DiSUSUN OLEH:
JAKPARIYANTO (06121281823064)
THOMAS FERDIYANTO (06121281823025)
YOLAN VELINDA (06121281823061)
PUTRI INDAH YANTI (06121281823065)
TARISNA (06121381823053)
DOSEN PEMBIMBING :
H.Imam Syofii,S.Pd.,M.Eng
Wadirin,S.Pd.,M.PD
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya makalah yang berjudul “Komposit”. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Material non logam.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pembahasan komposit penguat serat alam acak yang dicontohkan dengan
bambu memiliki keunggulan komposit serat bambu dibandingkan dengan fiber glass
adalah komposit serat bambu lebih ramah lingkungan karena mampu terdegradasi
secara alami dan harganya pun lebih murah dibandingkan fiber glass. Sedangkan fiber
glass sukar terdegradasi secara alami. Selain itu fiber glass juga menghasilkan
gas CO dan debu yang berbahaya bagi kesehatan jika fiber glass didaur ulang,
sehingga perlu adanya bahan alternatif pengganti fiber glass tersebut.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu komposit.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi komposit.
1.3.3 Untuk mengetahui bahan utama komposit.
1.3.4 Untuk mengetahui jenis-jenis dari material komposit.
1.3.5 Untuk mengetahui apa saja contoh material komposit itu.
1.3.6 Untuk mengetahui apa saja bahan pembentuk komposit
1.3.7 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan material komposit.
1.3.8 Untuk mengetahui apa kegunaan dari komposit.
1.4 Manfaat
1.4.1 Agar dapat memahami komposit.
1.4.2 Agar dapat memahami bagaimana klasifikasi komposit.
1.4.3 Agar dapat memahami bahan utama komposit.
1.4.4 Agar dapat memahami jenis-jenis dari material komposit.
1.4.5 Agar dapat memahami apa saja contoh material komposit itu.
1.4.6 Agar dapat memahami apa saja bahan pembentuk komposit.
1.4.7 Agar dapat memahami kelebihan dan kekurangan material komposit.
1.4.8 Agar dapat memahami kegunaan dari komposit.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang
digunakannya, yaitu :
a. Fibrous Composites (Komposit Serat).
Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lapisan yang menggunakan
penguat berupa serat (fiber). Serat (fiber) yang digunakan bisa berupa glass fibers,
carbon fibers, aramid fibers (poly aramide), dan sebagainya.
b. Laminated Composites (Komposit Laminat).
Merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung
menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.
c. Particulalate Composites (Komposit Partikel).
Merupakan komposit yang menggunakan partikel atau serbuk sebagai penguatnya
dan terdistribusi secara merata dalam matriksnya.
Sehingga komposit dapat disimpulkan adalah sebagai dua macam atau lebih
material yang digabungkan atau dikombinasikan dalam sekala makroskopis (dapat
terlihat langsung oleh mata) sehingga menjadi material baru yang lebih berguna.
Komposit terdiri dari 2 bagian utama yaitu :
a. Matriks,
berfungsi untuk perekat atau pengikat dan pelindung filler (pengisi) dari kerusakan
eksternal.
b. Filler (pengisi),
berfungsi sebagai Penguat dari matriks.
Penjelasan lain tentang komposit juga diutarakan oleh Van Rijswijk, M.Sc, dkk
(2001), dalam bukunya Natural FibreComposites, komposit adalah bahan hibrida
yang terbuat dari resin polimer diperkuat dengan serat, menggabungkan sifat-sifat
mekanik dan fisik.
Ada tiga faktor yang menentukan sifat-sifat dari material komposit, yaitu:
1. Material pembentuk. Sifat-sifat intrinsik material pembentuk memegang peranan
yang sangat penting terhadap pengaruh sifat kompositnya.
2. Susunan struktural komponen. Dimana bentuk serta orientasi dan ukuran tiaptiap
komponen penyusun struktur dan distribusinya merupakan faktor penting yang
memberi kontribusi dalam penampilan komposit secara keseluruhan.
3. Interaksi antar komponen. Karena komposit merupakan campuran atau kombinasi
komponen-komponen yang berbeda baik dalam hal bahannya maupun bentuknya,
maka sifat kombinasi yang diperoleh pasti akan berbeda.
Secara umum material komposit tersusun dari dua komponen utama yaitu matrik
(bahan pengikat) dan filler (bahan pengisi). Filler adalah bahan pengisi yang digunakan
dalam pembuatan komposit, biasanya berupa serat atau serbuk. Gibson (1984)
mengatakan bahwa matrik dalam struktur komposit bisa berasal dari bahan polimer,
logam, maupun keramik. Matrik secara umum berfungsi untuk mengikat serat menjadi
satu struktur komposit.
Secara umum bahan komposit terdiri dari dua macam, yaitu bahan komposit
partikel (particulate composite) dan bahan komposit serat (fiber composite). Bahan
komposit partikel terdiri dari partikel–partikel yang diikat oleh matrik. Bentuk partikel
ini dapat bermacam–macam seperti bulat, kubik, tetragonal atau bahkan berbentuk yang
tidak beraturan secara acak. Sedangkan bahan komposit serat terdiri dari serat – serat
yang diikat oleh matrik. Bentuknya ada dua macam yaitu serat panjang dan serat
pendek.
2.2.1 Bahan Komposit Partikel
Dalam struktur komposit, bahan komposit partikel tersusun dari partikel–partikel
yang disebut bahan komposit partikel (particulate composite). Bahan komposit partikel
umunya digunakan sebagai pengisi dan penguat bahan komposit keramik (ceramic
matrik composites). Bahan komposit partikel lebih lemah dibanding bahan komposit
serat. Bahan komposit partikel mempunyai keunggulan ketahanan terhadap kekurangan
air, tidak muda retak dan mempunyai daya pengikat dengan matrik yang baik.
2. Serat Gelas (Glass fiber) adalah bahan yang tidak mudah terbakar. Serat jenis ini
biasanya digunakan sebagai penguat matrik jenis polymer. Komposisi kimia serat
gelas sebagain besar adalah SiO2 dan sisanya adalah oksida-oksida alumunium
(Al), kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), dan unsur-unsur lainnya.
Matrik
Matrik adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi volume
terbesar (dominan). Matrik mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mentransfer tegangan ke serat secara merata.
b. Melindungi serat dari gesekan mekanik.
c. Memegang dan mempertahankan serat pada posisinya.
d. Melindungi dari lingkungan yang merugikan.
e. Tetap stabil setelah proses manufaktur.
Sifat-sifat matrik (Ellyawan, 2008) :
a. Sifat mekanis yang baik.
b. Kekuatan ikatan yang baik.
c. Ketangguhan yang baik.
d. Tahan terhadap temperatur.
Menurut Gibson (1994) matrik dalam struktur komposit dapat dibedakan menjadi:
2. Thermoset
Thermoset tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali
pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan yang
tinggi tidak akan melunakkan thermoset melainkan akan membentuk arang dan terurai
karena sifatnya yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis
melamin. Plastik jenis thermoset tidak begitu menarik dalam proses daur ulang karena
selain sulit penanganannya juga volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume
jenis plastik yang bersifat thermoplastic. Contoh dari thermoset yaitu Epoksida,
Bismaleimida (BMI), dan Poli-imida (PI).
Aplikasi PMC yaitu sebagai berikut :
1) Matrik berbasis poliester dengan serat gelas
a. Alat-alat rumah tangga
b. Panel pintu kendaraan
c. Lemari perkantoran
d. Peralatan elektronika.
2) Matrik berbasis termoplastik dengan serat gelas (kotak air radiator)
3) Matrik berbasis termoset dengan serat carbo
a. Rotor helikopter
b. Komponen ruang angkasa
c. Rantai pesawat terbang
Kekurangan MMC :
a. Biayanya mahal
b. Standarisasi material dan proses yang sedikit
1. Gelas anorganic.
2. Keramik gelas
3. Alumina
4. Silikon Nitrida
6. Engineered wood
a. Plywood
b. Oriented strand board
c. Wood plastic composite (recycled wood fiber in polyethylene matrix)
d. Pykrete (sawdust in ice matrix)
1. Aerosil
Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayi berwarna putih.
Berfungsi sebagai perekat mat agar fiberglass menjadi kuat dan tidak mudah
patah/pecah.
2. Pigment
Pigmen adalah zat pewarna sebagai pencampur saat bahan fiberglass dicampur.
Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya pemilihan
warna untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.
3. Resin
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening. Berfungsi
untuk mencairkan/ melarutkan sekaligus juga mengeraskan semua bahan yang akan
dicampur. Biasanya bahan ini dijual dalam literan atau dikemas dalam kaleng.
4. Katalis
Zat ini berwarna bening dan berfungsi sebagai pengencer. Zat kimia ini biasanya
dijual bersamaan dengan resin, dan dalam bentuk pasta. Perbandingannya adalah resin 1
liter dan katalisnya 1/40 liter.
5. Talk
Sesuai dengan namanya bahan ini berupa bubuk berwarna putih seperti sagu.
Berfungsi sebagal campuran adonan fiberglass agar keras dan agak lentur.
6. Mat
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari model
anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar dan jarang-jarang.
Berfungsi sebagai pelapis campuran adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur
kimia tersebut bersenyawa dan mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya.
Akibatnya fiberglass menjadi kuat dan tidak getas.
7. Aseton
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya seperti katalis yaitu untuk
mencairkan resin. Zat ini digunakan apabila adonan terlalu kental yang akan
mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama keringnya.
8. PVA
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus. Berfungsi untuk
melapis antara master mal/cetakan dengan bahan fiberglass. Tujuannya adalah agar
kedua bahan tersebut tidak saling menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat
dilepas dengan mudah dari master mal atau cetakannya.
9. Mirror
Sesuai namanya, manfäatnya hampir sama dengan PVA, yaitu menimbulkan efek
licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna bermacam macam.
10. Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan. Berfungsi sebagai bahan aktif
pencampur katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya kurang baik
dan terlalu encer. Bahan ini dapat dikategorikan sebagai bahan penyempurna, sebab
tidak semua bengkel menggunakannya. Hal ini tergantung pada kebutuhan pembuat dan
kualitas resin yang digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur
dengan 3 liter katalis. Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan
api.
11. Dempul fiberglass
Setelah hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan yang
tidak rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan. Tujuannya agar permukaan
fiberglass hasil cetakan menjadi lebih halus dan rata sehingga siap dilakukan pengerjaan
lebih lanjut.
3.1 Kesimpulan
Material komposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi antara dua
atau lebih material pembentuknya melalui pencampuran yang tidak homogen, dimana
sifat mekanik dari masing-masing material pembentuknya berbeda. Material komposit
memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari pada logam, memiliki kekuatan bisa diatur
yang tinggi (tailorability), memiliki kekuatan lelah (fatigue) yang baik, memiliki
kekuatan jenis (strength/weight) dan kekakuan jenis (modulus Young/density) yang
lebih tinggi daripada logam, tahan korosi, memiliki sifat isolator panas dan suara, serta
dapat dijadikan sebagai penghambat listrik yang baik, dan dapat juga digunakan untuk
menambal kerusakan akibat pembebanan dan korosi.
3.2 Saran
Hambatan dalam aplikasi material komposit umumnya adalah soal biaya.
Meskipun sering kali proses manufaktur material komposit lebih efisien, namun
material mentahnya masih terlalu mahal. Material komposit masih belum bisa secara
total menggantikan material konvensional seperti baja, tetapi dalam banyak kasus kita
memiki kebutuhan akan hal itu. Tidak diragukan, dengan teknologi yang terus
berkembang, pengunaan baru dari material komposit akan bermunculan. Jadi dalam
upaya ini, harusnya diadakan penelitian atau peninjauan kembali tentang material
material mentah komposit yang lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2010, Nopember 11). Sifat-Sifat Komposit. Retrieved November 18, 2015,
from Blogspot: http://decilix.blogspot.co.id/2010/11/sifat-fisika-dan-kimia-
baja.html
Nugroho, A. F. (2014, Februari 03). Komposit. Retrieved November 18, 2015, from
Blogspot: http://forestmaknyus.blogspot.co.id/2014/02/sekilas-tentang-baja.html
Santa, M. (2015, Juni 15). Makalah Kimia. Retrieved November 18, 2015, from
Blogspot: http://mardhawaspj.blogspot.co.id/2015/06/makalah-kimia-
padat.html?m=1