Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PENELITIAN

Ikhsan pou
2117012

PR OGR A M STUD I SAR J A NA KEPER A WA TA N

SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

2020

ANALISI PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada peran ketidak seimbangan estrogen dan
progesterone hormone menuju derajat sindrom pramenstruasi . ketidak seimbangan
estrogen dan progesterone semakin tinggi hormone, semakin rendah derajat PMS.
Responden yang memiliki kadar estrogen dan progesterone tinggi itu hanya satu,
dengan PMS derajat berat. Ini karena ketidak seimbangan hormone estrogen dah
progesterone bukan merupakan factor tunggal dalam PMS.
Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron berperan dalam derajat sindrom
pramenstruasi. Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron yang tinggi akan
menyebabkan rendahnya derajat sindrom pramenstruasi.
progesteron serta estrogen rendah, progesteron tinggi terdapat 2 responden dengan
PMS berat. Hal ini sebagian disebabkan karena rendahnya asupan makanan (pisang,
pepaya) yang mengandung vitamin A yang merupakan faktor predisposisi PMS.
Table 1. menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 18-21 tahun (26
responden atau 65%), dan 22-24 tahun (14 responden atau 35%). Berdasarkan siklus
haid, sebagian besar responden memiliki siklus 28-30 hari (21 responden atau 52,5%)
dan ada yang 31-35 (47,5%).Berdasarkan periode menstruasi, responden paling
banyak memiliki waktu 3-5 hari (24 responden atau 60%) dan ada yang 6-7 hari (16
responden atau 40%). Berdasarkan Body Mass Index sebagian besar mengalami
deplesi sedang (22 responden atau 55%), dan sebagian kecil mengalami deplesi berat
(3 responden atau 7,5%).
Berdasarkan karakteristik kadar estrogen, sebagian besar responden berada
pada kategori tinggi (30 orang atau 75%) dan 10 responden berada pada kategori
rendah (25%). Berdasarkan kadar progesteron sebagian besar berada pada kategori
tinggi (30 orang atau 75%) dan 10 orang pada kategori rendah (25%). Berdasarkan
kombinasi estrogen-progesteron, sebagian besar memiliki kadar estrogen dan
progesteron tinggi (20 orang atau 50%), 10 orang memiliki estrogen tinggi dan
progesteron rendah (25%), 10 orang lainnya memiliki estrogen rendah dan progesteron
tinggi, dan tidak ada responden yang memiliki estrogen dan progesteron rendah.
Tabel 2. Peran ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron terhadap
tingkat sindrom pramenstruasi pada remaja Putri.
Berdasarkan tabel 2 kombinasi estrogen tinggi, progesteron rendah mayoritas
mengalami PMS derajat sedang (7 orang atau 70%). Untuk kombinasi estrogen rendah
dan progesteron tinggi mayoritas mengalami PMS derajat sedang (8 responden (80%).
Kombinasi estrogen dan progesteron tinggi mayoritas mengalami PMS derajat sedang
(13 responden atau 65%). Tidak ada responden yang memiliki kombinasi kadar
estrogen dan progesteron rendah. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat
peran ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dengan derajat PMS,
arahnya negatif dan lemah.
Dari jurnal yang di atas dengan mengunakan desain penelitian non
eksperimental desain, dengan melakukan pendekatan cross sectional yaitu observasi
hanya dilakukan satu kali menurut waktu ditentukan oleh penelitian dengan melihat
hubungan antara dependen dan idependen variable. Dalam pengambilan sample dalam
penelitian ini mengunakan non probability pengambilan sample dengan tehnik
purposive sampling yaitu pengambilan sampkle dengan pertimbangan tertentu.
Berdasarkan perhitungan diatas maka besarnya sample yang di ambil sebanyak 40
sample dengan kriteria insklusi.

Anda mungkin juga menyukai