Anda di halaman 1dari 10

PENCAHAYAAN

1. Sumber Pencahayaan

A. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar
alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat
membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan
jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas
lantai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan
pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami
menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar
penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
 Variasi intensitas cahaya matahari
 Distribusi dari terangnya cahaya
 Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
 Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung
B. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain
cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai
oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok
pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan
dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail
serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat
2. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman
3. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
4. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata,
tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.
5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.

2. Jenis Pencahayaan
Pencahayaan: sesuatu yang memberikan terang (sinar) atau yang menerangi, meliputi :

1. Pencahayaan alami
2. Pencahayaan Buatan: Pencahayaan Buatan adalah Pencahayaan yang dihasilkan oleh
sumber cahaya selain cahaya alami.
 5 Sistem pencahayaan buatan :
a) Pencahayaan langsung (Direct Lighting)
b) Pencahayaan langsung-tak langsung (Direct-Indirect lighting)
c) Pencahayaan semi langsung (Semidirect lighting)
d) Pencahayaan semi –tidak langsung (Semi-indirect lighting)
e) Pencahayaan tidak langsung (Indirect lighting)

1) Pencahayaan langsung (Direct Lighting)


a. Pencahayaan yang 90-100 % cahaya dari luminer diarahkan ke sudut yang
langsung ke arah area kerja
b. Pencahayaan langsung dapat dilakukan dengan pencahayaan lokal atau
pencahayaan umum
c. Pada pencahayaan lokal cahaya jatuh dekat dengan area kerja, sehingga
kesialauan dapat timbul kecuali luminer dipasang penghalang yang lansung
mengarah ke mata
d. Apabila pencahayaan langsung digunakanluminer harus diletakkan di
tempat yang tinggi, sebaiknya < 8 m, kecuali dipasang penutup glassware
untuk maksud difusi guna mencegah kesilauan
Contoh Pencahayaan langsung:

Pencahayaan langsung menghindari silau


Pencahayaan langsung dengan tambahan cahaya pantul dari langit-langit

e. Pencahayaan langsung mempunyai keuntungan karena :


 sangat efisien
 Sangat sedikit atau tidak ada cahaya diabsorbsi sebelum mencapai area
kerja, namun hal ini mengakibatkan bayangan-bayangan tidak
menyenangkan untuk dipandang mata, pantulan cahaya pada permukaan
halus atau diglasure yang mengakibatkan silau
f. Pada sistem pencahayaan ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke
benda yang perlu diterangi. pencahayaan ini sangat efektif dalam mengatur
pencahayaan. kelemahan dari sistem pencahayaan ini adalah jika lampu yang
digunakan tidak tepat, dapat menimbulkan kesilauan yang mengganggu.
Pencahayaan ini sangat bagus untuk objek dengan warna yang terang.

2) Pencahayaan langsung-tak langsung (Direct-Indirect lighting)/ sistem pencahayaan


Difus (general diffus lighting)
a. Pada sistem pencahayaan ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda
yang perlu disinari, sisanya dipantulka ke langit-langit dan dinding.
b. Pencahayaan yang didistribusi sama besar ke semua arah
c. Luminer-luminer langsung-tak langsung menghasilkan cahaya dengan
intensitas sangat kecil pada sudut dekat horizontal dari arah mata dan oleh
karenanya lebih disukai
d. Secara umum dikatakan bahwa pencahayaannya terutama berasal dari
bagian bawah komponen karena tidak dipantulkan.
e. Dengan sistem-sistem ini silau langsung dan silau pantulan dapat dirasakan

3) Pencahayaan semi langsung (Semidirect lighting)


a. Pencahayaan dari luminer yang 60-90 % intensitas cahayanya menuju ke
bawah diarahkan ke pekerjaan.
b. Komponen intensitas cahaya ke atas yang kecil menerangi langit-langit dan
oleh karena itu mengurangi brightness ratio antara luminer-luminer dan langit-
langit.
c. Luminer-luminer mempunyai permukaan – permukaan pantul diatas sumber-
sumber cahaya yang menyimpangkan sebagaian besar cahaya ke bawah.
d. Penutup kaca atau plastik atau kisi-kisi dapat mendifusi atau berfungsi sebagai
penghalang
e. Pada sistem pencahayaan ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda
yang perlu diterangi, sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan
sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi.
f. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki
effiesien pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan
antara 5-90%
4) Pencahayaan semi –tidak langsung (Semi-indirect lighting)
a. Pencahayaan dari luminer yang 60-90 % intensitas cahayanya diarahkan ke
langit-langit dan bagian-bagian atas dari dinding tembok
b. Kaca penutup luminer yang mendifusi pekat, membiarkan cahaya
melewatinya lagsung ke bawah
c. Apabila reflector kaca pendifusi berfungsi baik maka akan menghindarkan
seluruh kesilauan dan brightness
d. Langit-langit dan bagian atas dinding tembok harus memantulkan secara kuat
e. Oleh karena komponen cahaya ke bawah meningkat 40 % maka kondisi ini
memerlukan perhatian terhadap kemungkinan terjadinya silau langsung dan
silau pantulan.
f. Pada sistem pencahayaan ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan
dinding bagian atas, sisanya diarahkan ke bagian bawah.
g. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian
serta dirawat dengan baik.
5) Pencahayaan tidak langsung (Indirect lighting)
a. Pencahayaan yang 90-100 % dari intensitas cahaya diarahkan ke bawah langit-
langit dan bagian atas dari sisi dinding tembok-tembok, yang olehnya
dipantulkan ke suluruh bagian dari ruangan
b. Oleh Karena langit-langit bertindak sebagai sumber cahaya, maka perlu
kehati-hatian agar langit-langit tidak menjadi sumber kesilauan
c. Keuntungannya adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan
d. Kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan
kerja.

3. Pengukuran Pencahayaan

Prosedur Pengukuran

a. Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan


dilakukan
b. Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
c. Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
d. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
e. Pengukuran dilakukan pada salah satu sudut (X1) dimana setiap photo cell
menghadap sumber cahaya, alat dipegang ± 85 cm dari lantai
f. Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil.
g. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas
penerangan setempat dan intensitas penerangan umum
h. Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas
pencahayaan

4. Nilai ambang batas Pencahayaan


Standar Pencahayaan Menurut Permenaker No. 5 Tahun 2018
5. Pengendalian Pencahayaan

a. Perbaikan kontras warna objek yang dikerjakan kontras dengan latar


belakang objek tersebut, misalnya: cat tembok disekeliling tempat kerja harus
berwarna kontras dengan warna objek yang dikerjakan.
b. Meningkatkan penerangan 2x dari penerangan di luar tempat kerja, di bagian-
bagian tempat kerja perlu ditambah dengan lampu-lampu tersendiri.
c. Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur masing-masing
tenaga kerja. Misalnya: tenaga kerja yang sudah berumur > 50 tahun tidak
diberikan tugas di malam hari.

6. Alat ukur Pencahayaan


 Nama alat: Light Meter/ Lux Meter
 Jenis-jenis
- Lux meter Analog.
Alat ukur cahaya jenis analog dalam mengetahui besarnya intensitas cahaya
menggunakan dua skala, yakni yang terletak di atas dan di bawah. Terdapat kisaran
skala 60 untuk yang terletak di atas, kemudian skala 60 untuk yang terletak di bawah.
Skala tersebut merupakan penentu besar kecilnya intensitas cahaya yang ada, maka
semuanya nantinya jumlah intensitas cahaya yang keluar bergantung pada skala
yang digunakan.
- Lux Meter Digital.
Sebagian besar masyarakat lebih memilih menggunakan alat ukur cahaya jenis
digital, karena dinilai lebih cepat dan praktis. Terdapat tiga range yang berbeda pada
skala pengukurannya, yakni A, B, dan C. Range yang digunakan nantinya
berpengaruh pada pengukuran cahaya yang akan dihasilkan. Jika ingin mendapatkan
hasil yang akurat, sebaiknya gunakan range A karena memiliki jumlah lux hingga
2000.

 Prinsip Kerja:
Alat merupakan sebuah photo cell Bila terkena cahaya akan menghasilkan arus
listrik. Makin kuat intensitas cahaya aka makin besar arus yang dihasilkan. Besarnya
intensitas cahaya dapat dilihat pada level meter.

 Prinsip penggunaan alat:


1. Alat dihidupkan (on)
2. Photo cell menghadap sumber cahaya
3. Baca hasil pada display (level meter)

 Bagian-bagian lux meter


1. Layar panel.
Layar panel yang terdapat di dalam alat ukur ini memiliki ukuran persegi yang
tidak terlalu lebar. Fungsinya adalah untuk menampilkan hasil pengukuran
yang sudah dilakukan menggunakan skala. Semakin besar angka yang muncul
menandakan semakin besar pula cahaya yang ada di tempat tersebut, begitu
juga sebaliknya semakin kecil angka yang muncul maka semakin kecil pula
cahaya yang berada dalam tempat yang diukur.
2. Tombol Off/On.
Setiap alat tentunya memiliki tombol off/on yang berfungsi untuk bisa
menghidupkan dan mematikan, sehingga penggunaannya juga dapat lebih
diatur. Selain itu, dengan adanya tombol dapat berguna untuk menghemat
baterai yang ada pada alat tersebut, dan nantinya sama saja dengan menghemat
listrik.
3. Tombol Range.
Tombol range adalah salah satu komponen yang sangat penting untuk
digunakan dalam proses pengukuran. Hal itu dikarenakan tombol inilah yang
nantinya akan menentukan jangkauan pengukuran hingga sebesar apa.
4. Zero Adjust VR.
Pada bagian ini berfungsi untuk mengatasi masalah alat yang berkaitan dengan
pembagian tanda skala. Apabila terjadi error, Zero adjust VR mampu
mengembalikannya seperti semula, namun artinya Anda juga harus mengulang
kembali proses pengukuran dari awal.
5. Sensor Cahaya.
Bagian yang satu ini memiliki peran yang paling penting karena digunakan
untuk menangkap cahaya yang hendak diukur. Oleh karena itu pastikan untuk
merawatnya dengan baik karena biasanya sensor cahaya tersebut memiliki
layar yang sangat sensitif. Selain itu, jangan lupa juga untuk rutin
membersihkannya menggunakan tisu atau kapas, dan pastikan agar tidak
terkena air.

7. Maping pengukuran Pencahayaan

Penentuan Titik Pengukuran

a. Penerangan Setempat (lokal) a.l: Obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan.
Bila merupakan meja kerja pengukuran dilakukan di atas meja yang ada.

b. Penerangan Umum titik potong garis horizontal dan lebar ruangan pada setiap
jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai.

Jarak tertentu itu dibedakan berdasarkan luas ruangan, yaitu:


1) Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi

Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1
(satu) meter

2) Luas ruangan 10-100 meter persegi

Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3(tiga) meter
3) Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi

Titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 (enam) meter

8. Judul penelitian Pencahayaan

- Firmansyah, F. (2010). Pengaruh intensitas penerangan terhadap kelelahan mata


pada tenaga kerja di bagian pengepakan PT Ikapharmindo Putramas Jakarta Timur
- Subagyo, A. (2017). KUALITAS PENERANGAN YANG BAIK SEBAGAI
PENUNJANG PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS. Orbith: Majalah
Ilmiah Pengembangan Rekayasa dan Sosial, 13(1)
- Yusuf, M. (2015). Efek pencahayaan terhadap prestasi dan kelelahan kerja operator

Anda mungkin juga menyukai