Anda di halaman 1dari 1

“...... Maka ia tiada juga duduk di dalam negeri itu, lalu ia pergi ke Palembang.....


(Sulalatussalatin, hal :29)

Maksud dari kutipan “Maka ia tiada juga duduk di dalam negeri itu” di dalam kitab
Sulalatussalatin hal 29 itu ialah seorang pemimpin di negeri tersebut tidak dapat berkuasa untuk
menegakkan perintah-perintahnya, sehingga pada akhirnya dia pun memilih hijrah atau
berpindah ke negeri Palembang.

“.......Telah masyhurlah pada segala negeri......” (Sulalatussalatin, Hal:43)

Maksud dari kutipan “Telah masyhurlah pada segala negeri.” di dalam kitab Sulalatussalatin hal
43 itu ialah terdapat kata masyhur yang mana berarti terkenal atau tenama. Jadi dapat dimaknai
bahwa suatu negeri sudah terkenal atau harum namanya di seluruh penjuru negeri. Hal ini terjadi
karena negeri tersebut memiliki pemimpin yang baik, hasil panen yang berlimpah, dan juga
pasar-pasar di sekitar negeri tersebut sangat berkembang pesat.

“.......maka Tuan Pepahh Pandah pun berlayar kembali ke Perlak........” (Sulalatussalatin,


Hal 44)

Maksud dari kutipan “maka Tuan Pepahh Pandah pun berlayar kembali ke Perlak” di dalam
kitab Sulalatussalatin hal 44 ialah bahwa tuan Pepah Pandah kembali berlayar ke suatu negeri
yang bernama negeri Perlak. Perlak adalah nama suatu daerah di wilayah Aceh Timur yang
banyak ditumbuhi kayu. Sehingga pada saat itu negeri Perlak menjadi pusat pelabuhan
perniagaan yang maju dan aman. Hal ini juga yang menyebabkan Negeri Perlak menjadi tempat
persinggahan kapal-kapal niaga orang Arab dan Persia. Seiring berjalannya waktu di negeri
Perlak juga berkembang masyarakat islam terutama sebagai akibat perkawinan diantara saudagar
muslim dengan perempuan-perempuan negeri Perlak.

“.........Pada akhir zaman kelak, ada sebuah negeri di bawah angin. Semundra namanya....
tetapi ada pula seorang fakir di negeri Mutabari namanya.....” (Salalatussalatin, hal:55)

Maksud dari kutipan ““Pada akhir zaman kelak, ada sebuah negeri di bawah angin. Semundra
namanya.... tetapi ada pula seorang fakir di negeri Mutabari namanya” di dalam kitab
Sulalatussalatin hal 55 ialah negeri dibawah angin dapat ditemukan pada naskah Hikayat raja-
raja Pasai yang merujuk pada wilayah Sumatera sampai Maluku atau biasa dikenal dengan
nusantara dan daratan asia tenggara. Namun pada tafsiran kitab Salalatussalatin kelak masa yang
akan datang negeri dibawah angin bernama negeri Samundra. Selain itu pada suatu negeri yang
bernama negeri Mutabari terdapat seorang fakir. Fakir adalah orang yang amat sengsara
hidupnya, tidak memiliki harta dan juga tenaga untuk memenuhi penghidupannya. Untuk
melanjutkan hidupnya seorang fakir ini membutuhkan bantuan dari pemimpin-pemimpin negeri
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai