Anda di halaman 1dari 6

Santoso, et al. / Standarisasi, Monitoring, dan Compliance kebersihan dan K3 / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 1, Januari 2016, pp.

115-120

Standarisasi, Monitoring, dan Compliance Kebersihan dan K3

Evan Ganda Santoso1, Jani Rahardjo2

Abstract: Standarization and monitoring are important to control all activity in a


company. The project is focused on making of Standart Operating Procedure (SOP) for
hygiene and safety also on 5R applying on daily activity in every PT Warung Indonesia’s
outlet is important things to do a business. Work performance measurement have did to
find productivity level. This project was using observation method and identification of
tool use in determining SOP and 5R and work sampling method to find work
performance. The result work performance measurement is 89,93%, it shows that all
workers works optimaly. This productivity will be more increasing by assigning SOP and
5R for hygiene and safety.

Keywords: Standardization, Monitoring, Compliance, Safety.

Pendahuluan Metode Penelitian

PT Warung Indonesia merupakan perusahaan Penelitian untuk penetapan standarisasi keber-


yang bergerak di bidang kafe dan kedai, produk sihan dan K3, penerapan 5R, pengukuran prod-
dari PT Warung Indonesia ini adalah Kafe 27 uktifitas karyawan dan fungsi pengawasan ter-
dan Kedai 27. Salah satu permasalahan adalah hadap SOP dan 5R dapat menggunakan be-
standarisasi di PT Warung Indonesia yang ma- berapa metode. Metode-metode yang akan diba-
sih belum sempurna, karena ide untuk membu- has ini digunakan untuk menyusun mengatasi
at Kedai 27 dan Kafe 27 masih terhitung sangat permasalahan pada penelitian ini.
muda. Kafe dan kedai ini berkonsep awal untuk
membuat kedai dan kafe dengan harga yang Standarisasi
terjangkau dan dengan kualitas yang baik, se-
hingga semua golongan bisa menikmati kopi Standard operating procedure atau biasa
dengan rasa dan kualitas yang sama dengan disingkat SOP merupakan panduan untuk
kafe-kafe kopi yang lain yang menggunakan memastikan kegiatan operasional organisasi
mesin mahal untuk menghasilkan secangkir ko- atau perusahaan berjalan dengan lancar.
pi. Harga yang murah itu dikarenakan mesin Penggunaan SOP dalam organisasi bertujuan
espresso dari kafe dan kedai ini membuat mesin untuk memastikan organisasi beroperasi secara
sendiri yang kualitasnya sama dengan mesin- konsisten, efektif, efisien, sistematis, dan
mesin mahal dengan tidak mengubah cita rasa terkelola dengan baik, untuk menghasilkan pro-
dari kopi itu sendiri. Standarisasi dalam ke- duk yang memiliki mutu konsisten sesuai de-
bersihan dan K3 dibutuhkan untuk menetapkan ngan standar yang telah ditetapkan. Oleh
standar bagi para karyawan dan tim yang me- karena prosedur kerja yang dimaksudkan
mbangun Kedai 27 dan Kafe 27 ini, karena bersifat tetap, rutin, dan tidak berubah-ubah,
jumlah kedai dan kafe terhitung banyak maka prosedur kerja tersebut dibakukan menjadi
dibutuhkan standar, monitoring dan compliance dokumen yang disebut SOP. Secara luas, SOP
untuk menjalankan sistem didalam perusahaan dapat didefinisikan sebagai dokumen yang
ini agar tidak kacau. menjabarkan aktivitas operasional sebuah
organisasi (Frank [1]).

Manfaat SOP

Perubahan dan pengunaan SOP bertujuan


1 Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik untuk meningkatkan kualitas melalui pengap-
Industri, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-
131, Surabaya 60236. Email: likasian yang konsisten dari proses dan pro-
evanganda230693@hotmail.co.id sedur dalam sebuah organisasi untuk mengu-
2 Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik
rangi usaha kerja. Mempersingkat perbedaan
Industri, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121- dan kualitas melaui efek yang konstan dari
131, Surabaya 60236. Email: jani@petra.ac.id
proses dan prosedur di dalam organisasi,
115
Santoso, et al. / Standarisasi, Monitoring, dan Compliance kebersihan dan K3 / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 1, Januari 2016, pp. 115-120

melalui perubahan personel yang tetap maupun membandingkan performa dengan target yang
kontrak. sudah direncanakan sebelumnya. Dalam
Ketika penggunaan data masa lalu digunakan manajemen performa, monitoring adalah proses
untuk kegiatan sehari-hari, SOP bisa menjadi yang terintegrasi untuk memastikan bahwa
sangat penting untuk merekrontuksi aktivitas proses berjalan sesuai rencana. Monitoring bisa
proyek ketika tidak ada lagi referensi. menyediakan informasi tentang proses ang
Disamping itu SOP juga sering digunakan se- sedag terjadi dan bisa digunakan untuk me-
bagai checklist oleh inspector ketika proses nentukan langkah perbaikan apa yang harus
audit. Akhirnya, manfaat dari SOP adalah dilakukan perusahaan.
mengurangi usaha dalam kerja, selama Pada dasarnya, monitoring mempunyai fungsi
mengembangkan perbandingan, kredibilitas, utama yang saling terkait, yaitu compliance
dan defensibilitas hukum. monitoring and performance. Compliance moni-
toring biasa digunakan untuk memastikan
5R proses berjalan sesuai rencana atau tidak,
sedangkan performance monitoring digunakan
5S atau di Indonesia sering diebut dengan 5R untuk mengetahui proses sebuah organisasi
(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin) merupakan dalam menerima tujuan. Pada umumnya kelu-
cara (metode) untuk mengatur/mengelola tem- aran dari monitoring ditunjukan dalam laporan
pat kerja menjadi tempat kerja yang lebih baik kerja. Hasil harus terukur dan juga terdeskripsi
secara berkelanjutan. Dengan tujuan untuk atau tidak terdeskripsi. Keluaran dari mon-
meningkatkan efisiensi dan kualitas tempat itoring bisa sangat berguna untuk perbaikan
kerja. dalam proses mekanis ketika monitoring sudah
selesai.
Work Sampling
K3
Sampling kerja atau sering disebut sebagai
work sampling, Ratio Delay Study atau Random K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan pen-
Observation Method adalah salah satu teknik erapan guna mencegah kemungkinan terjadinya
untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh
terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerjaan dan lingkungan kerja. Secara umum
pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan ca- keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai il-
ra ini juga diklasifikasikan sebagai pengukuran mu dan penerapannya yang berkaitan dengan
kerja secara langsung. Karena pelaksanaan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
kegiatan pengukuran harus dilakukan secara pengolahannya, landasan tempat kerja dan ling-
langsung ditempat kerja yang diteliti (Sritomo kungan kerja serta cara melakukan pekerjaan
[2]). guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan
Metode sampling kerja dikembangkan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan
berdasarkan hukum probabilitas atau sampling. dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga
Oleh karena itu pengamatan terhadap suatu meliputi penyediaan APD, perawatan mesin
obyek yang ingin diteliti tidak perlu dilaksanak- dan pengaturan jam kerja yang manusiawi.
an secara menyeluruh (populasi) melainkan cu- Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu
kup dilaksanakan secara mengambil sampel pe- bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja
ngamatan yang diambil secara acak (random). yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
Suatu sampel yang diambil secara random dari lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan
suatu grup populasi yang besar akan cenderung atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada
memiliki pola distribusi yang sama seperti yang akhirnya dapat meningkatkan sistem dan
dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila sampel produktifitas kerja.
yang dimiliki tersebut diambil cukup besar, Sasaran dari K3 sendiri adalah untuk menjam-
maka karakteristik yang dimiliki oleh sampel in keselamatan operator dengan orang lain,
tersebut tidak akan jauh berbeda dibanding menjamin penggunaan peralatan aman diopera-
dengan karakteristik dari populasinya. sikan, dan menjamin kelancaran dan keamanan
proses produksi.
Monitoring
Hasil dan Pembahasan
Pengertian monitoring menurut Mercy Corps [3]
adalah siklus aktifitas yang berisi mengump- Di PT Warung Indonesia sendiri sebenarnya
ulkan, mengulas, melaporkan, dan bertindak at- sudah memiliki SOP sendiri, tetapi SOP disini
as informasi yang diimplementasikan dalam masih dalam tahap proses pengembangan. Pe-
proses. Monitoring biasanya digunakan untuk ngembangan diutamakan dalam hal kebersihan

116
Santoso, et al. / Standarisasi, Monitoring, dan Compliance kebersihan dan K3 / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 1, Januari 2016, pp. 115-120

dan K3 baik itu untuk karyawan dan konsu- Tabel 2. SOP kebersihan crew
men. Kebersihan meliputi kebersihan baik itu
didalam stasiun bar yang berkaitan dengan
peralatan yang digunakan dan perabotan dan
perlengkapan yang menunjang proses produksi
dan juga kebersihan di bagian kustomer baik
itu kebersihan perabotan dan lingkunganya. K3
dalam hal ini meliputi K3 untuk karyawan dan
konsumen.

SOP Kebersihan Peralatan Kerja

Untuk menjaga kebersihan peralatan kerja


seperti sendok, piring, blender, mesin espresso,
dan peralatan lainya dibutukan standar dalam
pelaksanaanya, agar semua terkontrol dengan
baik, meningkatkan kualitas dan membantu
para pekerja agar lebih efisien dalam melakuk-
an pekerjaanya. Untuk itu dibuatlah standar
untuk membersihkan peralatan-peralatan kerja
tersebut, oleh sebab itu disusunlah SOP pada
Tabel 1.

Tabel 1. SOP kebersihan peralatan SOP Kebersihan Lingkungan

Kebersihan dapur dan lingkungan konsumen


harus diperhatikan, selain untuk menjaga higie-
nitas, lingkungan yang bersih juga menimbul-
kan kesan produk dengan kualitas yang baik.
Pemisahan tempat sampah basah dan kering,
selain itu meja yang digunakan untuk mengolah
makanan dan produk menjadi fokus utama
yang harus diperhatikan, oleh sebab itu
disusunlah SOP pada Tabel 3.

Tabel 3. SOP kebersihan lingkungan

SOP Kebersihan Crew

Kebersihan crew juga harus diperhatikan agar


kualitas dari produk bisa terjaga dengan baik.
Sebab crew merupakan pemeran utama yang
berpengaruh penting dalam pembuatan produk.
Kebersihan crew yang diperhatikan disini
meliputi grooming dan penampilan, oleh sebab SOP K3 Untuk Crew
itu disusunlah SOP pada Tabel 2.
Keselamatan dan kesehatan kerja para crew

117
Santoso, et al. / Standarisasi, Monitoring, dan Compliance kebersihan dan K3 / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 1, Januari 2016, pp. 115-120

juga harus diperhatikan agar tidak terjadi


kecelakaan kerja selama mereka bekerja, oleh
sebab itu disusun SOP pada Tabel 4.

Tabel 4. SOP K3 untuk crew

Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


jenis CO2 sangat dianjurkan sesuai dengan
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No: PER.04/MEN/1980.

Penerapan 5R

Untuk dapat memperlancar proses kerja pada


PT Warung Indonesia, harus dilakukan pen-
erapan 5R. Awalnya dengan melakukan peng-
SOP K3 Untuk Kustomer amatan dan wawancara kepada crew dan kar-
yawan yang bersangkutan. Berdasarkan peng-
Kesehatan dan keselamatan kerja para konsu- amatan dan wawancara, dan dengan hasil dis-
men juga harus diperhatikan, karena konsumen kusi dengan tim dari perusahaan terdapat ban-
sendiri merupakan sumber penghasilan bagi yak hal yang harus diperbaiki dengan metode
perusahaan. Tetapi pelaku SOP disini dilaksa- 5R. Hal-hal yang harus diperbaiki dalam 5R
nakan oleh para crew, yang bertujuan untuk adalah sebagai berikut:
menjaga kesehatan dan keselamatan konsu-  Terdapat barang yang tidak terpakai
men, maka dari itu dibuat SOP pada Tabel 5. tetapi masih disimpan
 Peralatan yang belum tertata pada
Tabel 5. SOP K3 untuk Konsumen tempatnya
 Penataan kabel-kabel dan peralatan
elektronik
 Kebersihan yang belum terjaga dengan
baik
 Bahan baku yang masih bercampur satu
sama lain
Dalam penerapan 5R, diperlukan banyak ino-
vasi yang diterapkan untuk meningkatkan
kinerja para pekerja. Untuk menerapkan 5R,
langkah awal yaitu dengan menerapkan Ringk-
as, Rapi, Resik, Rawat, Rajin. Penerapan 5R ini
harus dilakukan secara berurutan dan saling
bergantung satu sama lainnya. Jika salah satu
dari 5R tidak terpenuhi, maka 5R gagal dite-
rapkan. Oleh karena itu harus dibuat sistem
yang berkelanjutan agar 5R dapat berjalan.
SOP Untuk Alat Pencegahan Kecelakaan Form inspeksi dibutuhkan untuk mengetahui
Kerja apakah 5R sudah berjalan atau belum sangat
dibutuhkan, karena melalui form yang dapat
PT Warung Indonesia wajib memiliki standar dilihat pada Tabel 7 tersebut kita dapat men-
keamanan untuk setiap outlet dalam hal pence- getahui pada bagian mana 5R tidak berjalan,
gahan terhadap resiko terjadinya kecelakaan dan bisa mencari sebab mengapa itu tidak
kerja, untuk itu dibuatlah SOP seperti pada berjalan.
Tabel 6. Tabel 7. Form inspeksi 5R

Tabel 6. SOP untuk peralatan pencegah kecelakaan kerja

118
Santoso, et al. / Standarisasi, Monitoring, dan Compliance kebersihan dan K3 / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 1, Januari 2016, pp. 115-120

Tahapan monitoring dan compliance merupak-


an tahapan dimana melihat hasil dari apa yang
diubah atau diperbaiki dan dikembangkan pada
sistem maupun fasilitas yang ada sebelumnya
apakah itu berjalan dengan sesuai atau tidak
berjalan untuk kemudian dievaluasi dalam hal
apakah itu berpengaruh terhadap kinerja para
pelaku produksi. Dan pada tahapan compliance
adalah tahap dimana penerimaan dan
penerapan terhadap apa yang telah diubah atau
diperbaiki dan dikembangkan.
Sejauh ini SOP tentang kebersihan dan K3,
serta 5R di PT Warung Indonesia masih dalam
Work Sampling tahapan sosialisasi, jadi belum sepenuhnya
dijalankan. Dan sudah diagendakan untuk pe-
Produktif atau tidaknya sumber daya manusia laksananya baru bisa berjalan tahun 2016.
di dalam sebuah perusahaan dapat dicari deng- Sosialisasi dilakukan setiap minggunya di out-
an metode work sampling. Dimana metode ini let yang berbeda-beda. Fungsi kontrol belom
berguna untuk mencari performa kerja dari bisa dijalankan sepenuhnya karena masih pada
operator, ratio delay, waktu baku untuk suatu tahapan sosialisasi dan perkembangan.
proses, dan allowance time. Performa kerja dari Pengontrolan dan pelakasanaan SOP apakah
operator berguna untuk mengetahui seberapa sudah dilaksanakan dengan baik dan benar oleh
produktifnya seorang pekerja atau tidak. Ratio para crew maka dibutuhkan sebuah alat peng-
delay berguna untuk mengetahui persentase ontrol. Dalam hal ini alat pengontrol tersebut
pekerja melakukan kegiatan yang tidak produk- adalah form audit, yang mencangkup tentang
tif dibandingkan dengan kegiatan yang produk- semua hal yang terdapat di dalam SOP.
tif. Waktu baku berguna untuk mengetahui la-
ma seorang pekerja dalam melakukan aktifitas Simpulan
produksi satu produk. Dan allowance time
merupakan waktu yang kelonggaran untuk Project yang dilakukan di PT Warung Indonesia
para pekerja. Untuk itu dilakukan pengamatan berfokus tentang standarisasi, monitoring dan
sebagai berikut. compliance. Standarisasi sendiri berfokus pada
standarisasi untuk pembentukan SOP tentang
Pengamatan lanjutan sebanyak 114 kali, kebersihan dan K3, dan juga penetapan 5R di
didapatkan hasil sebagai berikut: dalam stasiun bar untuk setiap outlet Kafe 27
o Kegiatan produktif: 106 dan kedai 27 yang merupakan produk dari PT
o Kegiatan non produktif: 12 Warung Indonesia. Langkah-langkah yang dila-
o Persentase kegiatan produktif: 89,83% kukan untuk menetapkan standar tersebut
o P-bar: 0,8983 antara lain adalah dengan melakukan peng-
o Tingkat ketelitian: 0,1 amatan di outlet yang dijadikan sample oleh
o Tingkat kepercayaan: 1,661 perusahaan dalam hal ini adalah outlet Kedai
o Uji kecukupan data, dengan menggunakan 27 yang berada di Delta Plaza Surabaya.
rumus sebagai berikut: Pengamatan dilakukan untuk melihat apa saja
yang harus distandarkan. Setelah memperoleh
apa saja yang harus distandarkan maka dila-
kukan penyusunan usulan SOP yang kemudian
didiskusikan secara langsung dengan tim pe-
Didapatkan hasil sebesar 31,23306792 atau
nyusun dari perusahaan. Hasil usulan SOP
dibulatkan keatas menjadi 32 kali pengamatan.
yang diterima kemudian disusun oleh peru-
o Ratio delay, didapatkan dengan
sahaan untuk dijadikan modul training dan
menggunakan rumus sebagai berikut:
sosialisasi yang ditujukan untuk para crew yang
secara langsung menjalakan prosedur terkait.
Didapatkan hasil ratio delay sebesar SOP yang diterima oleh perusahaan ini masih
0,113207547. dalam tahap sosialisasi sehingga belum bisa
dijalankan secara sepenuhnya untuk mengontr-
ol kinerja para crew. Penyusunan form audit
untuk mengontrol SOP sudah dilaksanakan dan
Monitoring dan Compliance diterima oleh perusahaan untuk kemudian dija-

119
Santoso, et al. / Standarisasi, Monitoring, dan Compliance kebersihan dan K3 / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 1, Januari 2016, pp. 115-120

dikan fungsi pengontrol untuk para crew saat


SOP bisa dijalankan.
Penetapan 5R yang didapatkan dengan hasil
diskusi dengan tim penyusun juga sudah diteri-
ma oleh perusahaan tetapi juga masih dalam
tahap sosialisasi. Penerapan 5R sendiri dilakuk-
an setiap minggunya di outlet-outlet baik Kedai
27 dan Kafe 27. Fungsi pengontrol seperti form
audit untuk 5R juga telah dibuat dan diterima
oleh perusahaan sebagai alat pengontrol.
Perhitungan performa crew juga dilakukan
untuk melihat apakah setiap outlet sudah me-
miliki crew yang bekerja dengan optimal atau
belum. Hasil yang didapatkan dengan metode
work sampling adalah crew setiap outlet sudah
bekerja dengan optimal dengan persentase
produktif sebesar 89,93%.

Daftar Pustaka

1. Frank, Dave. (2010). How to write SOPs that


help increase consistency and improve
performance quality in Standard Operating
Procedures: A Writing Guide. Available at:
http://www.cmmonline.com/management-
training/article/standard-
operatingprocedures-a-writing-guide.
2. Wignjosoebroto Sritomo, 1989, Teknik Tata
Cara dan Pengukuran Kerja , Surabaya,
ITS.
3. Mercy Corps. (2005). Design, monitoring,
and evaluation guidebook. Retrieved
November 11, 2009, from
http://www.mercycorps.org/sites/default/files
/ file1157150018.pdf

120

Anda mungkin juga menyukai