LANDASAN TEORI
attitude, ect.
15
16
Kuart Lewin. Asal teori medan itu sendiri berangkat dari teori psikologi
kohler dan Kofka dimana dalam teori mereka disebutkan bahwa seseorang
dengan medan gravitasi. Perhatian utama teori ini adalah masalah persepsi,
perbuatan.15
11
Hamzah Uno, Profesi Pendidikan, problem Solusi dan Refrensi pendidikan di Indonesia,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2008), 60.
12
Hamzah Uno, Profesi Pendidikan, problem Solusi...,62.
13
Moch, Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2005), hal 14.
14
Jhon W Burke, Competency Based Education an Training, (London, New york,
Philadelphia : The Falmer Press, 1995), hal 12
15
Saiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung :
Alabeta, 2009), hal 23
17
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah
sihayati dan dikuasai oleh seorang guru dan dosen dalam melaksanakan
tugas keprefesionalan.18
sebuah profesi yaitu guru atau tenaga pengajar, maka kompetensi guru
guru adalah seperangkat kemampusan yang harus ada dalam diri guru agar
16
Hamzah Uno, Profesi Pendidikan, problem Solusi...,64.
17
Moch, Uzer Usman, Menjadi Guru...,4.
18
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tentang Guru dan Dosen, (Bandung :
Citra Umbara, 2005), 4.
19
Kunandar, Guru Profesional : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), 51
18
moral yang tiada taranya. Maka kompetensi guru agama islam adalah
didiknya.21
adanya standar kompetensi. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 14 tentang guru dan dosen
a. Kompetensi Profesional
20
Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluaga dan Sekolah, ( Jakarta : Ruhama,
1995), 55.
21
Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluaga dan Sekolah...,99.
22
Asrorum Ni’am, Membangun Proesionalitas Guru, ( Jakarta : eLSAS, 2006), 162.
19
berikut :24
tangguang jawabnya
pemnbelajaran
b. Kompetensi Pedagogik
23
Asrorum Ni’am, Membangun Proesionalitas Guru...,199
24
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru...,135-136
20
yang dumilikinya.
c. Kompetensi Sosila
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik
25
Asrorum Ni’am, Membangun Proesionalitas Guru...,199
26
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru...,75.
21
3). Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
personal--sosial yang harus dimiliki seorang guru adalah sebagai berikut :28
27
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru...,173
28
A. Samana, profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta : kainisius, 1994), 55-57.
22
11). Guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan
penyelesaian tugas-tugasnya
dan produktif
d. Kompetensi Kepribadian
mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta
didik.29
yang mantap, stabil, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik
Kompetensi kepribadian ini mmiliki peran dan fungsi yang sangat penting
29
Asrorum Ni’am, Membangun Proesionalitas Guru...,194.
30
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru...,117.
23
31
A. Samana, Profesionalisme Keguruan...,61-69.
24
yang bersangkutan.
belajar giat.
1. Konsep Sertifikasi
pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina.
32
Samani, Muklas. al, Buku 2 Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan Melalui Penilaian
Portofolio, (Jakarta : Depdikmas, 2008), 1.
27
Nasional.
Pendidikan.
UM.01.02-253
sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok
guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai
negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan
didasarkan atas jumlah data individu guru per Kabupaten/ Kota yang
Tenaga Kependidikan.
pendidik profesional,
35
Samani, Muklas. al, Buku 2 Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan...,1.
31
tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegewai negeri sipil (PNS)
maupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil (swasta).
yang tidak kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itu
sendiri.
di negeri ini.
nilai tambah, baik yang terkait dengan aspek olah pikir, rasa, hati, dan
36
Samani, Muklas. al, Buku 2 Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan...,2.
32
raganya.
5. Peserta Sertifikasi
a. Ketentuan Umum
3) Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang sudah
ditentukan.
37
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku 1
pedoman penetapan peserta Sertifikasi Guru Dalam Jabatan (Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2012 ), 18
33
sebagai peserta.
yang berwenang.
10) Daftar Nama Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2011 dapat di unduh
online.
11) Apabila ada guru calon peserta sertifikasi yang mengundurkan diri,
dan PLPG
izin penyelenggaraan.
2) Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS atau bukan PNS) minimal
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terbit yang
Peserta.
apabila:
38
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku 1
pedoman penetapan, 17-18
35
kenaikan pangkat).
secara langsung,
5) Guru SD dan SMP yang telah terdaftar dan mengajar pada sekolah
sebagai berikut: (1) masa kerja sebagai guru, (2) usia, (3) pangkat
dan golongan, (4) beban kerja, (5) tugas tambahan, (6) prestasi kerja.
39
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku 1
pedoman penetapan, 20
36
sebagai berikut:40
b. Usia
c. Pangkat/Golongan
d. Beban Mengajar
e. Jabatan/Tugas Tambahan
Tugas tambahan adalah jabatan atau tugas yang diemban oleh guru
keahlian.
40
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku 1
pedoman penetapan, 22.
37
f. Profesi Kerja
6. Pelaksanaan Sertifikasi
sebagai berikut:
Mitra.
sertifikat pendidik.
41
Samani, Muklas. al, Buku 2 Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan...,5.
39
sebagai berikut:
Guru atau DPG) yang diakhiri dengan uji kompetensi. Materi DPG
pendidik.
Guru
kepada guru yang berpotensi dan mengajar pada pendidikan dasar (SD
dan SMP).
sebagai berikut:
mendapatkan pembinaan.
dan siapa guru yang perlu mendapat pembinaan secara kontinyu, serta
suka, atau alasan subjektif lain, yang bermuara pada korupsi, kolusi,
itu, uji kompetensi guru akan mendorong terciptanya kegiatan dan hasil
Guru
Dokumen ini terkait dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama
mengajar.
pada buku panduan penyusunan portofolio (Buku 3). Asesor yang diberi
oleh Ditjen Dikti. Kepada asesor yang dinyatakan lulus seleksi diberikan
prestasi akademik.
45
ditetapkan;
1) Kualifikasi akademik
44
Sekertariat Jenderal Pendidikan Islam, Panduan Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru
Agama /Bidang Studi Agama dalam Jabatan, (Jakarta : Departemen Agama, 2007), 2.
45
Sekertariat Jenderal Pendidikan Islam, Panduan Penyusunan... 5.
46
internasional.
3) Pengalaman mengajar
6) Prestasi akademik
baik untuk guru PNS maupun bukan PNS berlaku sama, kecuali pangkat
Nasional.
d. Guru bukan PNS yang berstatus guru tetap yayasan (GTY) atau guru
e. Memiliki masa kerja sebagai guru minimal 5 tahun pada satu sekolah
46
Alan Cowling & Philip James. 1996. The Essence of Personnel Management an
Industrial Relation (terjemahan). Yogyakarta : ANDI
50
terhadap keberhasilan siswa akan menjadi jauh lebih besar seiring harapan
kompetensi guru yang belum lulus dalam penilaian portofolio dan untuk
Peserta PLPG adalah guru yang telah lulus Uji Kompetensi Awal
(UKA), baik berasal dari guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata
menyerahkan:
2) Fotokopi Ijazah S-1 atau D-IV, serta Ijazah S-2 dan atau S-3 (bagi
mengeluarkan,
atasan,
satminkal).
mengundurkan diri.
peserta.
c. Penyelenggaraan
sebagai berikut: 48
48
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Buku 4 Rambu-Rambu Pelaksanaan
Pendidikan...,4-5.
53
keahlian/mata pelajaran.
UKA yang dicapai peserta. Peserta dengan hasil UKA rendah harus
guru yang melalui jalur Portofolio dan yang melalui jalur Pendidikan dan
Latihan Proesi guru. Sertifikasi pendidik ini diberikan kepada guru yang
memenuhi standar profesional guru. Standar profesional guru tercermin dari uji
dan penghargaan yang relevan. Sedangkan PLPG atau Pendidikan dan Latihan
Proesi Guru adalah sebuah media yang diberikan pemerintah kepada para guru
siswinya
Jika seorang guru sudah tersertifikasi maka secara umum baik guru yang
sertifikasi melalui jalur Portofolio dan melalui jalur Pendidikan dan Latihan
49
Sekertariat Jenderal Pendidikan Islam, Panduan Penyusunan Portofolio Sertifikasi
Guru...,53-72.
56
belajar mengajar.
mempunyai “segudang” masalah yang menjadi daya tarik sebagai bahan sarana
atau sarana dan prasarana, guru atau tenaga pendidik, evaluasi pembelajaran
dan lain-lainnya. Namun akhir-akhir ini perhatian peneliti banyak tertuju pada
masalah guru dan tenaga pendidikan, hal ini muncul sebagai implikasi dari UU
yang begitu besar, hal ini dikarenakan sertifikasi “didewakan” sebagai upaya
dari permasalahan guru atau tenaga pendidik yang terus berkembang, dari hasil
tentu saja, kelebihannya pasti ada yang perlu diapresiasi. Di bawah ini coba
penelitian ini.
Sertifikasi Guru pada Jenjang SMP Negeri atau Swasta di Wilayah Jakarta
oenelitian ini adalah Pertama sosialisasi sertifikasi guru, dari hasil penelitian
efektif, karena kejelasan, persepsi dan pemahaman guru peserta sertifikasi itu
teknologi (40%); Kedua rekruitmen guru untuk sertifikasi, dari hasil penelitian
diketahui adanya selisih antara jumlah kuota dengan jumlah peserta yang
mengikuti tes tulis dan tes kinerja sertifikasi guru sebanyak 178 orang; Ketiga
50
Sri Rahmawati, Endang Setiariny, Profil Pelaksanaa Sertiikasi Guru pada Jenjang
SMPN/S di Wilayah Jakarta Selatan, (Jakarta : LPMP DKI, 2008)
58
menimbulkan perbedaan pada sistem penilian; Kelima diklat profesi guru, dari
penilaian ini diketahui bahwa dari kuota sertifikasi 2006 terdapat 460 pendidik
pada analisis output dari pelaksanaan sertifikasi itu sendiri. Penelitian tersebut
kompetensi seorang guru atau tenaga pendidik dalam rangka mewujudkan guru
51
Hanifah Lubis, Studi Kpmpetensi Guru Pendidikan gama Islam dalam Pelaksanaan
Evaluasi Pembelajaran di SMA N 88 jakarta, ( Skripsi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008)
59
diperlukan. Terutama terhadap hasil penelitian yang telah dihasilkan oleh para
peneliti tentang sertifikasi dan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam yang
oleh para peneliti di atas, tentu saja, terbuka sekali peluannya untuk dikritik
tindak lanjut yang berubahan diklat profesi; sedangkan pada kompetensi guru