Disusun Oleh:
ARI BURJU
090503067
PERNYATAAN
Ari Burju
NIM : 090503067
Segala puji, hormat dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena
hanya atas berkat dan penyertaan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang
dorongan semangat, saran, doa dan bantuan moril maupun materiil dari berbagai
pihak selama penulisan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis
dalam penulisan skripsi ini, terkhusus kepada motivator saya yaitu kedua orangtua
yang tercinta yang selalu membawakan saya kedalam doa serta telah banyak
memberikan semangat, dukungan baik berupa moril dan materiil dan juga buat
semua pengorbanan yang diberikan untuk saya. Selain itu saya juga mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA. selaku Dekan
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA. selaku Ketua
Terimakasih atas arahan dan bimbingan yang telah Ibu berikan selama
5. Bapak Drs. Syahrul Rambe, Ak., M.M. selaku Dosen Pembaca Penilai.
Terimakasih atas masukan dan saran yang telah Bapak berikan untuk
ini.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan
skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan yang telah kalian
berikan.
Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya juga berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Tuhan memberkati kita semua.
Ari Burju
NIM: 090503067
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN............................................................................. i
ABSTRAK ...................................................................................... ii
ABSTRACT ..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................. 7
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................. 7
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
yang bergerak baik di bidang jasa, manufaktur, maupun dagang saling bersaing
untuk dapat bertahan dan menjadi yang terbaik. Untuk mencapai tujuan itu, setiap
Mencari laba adalah tujuan utama perusahaan didirikan serta syarat agar
dapat dicapai jika didukung oleh kemampuan manajemen yang handal baik dalam
merupakan kegiatan yang saling terikat dan tidak dapat dipisahkan. Ketika pada
tahap produksi terdapat hambatan atau kendala, maka akan terhambat pula
beberapa hal, salah satunya adalah karena persediaan. Ketika terjadi kendala
secara otomatis juga akan terhambat yang nantinya akan berdampak pula dalam
1
Universitas Sumatera Utara
2
perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan,
perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan
perusahaan yang tujuannya untuk dijual atau diolah kembali. Persediaan dalam
Persediaan bagi perusahaan dagang adalah barang dagangan yang disimpan untuk
dijual dalam operasi normal perusahaan tanpa mengubah bentuk dan kualitas
barang, atau dapat dikatakan tidak ada proses produksi sejak barang dibeli sampai
persediaan adalah bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan
Melihat dari definisi yang telah diutarakan serta fungsi persediaan bagi
sangat penting dalam suatu perusahaan. Persediaan memiliki andil yang besar
tepat bagi suatu perusahaan. Salah satu arti penting pemilihan metode akuntansi
mengakibatkan kekeliruan persediaan akhir, aktiva lancar dan total aktiva dalam
menimbulkan kekeliruan harga pokok penjualan (CGS), laba kotor, dan net
income pada laporan laba rugi. Implikasi pemilihan metode akuntansi persediaan
yang lain yaitu dapat mempengaruhi manajemen serta pihak pihak lain yang
Indonesia ada tiga. Metode akuntansi tersebut yaitu metode Masuk Pertama
Keluar Pertama (MPKP) atau yang sering disebut dengan First In First Out
(FIFO), Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) atau yang sering disebut dengan
Last In First Out (LIFO), dan metode rata-rata atau weighted average. Akan tetapi
sekarang ini terdapat revisi yang membedakan metode akuntansi persediaan atau
dengan kata lain telah dilakukannya revisi PSAK 14 (revisi 2008). Jika sebelum
revisi terdapat 3 metode akuntansi persediaan yang diakui, maka setelah adanya
revisi, metode akuntansi yang diakui hanya FIFO dan weighted average. Dengan
kata lain, metode LIFO sudah tidak diakui di PSAK 14 (revisi 2008). PSAK 14
hanya mengakui FIFO dan weighted average saja sebagai metode akuntansi
persediaan. Hal ini tercermin dalam Undang-Undang No.36 tahun 2008 dimana
metode akuntansi persediaan yang diakui hanya FIFO dan weighted average.
mempengaruhi hal itu antara lain variabilitas persediaan, rasio lancar, margin laba
kotor dan financial leverage (Abdullah dan Djalil (2004)). Variabilitas persediaan
merupakan variasi dari nilai persediaan akhir dalam sebuah perusahaan dimana
2004). Rasio lancar merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui
2006). Margin laba kotor merupakan ukuran paling tepat dalam melihat
hubungan antara hutang terhadap modal maupun aset. Variabilitas harga pokok
manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menghasilkan
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan pengaruhnya terhadap earning price
peneliti yang satu dengan peneliti yang lain. Beberapa variabel yang telah diteliti
oleh peneliti sebelumnya menghasilkan bahwa ada beberapa variabel yang tidak
Atas dasar itulah penelitian ini dilakukan, yaitu untuk menguji kembali beberapa
Variabel yang tidak signifikan yang diteliti untuk penelitian ini adalah
leverage yang diambil dari penelitian Taqwa (2001) dan Amaliyah (2009), margin
laba kotor yang diambil dari penelitian Kasini (2011), dan rasio lancar yang
diambil dari penelitian Taqwa (2001). Adapun perubahan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah tahun penelitian menjadi tahun 2009 sampai dengan tahun
2011.
memiliki peran penting dalam operasional sebuah perusahaan. Maka tidak heran
akuntansi persediaan menjadi salah satu pusat perhatian dalam berbagai penelitian
akuntansi persediaan?
persediaan?
3. Apakah margin laba kotor mempengaruhi pemilihan metode akuntansi
persediaan?
persediaan?
sebagai berikut:
optimal.
penelitian selanjutnya.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam
2.1.1 Persediaan
dagang dan perusahaan manufaktur. Namun pada penelitian ini persediaan yang
dibuat atau dibeli kembali dalam bisnis normal. Menurut Skousen, dkk (2004:656)
Nilai persediaan berasal dari jumlah unit persediaan dikali dengan harga
“Sistem dalam penilaian persediaan yang digunakan terdiri dari 2 metode, yaitu
(perpetual inventory)”.
persediaan ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada
penjualan dilakukan, hanya nilai harga yang tercantum pada persediaan yang
dijual saja yang dicatat. Sistem periodik sering kali digunakan ketika persediaan
terdiri dari jumlah persediaan yang beraneka ragam dan memiliki nilai yang relatif
kecil”.
untuk mencatat persediaan terdiri dari beberapa kolom yang digunakan untuk
mengetahui jumlah dari barang yang terjual dan jumlah yang seharusnya masih
Metode untuk menilai persediaan dapat dilakukan dengan empat cara yaitu
disimpan harus ditandai secara khusus sehingga biaya per unit nya dapat
diidentifikasi setiap waktu. Jika barang yang terlibat jumlahnya besar. Metode ini
barang yang terjual pada tanggal penjualan dan tiap barang yang tetap ada di
persediaan.
masih ada dalam perusahaan pada akhir periode sesuai dengan harga pokok
Dalam metode ini barang-barang yang dipakai atau dijual akan dibebani
harga pokok rata-rata. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara
dampak dari fluktuasi harga. Menurut Warren (2005: 462-466), pada sistem
method) dan pada sistem perpetual dikenal dengan nama metode rata-rata
menerus mengandung pengaruh dari kos paling awal dan nilai-nilai tersebut bisa
mempunyai lag yang signifikan di belakang current price dalam periode yang
pertama dibeli adalah barang yang pertama digunakan atau dijual (Skousen,
berjalan. Karena barang/ persediaan pertama yang dibeli adalah persediaan yang
akhir akan terdiri dari persediaan akhir, terutama jika laju perputaran persediaan
cepat. Kelemahan dari FIFO adalah bahwa biaya berjalan tidak ditandingkan
Metode FIFO ( First in first out) 4) Metode LIFO ( Last In First Out) 25 tanggal-
tanggal pembelian yang terlibat. Perusahaan akan memilih metode yang bisa
(Skousen, 2004).
1) Memperkecil laba;
pengaruhnya pada variasi laba akan kecil, sedangkan pada perusahaan yang
mempunyai nilai persediaan yang bervariasi pada setiap tahun maka laba yang
ini telah digunakan oleh beberapa penelitian terdahulu, yaitu antara lain Taqwa
adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode
ke suatu berikutnya”. Semakin besar margin laba kotor pada suatu periode akan
pengaturan persediaan tahun berikutnya yang dapat menghasilkan laba kotor yang
besar pula, sedangkan jika kondisi margin laba kotor kecil, hal ini dapat
HPP yang kecil sehingga margin laba kotor menjadi besar. Margin laba kotor
modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panajng dengan cara
leverage yang tinggi maka perusahaan akan berusaha memilih metode yang bisa
menaikkan laba yaitu metode FIFO. Perusahaan dengan financial leverage tinggi
berarti perusahaan tersebut mempunyai hutang yang besar sehingga resiko dan
biaya atas perusahaan juga tinggi, sedangkan perusahaan dengan tingkat financial
leverage rendah maka resikonya dan biaya atas hutangnya juga kecil.
total hutang dengan total equity, sedangkan financial leverage pada penelitian ini
diukur hanya dengan cara membagi hutang jangka panjang dengan equity milik
sendiri. Total dari nilai financial leverage selama tahun pengamatan dibagi
dengan jumlah tahun pengamatan. Pengukuran ini sesuai dengan penelitian Taqwa
(2001).
kewajiban jangka pendeknya juga akan semakin besar. Para kreditor yang akan
meminjamkan dananya pasti melihat dari laba dan rasio lancar. Semakin besar
laba dan rasio lancarnya, maka kreditor akan semakin yakin bahwa perusahaan
mampu membayar kewajibannya. Oleh karena itu, ketika rasio lancarnya rendah,
perusahaan akan memilih metode FIFO untuk menaikkan rasio lancarnya dan
metode persediaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada bursa efek
Jakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder,
dengan jumlah populasi 147 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ selama
periode 1997-2000. Peneliti menggunakan alat uji regresi logistic. Penelitian ini
Jakarta dan pengaruhnya terhadap earning price ratio. Data yang digunakan
yang terdaftar di BEJ selama tahun 1995-1999. Peneliti menggunakan alat uji
Efek Indonesia tahun 2007-2009. Data yang digunakan adalah data sekunder,
Peneliti menggunakan regresi logistic sebagai alat uji hipotesisnya. Penelitian ini
persediaan, dan margin laba kotor secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
margin laba kotor, financial leverage, dan rasio lancar. Sedangkan variabel
Variabilitas persediaan (
Pemilihan
Margin laba kotor ( )
Metode
Akuntansi
Financial leverage ( )
Persediaa
n
Rasio lancar ( )
Akuntansi Persediaan
variasi nilai persediaan maka variasi terhadap labanya juga akan kecil.
metode FIFO akan menghasilkan variasi persediaan yang tinggi yang akan
menurunkan laba agar laporan keuangan tampak rata dan mengurangi biaya
Persediaan
persediaan. Semakin besar margin laba kotor pada suatu periode akan
pengaturan persediaan tahun berikutnya yang dapat menghasilkan laba kotor yang
besar pula, sedangkan jika kondisi margin laba kotor kecil, hal ini dapat
harga pokok penjualan yang kecil sehingga margin laba kotor menjadi besar
dapat menghasilkan laba kotor yang berbeda. Penggunaan metode FIFO pada saat
terjadi inflasi akan mengakibatkan margin laba kotor menjadi lebih besar daripada
Persediaan
persediaan. Ketika rasio financial leverage tinggi, maka hutang perusahaan juga
tinggi. Dengan hutang yang tinggi, maka perusahaan akan mencoba untuk
menaikkan total aktiva dengan cara memilih metode persediaan yang dapat
menambah total aktiva. Perusahaan akan memilih metode FIFO ketika terjadi
inflasi karena akan menaikkan persediaan akhir yang nantinya akan berakibat
pada naiknya aktiva lancar. Selain itu, dengan memilih FIFO maka laba yang
dihasilkan juga akan naik sehingga kemampuan untuk membayar hutang juga
akan naik. Sebaliknya, ketika financial leverage rendah maka perusahaan dapat
memilih metode yang dapat menurunkan laba agar biaya pajaknya juga turun.
Menurut Zmijewski & Hagerman (1981), jumlah hutang yang lebih besar
metode yang menaikkan laba yaitu metode persediaan FIFO karena akan
Persediaan
akan meminjamkan dananya pasti melihat dari laba dan rasio lancar.
Semakin besar laba dan rasio lancarnya, maka kreditor akan semakin yakin
BAB III
METODE PENELITIAN
menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, disamping
ini merupakan tipe penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data
Margin Laba kotor, Financial Leverage dan Rasio Lancar sebagai variabel
23
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Tahap
Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Agst.
Penelitian
Pengajuan
Judul
Penyetujuan
Proposal
Penyelesaian
Proposal
Bimbingan
Skripsi
Penulisan
Skripsi
Penyelesaian
Skripsi
di Bursa Efek Indonesia pada 2009 sampai dengan 2011. Sampel dipilih dengan
metode purposive sampling dimana penelitian ini mempunyai tujuan atau target
tahun 2009-2011.
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel
yang diukur dalam skala numerik. Sumber data penelitian ini merupakan data
Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia. Data sekunder merupakan
data yang telah diolah dan disajikan kembali. Menurut Sugiyono (2008:193),
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Data
yang diperoleh merupakan kombinasi dari data time series dan cross section
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Pada tahap
pertama peneliti akan melakukan Tahap pertama adalah studi pustaka, dengan
mengumpulkan data dari jurnal, abstrak, dan buku yang berkaitan dengan
data berupa laporan keuangan dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian
membedakan atau mengubah nilai yang dapat berbeda pada waktu yang berbeda
persediaan.
logistik) dengan spss versi 17.0, dan dilakukan melalui berbagai uji sebagai
berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
distribusi normal (Erlina, 2008 : 102). Jika data normal maka statistik
parametik yang akan digunakan, dan jika data tidak normal maka
normal.
atau mendekati normal. Jika asumsi ini tidak dipenuhi maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji statistik
normal.
b. Uji Multikolineritas
c. Uji Autokorelasi
2010:202).
logistik yang akan digunakan. Yang menjadi ukuran adalah nilai chi-
+++ + +
Dimana :
Y = pemilihan metode persediaan
a = konstanta
X1 = variabilitas persediaan
X2 = margin laba kotor
X3 = financial leverage
X4 = rasio lancar
b1..2..3..4 = koefisien regresi
e = error atau variabel pengganggu
Menurut Algifari (2000:21), “pada umumnya penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
perusahaan yang terdiri dari 2 kelompok, yaitu yang menggunakan metode rata-
Tabel 4.1
Persentase Jumlah Pemakaian Metode Persediaan
1 Rata-rata 31 79,48
2 FIFO 8 20,52
Jumlah 39 100%
dari 39 perusahaan, hal ini mendukung penelitian dari Salma Taqwa (2001) dan
33
yaitu variabilitas persediaan, margin laba kotor, financial leverage dan rasio
lancar.
Table 4.1
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 39
1. Variabilitas Persediaan
dalam sebuah perusahaan dimana nilai persediaan terakhir tersebut tidak sama dan
yang sangat jauh antara margin laba kotor setiap sampel. Nilai margin laba kotor
terkecil sebesar -0,70 yang berarti perusahaan mengalami kerugian dan margin
laba kotor terbesar 54,36. Margin laba kotor terkecil diperoleh PT. Alam Karya
Unggul dan margin laba kotor terbesar diperoleh PT. Mulia Industrindo.
3. Financial Leverage
hutang jangka panjang dengan kekayaan yang dimilikinya. PT. Jakarta Kyoel
Steel Works memiliki nilai financial leverage terkecil sebesar 0,02 dan PT.
4. Rasio Lancar
jangka pendeknya dengan asset lancar yang dimiikinya. Semakin besar nilai rasio
hutang jangka pendeknya. PT. Alam Karya Unggul memiliki nilai rasio lancar
terkecil sebesar 0,22 dan PT. Jakarta Kyoel Steel Works memiliki nilai rasio
dilihat dari:
normal.
Table 4.2
Hasil Uji Normalitas (1)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N 39 39 39 39
Asymp. Sig (2-tailed) < α/2 (0,025). Hal ini berarti bahwa variable
Nilai K-S untuk variable margin laba kotor adalah 3,07 dengan Asymp.
Sig(2-tailed) 0,00. Nilai tersebut di bawah α=0,05 karena Asymp. Sig (2-
tailed) < α/2 (0,025). Hal ini berarti bahwa variable variabilitas persediaan
Nilai K-S untuk variable financial leverage adalah 1,50 dengan Asymp.
Sig(2-tailed) 0,022. Nilai tersebut di bawah α=0,05 karena Asymp. Sig (2-
tailed) < α/2 (0,025). Hal ini berarti bahwa variable variabilitas persediaan
Nilai K-S untuk variable rasio lancar adalah 1,62 dengan Asymp. Sig(2-
tailed) 0,01. Nilai tersebut di bawah α=0,05 karena Asymp. Sig (2-tailed)
< α/2 (0,025). Hal ini berarti bahwa variable variabilitas persediaan
Menurut Erlina dan Mulyani (2007) ada beberapa cara mengubah model
tertentu.
trimming yaitu membuang beberapa data outlier. Setelah itu, data diuji ulang
berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini adalah hasil pengujian dengan
Table 4.3
Hasil Uji Normalitas (2)
Setelah trimming data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N 35 35 35 35
a,,b
Normal Parameters Mean 1.5257 .2249 .4597 1.9851
Berdasarkan hasil uji statistic setelah dilakukan trimming data seperti yang
terdapat pada table 4.3 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variable
variabilitas persediaan sebesar 0,209; margin laba kotor sebesar 0,097; financial
leverage sebesar 0,062; dan rasio lancar 0,069. Nilai signifikansi (2-tailed)
bahwa data variabel variabilitas persediaan, margin laba kotor, financial leverage,
Hasil uji multikolineritas dapat dilihat dari tabel 4.4 di bawah ini dan
lampiran 3.
Tabel 4.4
Uji Multikolineritas
Coefficientsa
diantara variabel independen lebih kecil dari 1 dan nilai VIF dibawah
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Angka D-W terletak antara batas atas atau Upper Bound (DU) dan
• Angka D-W antara (4-DU) dan (4-DL), maka tidak dapat disimpulkan.
hasil uji statisitik yang ditunjukkan melalui tabel 4.5 dapat diketahui
Model dari statistik -2LogL dapat digambarkan melalui tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6
Gambaran Jumlah Kasus Penelitian
Case Processing Summary
Missing Cases 0 .0
Total 34 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 34 100.0
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jumlah seluruh kasus yang
diolah dalam penelitian ini adalah 34 perusahaan, namun setelah dilakukan uji
kelayakan model ternyata kasus yang dapat dianalisis sebesar 34 kasus yaitu
Tabel 4.7
Variabel dependen
Dependent Variabel Encoding
metode FiFo 0
metode rata-rata 1
dependen dimana variabel ini adalah variabel yang menggunakan variabel dummy
yaitu 1 dan 0.
Tabel 4.8
Nilai -2LogL untuk Model yang Hanya
Memasukkan Konstanta
Iteration Historya,b,c
Coefficients
2 34.575 1.342
3 34.575 1.350
4 34.575 1.350
Coefficients
2 34.575 1.342
3 34.575 1.350
4 34.575 1.350
Tabel 4.9
Nilai -2LogL untuk Model dengan
Konstanta dan Variabel Bebas
Iteration Historya,b,c,d
Coefficients
a. Method: Enter
d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than
.001.
Tampilan output SPSS memberikan 2 nilai -2LogL yaitu untuk model yang
hanya memasukkan konstanta (tabel 4.8) dan untuk model dengan konstanta dan
variabel bebas (tabel 4.9). Nilai -2LogL yang hanya memasukkan konstanta
adalah sebesar 34,575, sedangkan nilai -2LogL untuk model dengan konstanta dan
variabel bebas adalah30,613. Penurunan nilai -2LogL adalah sebesar 3,962 yaitu
dari 34,575 menjadi 30,613 mengindikasikan bahwa model fit dengan data, hal ini
laba kotor, financial leverage dan rasio lancar ternyata dapat memperbaiki model
fit.
variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada
seperti nilai R Square pada multiple regression (Ghozali, 2006 : 233). Nilai ini
didapat dengan cara membagi nilai Cox & Snell R Square dengan nilai
maksimumnya.
Tabel 4.10
Tabel Nagelkerke R Square
Model Summary
Tabel di atas menunjukkan nilai Nagelkerke R Square. Dilihat dari hasil output
pengolahan data nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,172 yang berarti
Untuk melihat apakah data sesuai dengan model sehingga model dapat
dikatakan fit, maka diperlukan suatu uji yaitu dengan menggunakan uji Hosmer
dan Lemeshow goodness of fit test statistic, melalui kriteri sebagai berikut:
observasinya.
b. Jika nilai Hosmer dan Lemeshow > 0,05 artinya model mampu
Tabel 4.11
Nilai Statistics Hosmer and Lemeshow’s Goodness
of Fit Test
Hosmer and Lemeshow Test
1 10.028 8 .
263
adalah sebesar 10,028 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,263, nilai ini
jauh diatas 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model tersebut
diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan dengan data sehingga model dapat
dikatakan fit.
4.2.6. Pengujian Hipotesis ( Regresi Logistik)
persediaan dan margin laba kotor pada pemilihan metode akuntansi persediaan.
metode persediaan. Hasil pengujian regresi logistik disajikan dalam tabel 4.12 dan
Lampiran 5.
Tabel 4.12
Hasil Pengujian Regresi Logistik
Variables in the Equation
95% C.I.for
EXP(B)
Hasil regresi logistik dari tabel diatas, maka persamaan regresi yang
+ +
Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 dapat diketahui bahwa hasil regresi logistik
persediaan.
dan nilai signifikan sebesar 0.835. Nilai signifikan ini jauh lebih
akuntansi persediaan.
diperoleh jauh lebih besar dari tingkat signifikansi (5%), hal ini
persediaan.
(2001).
50
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
persediaan.
50
5.2. Keterbatasan
metode.
5.3. Saran
Stice, Earl K., James D. Stice dan K. Fred Skousen, 2001. Intermediate
Accounting. Edisi 15, Buku 1. Salemba 4, Jakarta.
Situs Web:
www.idx.co.id
LAMPIRAN 1
Kriteria
Penentua Sampel
NO. Nama Perusahaan Kode
n Sampel
1 2 3
1. Akasha Wira International Tbk. ADES ×
2. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA ×
3. Cahaya Kalbar Tbk. CEKA Sampel 1
4. Davomas Abadi Tbk. DAVO ×
5. Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG ×
6. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP ×
7. Arwana Citra Mulia Tbk. ARNA ×
8. Mayora Indah Tbk. MYOR Sampel 2
9. Astra International Tbk. ASII ×
10. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI ×
11. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN ×
12. Sekar Laut Tbk. SKLT Sampel 3
13. Siantar Top Tbk. STTP Sampel 4
14. Ultra Jaya Milk Tbk. ULTJ Sampel 5
15. Astra Auto Part Tbk. AUTO ×
16. Indofarma (Persero) Tbk INAF ×
17. Indo Kordsa Tbk. BRAM ×
18. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. CPIN ×
19. Merck Tbk MERK Sampel 6
20. Pyridam Farma Tbk PYFA Sampel 7
21. Schering Plough Indonesia Tbk SCPI ×
22. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. SQBB Sampel 8
23. Delta Jakarta Tbk. DLTA ×
24. Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA ×
25. Ekadharma International Tbk. EKAD ×
26. Bentoel International Investama Tbk. RMBA Sampel 9
27. Kedaung Setia Industrial Tbk. KDSI ×
28. Kedaung Indag Can Tbk. KICI ×
29. Langgeng Makmur Industry Tbk. LMPI ×
30. Martina Berto Tbk. MBTO ×
31. Fajar Surya Wisesa Tbk. FASW ×
32. Goodyear Indonesia Tbk. GDYR Sampel 10
33. Gudang Garam Tbk. GGRM ×
34. Gajah Tunggal Tbk. GJTL ×
35. Holcim Indonesia Tbk. SMCB Sampel 11
36. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. HMSP ×
37. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF ×
38. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP ×
39. Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk. IKAI ×
40. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. KIAS ×
41. Mulia Industrindo Tbk. MLIA Sampel 12
42. Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO ×
43. Alaska Industrindo Tbk. ALKA ×
44. Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI ×
45. Beton Jaya Manunggal Tbk. BTON ×
46. Citra Turbindo Tbk. CTBN ×
47. Gunawan Dianjaya Steel Tbk. GDST ×
48. Indal Aluminium Industry Tbk INAI Sampel 13
49. Itamaraya Tbk. ITMA ×
50. Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk. JKSW Sampel 14
51. Jaya Pari Steel Tbk. JPRS ×
52. Krakatau Steel Tbk. KRAS ×
53. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. JPFA ×
54. Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF ×
55. Hanson International Tbk. MYRX Sampel 15
56. Kalbe Farma Tbk KLBF ×
57. Pelangi Indah Canindo Tbk. PICO Sampel 16
58. Lion Metal Works Tbk. LION ×
59. Barito Pasific Tbk. BRPT ×
60. Budi Acid Jaya Tbk. BUDI Sampel 17
61. Duta Pertiwi Nusantara. DPNS Sampel 18
62. Lionmesh Prima Tbk. LMSH ×
63. Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA ×
64. Intan Wijaya International Tbk. INCI ×
65. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. SOBI ×
66. Indo Acitama Tbk. SRSN ×
67. Chandra Asri Petrochemical. TPIA Sampel 19
68. Unggul Indah Cahaya Tbk. UNIC ×
69. Alam Karya Unggul Tbk. AKKU Sampel 20
70. Argha Karya Prima Industry Tbk. AKPI ×
71. Asiaplast Industries Tbk APLI Sampel 21
72. Berlina Tbk. BRNA × ×
73. Titan Kimia Nusantara Tbk. FPNI ×
74. Champion Pasific Indonesia Tbk. IGAR ×
75. Indopoly Swakarsa Industry Tbk. IPOL ×
76. Sekawan Intipratama Tbk. SIAP Sampel 22
77. Siwani Makmur Tbk. SIMA × ×
78. Trias Sentosa Tbk. TRST Sampel 23
79. Yana Prima Hasta Persada Tbk. YPAS ×
80. Multistrada Arah Sarana Tbk. MASA ×
81. Mustika Ratu Tbk. MRAT ×
82. Malindo Feedmill Tbk. MAIN Sampel 24
83. Siearad Produce Tbk. SIPD Sampel 25
84. Sumalindo Lestari Jaya Tbk. SULI ×
85. Tirta Mahakam Resources Tbk. TIRT ×
86. Alkindo Naratama Tbk. ALDO ×
87. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI Sampel 26
88. Indah Kiat Pulp & paper Tbk. INKP × ×
89. Toba Pulp Lestari Tbk. INRU ×
90. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. KBRI ×
Surabaya Agung Industri Pulp &
91. Kertas Tbk.
SAIP ×
92. Suparma Tbk. SPMA Sampel 27
93. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. TKIM ×
94. Pelat Timah Nusantara Tbk. NIKL ×
Supreme Cable Manufacturing and
95. Commerce Tbk.
SCCO ×
96. Semen Gresik Tbk. SMGR ×
97. Selamat Sempurna Tbk. SMSM Sampel 28
98. Tembaga Mulia Semanan Tbk. TBMS ×
99. Indomobil Sukses International Tbk. IMAS ×
100 Indospring Tbk. INDS ×
101 Multi Prima Sejahtera Tbk. LPIN Sampel 29
102 Mandom Indonesia Tbk. TCID ×
103 Nipress Tbk. NIPS Sampel 30
104 Prima alloy steel Universal Tbk. PRAS Sampel 31
105 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC Sampel 32
106 Polychem Indonesia Tbk. ADMG Sampel 33
107 Argo Pantes Tbk. ARGO ×
108 Centex Tbk – Saham Seri B. CNTB ×
109 Centex Tbk. CNTX ×
110 Eratex Djaya Tbk. ERTX ×
111 Ever Shine Textile Industry Tbk. ESTI ×
112 Pan Asia Indosyntec Tbk. HDTX ×
113 Indo Rama Synthetic Tbk. INDR Sampel 34
114 Karwell Indonesia Tbk. KARW ×
115 Apac Citra Centertex Tbk. MYTX × ×
116 Pan Asia Filament Inti Tbk. PAFI ×
117 Pan Brothers Tbk. PBRX ×
118 Asia Pasific Fibers Tbk. POLY ×
119 Ricky Putra Globalindo Tbk. RICY ×
120 Sunson Textile Manufacturer Tbk. SSTM ×
121 Nusantara Inti Corpora Tbk. UNIT ×
122 Unitex Tbk. UNTX Sampel 35
123 Primarindo Asia Infrastructure Tbk. BIMA Sampel 36
124 Surya Intrindo Makmur Tbk. SIMM ×
125 Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI ×
126 Jembo Cable Company Tbk. JECC ×
127 KMI Wire and Cable Tbk. KBLI ×
128 Kabelindo Murni Tbk. KBLM Sampel 37
129 Unilever Indonesia Tbk. UNVR Sampel 38
130 Voksel Electric Tbk. VOKS ×
131 Sat Nusa Persada Tbk. PTSN Sampel 39
LAMPIRAN 2
pemilihan metode
kode variabilitas Margin financial Rasio akuntansi
perusahaan persediaan laba kotor leverage lancar persediaaan
ADMG 1.61 0.04 1.41 1.18 1
AKKU 2.4 -0.7 0.04 0.22 0
APLI 1.87 0.13 0.24 1.55 1
BIMA 1.3 0.13 0.99 0.55 0
BUDI 1.54 0.15 0.55 1.1 1
CEKA 2.03 0.11 0.71 2.75 1
DPNS 1.6 0.2 0.16 7.9 0
GDYR 1.31 0.11 0.74 0.87 1
INAI 1.61 0.16 2.52 1.2 1
INDR 1.58 0.08 0.59 1.1 1
JKSW 1.12 0.09 1.58 10.32 1
KBLM 2.03 1.23 0.11 0.99 0
LPIN 1.91 0.32 0.03 2.57 1
MAIN 1.49 0 3.66 1.38 0
MERK 1.48 0.58 0.03 6.7 1
MLBI 1.26 0.49 0.21 0.86 1
MLIA 1.6 54.36 0.05 1.1 1
MYOR 1.34 0.22 0.49 2.36 1
MYRX 3.35 -0.04 0.05 0.18 1
NIPS 1.21 0.13 0.24 1.03 0
PICO 1.61 0.14 0.29 1.03 1
PRAS 1.56 0.09 1.29 1.5 1
PTSN 1.68 0.03 0.05 1.22 1
PYFA 1.19 0.65 0.07 2.54 1
RMBA 1.45 0.2 0.89 2.09 1
SIAP 1.36 0.21 0.22 1.81 1
SIPD 1.19 0.09 0.02 1.77 1
SKLT 1.29 0.18 0.36 1.83 1
SMCB 1.34 0.37 1.37 1.46 1
SMSM 1.49 0.23 0.07 2.15 1
SPMA 1.59 0.15 0.99 2.17 1
SQBB 1.71 0.59 0.07 5.64 0
STTP 1.58 0.15 0.11 1.47 1
TPIA 1.11 0.12 0.37 2.35 1
TRST 1.61 0.15 0.37 1.24 1
TSPC 1.36 0.39 0.05 3.3 1
ULTJ 1.37 0.25 0.21 1.87 0
UNTX 1.53 0 0.14 0.26 1
UNVR 1.3 0.5 0.09 0.85 1
LAMPIRAN 3
HASIL UJI MULTIKOLINERITAS
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Remove Method
d
Coefficientsa
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Remove Method
d
Model Summaryb
ANOVAb
Total 6.359 38
a. Predictors: (Constant), rasio lancar, margin laba kotor, variabilitas persediaan, financial leverage
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized Coefficients d
Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta
Residuals Statisticsa
Missing Cases 0 .0
Total 34 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 34 100.0
Original
Value Internal Value
FIFO 0
rata-rata 1
Iteration Historya,b,c
Coefficients
2 34.575 1.342
3 34.575 1.350
4 34.575 1.350
Coefficients
2 34.575 1.342
3 34.575 1.350
4 34.575 1.350
Classification Tablea,b
Predicted
Score df Sig.
FL 1.322 1 .250
RL 1.052 1 .305
Iteration Historya,b,c,d
Coefficients
a. Method: Enter
d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than
.001.
Chi-square df Sig.
Model Summary
Cox & Snell Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood R Square Square
1 10.028 8 .
263
2 1 1.331 2 1.669 3
3 0 .920 3 2.080 3
4 0 .687 3 2.313 3
5 0 .549 3 2.451 3
6 1 .463 2 2.537 3
7 0 .418 3 2.582 3
8 0 .372 3 2.628 3
9 1 .326 2 2.674 3
10 1 .446 6 6.554 7
Classification Tablea
Predicted
r 0 27 100.0
-
r
Correlation Matrix
Constant VP MLK FL RL
Constant VP MLK FL RL