya.Pihak manajemen bank syariah
dan karakteristik nasabah. Selain itu, dituntut secermat mungkin dalam
perbankan syariah harus lebih berhati-hati mengatur sisi pembiayaan dan pendanaan.
dan selektif dalam menyetujui proyek Manajemen harus cermat membuat profil
pembiayaan yang baru.Perbankan syariah pembiayaan yang tepat dengan
dapat juga mempertimbangkan untuk karakterisitik nasabah dan segmentasi
melakukan diversifikasi pembiayaan dalam bisnis yang beragam serta dapat
segmentasi korporasi serta meminimalisasi mismatch pembiayaan
mempertimbangkan meningkatkan dengan mendapatkan sumber pendanaan
komposisi pembiayaan mudharabah yang yang relatif murah dan bersifat jangka
memiliki jangka waktu pembiayaan yang panjang. Disamping itu perlu ada bantuan
relatif lebih panjang. Disamping itu dari otoritas atau regulator yang
perbankan syariah dapat memberikan regulasi terkait relaksasi
mempertimbangkan untuk menyalurkan dalam hal pembiayaan dan pendanaan
pembiayaan pada sektor bisnis perbankan syariah.Regulasi terkait
pertambangan, perkebunan dan pertanian pembiayaan yang dibutuhkan oleh
serta infrastruktur serta sektor usaha lain perbankan syariah terkait ketentuan
yang relatif tahan dalam keadaan ekonomi relaksasi sektor bisnis tertentu.
yang melambat. Selain itu, perbankan
syariah seoptimal mungkin mendapatkan KESIMPULAN
nasabah yang kredibel. Beberapa simpulan yang terkait
Dalam hal pendanaan, perbankan permasalahan perlambatan pertumbuhan
syariah dapat menambah jumlah jaringan, bank syariah di Indonesia sebagai berikut:
variasi produk, dan layanan yang lebih 1. Perlambatan pertumbuhan bank
menarik sehingga menambah komposisi syariah mulai periode 2013
dana retail bagi perusahaan. Bank syariah diindikasikan dengan adanya
juga perlu mengembangkan channeling ke penurunan permodalan, peningkatan
kalangan konglomerat dan nasabah pembiayaan bermasalah, dan
pemerintah. Untuk melakukan hal tersebut penurunan profit. Fenomena adanya
18 | EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20

perlambatan pertumbuhan bank 17,202 Kurs IDR / USD + 2.919,191


syariah disebabkan oleh beberapa Tingkat Inflasi
faktor internal dan faktor eksternal. 3. Upaya yang perlu dilakukan bank
Faktor internal terdiri dariadanya syariah untuk menanggulangi
dominasi oleh sektor retail khususnya perlambatan pertumbuhan adalah;
UMKM dan akad murabahah (jual- konsolidasi internal manajemen bank
beli) pada segmentasi pembiayaan syariah untuk mengevaluasi perubahan
bank syariah, masih minimnyavariasi strategi dalam merespon perlambatan
pembiayaan bank syariah jika kondisi ekonomijuga terhadap kualitas
dibandingkan dengan produk kredit pembiayaan dan besaran biaya sumber
bank konvensional, masih kurang dana dalam perusahaan; diversifikasi
efisiennya bank syariah dalam pembiayaan dalam segmentasi
menjalankan kegiatan operasionalnya, korporasi, pembiayaan mudharabah
dominasi dana deposito yang berbiaya berjangka waktu relatif lebih panjang,
mahal pada DPK bank syariah, masih dan pembiayaan pada sektor bisnis
kurang efisiennya bank syariah dalam pertambangan, perkebunan dan
kegiatan operasional, dan masih pertanian, serta
terbatasnya jumlah jaringan kantor dan infrastruktur;penambahan jumlah
cabang bank syariah untuk jaringan, variasi produk dan layanan
menjangkau nasabah bank syariah. yang lebihmenarik serta
Adapun faktor ekternal perlambatan pengembangan channeling ke
terjadi disebabkan oleh kondisi kalangan konglomerat dan nasabah
ekonomi yang melambat di dunia pemerintah; optimalisasi sumber
termasuk di Indonesia dengan pendanaan dengancost of fund yang
indikator nilai tukar Rupiah melemah murah dari produk simpanan non
terhadap US Dollar, turunnya IHSG, deposito; efisiensi bisnis dengan
dan turunnya daya beli masyarakat. mengendalikan overhead cost dengan
2. Faktor internal yang berpengaruh baik.
signifikan terhadappertumbuhan aset Penelitian ini menggunakan variabel
bank syariah adalah jumlah internal simpanan deposito, pembiayaan
pembiayaan UMKM, jumlah murabahah, pembiayaan UMKM dan
pembiayaan murabahah, dan jaringan kantor dan variabel eksternal
banyaknya jaringan kantor, sedangkan IHSG, nilai kurs rupiah terhadap US dollar
jumlah simpanan depositor tidak serta inflasi. Penelitian berikutnya
memiliki pengaruh. Faktor eksternal diharapkan dapat menambahkan variabel
yang berpengaruh adalah IHSG, kurs internal dan eksternal lainnya. Selain itu
IDR/USD, dan tingkat inflasi. Dimana penelitian berikutnya juga dapat
secara bersama-sama variabel internal menggunakan metode penelitian lain
mempengaruhi pertumbuhan aset bank seperti Var, SEM, dan ANP.
syariah sebesar 98,9% dan faktor
eksternal sebesar 97,4%. Model DAFTAR PUSTAKA
persamaan regresi yang terbentuk [1] Antonio, M. Syafi’i. 2005. Bank
untuk faktor internal adalah: Total Syariah: Analisis Kekuatan,
Aset = 46.317,792 + 0,050 Simpanan Kelemahan, dan Ancaman.
Deposito + 2, 846 Pembiayaan Yogyakarta: Ekonosia.
Murabahah – 0,148 Pembiayaan [2] Arifin, Zainul. 2005.Dasar - Dasar
UMKM – 44,321 Jaringan Kantor. Manajemen Bank Syariah cetakan
Model persamaan yang terbentuk 3.Jakarta: Pustaka Alvabet.
untuk faktor eksternal adalah: Total
Aset = -52.540,718 + 19,098 IHSG +
EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20 | 19

[3] Arthesa, Ade., dan Handiman, Edia. Masyarakat pada Bank Syariah
2006. Bank dan Lembaga Keuangan (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri).
Bukan Bank. Jakarta: Indeks. [16] Karim, Adiwarman. 2004. Bank
[4] Ascarya, Diana Yumanita, Ahmad Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan.
Arief. 2004.Dominasi Pembiayaan Jakarta: PT RajaGrafindo
Non Bagi Hasil pada Perbankan Persada.
Syariah Indonesia: Masalah dan [17] Kasmir. 2003. Manajemen
Alternatif Solusi. Jakarta: BI. Perbankan. Jakarta: PT
[5] Blanchard, Olivier. 2003. Macro RajaGrafindo Persada.
Ecomonics (Third Edition). United [18] Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono.
State of America: Prentice Hall. 2002. Manajemen Perbankan: Teori
[6] Cetak Biru Perbankan Syariah. 2010. dan Aplikasi (Edisi Pertama).
Bank Indonesia. Yogyakarta: BPFE.
[7] Cleopatra, Yuria Prathiwi.2008. [19] Loen, B dan Ericson, S, 2006,
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Aktiva Pasiva Bank
Pertumbuhan Proporsi Aset Devisa, Jakarta: Grafindo
Perbankan Syariah di Indonesia. [20] M. Bashir, Abdel Hameed. 2001.
Tesis UI Assessing the Performance of Islamic
[8] Djohanputro. 2006. Prinsip-Prinsip banks: Some Evidence from the
Ekonomi Makro. Jakarta: PPM Middle East. Topics in Middle
[9] Dwijayanthy, Febina dan Prima Eastern and North African
Naomi. 2009. Analisis Pengaruh Economies, electronic journal,
Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Volume 3, Middle East Economic
Mata Uang Terhadap Profitabilitas Association and Loyola
Bank Syariah Periode 2003-2007. University Chicago, September,
Karisma, Vol 3(2) 87-98. 2001
[10] Haider, Junaid dan Muhammad [21] Manurung, J dan Manurung, A.H.,
Azhar. 2010. Islamic Capital Market. 2009, Ekonomi Keuangan dan
Sukuk and Its Risk Management in Kebijakan Moneter, Jakarta: Salemba
Current Scenario.Tesis Umea School Empat.
of Business, Umea University. [22] Mawardi, Wisnu. 2004. Analisis
Sweden Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
[11] Harron, Sudin. 2003.Banking Rules Bank Umum di Indonesia.Tesis.
& Regulations.Pelanduk Publications Magister Manajemen, Universitas
(M) Sdn Bhd, Malaysia. Diponegoro Semarang.
[12] Hasan, Maher dan Jemma Dridi. [23] Muhammad, 2004, Manajemen Bank
2010. The Effect f The Global Crisis Syariah edisi Revisi , UPP AMP
on Islamic and Conventional Banks: YKPN, Yogyakarta.
A Comparative Study. IMF Working [24] Muhammad, 2004, Manajemen Dana
Paper, WP/10/201. September Bank Syariah, Ekonisia, Yogyakarta.
2010 [25] Nachrowi, Djalal Nachrowi dan
[13] Indirani, Latiti. 2006. Analisis Usman, Hardius.2002. Penggunaan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Teknik Ekonometri. Jakarta: PT
Pertumbuhan Total Aset Bank RajaGrafindo Persada.
Syariah di Indonesia. Bogor: IPB [26] Nachrowi, Djalal Nachrowi dan
[14] Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Usman, Hardius. 2006. Pendekatan
Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Populer dan Praktis Ekonometrika
Prenada Media Group. Januari 2005 untuk Analisis Ekonomi dan
[15] Kahf, Monzer. 2004.Analisis Faktor Keuangan. Jakarta: LP-FEUI.
yang Mempengaruhi Investasi Dana
20 | EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1 2015 : 7-20

[27] Nasution, Ariza Witi, 2008, [36] Riyadi, Slamet. 2004. Manajemen
Pengaruh Pertumbuhan Variabel Aset dan Liabilitas Perbankan,
Ekonomi Makro dan Equivalent Rate Jakarta: LP-FEUI.
Terhadap Pertumbuhan Aset [37] Said, Ali dan Rihab Grassa. 2013.
Perbankan Syariah di Indonesia, The Determinants of Sukuk Market
Tesis UI. Development: Does
[28] Novianto, Abdullah Syakur dan Macroeconomic Factors Influence
Djumilah Hadiwidjojo. 2013. the Construction of Certain Stucture
Analisis Faktor-Faktor Yang of Sukuk?. Journal of Applied
Mempengaruhi Penghimpunan Finance & Banking, vol. 3, no. 5,
Deposito Mudharabah Perbankan 2013, 251-267 ISSN: 1792-6580
Syariah di Indonesia. Jurnal (print version), 1792-6599 (online)
Aplikasi Manajemen Universitas Scienpress Ltd, 2013.
Brawijaya Vol. 4 No 11, [38] Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen
Desember 2013. Lembaga Keuangan Kebijakan
[29] Nurhidayah, Ellyn Herlina, 2008, Moneter dan Perbankan. Jakarta:
Faktor yang Mempengaruhi LP-FEUI.
Pertumbuhan Aset Perbankan [39] Statistik Perbankan Syariah, Bank
Syariah, Tesis UI Indonesia Periode 2010 s.d2015.
[30] Pandutomo, Satrio. 2011. Analisis [40] Syafrida, Ida. 2015.Pasar Modal,
faktor Yang Mempengaruhi PNJ Press, Depok
Consumer Acceptance Terhadap [41] Syafrida, Ida. 2011. Faktor Internal
SMS- Banking Mandiri. Tesis dan Eksternal yang Mempengaruhi
Universitas Indonesia. Pertumbuhan Aset di Indonesia,
[31] Perwataadmadja, Karnaen A dan Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol 10,
Hendri Tanjung. 2007. Bank No 2 (Des)
Syariah: Teori, Praktik,dan [42] Usmani, Muhammad Taqi. 2008.
Peranannya. Jakarta: Celestial Sukuk and their Contemporary
Publishing Applications.
[32] Pohan, A. 2008. Potret Kebijakan [43] Wibowo, Edhi Satriyo dan
Moneter Indonesia: Seberapa Jauh Muhammad Syaichu. 2013. Analisis
Kebijakan Moneter Mewarnai Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR,
Perekonomian Indonesia. Jakarta: BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas
Raja Grafinso Persada Bank Syariah. Diponegoro
[33] Pratama, Billy Arma. 2010. Analis Journal of Accounting, Vol. 2 No.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 2, 2013.
Kebijakan Penyaluran Kredit [44] Yuliani. 2007. Hubungan Efisiensi
Perbankan (Studi pada Bank Umum Operasional Dengan Kinerja
di Indonesia Periode Tahun 2005- Profitabilitas Pada Sektor
2009). Tesis Universitas Diponegoro, Perbankan Yang Go Publik Di Bursa
Semarang. Efek Jakarta. Jurnal Manajemen &
[34] Rivai, V dan Arifin, A. 2010. Islamic Bisnis SriwijayaVol. 5 No. 10,
Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Desember 2007.
Aplikasi. Edisi Pertama. Jakarta: PT [45] Yusdani, 2005.Perbankan Syariah
Bumi Aksara. Berbasis Floating Market, Millah
[35] Rivai, Veithzal. Dkk. 2007. Bank Vol IV, No.2
and Financial Institution
Management: Conventional and
Sharia System. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai