PENDAHULUAN
Rumusan Masalah:
BAB II
PEMBAHASAN
1
II.1 Mindset
II.1.2 Idealistis
Idealistis bertolak dari kenyataan kesusilaan, dan atas dasar tersebut menyusun
pandangannya tentang dunia dan kehidupan. Paham ini mengakui adanya lingkungan norma-
norma moral yang berlaku bagi manusia dan yang menurut manusia untuk mewujudkannya.
2
Hokum moral dianggap sebagai perintah tidak bersyarat yang berlaku bagi se,uaorang dalam
segala situasi maupun tempat, maka hokum moral mengikat siapapun dari dalam, tanpa
menghendaki akibatnya.
3
II.3 Middle Theory
Sebab musababnya lebih mendalam yakni ketiadaan struktur-intern dalam perusahaan yang dapat
menanggapi pertimbangan-pertimbangan baik dalam segi moral maupun segi keluarga, serta
tidak ada keyikanan akan kemampuan mereka yang menjalankan bisnis itu untuk melibatkan diri
dalam penalaran moral yang berlangsung di masyarakat .
METHOS =
Kita sudah sadar betapa peka keseimbangan sistem ekonomi itu sehingga perubahan yang
diciptakan melahirkan rentetan perubahan lain yang kadang amat merugikan (ambil contoh
dalam kehidupan sehari_hari )
Dengan mengkaji struktur-struktur bisnis yang dapat melahirkan tanggung jawab moral dan
mengembangkan kemampuan untuk itu maka nilai-nilai moral dan isu-isu lain dipermasalahkan
dalam etika bisnis, akan mendapat tempat yang setimpal dalam skala pertimbangan para
pengusaha .
Pemilikan pribadi
untuk menghasilkan sesuatu, manusia membutuhkan bahan mentah yang daoat diolah . timbul
pertanyaan siapakah pemilik sumber alam . dahulu, nenek moyang kita berpendapat bahwa setiap
orang dapat mempergunakan pemberian alam . dia menjadi pemilik, apabila dapat mengolah dan
mengerjakannya .
4
bagaimana halnya apabila seseorang mempunyai hak atas sumber-sumber serta kekayaan yang
dihasilkan alam jika kebetulan ia mendiami yanah yang gersang tanpa sumber dan bagaimana
jika sebaliknya
pemilikan pribadi merupakan kapitalisme atau sistem perusahaan bebas (free enterprise system)
pemilihan kolektif adalah sistem sosialis lalu, jika seseorang memiliki suatu barang maka ia
berhak menggunakan, menghancurkan, membuang, menjual, dan melindungi dari pengambilan
atau penggunaan orang lain . namun hak dapat diurai-kan baik dalam rumusan moral maupun
rumusan legal
dinegara barat, pembahasan moral dan kritik sosial ditujukan kepada perusahaan besar yang
cenderung bertindak monopolistic perusahaan semacam ini menjual produknya melalui
kampanye iklan yang besar menimbulkan polusi udara, meracuni sungai-sungai menganggu
kehidupan manusia melalui limbah kimia yang mengandung racun .
sedangkan perusahaan yang relative kecil. Sebagian tergantung pada perusahaan besar dan sering
berurusan langsung dengan para konsumen. Perusahaan kecil langsung mendapat dampratan dari
konsumen apabila membuat kesalahan . pemilik pabrik besar sering menjadi sasaran kritik moral
dan dilihat dari berbagai factor merupakan pusat dari sistem kapitalisme .
yang menjadi persoalan adalah anggapa bahwa tidak ada nilai dan norma moral yang bersifat
universal yang berlaku disemua negara dan masyarakat. Bahwa nilai dan norma moral disatu
Negara berbeda dengan yang berlaku di Negara lain. Oleh karena itu, menurut pandangan ini,
norma dan nilai moral bersifat relative . ini tidak benar karena bagaimanapun mencuri,
merampas hak orang lain tidak jujur pada orang lain dimanapun juga akan dikecam dan di
anggap sebagai tidak etis
yang meliputi persoalan adalah pandangan ini tidak membedakan antara moralitas dan hukum.
Keduanya memang ada kaitan satu sama lain. Namun berbeda hakikatnya. Hukum adalah
positivasi norma moral sesuai dengan cita-cita serta tradisi budaya suatu masyarakat atau
Negara. Jadi bisa saja hukum di satu Negara akan berbeda dengan Negara lain . namun secara
5
global bahwa perusahaan yang berdiri di Negara lain tetap harus tunduk dimana perusahaan itu
berkomosili .
Pendekatan steakholder
Pendekatan steakholder merupakan pendekatan baru yang digunakan khusunya dalam etika
bisnis, dengan mencoba mengintegrasikan kepentingan bisnis disatu pihak dan tuntutan etika di
pihak lain . pendekatan steakholder adalah cara mengamati dan menjelaskan secara analisis
bagaimana unsur dipengaruhi dan mempengaruhi, keputusan dan tindakan bisnis , pendekatan ini
memetakan hubungan-hubungan yang terjalin dalam kegiatan bisnis pada umumnya untuk
memperlihatkan siapa saja yang punya kepentingan, terkait, dan terlibat dalam kegiatan bisnis
tersebut .
Para pendukung yang mempertahankan sistem kapitalisme menerbitkan kebebasan dan pilihan
pribadi . setiap orang bebas menggunakan uangnya menurut kehendak dan keinginnya kebebasan
memilih dilaksanakan secara bartanggung jawab tanpa merugikan orang lain
6
- Dua pandangan mengenai perusahaan
Pertama, pandangan pihak pencipta hukum yang sah yang melihat perusahaan besar sebagai
badan hukum yang hubungannya hanya ditinjau dari segi hukum saja . menurut pandangan ini
perusahaan diciptakan oleh Negara dan tidak berdiri tanpa Negara, namun demikian badan
hukum adalah ciptaan masyarakaat .
Masalah kedua adalah bahwa setiap orang mengadakan transaksi jual beli selalu berusaha
mencari yang baik bagi dirinya .
Suatu transaksi adalah wajar atau adil apabila kedua pihak mengadakan transaksi berdasarkan
pengetahuan yang tepat dan pilihan secara bebas dasar komponen moral dengan demikian adalah
dasar kebebasan dan tidak saling merugikan .
Ia memiliki kualitas 2-khusus prioritas dan kewajiban sebagai suatu hasil dari keputusan sosial
dan tindakan sosial perusahaan diciptakan oleh masyarakat untuk kepentingan masyarakat itu
sendiri. Menurut pandangan ini perusahaan berdiri atas dasar ijin usaha yang dikeluarkan oleh
pemerintah . apabila diketahui perusahaan menganggu kepentingan umum, maka dapat dibatasi
ruang geraknya, diubah, dan jika perlu ijin usahannya dicabut .
1. Pertanggung jawaban pada tingkat bawah harus ditentukan, tidak hanya dibutuhkan,
namun harus dijelaskan dengan memberi contoh .
2. Setiap aturan, ketentuan harus dijelaskan
3. Harus ada saluran prosedur untuk pertanggung jawaban pemimpin puncak,
menengah, dan bawahan
4. Perusahaan mengembangkan pedoman untuk para karyawan dan konsumen,
sementara para pemegang saham seharusnya mengetahui tuntutan dan persepsi
seharusnya mengetahui tuntutan dan persepsi dari pertanggung jawaban perusahaan
yang baik .
5. Mekanisme dikembangkan untuk mempertimbangkan secara serius dalam tindakan
dan saran-saran yang tepat .
6. Pertanggung jawaban harus ada sanksinya
7
7. Suatu perusahaan yang ingin membatasi produksinya harus mengikuti prosedur
organisasi yang ada hubungannya dengan moral
8. Perusahaan untuk menentukan beberapa eksekutif pada perusahaan sehingga
perhatian akan pertanggung jawaban menjadi cukup
Code of Corporate and Business Conduct Kode Etik dalam tingkah laku berbisnis di
prinsip Good Corporate Governance (GCG). Kode etik tersebut menuntut karyawan &
pimpinan perusahaan untuk melakukan praktek-praktek etik bisnis yang terbaik di dalam
semua hal yang dilaksanakan atas nama perusahaan.Apabila prinsip tersebut telah mengakar
8
di dalam budaya perusahaan (corporate culture), makaseluruh karyawan & pimpinan
perusahaan akan berusaha memahami dan berusaha mematuhi“mana yang boleh” dan “mana
yang tidak boleh” dilakukan dalam aktivitas bisnis perusahaan. Pelanggaran atas Kode Etik
merupakan hal yang serius, bahkan dapat termasuk kategori pelanggaran hukum.
structural untukmewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, manipulasi dan
kualitas hidup.
Nilai Etika Perusahaan Kepatuhan pada Kode Etik ini merupakan hal yang sangat penting
untuk mempertahankan dan memajukan reputasi perusahaan sebagai karyawan & pimpinan
pemegang saham (shareholder value). Beberapa nilai-nilai etika perusahaan yang sesuai
dan kerjasama. Kode Etik yang efektif seharusnya bukan sekedar buku atau dokumen yang
tersimpan saja. Namun Kode Etik tersebut hendaknya dapat dimengerti oleh seluruh
9
karyawan & pimpinan perusahaan dan akhirnya dapatdilaksanakan dalam bentuk tindakan
(action).
pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara berbagai pihak
yang mengurus perusahaan (hard definition), maupun ditinjau dari "nilai-nilai" yang
Cadburry, GCG adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar
umumnya. Tentu saja hal ini dimaksudkan pengaturan kewenangan Direktur, manajer,
dilingkungan tertentu. Jadi, menurut saya Good Corporate Governance adalah sebagai prinsip
yang mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan yang dapat dilihat berdasarkan hard
Corporate Governance (GCG) dan Etika Bisnis banyak mendapat sorotan. GCG dan Etika
Bisnis merupakan dua hal yang tidak dapatdipisahkan satu dengan lainnya. GCG lebih
memfokuskan pada penciptaan nilai (value creation) dan penambahan nilai (value added )
dengan para stakeholders. Saat ini, ternyata masih banyak perusahaan yang belum menyadari
arti pentingnya implementasi GCG dan praktik etika bisnis yang baik bagi peningkatan
kinerja perusahaan.
10
Phlip Kotler dan Lee lebih lanjut mengidentisikasi enam pilihan program yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu:
Pertama, Couse Promotion dalam bentuk memberikan kontribusi dan atau penggalangan
dana untuk meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah sosial tertentu.
Kedua, Couse related marketing yakni bentuk kontribusi perusahaan dengan cara
menyisihkan seperkian persen dari keuntungan perusahaan untuk donasi sosial, untuk
masalah , waktu atau produk tertentu.
Itulah keenam program yang disarankan oleh Philip Kotler dan Lee kepada setiap perusahaan
yang sadar akan masalah social disekitarnya.
Contoh kasus :
11