Anda di halaman 1dari 22

KOMPOSIT

MATERIAL NON LOGAM

DiSUSUN OLEH:
JAKPARIYANTO (06121281823064)
THOMAS FERDIYANTO (06121281823025)
YOLAN VELINDA (06121281823061)
PUTRI INDAH YANTI (06121281823065)
TARISNA (06121381823053)

DOSEN PEMBIMBING :
H.Imam Syofii,S.Pd.,M.Eng
Wadirin,S.Pd.,M.PD

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
2020
KATA PENGANTAR

 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya makalah yang berjudul “Komposit”. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Material non logam.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang


sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Indralaya, Februari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serat sebagai elemen penguat sangat menentukan sifat mekanik dari


komposit karena meneruskan beban yang didistribusikan oleh matrik. Orientasi,
ukuran, dan bentuk serta material serat adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
property mekanik dari lamina. Serat alam yang dikombinasikan dengan resin sebagai
matrik akan dapat menghasilkan komposit alternatif yang salah satunya berguna untuk
aplikasi material industri. Dengan memvariasikan lebar serat woven tersebut diharapkan
akan didapatkan hasil properti mekanik komposit yang maksimal untuk mendukung
pemanfaatan komposit alternatif.

Dalam pembahasan komposit penguat serat alam acak yang dicontohkan dengan
bambu memiliki keunggulan komposit serat bambu dibandingkan dengan fiber glass
adalah komposit serat bambu lebih ramah lingkungan karena mampu terdegradasi
secara alami dan harganya pun lebih murah dibandingkan fiber glass. Sedangkan fiber
glass sukar terdegradasi secara alami. Selain itu fiber glass juga menghasilkan
gas CO dan debu yang berbahaya bagi kesehatan jika fiber glass didaur ulang,
sehingga perlu adanya bahan alternatif pengganti fiber glass tersebut.

Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-


sifat istimewa yang sulit didapat dari logam. Komposit merupakan material alternative
yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah material komposit itu?


1.2.2 Bagaimana klasifikasi komposit ?
1.2.3 Apa bahan utama komposit?
1.2.4 Apa saja jenis-jenis dari material komposit?
1.2.5 Apa saja contoh material komposit itu?
1.2.6 Apa sajakah bahan pembentuk komposit?
1.2.7 Apa kelebihan dan kekurangan material komposit itu?
1.2.8 Apa kegunaan dari komposit ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu komposit.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi komposit.
1.3.3 Untuk mengetahui bahan utama komposit.
1.3.4 Untuk mengetahui jenis-jenis dari material komposit.
1.3.5 Untuk mengetahui apa saja contoh material komposit itu.
1.3.6 Untuk mengetahui apa saja bahan pembentuk komposit
1.3.7 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan material komposit.
1.3.8 Untuk mengetahui apa kegunaan dari komposit.

1.4 Manfaat
1.4.1 Agar dapat memahami komposit.
1.4.2 Agar dapat memahami bagaimana klasifikasi komposit.
1.4.3 Agar dapat memahami bahan utama komposit.
1.4.4 Agar dapat memahami jenis-jenis dari material komposit.
1.4.5 Agar dapat memahami apa saja contoh material komposit itu.
1.4.6 Agar dapat memahami apa saja bahan pembentuk komposit.
1.4.7 Agar dapat memahami kelebihan dan kekurangan material komposit.
1.4.8 Agar dapat memahami kegunaan dari komposit.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komposit


Menurut definisi, komposit adalah struktur yang dibuat dari bahan-bahan yang
berbeda-beda, ciri-cirinya pun tetap terbawa setelah komponen terbentuk sepenuhnya.
Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material
sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik
yang berbeda dari material pembentuknya.
Komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas dan berbeda-beda,
serta mengikuti situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih
bahan merupakan suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definisi
komposit. Walaupun demikian definisi ini terlalu umum, karena komposit ini
merangkumi semua bahan termasuk plastik yang diperkuat dengan serat, logam alloy,
keramik, kopolimer, plastik berpengisi atau apa saja campuran dua bahan atau lebih
untuk mendapatkan suatu bahan yang baru.
Komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari logam, kekakuan jenis
(modulus Young/density) dan kekuatan jenisnya lebih tinggi dari logam. Beberapa
lamina komposit dapat ditumpuk dengan arah orientasi serat yang berbeda, gabungan
lamina ini disebut sebagai laminat.

Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda, yaitu:


a.       Penguat (Reinforcement), yang mempunyai sifat kurang elastis tetapi lebih kaku
serta lebih kuat.
b.      Matriks, umumnya lebih elastis tetapi mempunyai kekuatan dan kekakuan yang
lebih rendah.

Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat  yang
digunakannya, yaitu :
a. Fibrous Composites (Komposit Serat).
Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lapisan yang menggunakan
penguat berupa serat (fiber). Serat (fiber) yang digunakan bisa berupa glass fibers,
carbon fibers, aramid fibers (poly aramide), dan sebagainya.
b. Laminated Composites (Komposit Laminat).
Merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung
menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.
c. Particulalate Composites (Komposit Partikel).
Merupakan komposit yang menggunakan partikel atau serbuk sebagai penguatnya
dan terdistribusi secara merata dalam matriksnya.

Sehingga komposit dapat disimpulkan adalah sebagai dua macam atau lebih
material yang digabungkan atau dikombinasikan dalam sekala makroskopis (dapat
terlihat langsung oleh mata) sehingga menjadi material baru yang lebih berguna.
Komposit terdiri dari 2 bagian utama yaitu :
a. Matriks,
berfungsi untuk perekat atau pengikat dan pelindung filler (pengisi) dari kerusakan
eksternal.
b. Filler (pengisi),
berfungsi sebagai Penguat dari matriks.

Penjelasan lain tentang komposit juga diutarakan oleh Van Rijswijk, M.Sc, dkk
(2001), dalam bukunya Natural FibreComposites, komposit adalah bahan hibrida
yang  terbuat dari resin polimer diperkuat dengan serat, menggabungkan sifat-sifat
mekanik dan fisik.
Ada tiga faktor yang menentukan sifat-sifat dari material komposit, yaitu:
1. Material pembentuk. Sifat-sifat intrinsik  material pembentuk memegang peranan
yang sangat penting terhadap pengaruh sifat kompositnya.
2. Susunan struktural komponen. Dimana bentuk serta orientasi dan ukuran tiaptiap
komponen penyusun struktur dan distribusinya merupakan faktor penting yang
memberi kontribusi dalam penampilan komposit secara keseluruhan.
3. Interaksi antar komponen. Karena komposit merupakan campuran atau kombinasi
komponen-komponen yang berbeda baik dalam hal bahannya maupun bentuknya,
maka sifat kombinasi yang diperoleh pasti akan berbeda.
            Secara umum material komposit tersusun dari dua komponen utama yaitu matrik
(bahan pengikat) dan filler (bahan pengisi). Filler adalah bahan pengisi yang digunakan
dalam pembuatan komposit, biasanya berupa serat atau serbuk. Gibson  (1984)
mengatakan bahwa matrik dalam struktur komposit bisa berasal dari bahan polimer,
logam, maupun keramik. Matrik secara umum berfungsi untuk mengikat serat menjadi
satu struktur komposit.

2.2 Klasifikasi Komposit

Dalam pembuatan sebuah material komposit, suatu pengkombinasian optimum


dari sifat-sifat bahan penyusunnya untuk mendapatkan sifat-sifat tunggal sangat
diharapkan. Beberapa material komposit polymer diperkuat serbuk yang memiliki
kombinasi sifat-sifat yang ringan, kaku, kuat dan mempunyai nilai kekerasan yang
cukup tinggi. Disamping itu juga sifat dari material komposit dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu material yang digunakan sebagai bentuk komponen dalam komposit, bentuk
geometri dari unsur-unsur pokok dan akibat struktur dari sistem komposit, cara
dimana bentuk satu mempengaruhi bentuk lainnya.
Menurut Agarwal dan Broutman, yaitu menyatakan bahwa bahan komposit
mempunyai ciri-ciri yang berbeda dan komposisi untuk menghasilkan suatu bahan yang
mempunyai sifat dan cirri tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya.
Disamping itu konstituen asal masi kekal dan dihubungkan melalui suatu antara muka.
Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang terdiri dari
fasa yang tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selalu terdiri dari serat atau
bahan pengukuh, manakalah yang berterusannya terdiri dari matriks.
Klasifikasi bahan komposit dapat dibentuk dari sifat dan sturkturnya. Bahan
komposit dapat diklasifikasikan kedalam beberapa jenis. Secara umum klasifikasi
komposit yang sering digunakan antara lain seperti :
a. Klasifikasi menurut kombinasi material utama, seperti metal-organic atau metal
anorganic.
b. Klasifikasi menurut karakteristik bult-from, seperti system matrik atau laminate.
c. Klasifikasi menurut istribusi unsure pokok, seperti continous dan disontinous.
d. Klasifikasi menurut fungsinya, seperti elektrikal atau structural.

Secara umum bahan komposit terdiri dari dua macam, yaitu bahan komposit
partikel (particulate composite) dan bahan komposit serat (fiber composite). Bahan
komposit partikel terdiri dari partikel–partikel yang diikat oleh matrik. Bentuk partikel
ini dapat bermacam–macam seperti bulat, kubik, tetragonal atau bahkan berbentuk yang
tidak beraturan secara acak. Sedangkan bahan komposit serat terdiri dari serat – serat
yang diikat oleh matrik. Bentuknya ada dua macam yaitu serat panjang dan serat
pendek.
2.2.1    Bahan Komposit Partikel
Dalam struktur komposit, bahan komposit partikel tersusun dari partikel–partikel
yang disebut bahan komposit partikel (particulate composite). Bahan komposit partikel
umunya digunakan sebagai pengisi dan penguat bahan komposit keramik (ceramic
matrik composites). Bahan komposit partikel lebih lemah dibanding bahan komposit
serat. Bahan komposit partikel mempunyai keunggulan ketahanan terhadap kekurangan
air, tidak muda retak dan mempunyai daya pengikat dengan matrik yang baik.

2.2.2    Bahan Komposit Serat


Bahan komposit serat terdiri dari serat–serta yang terikat oleh matrik yang saling
berhubungan. Bahan komposit serat ini terdiri dari dua macam, yaitu serat panjang
(continous fiber) dan serat pendek (short fiber dan whisker). Penggunaan bahan
komposit serat sangat efesien dalam menerima beban dan gaya. Karena itu bahan
komposit serat sangat kuat dan kaku bila dibebani searah serat, sebaliknya sangat lemah
bila dibebani dalam arah tegak lurus serat.
Continuous atau uni-directional, mempunyai serat panjang dan lurus,
membentuk lamina diatara matriknya. Jenis komposit ini paling sering digunakan. Tipe
ini mempunyai kelemahan pada pemisahan antar lapisan. Hal ini dikarnakan kekuatan
antar lapisan dipengaruhi oleh matriknya.
Komposit serat dalam dunia industry mulai dikembangkan dari pada
menggunakan bahan partikel. Bahan komposit serat mempunyai keunggulan yang
utama yaitu strong(kuat), stiff (tangguh), dan lebi tahan terhadap panas pada saat
didalam matrik (Schwartz, 1984). Dalam penggembangan teknologi pengolahan serat,
membuat serat sekarang semakin diunggulkan dibandingkan material–material yang
digunakan. Cara yang digunakan untuk mengkombinasi serat berkekuatan tarik tinggi
dan bermodulus elastisitas tinggi dengan matrik yang bermassa ringan, berkekuatan
tarik renda, serta bermodulus elastisitas rendah makin banyak dikembangkan guna
untuk memperoleh hasil yang maksimal. Komposit pada umumnya mengunakan bahan
plastik yang merupakan material yang paling sering digunakan sebagai bahan pengikat
seratnya selain itu plastic mudah didapat dan mudah perlakuannya, dari pada bahan dari
logam yang membutuhkan bahan sendiri.
Untuk memperoleh komposit yang kuat harus dapat menempatkan serat dengan
benar. Berdasarkan penempatanya terdapat beberapa tipe serat pada komposit yaitu :
1.      Continuous Fiber Composite
Continuous atau uni-directional, mempunyai serat panjang dan lurus,
membentuk lamina diatara matriknya. Jenis komposit ini paling sering
digunakan. Tipe ini mempunyai kelemahan pada pemisahan antar lapisan. Hal
ini dikarnakan kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh matriknya.

2.      Woven Fiber Composite (bi-dirtectional)


Komposit ini tidak mudah dipengaruhi pemisahan antar lapisan karena
susunan seratnya juga mengikat serat antar lapisan. Akan tetapi susunan serat
memanjangnya yang tidak begitu lurus mengakibatkan kekuatan dan kekakuan
akan melemah.
3.      Discontinuous Fiber Composite
Discontinuous Fiber Composite adalah tipe komposit dengan serat pendek.
Tipe ini dibedakan lagi menjadi 3 ( Gibson, 1994 : 157 ) :
a. Aligned discontinuous fiber
b. ligned discontinuous fiber
c. Randomly oriented discontinuous fiber

4.      Hybrid Fiber Composite


Hybrid Fiber Composite merupakan komposit gabungan antara serat tipe serat
lurus dengan serat acak. Tipe ini digunakan supaya dapat mengganti kekurangan
sifat dari kedua tipe dan dapat menggabungkan kelebihannya.
2.3 Bagian utama dari komposit
1. Reinforcement adalah salah satu bagian utama dari komposit
yaitu reinforcement (penguat) yang berfungsi sebagai penanggung beban utama
pada komposit.

2. Serat Gelas (Glass fiber) adalah bahan yang tidak mudah terbakar. Serat jenis ini
biasanya digunakan sebagai penguat matrik jenis polymer. Komposisi kimia serat
gelas sebagain besar adalah SiO2 dan sisanya adalah oksida-oksida alumunium
(Al), kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), dan unsur-unsur lainnya.

Berdasarkan bentuknya serat gelas dapat dibedakan menjadi beberapa macam


antaralain (Santoso, 2002):
a.      Roving
Berupa benang panjang yang digulung mengelilingi silinder.
b.      Yarn
Berupa bentuk benang yang lekat dihubungkan pada filamen.
c.       Chopped Strand
Adalah strand yang dipotong-potong dengan ukuran tertentu kemudian
digabung menjadi satu ikatan.
d.      Reinforcing Mat
Berupa lembaran chopped strand dan continuous strand yang tersusun secara
acak.
e.   Woven Roving
Berupa benang panjang yang dianyam dan digulung pada silinder
f.       Woven Fabric
Berupa serat yang dianyam seperti kain tenun.

Berdasarkan jenisnya serat gelas dapat dibedakan menjadi beberapa macam


antara lain (Nugroho, 2007):
a.      Serat E-Glass
Serat E-Glass adalah salah satu jenis serat yang dikembangkan sebagai penyekat
atau bahan isolasi. Jenis ini mempunyai kemampuan bentuk yang baik.
b.      Serat C-Glass
Serat C-Glass adalah jenis serat yang mempunyai ketahanan yang tinggi
terhadap korosi.
c.       Serat S-Glass
Serat S-Glass adalah jenis serat yang mempunyai kekakuan yang tinggi.

Matrik
Matrik adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi volume
terbesar (dominan). Matrik mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mentransfer tegangan ke serat secara merata.
b. Melindungi serat dari gesekan mekanik.
c. Memegang dan mempertahankan serat pada posisinya.
d. Melindungi dari lingkungan yang merugikan.
e. Tetap stabil setelah proses manufaktur.
Sifat-sifat matrik (Ellyawan, 2008) :
a. Sifat mekanis yang baik.
b. Kekuatan ikatan yang baik.
c. Ketangguhan yang baik.
d. Tahan terhadap temperatur.

Menurut Gibson (1994) matrik dalam struktur komposit dapat dibedakan menjadi:

1) Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)


Bahan ini merupajan bahan komposit yang sering digunakan, biasa disebut
polimer berpenguat serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers or Plastics). Bahan ini
menggunakan suatu polimer berbahan resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat
seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya. Komposit ini bersifat :
a) Biaya pembuatan lebih rendah
b) Dapat dibuat dengan produksi massal       
c) Ketangguhan baik
d) Tahan simpan
e) Siklus pabrikasi dapat dipersingkat
f) Kemampuan mengikuti bentuk
g) Lebih ringan.
Jenis polimer yang sering digunakan (Sudira, 1985) :
1.      Thermoplastic
Thermoplastic adalah plastik yang dapat dilunakkan berulang kali (recycle) dengan
menggunakan panas. Thermoplastic  merupakan polimer yang akan menjadi keras
apabila didinginkan. Thermoplastic akan meleleh pada suhu tertentu, melekat
mengikuti perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat balik (reversibel) kepada sifat
aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan. Contoh dari thermoplastic yaitu
Poliester, Nylon 66, PP, PTFE, PET, Polieter sulfon, PES, dan Polieter eterketon
(PEEK).

2.      Thermoset
Thermoset tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali
pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan yang
tinggi tidak akan melunakkan thermoset melainkan akan membentuk arang dan terurai
karena sifatnya yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis
melamin. Plastik jenis thermoset tidak begitu menarik dalam proses daur ulang karena
selain sulit penanganannya juga volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume
jenis plastik yang bersifat thermoplastic. Contoh dari thermoset yaitu Epoksida,
Bismaleimida (BMI), dan Poli-imida (PI).
Aplikasi PMC yaitu sebagai berikut :
1) Matrik berbasis poliester dengan serat gelas
a. Alat-alat rumah tangga
b. Panel pintu kendaraan
c. Lemari perkantoran
d. Peralatan elektronika.
2)   Matrik berbasis termoplastik dengan serat gelas (kotak air radiator)
3)   Matrik berbasis termoset dengan serat carbo
a. Rotor helikopter
b. Komponen ruang angkasa
c. Rantai pesawat terbang

2) Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)


Bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai matrik dan
penguatnya dengan serat seperti silikon karbida. Kelebihan MMC dibandingkan dengan
PMC :
a. Transfer tegangan dan regangan yang baik.
b. Ketahanan terhadap temperature tinggi     
c. Tidak menyerap kelembapan.
d. Tidak mudah terbakar.
e. Kekuatan tekan dan geser yang baik.Ketahanan aus dan muai termal yang lebih baik

Kekurangan MMC :
a. Biayanya mahal
b. Standarisasi material dan proses yang sedikit

Matrik pada MMC :


a. Mempunyai keuletan yang tinggi
b. Mempunyai titik lebur yang rendah
c. Mempunyai densitas yang rendah
d. Contoh : Almunium beserta paduannya, Titanium beserta paduannya, Magnesium
beserta paduannya.

Proses pembuatan MMC :


a. Powder metallurgy
b. Casting/liquid ilfiltration
c. Compocasting
d. Squeeze casting

  Aplikasi MMC, yaitu sebagai berikut :


a. Komponen automotive (blok-silinder-mesin,pully,poros gardan,dll)
b. Peralatan militer (sudu turbin,cakram kompresor,dll)
c. Aircraft (rak listrik pada pesawat terbang)
d. Peralatan Elektronik

3) Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)


Bahan ini menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat
pendek, atau serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau boron
nitride. Matrik yang sering digunakan pada CMC adalah :

1. Gelas anorganic.
2. Keramik gelas
3. Alumina
4. Silikon Nitrida

Keuntungan dari CMC :


1. Dimensinya stanil bahkan lebih stabil daripada logam
2. Sangat tanggung , bahkan hampir sama dengan ketangguhan dari cast iron
3. Mempunyai karakteristik permukaan yang tahan aus
4. Unsur  kimianya stabil pada temperature tinggi
5. Tahan pada temperatur tinggi (creep)
6. Kekuatan & ketangguhan tinggi, dan ketahanan korosi

Kerugian dari CMC :


1. Sulit untuk diproduksi dalam jumlah besar
2. Relative mahal dan non-cot effective
3. Hanya untuk aplikasi tertentu

Aplikasi CMC, yaitu sebagai berikut :


1. Chemical processing = Filters, membranes, seals, liners, piping, hangers
2. Power generation = Combustorrs, Vanrs, Nozzles, Recuperators, heat exchange
tubes, liner
3. Wate inineration = Furnace part, burners, heat pipes, filters, sensors.
4. Kombinasi dalam rekayasa wisker SiC/alumina polikristalin untuk perkakas potong.
5. Serat grafit/gelas boron silikat untuk alas cermin laser.
6. Grafit/keramik gelas untuk bantalan,perapat dan lem.
7. SiC/litium aluminosilikat (LAS) untuk calon material mesin panas.
2.4 Jenis-Jenis Komposit
2.4.1 Material Komposit Serat
Material komposit serat yaitu komposit yang terdiri dari serat dan bahan
dasar yang diproduksi secara fabrikasi, misalnya serat + resin sebagai bahan
perekat, sebagai contoh adalah FRP (Fiber Reinforce Plastic) plastik diperkuat
dengan serat dan banyak digunakan, yang sering disebut fiber glass.

2.4.2 Komposit Lapis (Laminated Composite)


Komposit lapis yaitu komposit yang terdiri dari lapisan dan bahan penguat,
contohnya polywood, laminated glass yang sering digunakan sebagai bahan
bangunan dan kelengkapannya.

2.4.3 Komposit Partikel (Particulate Composite)


Komposit partikel yaitu komposit yang terdiri dari partikel dan bahan
penguat seperti butiran (batu dan pasir) yang diperkuat dengan semen yang sering
kita jumpai sebagai betin.

Propertis Material Komposit


Kemajuan kini telah mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap bahan
komposit. Perkembangan bidang sciences  dan teknologi mulai  menyulitkan  bahan
konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Bidang angkasa
lepas, perkapalan, automobile dan industri  pengangkutan merupakan contoh aplikasi
yang memerlukan bahan-bahan yang berdensity rendah, tahan karat, kuat, kokoh dan
tegar. Dalam kebanyakan bahan konvensional seperti keluli, walaupun kuat ia
mempunyai density yang tinggi dan rapuh.
Sifat maupun karakteristik  dari komposit ditentukan oleh :
a. Material yang menjadi penyusun komposit
Karakteristik komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material penyusun
menurut rule of mixture sehingga akan berbanding secara proporsional.
b. Bentuk dan penyusunan struktural dari penyusun
Bentuk dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik
komposit.
c. Interaksi antar penyusun
Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit.

2.5 Contoh Material Komposit


1.   Plastik diperkuat fiber:
a.    Diklasifikasikan oleh jenis fiber :
1)   Wood (cellulose fibers in a lignin and hemicellulose matrix)
2)   Carbon-fibre reinforced plastic atau CRP
3)   Glass-fibre reinforced plastic atau GRP (informally, "fiberglass")
b.    Diklasifikasikan oleh matriks:
1)   Komposit Thermoplastik
2) Long fiber thermoplastics or long fiber reinforced thermoplastics
  3) Glass mat thermoplastics
4)   Thermoset Composites

2.    Metal matrix composite MMC:


a.    Cast iron putih
b.    Hardmetal (carbide in metal matrix)
c.    Metal-intermetallic laminate

3.   Ceramic matrix composites:


a.    Cermet (ceramic and metal)
b.    concrete
c.    Reinforced carbon-carbon (carbon fibre in a graphite matrix)
d.   Bone (hydroxyapatite reinforced with collagen fibers

4.   Organic matrix/ceramic aggregate composites


a.    Mother of Pearl
b.    Syntactic foam
c.    Asphalt concrete

5.   Chobham armour (lihat composite armour)

6.   Engineered wood
a.    Plywood
b.    Oriented strand board
c.    Wood plastic composite (recycled wood fiber in polyethylene matrix)
d.   Pykrete (sawdust in ice matrix)

7.   Plastic-impregnated or laminated paper or textiles


a.    Arborite
b.    Formica (plastic)

2.6 Bahan Pembentuk Komposit


Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam bahan, 6 macam
sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing. Sebagai bahan utama yaitu
erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, sedangkan sebagai bahan finishing antara lain :
aseton, PVA, mirror, cobalt, dan dempul.

1. Aerosil
Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayi berwarna putih.
Berfungsi sebagai perekat mat agar fiberglass menjadi kuat dan tidak mudah
patah/pecah.

2. Pigment
Pigmen adalah zat pewarna sebagai pencampur saat bahan fiberglass dicampur.
Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya pemilihan
warna untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.

3. Resin
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening. Berfungsi
untuk mencairkan/ melarutkan sekaligus juga mengeraskan semua  bahan yang akan
dicampur. Biasanya bahan ini dijual dalam literan atau dikemas dalam kaleng.

4. Katalis
Zat ini berwarna bening dan berfungsi sebagai pengencer. Zat kimia ini biasanya
dijual bersamaan dengan resin, dan dalam bentuk pasta. Perbandingannya adalah resin 1
liter dan katalisnya 1/40 liter.

5. Talk
Sesuai dengan namanya bahan  ini berupa bubuk berwarna putih seperti sagu.
Berfungsi sebagal campuran adonan fiberglass agar keras dan agak lentur.
6. Mat
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari model
anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar dan jarang-jarang.
Berfungsi sebagai pelapis campuran adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur
kimia tersebut bersenyawa dan mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya.
Akibatnya fiberglass menjadi kuat dan tidak  getas.

7. Aseton
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya seperti katalis yaitu untuk
mencairkan  resin. Zat  ini digunakan apabila  adonan  terlalu kental yang akan
mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama keringnya.

8. PVA
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus. Berfungsi untuk
melapis antara master mal/cetakan dengan bahan fiberglass. Tujuannya adalah agar
kedua bahan tersebut tidak saling menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat
dilepas dengan mudah dari master mal atau cetakannya.

9. Mirror
Sesuai namanya, manfäatnya hampir sama dengan PVA, yaitu menimbulkan efek
licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna bermacam macam.

10. Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan. Berfungsi sebagai bahan aktif
pencampur katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya kurang baik
dan terlalu encer. Bahan ini dapat dikategorikan sebagai bahan penyempurna, sebab
tidak semua bengkel menggunakannya. Hal ini tergantung pada kebutuhan pembuat dan
kualitas resin yang digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur
dengan 3 liter katalis. Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan
api.
11. Dempul fiberglass
Setelah  hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan yang
tidak rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan. Tujuannya agar permukaan
fiberglass hasil cetakan menjadi lebih halus dan rata sehingga siap dilakukan pengerjaan
lebih lanjut.

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Komposit


2.7.1 Kelebihan Material Komposit
Material komposit mempunyai beberapa  kelebihan berbanding dengan bahan
konvensional  seperti  logam.  Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari
beberapa sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal dan biaya. Seperti
yang diuraikan dibawah ini :
a.       Sifat-sifat mekanikal dan fisikal
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan  peranan penting
dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serta
dapat menghasilkan komposit  yang  mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih
tinggi dari bahan konvensional seperti keluli.
b.      Biaya
Faktur biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu
perkembangan  industri  komposit. Biaya yang berkaitan erat dengan penghasilan suatu
produk yang seharusnya  memperhitungkan beberapa aspek seperti biaya bahan mentah,
pemrosesan, tenaga manusia, dan sebagainya.

2.7.2 Kekurangan Material Komposit


a. Tidak tahan terhadap beban shock (kejut) dan crash (tabrak) dibandingkan
dengan metal.
b. Kurang elastis
c. Lebih sulit dibentuk secara plastis.
2.8 Kegunaan Komposit
a. Angkasa luar
Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit.
b. Kesehatan
Kaki palsu, Sambungan sendi pada pinggang
c. Marine / Kelautan
Kapal layar, Kayak
d. Industri Pertahanan
Komponen jet tempur, Peluru, Komponen kapal selam
e. Industri Pembinaan
Jembatan, Terowongan, Rumah, Tanks.
f. Olah raga dan rekreasi
Sepeda, Stick golf, Raket tenis, Sepatu olah raga
g. Automobile
Komponen mesin, Komponen kereta
h. Angkasa luar
Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Material komposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi antara dua
atau lebih material pembentuknya melalui pencampuran yang tidak homogen, dimana
sifat mekanik dari masing-masing material pembentuknya berbeda. Material komposit
memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari pada logam, memiliki kekuatan bisa diatur
yang tinggi (tailorability), memiliki kekuatan lelah (fatigue) yang baik, memiliki
kekuatan jenis (strength/weight) dan kekakuan jenis (modulus Young/density) yang
lebih tinggi daripada logam, tahan korosi, memiliki sifat isolator panas dan suara, serta
dapat dijadikan sebagai penghambat listrik yang baik, dan dapat juga digunakan untuk
menambal kerusakan akibat pembebanan dan korosi.

3.2 Saran
Hambatan dalam aplikasi material komposit umumnya adalah soal biaya.
Meskipun sering kali proses manufaktur material komposit lebih efisien, namun
material mentahnya masih terlalu mahal. Material komposit masih belum bisa secara
total menggantikan material konvensional seperti baja, tetapi dalam banyak kasus kita
memiki kebutuhan akan hal itu. Tidak diragukan, dengan teknologi yang terus
berkembang, pengunaan baru dari material komposit akan bermunculan. Jadi dalam
upaya ini, harusnya diadakan penelitian atau peninjauan kembali tentang material
material mentah komposit yang lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010, Nopember 11). Sifat-Sifat Komposit. Retrieved November 18, 2015,
from Blogspot: http://decilix.blogspot.co.id/2010/11/sifat-fisika-dan-kimia-
baja.html

Nugroho, A. F. (2014, Februari 03). Komposit. Retrieved November 18, 2015, from
Blogspot: http://forestmaknyus.blogspot.co.id/2014/02/sekilas-tentang-baja.html

Santa, M. (2015, Juni 15). Makalah Kimia. Retrieved November 18, 2015, from
Blogspot: http://mardhawaspj.blogspot.co.id/2015/06/makalah-kimia-
padat.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai