Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

(SOP) DENGAN KECELAKAAN KERJA DI PT ALKINDO

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Proposal

SKRIPSI

Oleh:

SAFIRA AULIA PUTRI

R0219080

PROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Menurut undang-undang nomor 23 tahun 1992 disebutkan bahwa perusahaan
berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik
pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru.
Standar operasional prosedur (SOP) pada dasarnya adalah pedoman yang
berisi prosedur operasional standar untuk memastikan semua keputusan dan
tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan di dalam suatu
organisasi oleh anggota organisasi agar berjalan dengan efektif dan efisien,
konsisten, standar dan sistematis (Tambanun, 2013:79).
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda (Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Nomor: 03/Men/1998).
PT Alkindo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur
dengan memproduksi sarung tangan karet yang didesain oleh customer sendiri atau
dibuat oleh perusahaan dan jika didesain oleh customer sendiri maka harus dikirim
ke perusahaannya. Untuk membuat produknya PT Alkindo membagi beberapa
departemen didalam 2 area. Area 1 adalah area untuk membentuk bahan mentah raw
material ke bentuk komponen yang akan dijadikan sebuah produk sarung tangan
karet. Dalam area 1 proses produksi yang dilakukan dengan menggunakan mesin-
mesin berat, dimana mempunyai resiko kecelakaan kerja yang besar. Sedangkan area
2 adalah area finishing, dimana area ini untuk pengecatan, pengeringan, penghalusan
dan lain-lain dengan menggunakan alat-alat ringan yang mempunyai resiko
kecelakaan yanga kecil.
Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berkembang, akan tetapi
pekerja yang ada di perusahaan tersebut tidak memperdulikan dan mengabaikan
standar operasional prosedur (SOP) dalam bekerja sehingga sering terjadi
kecelakaan yang tidak diharapkan.
Dilakukan survey awal ditemukan pekerja tidak mengetahui apa itu SOP, tidak
tahu apa saja standar operasional prosedur (SOP) yang ada di tempat kerja tersebut,
sering lupa bahkan diabaikan dan pada saat peneliti melakukan wawancara dari 20
pekerja terdapat 5 pekerja yang mengeluh tangannya gatal-gatal dan terkelupas dan 5
pekerja mengeluh tangan terasa panas beberapa saat setelah selesai melakukan proses
pencetakan sarung tangan kulit. Pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP)
sangat penting karena untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Berdasarkan latar
belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan
antara Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan Kecelakaan Kerja
Di PT. Alkindo”
1.2. Rumusan Masalah
“Adakah hubungan antara pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP)
dengan kecelakaan kerja di PT. Alkindo?”
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.7.1. Umum
Untuk mengetahui Hubungan antara Pelaksanaan Standar Operasional
Prosedur (SOP) dengan Kecelakaan Kerja Di PT. Alkindo.
2.7.1. Khusus
3.7.1.1. Untuk mengetahui pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) di
PT Alkindo.
3.7.1.2. Untuk mengetahui kecelakaan kerja di PT Alkindo.
1.4. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.7.1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dari peneliti lain yang
ingin melakukan penelitian serupa mengenai hubungan pelaksanaan standar
operasional prosedur (SOP) dengan kecelakaan kerja di PT Alkindo.
1.4.2. Manfaat praktis
1.1.1.1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan pada
pihak perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.
1.1.1.2. Bagi Pekerja PT Alkindo
Menambah kesadaran dan wawasan pekerja PT Alkindo akan
pentingnya pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
1.1.1.3. Bagi Universitas
Dapat memberikan referensi dan informasi kepustakaan
Universitas Sebelas Maret.
1.1.1.4. Bagi Peneliti
Mampu menerapkan tugas yang sesuai dalam materi
pembelajaran serta menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam
merencanakan penelitian, melaksanakan penelitian untuk melatih diri
dan proses berfikir ilmiah dalam penerapan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh selama empat semester ini.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka


.1.1. Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) di PT Alkindo
2.1.1.1. Standar Operasional Prosedur (SOP)
2.1.1.1.1. Definisi Standar Operasional Prosedur (SOP)
Standar operasional prosedur (SOP) pada dasarnya
adalah pedoman yang berisi prosedur operasional standar untuk
memastikan semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan
fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan di dalam suatu
organisasi oleh anggota organisasi agar berjalan dengan efektif
dan efisien, konsisten, standar dan sistematis (Tambanun,
2013:79).
2.1.1.1.2. Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP)
SOP disusun guna mencapai tujuan sebagai berikut:
1 Untuk mempermudah perusahaan dalam mengetahui
terjadinya ketidakefisienan dan tidak efektif dalam
proses kerja.
2 Memberikan informasi tentang dokumen dan produksi
laporan yang dibutuhkan dalam suatu proses kerja.
3 Menjaminpekerja dapat menjaga konsistensi kelancaran
suatu prosedur kerja sesuai dengan kebijakan dan
ketentuan perusahaan secara efektif dan efisien.
4 Diharapkan tidak terjadi penyelewengan maupun
penggelapan oleh semua pekerja perusahaan dengan
melaksanakannya aspek kontrol dan tenaga kerja dapat
mengetahui dengan jelas peran dan posisi maisng-
masing sesuaitugas dalam perusahaan. (Tambunan,
2013: 143)
2.1.1.1.3. Manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP)
Adapun manfaat dari SOP adalah:
1 Menjadi pedoman kebijakan
2 Menjadi pedoman administrasi
3 Menjadi pedoman birokrasi
4 Menjadi pedoman evaluasi kinerja
5 Menjadi pedoman kegiata
6 Menjadi pedoman integrasi (Tambunan, 2013: 113)
2.1.1.1.4. Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Hasil yang
Diharapkan
Standar operasional prosedur (SOP) disusun minimal
untuk mewujudkan harapan yang diinginkan perusahaan
sebagai berikut:
1 Memperbaiki mekanisme kerja yang kurang sesuai
menjadi lebih baik, karena di dalam SOP telah termuat
langkah-langkah kerja yang teratur dan sistematik
sebagai pedoman untuk mengantisipasi berbagai macam
situasi tak terduga yang akan dihadapi oleh perusahaan,
sekaligus acuan untuk melaksanakan pekerjaan dan
memuat landasan hukum apabila terjadi penyimpangan
di perusahaan.
2 Hasil kerja yang optimal dan efisiensi penggunaan
sumber daya karena mekanisme yang teratur
mempermudah mencapai tujuan yang diharapkan
perusahaan.
2.1.1.1.5. Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Menurut Tjokroadmudjoyo (2014: 68) “Pelaksanaan
adalah proses dalam bentuk rangkaian kegiatan, yaitu berawal
dari kebijakan guna mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu
diturunkan dalam suatu program atau proyek”.
Pelaksanaan SOP merupakan salah satu upaya
pengendalian administratif dalam hirarki pengendalian resiko
yang dilakukan dengan menyediakan sistem kerja yang dapat
mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya.
Pelaksanaan SOP sangat begantung dari pemahaman prosedur
dari pekerja, perilaku pekerja dan memerlukan pengawasan
yang teratur agar dipatuhi peraturan atau standar yang dibuat
dalam suatu organisasi tersebut (Tarwaka, 2008).
2.1.1.2. Kecelakaan Kerja
2.1.1.2.1. Pengertian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan
korban jiwa dan harta benda (Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor: 03/Men/1998).
2.1.1.2.2. Mekanisme Kecelakaan Kerja Akibat Kerja
Mekanisme terjadinya kecelakaan kerja dinamakan
dengan “Domino Square” berupa:
1. Ancestry and social environment, yakni pada orang
yang keras kepala atau mempunyai sifat yang tidakbaik
lainnya yang diperoleh karena faktor keturunan,
lingkungan dan pendidikan mengakibatkan seseorang
bekerja kurang hati-hati dan banyak berbuat kesalahan.
2. Fault of person, merupakan rangkaian dari faktor
keturunan dan lingkungan tersebut diatas dan menjurus
pada tindakan yang salah dalam melakukan pekerjaan.
3. Unsafe action or mechanical pr physical hazard,
merupakan tindakan berbahaya disertai tindakan
mekanik dan fisik lainnya memudahkan terjadinya
rangkaian berikutnya.
4. Accident, merupakan kecelakaan yang menimpa pekrja
dan pada umumnya disertai dengan berbagai kerugian.
5. Injury, merupakan kecelakaan yang menyebabkan
cidera, luka ringan atau berat, kecacatan bahkan
kematian.
2.1.1.2.3. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Faktor utama penyebab kecelakaan kerja yang biasa kita
kenal adalah:
1. Unsafe conditions atau kondisi yang tidak aman adalah
peralatan pengaman yang tidak memenuhi standar
bahan atau peralatan yang rusak atau tidak dapat
dipakai, lingkungan kerja yang terlalu sesak,
lingkungan kerja yang terlalu bising, bahan peledak
atau mudah terbakar atau bahan mudah terbakar atau
B3, dan kurang sarana pemberi tanda atau rambu.
2. Unsafe actions atau perilaku yang tidak aman yaitu
perbuatan yang berbahaya dari manusia, 80% kasus
kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia, seperti:
bekerja tanpa wewenang (tidak tahu, tidak mampu, dan
tidak mau), bekerja dengan kecepatan yang salah,
menyebabkan alat keselamatan tidak berfungsi,
mengunakan alat tidak semsetinya, bekerja tanpa
memperhatikan SOP, dan tidak memakai alat
pelindung diri.
2.1.1.3. Hubungan Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan
Kecelakaan Kerja di PT Alkindo
Pelaksanaan adalah proses dalam bentuk rangkaian kegiatan,
yaitu berawal dari kebijakan guna mencapai suatu tujuan maka
kebijakan itu diturunkan dalam suatu program atau proyek
(Tjokroadmudjoyo, 2014: 68). Standar operasional prosedur (SOP)
berisi prosedur operasional standar untuk memastikan semua
keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses
yang dilakukan di dalam suatu organisasi oleh anggota organisasi agar
berjalan dengan efektif dan efisien, konsisten, standar dan sistematis
(Tambanun, 2013:86). Menurut Tarwaka (2018) Pelaksanaan SOP
merupakan salah satu upaya pengendalian administratif dalam hirarki
pengendalian resiko yang dilakukan dengan menyediakan sistem kerja
yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi
bahaya. Pelaksanaan SOP sangat begantung dari pemahaman prosedur
dari pekerja, perilaku pekerja dan memerlukan pengawasan yang
teratur agar dipatuhi peraturan atau standar yang dibuat dalam suatu
organisasi tersebut. Berdasarkan penelitian Sukma Ayu, dkk (2019)
pelaksanaan SOP merupakan faktor yang berhubungan dengan
kejadian kecelakaan kerja dimana hasil uji chi square diperoleh nilai
hitung X²Hitung=17,694>X²Tabel=3.841 dan analisis odd ratio
diperoleh (OR = 6,020 > 1), maka pelaksanaan SOP merupakan faktor
resiko kecelakaan.
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang utama
adalah unsafe conditions dan unsafe actions. Unsafe conditions atau
kondisi yang tidak aman adalah peralatan pengaman yang tidak
memenuhi standar bahan atau peralatan yang rusak atau tidak dapat
dipakai, lingkungan kerja yang terlalu sesak, lingkungan kerja yang
terlalu bising, bahan peledak atau mudah terbakar atau bahan mudah
terbakar atau B3, dan kurang sarana pemberi tanda atau rambu.
Sedangkan Unsafe actions atau perilaku yang tidak aman yaitu
perbuatan yang berbahaya dari manusia, 80% kasus kecelakaan
disebabkan oleh faktor manusia, seperti: bekerja tanpa wewenang
(tidak tahu, tidak mampu, dan tidak mau), bekerja dengan kecepatan
yang salah, menyebabkan alat keselamatan tidak berfungsi,
mengunakan alat tidak semestinya, bekerja tanpa memperhatikan SOP,
dan tidak memakai alat pelindung diri.
Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh unsafe action atau
perilaku yang tidak aman dari faktor manusia yang bekerja tidak
memperhatikan SOP.
2.2. Kerangka Pemikiran

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Melaksanakan Standar Tidak melaksanakan Standar Operasional


Operasional Prosedur (SOP) Prosedur (SOP)

Tidak terjadi kecelakaan kerja Terjadi kecelakaan kerja

Faktor kecelakaan kerja: Meninggal dunia, cacat fisik, kehilangan


indra tubuh, kerugian material dan non
1. Unsafe conditions
material
2. Unsafe acttions (tidak
melaksanakan SOP)

Keterangan:
Di teliti = Tidak digaris bawah (...)
Tidak diteliti = Digaris bawah ( _ )

2.3. Hipotesis
Ada hubungan antara pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP)
dengan kecelakaan kerja di PT. Alkindo.
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, S., Jayadipraja, E. A., & Harun, A. A. (2019). Hubungan Penerapan Standar
Operasional Prosedur Dan Pelatihan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada
Karyawan Di PT. PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Kota
Kendari. PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(2), 170-177.

Umaindra, M. A., & Saptadi, S. (2018). IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO


KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE JSA (JOB SAFETY
ANALYSIS) DI DEPARTEMEN SMOOTHMILL PT EBAKO
NUSANTARA. Industrial Engineering Online Journal, 7(1).

Pemerintah Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Yang Mengatur Tentang
Kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 1992, No. 100. Sekretariat Negara.
Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 1998. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03 Tahun 1998 Yang
Mengatur Tentang Tata Cara Pealporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
Lembaran Negara RI Tahun 1998, No. 100. Sekretariat Negara. Jakarta.

Tambunan, Rudi M. 2013. Pedoman Teknis Penyusunan Standard Operating Procedures


(SOP). Jakrta: Maiestas Publishing

Anda mungkin juga menyukai