Laporan Observasi
Di Susun Oleh :
1
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN HASIL OBSERVASI
Di Setujui Oleh :
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan kasih-Nya
yang luar biasa, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Penulisan
laporan observasi ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Manajemen Humas
yang diampu oleh Dr. Nunuk Hariyati, S,Pd. M.Pd.
Peneliti menyadari bahwa laporan observasi ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu peneliti ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. H. Mahmud Al Fahmi, S.E, selaku kepala sekolah SMP Progresif Bumi Sholawat
yang telah bersedia memberikan izin untuk melakukan observasi.
2. Dr. Nunuk Hariyati, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Humas.
3. Kelompok 4 mata kuliah Manajemen Humas MP-2017 A yang senantiasa
mendukung dan membantu terciptanya laporan observasi ini.
Peneliti juga menyadari bahwa penelitian ini masih banyak yang perlu dibenahi, maka
dari itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan agar laporan observasi ini dapat
menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.
3
Abstrak
Manajemen Hubungan Masyarakat adalah sebuah proses yang terdiri dari tindakan-
tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan
untuk mengatur hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat. Hubungan antara
sekolah dengan masyarakat dapat terwujud kerjasama yang baik dan saling menguntungkan
apabila terdapat komunikasi yang efektif antara sekolah dengan masyarakat. Komunikasi yang
efektif merupakan salah satu teknik menjalin hubungan harmonis antara sekolah dengan
masyarakat sehingga diperlukan nilai dan etika dalam kehumasan.
Penenelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukan bahwa: (1) Citra sekolah didapat dari pelaksanaan program kehumasan
berupa kerjasama dengan berbagai lembaga, dan menjadikan prestasi siswa baik secara
akademik maupun nonakademik sebagai brand sekolah. (2) Kemitraan sekolah dilaksanakan
dengan menjalin hubungan dengan tiga jenis mitra utama. (3) Peran humas dalam menjalin
hubungan orang tua murid adalah melalui pemberitahuan prestasi maupun informasi penting
lainnya. Sedangkan peran humas dengan masyarakat dilaksanakan oleh para guru dan siswanya
sebagai pembawa nama baik sekolah, melalui program bersih masjid dan bagi sembako untuk
masyarakat kurang mampu yang berada di sekitar lingkungan sekolah.
Kata kunci: Manajemen hubungan masyarakat, citra sekolah.
Abstract
Management of Public Relations is a process consisting of actions such as planning,
organizing, activation and supervision performed to regulate the relationship between
educational institutions with the public. The relationship between schools and communities can
materialize good and mutual benefit if there is effective communication between schools and
communities. Effective communication is one of the techniques of harmonious relationship
between schools and society so that value and ethics are needed in the public.
This research uses qualitative research. Data collection techniques are carried out by
observation, interviews, literature studies, and documentation studies. The results of the study
show that: (1) School images are obtained from the implementation of public relations
programs in the form of collaboration with various institutions, and make student achievement
both academically and non-academically as a school brand. (2) School partnerships are carried
out by establishing relationships with three main types of partners. (3) The role of public
relations in establishing parents' student relations is through notification of achievements and
other important information. Whereas the role of public relations with the community is carried
out by the teachers and students as bearers of the good name of the school, through a clean
mosque program and for basic needs for the poor who are around the school environment.
Keywords: Public relations management, school image.
4
DAFTAR ISI
5
DAFTAR GAMBAR
6
BAB I
(PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk
mencerdaskan anak bangsa, dan membantu serta mengantarkan peserta didik
menuju cita-cita yang diharapkan . Sekolah membawa misi, yaitu mengajak dan
mengajar kearah kebenaran dan kebaikan. Sekolah juga sebagai "pabrik
manusia". Produk dari pabrik ini adalah pengetahuan, moral, akhlak manusia yang
selanjutnya di proses . Hasil produk pabrik inilah yang akan menentukan arah
peradaban di masa mendatang.Baik buruknya suatu bangsa akan ditentukan
oleh produk sekolah ini.
Lembaga pendidikan adalah salah satu sub sistem dari beberapa sub sistem yang
ada dalam masyarakat. D i d a l a m l e m b a g a p e n d i d i k a n , s e k o l a h t e r d i r i
dari komponen guru, siswa,kar yaw an, wali murid, alumni,
s t a k e h o l d e r , p e m e r i n t a h d a n m a s y a r a k a . Keberadaan lembaga pendidikan
tidak terlepas dari peran serta masyarakat, karena maju tidaknya sebuah lembaga
pendidikan dalam semua jenjang tergantung bagaimana lembaga pendidikan mampu
menjalin kerjasama yang baik dengan masyaraka
SMP Progresif Bumi Shalawat merupakan salah satu Sekolah Menengah
Pertama pendidikan islam integaratif. Pendidikan yang dikembangkan menekankan
perkembangan manusia terpadu dan seimbang baik secara intelektual , fisik, spiritual,
moral, emosional, dan sosial berdasarkan sentuhan nilai islam, yang berada di Daerah
Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Di SMP Progresif Bumi Shalawat ini terdapat Wakil
Kepala Sekolah bidang Kesiswaan dan Humas bernama Bapak Akhmad Nasyruddin
yang membantu dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam perencanaan
program Humas yaitu yang terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan, wujud
rencana kerja, dan alasan dilakukannya perencanaan kerja humas serta menciptakan
hubungan yang kondusif diantara warga sekolah.
Hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara
lembaga pendidikan dan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap kebutuhan dan praktek pendidikan, serta dapat bekerjasama untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor
7
20 tahun 2003 pasal 7 ayat (1) yang berbunyi “bahwa orang tua berhak berperan serta
dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan
pendidikan anaknya”. Oleh sebab itu, sekolah dituntut memberikan layanan informasi
pendidikan dan informasi kegiatan yang ada di sekolah.
Hubungan antara sekolah dengan masyarakat melibatkan orangtua, masyarakat
serta lembaga pendidikan untuk dapat saling memenuhi kebutuhan masing-masing.
Lembaga pendidikan membutuhkan dukungan masyarakat baik berupa input maupun
hasilnya nanti pada outputnya yang menjadi bagian dari masyarakat. Sedangkan
masyarakat sangat membutuhkan pendidikan itu sendiri.
Manajemen Hubungan Masyarakat adalah sebuah proses yang khas terdiri dari
tindakan- tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian , pengaktifan dan
pengawasan yang dilakukan untuk mengatur hubungan antara lembaga pendidikan
dengan masyarakat. Hubungan antara sekolah dengan masyarakat dapat terwujud
kerjasama yang baik dan saling menguntungkan apabila terdapat komunikasi yang
efektif antara sekolah dengan masyarakat. Komunikasi yang efektif merupakan salah
satu teknik menjalin hubungan harmonis antara sekolah dengan masyarakat.Sehingga
diperlukan nilai dan etika dalam kehumasan. Untuk memahami pelaksanaan
manajemen hubungan masyarakat secara mendalam penulis melakukan observasi di
SMP Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo serta ingin mengetahui peran dan tugas Humas
SMP Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo, kemudian ingin mengetahui program-program
yang telah direncanakan sekolah melalui bidang Humas, serta ingin mengetahui
masalah-masalah Humas yang di alami oleh SMP Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo
dari input maupun output dan strategi-strategi yang digunakan dalam mengatasi
masalah tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, peneliti menemukan beberapa
rumusan masalah yang akan dijadikan fokus penelitian dalam laporan ini, diantaranya
adalah :
1. Apa sajakah program-program humas yang diterapkan di SMP Progresif Bumi
Sholawat Sidoarjo?
2. Bagaimanakah peran humas dalam menjalin kerjasama dengan lembaga mitra?
3. Bagaimanakah peran humas dengan orangtua dan masyarakat dalam
meningkatkan hubungan masyarakat?
8
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengertian dan
pelaksanaan Manajemen Hubungan Masyarakat (Humas) di sekolah. Tujuan bagi
peneliti melakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui :
1. Program-program kegiatan kehumasan di SMP Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo.
2. Peran humas di SMP Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo dalam menjalin kerjasama
dengan lembaga mitra.
3. Peran humas dengan orangtua atau masyarakat dalam meningkatkan hubungan
masyarakat
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang telah peneliti lakukan dalam proses penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat Humas untuk Kepala Sekolah
Dalam organisasi sekolah kepala sekolah adalah pimpinan tertinggi
di sekolah. Kepala sekolah adalah seseorang yang mempunyai kemampuan
mengarahkan aktivitas warga sekolah (guru, pegawai tata usaha, siswa, dan
lingkungan sekolah) untuk mencapaisuatu tujuan. Sehingga kepala sekolah
sangat bermanfaat dan saling berkaitan dengan Humas, berikut ini
merupakan manfaat Kepala Sekolah terhadap Humas:
9
a) Dalam proses perencanaan kepala sekolah merencanakan visi dan misi,
program kerja atau kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan. Dengan
adanya perencanaan yang baik dan rinci akan mempermudah
pelaksanaan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga dengan
adanya perencanaan tersebut dapat membangun citra sekolah yang baik
dan mendapatkan nilai positif dari masyarakat.
b) Pengorganisasian adalah fungsi manajemen humas yang membagi
tugas-tugas yang harus dikerjakan, serta menata sumberdaya-
sumberdaya yang ada untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut.
(Rahmat: 2016). Jadi kepala sekolah dapat mengatur tanggung jawab
dan kewenangan anggotanya untuk bertindak atau melakukan
wewenangnya sesuai dengan tugas yang telah dikelompokkan sesuai
jabatan masing-masing guna mencapai hasil yang diharapkan.
c) Monitoring dan Evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh
mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Dengan adanya Humas sehingga
kepala sekolah dapat memberikan masukan atau pendapat dari hasil
evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya dengan tujuan untuk
memaksimalkan lagi program Humas yang telah dilaksanakan.
d) Pengendalian/kontroling salah satu fungsi manajemen humas yang
berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga
apa yang dilakukan bahawan dapat diarahkan ke jalan yang benar
dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula. Jadi
disini kepala sekolah sebagai pengendali dapat memastikan apakah
tujuannya telah tercapai atau belum.
10
c) Menjadi mediator komunikasi dalam sebuah lembaga pendidikan, baik
secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (melalui
media/pers).
d) Memasarkan dan membangun image baik sekolah, agar masyarakat
mampu percaya pada lembaga pendidikan tersebut.
11
BAB II
(KAJIAN PUSTAKA)
A. Konsep Manajemen Hubungan Masyarakat
Manajemen humas merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh lembaga
ataupun organisasi dalam membangun sebuah komunikasi yang efektif dengan
masyarakat sehingga dibutuhkan jalinan komunikasi yang intensif dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga. Selain itu, hubungan dengan masayarakat
akanmembantu lembaga dalam mensukseskan program-program yang telah
direncanakannya untuk mencapai tujuan dari lembaganya itu sendiri.
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada dasarnya merupakan hubungan
saling membutuhkan. Sekolah merupakan suatu sarana untuk membina dan
mengembangkan kemampuan peserta didik di sekolah. Sekolah dipercaya masyarakat
untuk mendidik, melatih, membina dan mengembangkan kemampuan putra-putri
mereka dalam bidang pendidikan. Sekolah dan masyarakat berperan dalam mencapai
tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Masyarakat turut berperan dalam kegiatan-
kegiatan dan program-program yang ada di sekolah, sedangkan sekolah mengetahui
dengan jelas kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat. Hubungan masyarakat
dengan sekolah harus diciptakan harmonis untuk mensukseskan program-program
sekolah. Oleh sebab itu, hubungan masyarakat adalah hal penting yang harus ada dalam
sebuah lembaga pendidikan.
Manajemen hubungan masyarakat secara umum diartikan sebagai fungsi
manajemen yang khas antara organisasi dengan publiknya (masyarakat) atau dengan
kata lain antara lembaga pendidikan dengan publik internal (guru, karyawan, dan siswa)
dan publik eksternal (orang tua siswa, masyarakat, institusi lain).
Menurut Harlow sebagaimana dikutip Ruslan, medefinisikan hubungan
masyarakat adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan,
pemeliharaan, jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas
komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam
menghadapai persoalan atau pemasalahan, membantu manajemen untuk mampu
menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan
perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
mengantisipasi kecenderungan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis
sebagai sarana utama.
12
Definisi lain hubungan masyarakat menurut Effendy adalah komunikasi dua
arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung
fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama pemenuhan
kepentingan bersama. Sekolah dan masyarakat memerlukan interaksi, saling
berkomunikasi sehingga masyarakat mengetahui kegiatan-kegiatan sekolah. Sekolah
mengupayakan agar masyarakat tetap ikut bekerja sama dalam kegiatan sekolah, ini
dilakukan agar sekolah tersebut tetap diterima di tengah-tengah masyarakat.
13
adanya jalinan komunikasi yang dibangun dengan masyarakat dalam menjalankan
program-program layanan pendidikan pada lembaga sekolah.
Jika hubungan sekolah dan masyarakat berjalan dengan baik rasa tanggung
jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan
maksimal. Agar tercipta hubungan dan kerja sama yang baik antara sekolah dan
masyarakat, maka masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas
tentang sekolah. Gambaran dan kondisi sekolah dapat diinformasikan kepada
masyarakat melalui laporan kepada orang tua siswa, open house, kunjungan sekolah,
kunjungan ke rumah siswa, penjelasan oleh staf sekolah, siswa, melalui radio dan
televisi, serta laporan tahunan.
14
B. Perlunya Pengelolaan Hubungan Dengan Masyarakat
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi di sekeliling
proses pendidikan itu berlangsung (manusia dan lingkungan fisik).semua keadaan
lingkungan tersebut berperan dan memberikan kontribusi terhadap proses peningkatan
kualitas pendidikan dan atau kualitas lulusan pendidikan. Top manajemen (kepala
sekolah) seharusnya berupaya untuk mengintegrasikan sumber-sumber pendidikan dan
memanfaatkannya seoptimal mungkin. Sehingga semua sumber tersebut memberikan
kontribusi terhadap penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Salah satu sumber
yang perlu dikelola adalah lingkungan masyarakat atau orang tua murid, termasuk
stakeholders. Karena keterlibatan tokoh masyarakat adalah merupakan satu bentuk
partisipasi masyarakat, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Ahmad yang
mengatakan bahwa “partisipasi adalah keterlibatan seseorang dalam situasi, baik secara
mental, pikiran atau emosi dan perasaan yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan dan ikut bertanggung
jawab terhadap kegiatan pencapaian tujuan tersebut”.
Dalam kenyataan sering ditemukan sekolah yang tidak punya nama baik di
masyarakat akhirnya akan mati. Hal ini disebabkan karena sekolah/madrasah itu tidak
mampu membuat hubungan yang baik dan harmonis dengan masyarakat
15
pendukungnya. Beragam alasan mengapa masyarakat tidak mau menyekolahkan
anaknya di suatu sekolah/madrasah, akhirnya akan membuat sekolah/madrasah itu mati
dengan sendirinya. Demikian pula sebaliknya sekolah bermutu akan dicari bahkan
masyarakat mau membayar dengan biaya mahal asalkan anaknya diterima di
sekolah/madrasah tersebut. Munculnya istilah sekolah pavorit dan tidak pavorit ini
nampaknya sangat terkait dengan kemampuan kepala sekolah/madrasah mengadakan
pendekatan dan hubungan dengan para pendukungnya di masyarakat, seperti tokoh
masyarakat, tokoh pengusaha, tokoh agama, dan tokoh politik atau tokoh pemerintah
(stakeholders).
Hal tersebut senada dengan apa yang dikutip oleh Sulistiorini: “pada pokoknya
peran manajer dalam menunjukkan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
adalah menjalin kerjasama yang erat dengan masyarakat, tokoh masyarakat, dan
stakeholders dalam memajukan sekolah Islam. Adapun strategi kerjasama yang yang
perlu diperhatikan adalah menarik perhatian masyarakat melalui mutu pendidikan yang
dihasilkan oleh staf pengajar”. Hal ini menandakan bahwa masyarakat juga sudah mulai
memperhatikan kualitas pendidikan yang ada pada lembaga pendidikan tempat di mana
anaknya belajar, sehingga mereka sangat mengharapkan kualitas pendidikan yang baik
bagi putra putrinya.
Bila manajer pendidikan dapat mewujudkan kerja sama yang baik dengan para
wakil masyarakat seperti tersebut di atas, maka sekaligus dia dapat merealisasikan salah
satu misinya, yaitu sebagai penerang lingkunganya. Oleh karena itu masalah-masalah
yang muncul dalam pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama antara lembaga,
orang tua, dan masyarakat memang harus dipecahkan dan diselesaikan bersama secara
musyawarah untuk mendapatkan kesepakatan.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa lembaga pendidikan bukanlah lembaga yang
berdiri sendiri dan membina perkembangan putra-putri bangsa, melainkan ia
16
merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat luas, dan bersama
masyarakat membangun dan meningkatkan segala upaya untuk memajukan
sekolah/madrasah. Hal ini dapat tercipta apabila lembaga pendidikan mau membuka
diri dan menjelaskan kepada masyarakat tentang apa dan bagaimana masyarakat dapat
berperan dalam upaya membantu sekolah/madrasah pendidikan memajukan dan
meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
Dalam hal ini pemegang jabatan wakil kepala sekolah bagian humas dituntut
harus mampu menjalin hubungan yang baik kepada masyarakat melalui penyaluran
informasi-informasi yang ada kaitannya dengan lembaga pendidikan di mana ia
bertugas, sehingga masyarakat merasa dibutuhkan dan dilibatkan langsung dalam
mengembangkan lembaga pendidikan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Peranan petugas humas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu peranan manajerial
(communication manager role) dan peranan teknis (communication technical role).
Peranan manajerial dikenal dengan peranan di tingkat messo (manajemen) dapat
diuraikan menjadi 3 peranan
17
Petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasihati
pimpinan perusahaan/organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti
hubungan dokter dengan pasien.
c. Communication Facilitator
Untuk memenuhi kebutuhan publik akan informasi, iklan humas, kisan feature
dan artikel dalam surat kabar dan majalah, film, siaran radio digunakan terus dalam
jumlah besar. Peristiwa-peristiwa khusus, pergelaran, pameran, pidato, dan aktivitas-
aktivitas humas lainnya akan digunakan untuk pendidikan publik.
Oleh karena itu, lembaga pendikan harus mampu menjamin tersedia dan
tersalurnya informasi kepada masyarakat yang terkait mengenai kemajuan dan
18
perkembangan lembaga pendidikan, agar masyarakat mengetahui dan memahami
kondisi dan keadaan lingkungan tempat belajar anak-anak mereka. Sebab, jika
masyarakat kurang memperoleh informasi dari lembaga pendidikan yang ada di
lingkungannya, akan membuat mereka para masyarakat beranggapan bahwa lembaga
sekolah di tempat mereka tidak terbuka.
Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat tidak jauh beda dengan fungsi
hubungan masyarakat secara umum. Yaitu menunjang kegiatan manajemen dalam
mencapai tujuan organisasi, bagaiamana membina hubungan harmonis antara
organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik
yang di timbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya. Yang juga
merupakan fungsi pokok adalah mengembangkan pemahaman tentang maksud dan
sasaran dari sekolah, menilai program sekolah dalam kata-kata kebutuhan yang
terpenuhi, mengembangkan kesadaran pendidikan di masyarakat, mempersatukan
elemen-elemen yang terlibat dalam lembaga pendidikan, membangun dan memelihara
kepercayaan terhadap sekolah, memberi tahu masyarakat tentang pekerjaan Sekolah,
dan yang paling penting adalah dukungan bagi peningkatan dan pemeliharaan program
sekolah.
19
menjalankan program-program pendidikan untuk di sosialisasikan kepada masyarakat
atau paling tidak memberikan informasi kepada masyarakar yang ada di sekitar tempat
lembaga pendidikan itu berada.
Fungsi-fungsi humas pada lembaga pendidikan tersebut antara lain sebagai berikut;
Maka hal inilah yang akan menjadikan lembaga pendidikan itu mampu
berkembang di tengah persaingan global yang begitu ketat. Dengan menggerakkan
peranan dan fungsi humas, akan memberikan dampak positif bagi kemajuan lembaga
pendidikan. Salah satu dampak positif yang bisa diperoleh yaitu meningkatnya
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan, karena lembaga pendidikan
tersebut mampu meyakinkan masyarakat dan memberikan bukti bahwa anak mereka
yang belajar di lembaga pendidikan tersebut memperoleh pendidikan yang baik, serta
pembelajaran yang diperolehpun berkualitas juga.
20
5. Mengikutsertakan masyarakat secara kooperatif dalam usaha memecahkan
persoalan pendidikan dan meningkatkan kerjasama antara sekolah dengan
masyarakat.
6. Memperkokoh tujuan serta peningkatan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat.
7. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
Humas mempunyai fungsi timbal balik keluar dan ke dalam. Keluar artinya
harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image) masyarakat yang positif
terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya, ke dalam artinya
ia berusaha mengenali, mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan
gambaran yang negatif dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan
dilakukan. Hal ini berarti ia harus mengetahui dari dekat apa yang terjadi dalam
lembaganya, termasuk ketentuan kebijakan dan perencanaan tindakan. Ia yang berperan
membina hubungan baik antar lembaga dan organisasinya dengan masyarakat dan
dengan media massa. Fungsi pokoknya adalah mengatur informasi internal dan
eksternal dengan memberikan penjelasan seluas mungkin kepada publik mengenai
kebijakan, program serta tindakan-tindakan lembaga atau organisasi, agar dapat
diketahui dan dipahami sehingga memperoleh public support dan public acceptance.
Memang secara ideal humas itu dapat bertindak sebagai juru bicara organisasinya, di
samping juga sebagai koordinator dari semua informasi dengan masyarakat. Untuk bisa
melaksanakan tugasnya secara sempurna, adalah wajar apabila humas ditempatkan
dalam kedudukan sebagai bagian dari mekanisme pengambilan keputusan, dan karena
itu juga harus dekat dengan pejabat pengambil keputusan.
21
sebuah interaksi yang infinitif signifikan dalam memberi kesan dari lembaga
pendidikan kepada masyarakat.
Strategi adalah ide untuk mendapatkan sebuah tujuan atau perencanaan secara
umum dalam pendekatan sebuah masalah. Strategies are ideas for accomplishing a
goals or general plans for approaching problems.
22
5. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi humas;
6. Mengidentifikasi dan mengevaluasi terhadap seluruh perubahan kebijakan atau
peraturan yang ada;
7. Langkah terakhir adalah menerapkan langkah-langkah program yang telah
direncanakan, mengkomunikasikan dan penilaian hasil kerja.
a. Secara makro di pengaruhi oleh unsur kebijakan umum (public policy), budaya
(culture) yang dianut.
b. Secara mikro tergantung dari misi sebuah lembaga tertentu dengan sumber-
sumber yang dimiliki (SDM atau SDA), rencana atau program yang ada, serta
tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
c. Secara tidak langsung strategi humas di lembaga pendidikan mempunyai
kemampuan untuk memahamkan baik secara persepsi, opini dan sikap tindak
dari kedua belah pihak yakni lembaga pendidikan dan para guru, siswa dan
karyawan untuk mengadakan perundingan secara persuasif, akomodatif dan
normatif dengan menghidarkan hal-hal yang bersifat kotrofersial dan
emosional.
1. Strategi operasional humas di lembaga pendidikan .
a. Strategi operasional
23
persuasif agar tercipta saling pengertian, menghargai pemahaman, toleransi dan
sebagainya.
d. Pendekatan kerjasama
24
a. menyampaikan fakta dan opini, baik yang bredar di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan, bahan-bahan tersebut diperoleh dari peneleitian,
penelusuran serta melakukan wawancara dari pihak terkait yang dianggap
penting dan berkepentingan.
b. Melakukan analisis SWOT (strength/ kekuatan, Weaknesses/ kelemahan,
opportunities/ peluang, dan treats/ ancaman). Meski tidak perlu
menganalisis hal-hal yang berada di luar jangkauanya, paling tidak
melakukan analina yang berbobot dengan analisis SWOT yang dimilikinya.
Misalnya menyangkut masa depan, citra dan potensi yang dimiliki lembaga
pendidikan.
c. Interpretasi pendidikan Seperti halnya publisitas, interpretasi pendidikan
lebih ditekankan bahwa informasi yang telah diberikan kepada masyarakat
dapat di tafsirkan menurut pengetahuan dan pendapat yang ada padanya. Hal
ini cenderung untuk memperkuat sikap dan pendapat yang telah ada di
masyarakat.
25
lembaga pendidikan merupakan kesepakatan dan pengertian di antara personil
lembaga pendidikan tentang apa yang harus dicapai organisasi.
Pada tahap perencanaan ini merupakan langkah awal yang harus dilalui oleh
para perencana hubungan masyarakat untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai,
serta menentukan siapa saja yang akan dilibatkan dalam melaksanakan rencana
yang disusun bersama.
Linggar Anggoro menyebutkan bahwa pada tahap perencanaan ini ada beberapa
alasan yang paling menonjol bagi dilakukannya perencanaan humas tersebut.
Adapunn alasan-alasan tersebut antara lain:
26
kegiatan pengorganisasian berkaitan dengan upaya melibatkan orang-orang ke
dalam kelompok, dan upaya melakukan pembagian kerja diantara anggota
kelompok itu untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kaitannya dengan hubungan masyarakat ini, peroses ini merupakan sebuah
peroses bagaimana mengamanahkan tugas kepada orang yang terlibat dalam
kerjasama dengan lembaga pendidikan Pesantren serta memiliki kemampuan dan
keilmuan dalam menjalankan komunikasi dengan instansi yang berada di luar
lembaga pendidikan seperti lembaga pemerintahan, masyarakat dan lembaga
perusahaan.
Menurut Gorton sebagaimana dikutip Nasution langkah-langkah mendasar
dalam mengorganisasi perogram-perogram di lembaga pendidikan yaitu
menentukan tugas, parameter waktu dan kebutuhan, jabatan dan tanggung jawab,
merinci hubungan kewenangan, hubungan kepengawasan, hubungan komunikasi.
Lebih lanjut Sunhaji memaparkan bahwa setidaknya ada tujuh ciri-ciri
pengorganisasian, diantaranya:
a) Pengorganisasian berkaitan dengan upaya pemimpin atau pengelola
untuk memadukan sumber daya manusia yang diperlukan.
b) Sumber daya manusia terdiri atas orang-orang atau kelompok orang
yang mematuhi syarat yang diterapkan seperti keahlian, kemampuan,
dan kondisi fisik yang sesuai dengan tuntutan organisasi serta
perkembangan lingkungan.
c) Adanya sumberdaya non-manusia meliputi fasilitas, alat-alat dan biaya
yang tersedia atau dapat disediakan, serta lingkungan fisik yang
potensial.
d) Sumber-sumber itu diintegrasikan ke dalam suatu organisasi.
e) Terdapat pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab di antara
orang-orang untuk menjalankan rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan.
f) Rangkaian kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
g) Dalam kegiatan pencapaian tujuan, sumber daya manusia merupakan
pemegang peran utama dan paling menentukan.
27
3. Pelaksanaan Hubungan Masyarakat
28
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan hubungan masyarakat adalah
orang tua siswa, masyarakat di sekitar lingkungan sekolah, pejabat pemerintah,
instansi atau perusahaan baik pemerintah maupun swasta, tokoh masyarakat,
masyarakat luas yang berkepentingan dengan sekolah tersebut dan kalangan media
massa.
Hal ini sesuai dengan gagasan Newsom yang menyatakan bahwa sebuah
aktivitas pengawasan yang dilakukan secara terus menerus dapat merupakan sebuah
bentuk dokumentasi dan menjadi rekomendasi bagi para pembuat kebijakan.
29
a. Evaluasi berfungsi selektif, sekolah harus mempunyai cara untuk
mengadakan seleksi terhadap berbagai kinerjanya apakah itu tetap dilaksanakan,
dimodifikasi atau ditinggalkan.
Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata
bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan menekankan
kesederhanaan bangunan atau pondok juga berasal dari bahasa Arab ”Fundũq” yang
berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau mengandung arti tempat tinggal
yang terbuat dari bambu.
30
kemanusiaan, dan mengajarkan para siswa untuk hidup sederhana dengan hati yang
bersih.
Pesantren sering juga disebut “pondok pesantren” berasal dari kata “santri”.
Menurut kamus besar bahasa indonesia, kata ini memiliki dua pengertian.(1) orang
yang beribadah sungguh-sungguh, orang soleh. Pengertian ini sering dipakai oleh
para ahli untuk membedakan golongan orang yang tidak taat beragama yang sering
disebut “Abangan”. (2( orang yang mendalami pengajiannya dalam agama Islam
dengan berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren dan lain sebagainya.
31
memakai terali, perabotan didalamnya sangat sederhana. Di depan jendela yang
kecil itu tertdapat tikar pandan dan rotan dan sebuah meja yang pendek.
32
keagamaan yang disebut pesantren. Kiai, ustadz, dan santri hidup di satu kampus
(keluarga besar) berlandaskan nilai-nilai agama Islam yang dilengkapi dengan
norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan sendiri.
a) Mencetak santri yang menguasai ilmu-ilmu agama. Hal ini berdasarkan ayat
Al-Qur‟an surat At-Taubah ayat 122:
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At-
Taubah: 122)
b) Mendidik muslim yang melaksanakan syariat agama dalam kehidupan
sehari-hari.
c) Mendidik santri agar memiliki objek keterampilan dasar yang relevan
dengan terbentuknya masyarakat agama.
33
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-An‟Am:
162)
34
a. Jiwa Keikhlasan
Jiwa keikhlasan yang tidak didorong oleh ambisi apapun untuk
memperoleh keuntungan-keuntungan tertentu, tapi semata-mata
demi ibadah kepada Allah SWT. jiwa keikhlasan termanifestasi
dalam segala rangkaian sikap dan tindakan yang selalu dilakukan
secara ritual. Jiwa ini terbentuk oleh adanya suatu keyakinan
bahwa perbuatan baik mesti dibalas oleh Allah dengan balasan
yang baik pula, bahkan mungkin akan lebih baik.
b. Jiwa kesederhanaan
Sederhana bukan berarti pasif, melarat, nerimo dan miskin, tetapi
mengandung unsur kekuatan dan ketabahan hati, penguasaan diri
dalam menghadapi kesulitan. Kesederhanaan ini menjadi ciri khas
santri di mana-mana.
c. Kemandirian
Kemandirian bukanlah kemampuan dalam menguasai persoalan-
persoalan intern, tetapi kesanggupan membentuk kondisi
pesantren sebagai institusi pendidikan Islam yang merdeka.
d. Jiwa bebas
Bebas dalam memilih alternatif jalan hidup dan menentukan masa
depan dengan jiwa besar dan sikap optimistis menghadapi segala
problematika kehidupan berdasarkan nilai-nilai Islam. Kebebasan
juga berarti tidak terpengaruh atau tidak didikte oleh dunia luar.
35
Stakeholder adalah kelompok yang berada di dalam maupun luar institusi
sekolah/Madrasah yang mempunyai peran menentukan peningkatan mutu
sekolah/madrasah. Di dalam Pondok Pesantren stakeholder secara umum dapat
dibagi ke dalam dua bagian besar, yatu stakeholders internal dan stakeholders
eksternal. Stakeholder Internal relatif lebih mudah dikendalikan dan ruang lingkup
pekerjaannya lebih kepada membangun komunikasi internal antara personalia
pondok pesantren. Selain itu, kewenangannya bisa dibebankan kepada wakil
pimpinan pondok atau sekaligus saja dirangkap langsung oleh pimpinan pondok.
Sedangkan stakeholders eksternal adalah unsur-unsur yang berada di luar kendali
Pondok Pesantren (uncontorrable) seperti santri/peserta didik dan orang tua.
Mereka layaknya konsumen pondok yang berhak mendapatkan layanan belajar
setara raja.
36
6. Ruang Lingkup hubungan Pondok Pesantren Dengan Masyarakat
Hubungan pondok pesantren dengan masyarakat memiliki peranan
penting dalam meningkatkan kualitas pondok pesantren yang bersangkutan. Oleh
karena itu perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Ruang lingkup sasaran
pelaksanaan hubungan pondok pesantren dengan masyarakat tersebut dapat rinci
menjadi 3 macam kelompok, yaitu:
1. Kelompok orang tua murid/santri, dapat dilakuan baik secara perorangan
maupun secara kelompok melalui perkumpulan mereka, yaitu komite
Pesantren atau Majelis Pesantren.69 Dalam hal ini pondok pesantren dan
orang tua murid dapat membahas kebutuhan-kebutuhan pondok pesantren
yang berkaitan dengan pendidikan anaknya. Kelompok ini memiliki
kepentingan langsung dengan kemajuan pondok pesantren. Oleh karena itu
lebih mudah dilakukan pendekatan. Tujuan utama dilakuan pada kelompok
ini adalah menyadarkan orang tua santri akan pentingnya peran serta mereka
dalam pendidikan di pondok pesantren demi kepentingan anak-anak
mereka.
2. Kelompok masyarakat luas/umum, yaitu melakukan hubungan dengan
masyarakat melalui berbagai kegiatan, seperti pameran, kerja bakti, acara
adzikrol hauliyah dan pengajian umum. Tujuannya adalah untuk
menunjukkan kemajuan yang dicapai pondok pesantren kepada masyarakat,
sehingga dapat menimbulkan kesan yang positif dari masyarakat terhadap
pondok pesantren. Atau dengan perkataan lain tujuan dilakukan hubungan
pondok pesantren dengan masyarakat pada kelompok ini adalah untuk
kegiatan promosi pondok pesantren.
3. Kelompok instansi. Khususnya dunia usaha. Hubungan pondok pesantren
dengan masyarakat pada kelompok ini dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya melalui praktik kerja lapangan (PKL), atau “Career Day”. Tujuan
yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan umpan balik terhadap
relevansi terhadap program-program yang dilakukan dengan kebutuhan
dunia usaha. Di samping itu juga dapat dijadikan sebagai sarana promosi
pondok pesantren kepada dunia usaha. Atau dengan perkataan lain tujuan
37
hubungan pondok pesantren dengan masyarakat pada kelompok ini adalah
untuk peningkatan akuntabilitas program pondok pesantren.
Di balik prestasi pesantren yang baik akan selalu ditemukan keterlibatan dan
keterkaitan wali santri yang besar, sebaliknya dibalik kegagalan program
pendidikan suatu pesantren sering disebabkan oleh potensi wali santri yang tidak
dikelola secara efektif. Partisipasi dan keterikatan wali santri bersifat relatif, baik
secara pasif atau aktif mulai dari laporan pengasuh pesantren tentang kemajuan
belajar santri kepada orang tua mereka, rapat khusus yang harus dihadiri oleh orang
tua, sosialisasi kurikulum kepada orang tua, bantuan orang tua dalam bentuk non-
intruksional, sampai kepada partisipasi orang tua dalam pembuatan keputusan.
38
mengetahui program pesantren wali santri akan berusaha menciptakan iklim
pendidikan di keluarga sehingga tidak menimbulkan konflik dengan pengetahuan
dan sikap anaknya selama di pesantren. Dan ketiga, partisipasi wali santri dalam
proses pembuatan keputusan akan mengurangi tingkat resistensi dalam
implementasi program-program pendidikan pesantren.
Perlu diketahui bahwa bentuk partisipasi wali santri akan beragam antara
pondok pesantren satu dengan yang lain. Apapun bentuknya, semuanya dipandang
penting untuk mengembangkan pesantren sebagai wahana menciptakan masyarakat
belajar (learning comunity).
Agar potensi wali santri ini dapat dimanfaatkan oleh pondok pesantren
secara optimal, maka perlu dibentuk komite/majlis pondok pesantren sebagai
wadah bagi mereka. Komite/majlis pondok pesantren ini di samping beranggotakan
para wali santri juga dapat ditambah tokoh-tokoh masyarakat, pejabat, para kiai,
ustad, akademisi dari perguruan tinggi.
Di samping itu komite atau majelis pesantren yang dibentuk tersebut dapat
melakukan fungsi sebagai berikut:
39
1) Mendorong tumbuhnya komitmen masyarakat terhadap
penyelenggareaan pendidikan yang bermutu di lingkungan pondok
pesantren.
2) Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perseorangan, organisasi),
dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan di
lingkungan pondok pesantren yang bermutu.
3) Menampung dan menganalisis aspirasi,ide, tuntutan dari berbagai
kebutuhan pendidikan pondok pesantren yang dianjurkan atau
diinginkan oleh masyarakat.
4) Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada pondok
pesantren, mengenai:
a. Kebijakan dan program pendidikan di pondok pesantren
b. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Pesantren
(RAPBP).
c. Kriteria kinerja pendidikan di pondok pesantren.
d. Kriteria tenaga guru/ustaz dan personil lainnya.
e. Kriteria fasilitas pada pondok pesantren.
f. Hal lain yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di
pondok pesantren.
g. Mendorong wali santri dan masyarakat berpartisipasi dalam
pendidikan pondok pesantren guna mendukung peningkatan
mutu dan pemerantaan pendidikan, khsusunya pendidikan
dasar 9 tahun melalui pondok pesantren.
h. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan di lingkungan pondok pesantren.
i. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan,
program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di
pondok pesantren.
40
Kerjasama yang efektif dan komunikasi dengan orang tua sangat diperlukan dalam hal
yang terkait dengan kepentingan perkembangan dan pembelajaran anak.
41
Kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB . Peneliti menemukan pengembangan
lembaga pendidikan dari aspek sarana dan prasarana lembaga, pengembangan
pendidikan serta pengembangan partisipasi masyarakat yang di tingkatkan
melalui kegiatan pengajian umum.
42
individu yang berada dalam naungannya sehingga lembaga ini
mempunyai kekuatan tersendiri.
43
Sedangkan pengembangan dari segi internal minimal juga lima hal
yang perlu dilakukan yaitu:
44
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab metode penelitian ini, peneliti akan memaparkan mengenai metode yang
digunakan dalam penelitian, diantaranya yaitu: (a) pendekatan penelitian; (b) sumber Data; (c)
teknik pengumpulan data; (d) diagram konteks
A. Pendekatan Penelitian
Jadi dari pengertian di atas penelitian kualitatif diperoleh dari pengamatan saat
dilapangan secara objektif dan alamiah dari data tertulis, lisan, maupun
mendeskripsikan perilaku orang-orang yang diamati secara mendalam. Seperti yang
peneliti lakukan pada penelitian ini mengenai implementasi kehumasan di SMP
Progeresif Bumi Shalawat Sidoarjo.
B. Sumber Data
Pada penelitian ini, peneliti memperoleh beberapa sumber data yang dapat
dijadikan bukti dalam penelitian ini, sumber data tersebut diantaranya yaitu:
- Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil
penelitiannya. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak
ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan
memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.
Menurut Hendarsono dalam Suyanto (2005:171-172), informan penelitian ini
meliputi tiga macam yaitu:
45
1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti.
3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
- Dokumen
Definisi dokumen menurut G.J Renier (1997:104) yaitu meliputi semua
sumber tertulis saja,baik tertulis maupun lisan. Berdasarkan pengertian tersebut,
sumber tertulis yang peneliti peroleh pada saat penelitian ini adalah adanya
dokumentasi dari setiap prestasi yang diperoleh oleh siswa/guru di SMP Progresif
Bumi Sholawat. Selain itu adanya dokumentasi terkait dengan Visi & Misi
sekolah. Sehingga sangat mendukung untuk mempromosikan sekolah kepada
pengunjung atau masyarakat yang datang.
Gambar 1 Dokumen
46
- Peristiwa
Definisi dari peristiwa menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah
suatu kejadian (hal,perkara,dst). Berdasarkan definisi tersebut, peneliti
menemukan beberapa peristiwa/kejadian yang mendukung kegiatan kehumasan
yang terjadi di SMP Progresif Bumi Sholawat. Beberapa peristiwa tersebut adalah
terjalinnya kerjasama dan penandatanganan MOU dengan beberapa lembaga
sekolah yang ada di Malaysia dan Australia. Hal ini sejalan dengan Visi & Misi
sekolah yaitu menjadi International Boarding School.
1.2 Wawancara
Wawancara yaitu pertemuan langsung yang direncanakan antara
pewawancara dengan yang diwawancarai untuk
memberikan/menerima informasi tertentu. Menurut Moleong
(2005:148) wawancara adalah kegiatan percakapan dengan maksud
tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara
dan yang diwawancarai. Wawancara dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan - pertanyaan secara langsung dan terbuka
kepada Kepala Humas SMP Progresif Bumi Sholawat.
47
Gambar 2 Wawancara
Gambar 3 Wawancara
48
dokumen yang mendukung program kehumasan di SMP Progresif
Bumi Sholawat.
D. Diagram Konteks
Nasional
Lembaga Mitra
Pendidikan Inter-
nasional
Kerjasama Lembaga Afiliasi
Prestasi
Akademik
Peserta Didik
Non-
akademik
49
BAB IV
(PEMBAHASAN)
50
1. Manajemen Hubungan Masyarakat SMP Progresif Bumi Sholawat
Manajemen humas merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh lembaga
ataupun organisasi dalam membangun sebuah komunikasi yang efektif dengan
masyarakat sehingga dibutuhkan jalinan komunikasi yang intensif dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga. Selain itu, hubungan dengan masayarakat
akanmembantu lembaga dalam mensukseskan program-program yang telah
direncanakannya untuk mencapai tujuan dari lembaganya itu sendiri.
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada dasarnya merupakan hubungan
saling membutuhkan. Sekolah merupakan suatu sarana untuk membina dan
mengembangkan kemampuan peserta didik di sekolah. Sekolah dipercaya masyarakat
untuk mendidik, melatih, membina dan mengembangkan kemampuan putra-putri
mereka dalam bidang pendidikan. Sekolah dan masyarakat berperan dalam mencapai
tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Masyarakat turut berperan dalam kegiatan-
kegiatan dan program-program yang ada di sekolah, sedangkan sekolah mengetahui
dengan jelas kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat. Hubungan masyarakat
dengan sekolah harus diciptakan harmonis untuk mensukseskan program-program
sekolah. Oleh sebab itu, hubungan masyarakat adalah hal penting yang harus ada dalam
sebuah lembaga pendidikan.
Pada penelitian ini, peneliti mengungkapkan informasi mengenai manajemen
hubungan masyarakat di SMP Progresif Bumi Sholawat. SMP Progresif Bumi Shalawat
Sidoarjo diasuh oleh KH. Agoes Ali Mashuri (Gus Ali). Dibangun pada tahun 2010 dan
kemudian membuka pendaftaran untuk angkatan pertama pada tahun 2011. SMP
Progresif Bumi Shalawat terletak di wilayah Sidoarjo, tepatnya di Jl. Kyai Dasuki No.1
Lebo , Kecamatan Kota Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. Sekolah dengan system
boarding school ini berlokasi di tengah pemukiman penduduk yang tenang dan asri,
sehingga kondusif untuk proses belajar mengajar.
SMP Progresif Bumi Shalawat merupakan pendidikan islam integaratif.
Pendidikan yang dikembangkan menekankan perkembangan manusia terpadu dan
seimbang baik secara intelektual, fisik, spiritual, moral, emosional, dan sosial
berdasarkan sentuhan nilai islam. Penanaman nilai-nilai penting seperti ketulusan,
kejujuran, kepercayaan, kemandirian, keunggulan, dan tanggung jawab menjadi
prioritas utama.
Program SMP Progresif Bumi Shalawat menyediakan lingkungan yang aman
dengan variasi metode pengajaran dan kurikulum yang relevan dan menantang. Sekolah
51
tersebut mendorong dan melatih siswa berfikir kritis, kreatif, etis, serta mengupayakan
semua peserta didik mencapai puncak potesinya masing-masing. Aktivitas belajar
mengajar di desain sedemikian rupa utuk mengantarkan peserta didik unggul dalam
prestasi dan aktivitas akademik. Melalui bimbingan guru dan pemandu yang mumpuni,
peserta didik belajar mengelola waktu mereka, mengembangkan kepercayaan diri dan
menjadi pelajar yang mandiri. Selain menangani masalah akademik, program SMP
Progresif Bumi Shalawat mendukung pertumbungan sosial dan emosional pada peserta
didik.
SMP Progresif Bumi Shalawat merupakan sekolah berbasis Internasional.
Karena dalam penerapan bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari
menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Penguasaan Bahasa Inggris dan Bahasa
Arab serta kemahiran teknologi informasi adalah jaminan proses pendidikan SMP
Progresif Bumi Shalawat. Seluruh peserta didik lulusan SMP Progresif Bumi Sholawat
akan mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tulisan dengan Bahasa
Arab dan Inggris, serta berketerampilan tinggi dalam bidang teknologi informasi yang
mutakhir
52
2. Struktur Organisasi dan Tokoh Humas di SMP Progresif Bumi Shalawat
Dalam kelembagaan formal perlu adanya struktur organisasi, sebab dengan
adanya struktur organisasi tersebut seseorang dapat menjadikan sebagai dasar dalam
melaksanakan tugasnya. Dalam garis kebijaksanaan dan garis pertanggung jawaban
diantara komponen-komponen yang ada dalam sistem organisasi tersebut dengan
demikian haknya struktur organisasi yang ada di SMP Progresif Bumi Shalawat
bertujuan untuk menegaskan kebijaksanaan dan kewenangan yang harus dijalankan
oleh masing-masing bagian yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab serta
kebijaksanaan yang telah berlaku. Selain daripada itu, tugas sebagai public relation
akan ditanamkan pada setiap struktur organisasi, dikarenakan pengimplementasian
pada SMP Bumi Sholawat yakni ‘everybody is a public relation”.
Adapun struktur organisasi SMP Progresif Bumi Shalawat di bawah ini :
a. Administrasi Sekolah
1. Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam urusan akademik sekolah
meliputi :
a.) Menangani pelaporan terpadu kepada Kepala Sekolah
b.) Membantu Waka Kurikulum dalam mengatur jadwal pelajaran
c.) Menangani data dan statistik sekolah
d.) Menginput data kegiatan pembelajaran dari setiap guru
e.) Mengapdate data base dan penilaian siswa
f.) Mengurus permintaan legalisir ijazah
g.) Mengurus mutasi siswa, membuat surat keterangan siswa’
h.) Melakukan penggandaan dokumen-dokumen yang dibutuhkan
i.) Membuat surat-surat yang diperlukan uuntuk kegiatan sekolah
j.) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sekolh
2. Wewenang
a.) Melakukan penanganan berkaitan administrasi sekolah
b.) Mengelola dokumen berkaitan dengan administrasi sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan SDM
1. Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi kurikulum :
a.) Menyusun program dalam bidang kurikulum
53
b.) Membuat kalender akademik
c.) Melakukan observasi kelas secara berkala
d.) Memeriksa dan mengoreksi lesson plan semua guru
e.) Mengkoordinir pelaksanaan ujian, penilaian dan pelaporan seluruh kegiatan
akademik
f.) Melaksanakan tugas keluar sesuai dengan bidangnya
g.) Memilih buku ajar yang sesuai
h.) Melaporkan hasil observasi kelas dan lesson plan kepada kepala sekolah
i.) Menyusun kegiatan pengembangan SDM
j.) Mengatur distribusi tugas mengajar guru
2. Wewenang
Melaksanakan pengelolaan kurikulum, administrasi sekolah, dan SDM
c. Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan
1. Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah terhadap pelaksanaan kegiatan
bidang kesiswaan :
a.) Menyusun program bidang kesiswaan
b.) Menyusun kalender kegiatan tahunan
c.) Mengatur dan membina OSIS
d.) Mengatur dan mengkoordinasi semua kegiatan ekstrakurikuler, keagamaan,
dll
e.) Bersama BK mengatur dan mengembangkan bakat siswa
f.) Menyeleksi siswa untuk memperoleh beasiswa
g.) Mengatur kegiatan kesiswaan di sekolah dan di luar sekolah
h.) Menangani ketertiban siswa (seragam, kehadiran dan perilaku siswa)
i.) Melaksanakan Masa Orientasi Siswa Baru
j.) Melaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
k.) Menyusun laporan kegiatan
2. Wewenang
Berfungsi sebagai koordinator bidang kesiswaan
d. Wakil Kepala Sekolah bidang Humas dan Sarpras
1. Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah terhadapp pelaksanaan kegiatan
Humas dan Sarpras meliputi :
a.) Mengidentifikasi dan merencanakan kebutuhan sarpras sekolah
b.) Mengelola program perwatan preventif, pemeliharaan dan perbaikan sarpras
54
c.) Mengelola pengadaan dan administrasi sarpras sekolah
d.) Memonitor dan mengevaluasi pendayagunaan sarpras sekolah
e.) Mengkoordinir pembuatan daftar penambahan atau engurangan sarpras
sekolah
f.) Merencanakan kebutuhan humas dan IT
g.) Mengupayakan ketersediaan dan kesiapan IT untuk pembelajaran dan
kepentingan sekolah
h.) Memonitor dan mengevaluasi pendayagunaan IT di sekolah
i.) Memfasilitasi hubungan antar warga sekolah dan wali murid
j.) Menyusun laporan pelaksanaan Humas dan sarpras sekolah
k.) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sekolah
2. Wewenang
Berfungsi sebagai koordinator bidang humas dan sarpras
e. Koordinator Sarana dan Prasarana
1. Bertanggung jawab kepada Waka Umum dan Kepala Sekolah dalam urusan
Sarana dan Prasarana meliputi :
a.) Mengidentifikasi spesifikasi sarpras sekolah
b.) Merencanakan kebutuhan sarpras sekolah
c.) Mengelola program perawatan preventif, pemelihraan, dan perbaikan sarana
dan prasarana sekolah
d.) Mengupayakan ketersediaan dan kesiapan sarpras sekolah
e.) Mengelola pengadaan dan administrasi sarpras sekolah
f.) Mengelola administrasi sarpras
g.) Memonitor dan mengevaluasi pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah
h.) Mengkoordinir pembuatan daftar penambahan atau pengurangan sarpras
sekolah
i.) Menyusun laporan pelaksanaan sarpras sekolah
j.) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Sekolah
2. Wewenang
a.) Melakukan penanganan sarpras yang rusak
b.) Menandatangani dokumen sekolah di bidang sarpras
c.) Menandatangani pengauan anggaran dan bukti pelaporan keuangan dari
budgetter bidang sarpras
f. Koordinator Ekstrakurikuler
55
1. Bertanggung jawab kepada Waka Kesiswaan dan Kepala Sekolah dalam urusan
ekstrakurikuler meliputi :
a.) Menyusun program bidang kegiatan ekskul
b.) Mendata semua anggota ekskul (membuat bioddata masing-masing anggota
ekskul)
c.) Mendata prestasi yang sudah diperoleh anggota ekskul dan
mendokumentasikan bukti fisik
d.) Melakukan pembinaan terhadap siswa yang mengikuti ekskul
e.) Memberikan arahan kepada setiap kegiatan ekskul
f.) Mengontrol dan mengawasi kegiatan ekskul
g.) Mengevaluasi kegiatan ekskul
h.) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan ekskul tip bulan kepada Kepala
Sekolah melalui Waka Kesiswaan
i.) Berkoordinir dengan pembina ekskul setiap kegiatan
j.) Berkoordinir dengan lembaga atau instansi yang melakukan kegiatan sejenis
k.) Memelihara sarpras pendukung kegitan ekskul
l.) Membuat laporan penilaian non-akademik siswa tiap akhir semester
m.) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Sekolah
2. Wewenang
a.) Menandatangani dokumen sekolah dalam bidang kegiatan ekstrakurikuler
b.) Menandatangani pengajuan anggaran dan budi pelaporan keuangan dari
budgetter kegiatan ekstrakurikuler
g. Kepala Sekolah
1. Bertanggung jawab kepada Yayasan atas penyelenggaraan pendidikan secara
keseluruhan meliputi :
a.) Meliputi pelaksanaan Program Kerja Sekolah
b.) Melaksanakan seluruh program kegiata di sekolah
c.) Memonitor seluruh kegiatan
d.) Mengkoordinir semua Wakil Kepala Sekolah
e.) Memantau kegiatan belajar mengajar secara umum
f.) Membuat laporan seluruh program kegiatan sekolah kepada Yayasan
g.) Memimpin rapat rutin sekolah
2. Wewenang
Berfungsi menjalankan tugas harian di sekolah
56
h. Humas dan IT
1. Bertanggung jawab kepada Waka Humas dan Sarpras dan Kepala Sekolah
dalam urusan humas dan IT meliputi :
a.) Mengupdate data ook pendidikan (dapodik) secara berkala
b.) Merencanakan kebutuhan humas dan IT
c.) Mengupayakan ketersediaan dan kesiapan IT untuk ppembelajaran dan
kepentinngan sekolah
d.) Mengelola administrasi humas dan IT sekolah (melalui web)
e.) Memonitor dan mengevaluasi pendayagunaan IT di sekolah
f.) Memfasilitasi hubungan antar warga dan wali murid
g.) Menyusun laporan pelaksanaan humas dan IT sekolah
h.) Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala sekolah
2. Wewenang
a.) Melakukan penanganan IT yang bermasalah
b.) Mengelola data berkaitan dengan humas dan IT
i. Wali Kelas
1. Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atas terlaksananya pendampingan
pembinaan dan monitoring kelas :
a.) Melakukan pembinaan siswa dalam kelas yang menjadi tanggung jawabnya
b.) Membina pelaksanaan 5-S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) dan 5-K
(kepribadian, ketertiban, keamanan, kebersihan dan kekeluargaan) dalam
kelas
c.) Melakukan kegiatan bimbingan dan konseling dalam upaya pengembangan
peningkatan kecerdasan, keterampilan dan afeksi siswa yang menjadi
tanggung jawabnya
d.) Mengisi laporan pendidikan (raport)
e.) Evaluasi nilai raport dan kenaikan kelas
f.) Menangani siswa yang bermasalah dan melakukan refeal ke BK jika
diperlukan
g.) Menandatangani dan mengevaluasi buku SDR sesuai kebutuhan
h.) Bertanggung jawab terhadap kelengkapan administrasi kelas
i.) Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala sekolah
j.) Membuat laporan kepada wakakesiswaan tentang :
I. Ketidakhadiran, pelanggaran dan perilaku siswa
57
II. Prestasi akademik masing-masing siswa
2. Wewenang
a.) Bertanggung jawab terhada pengelolaan kelas yang menjadi tanggung
jawabnya.
b.) Menjalani komunikasi dan koordinasi dengan orang tua/wali
murid/murobbi/murobbiyah
c.) Memberi informasi kepada wali murid terkait dengan perkembangan siswa
di kelas yang menjadi tanggung jawabnya
d.) Menentukan best student dalam kelas
j. Wakil Kepala Sekolah bidang Bahasa Asing dan Tahfidz
1. Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam penguasaan bahasa asing
(Inggris) bagi warga sekolah melliputi :
a.) Melaksanakan pengembangan kemampuan guru dalam penggunaann
bahasa asing
b.) Mengkoordinasikan kelas free speaking untuk para guru dan karyawan
c.) Mengoptimalkan penggunaan bahasa inggris sebagai kata perintah dan
instruksi di dalam kelas
d.) Merekomendasikan reward dan punishment untuk para guru terkait dengan
penggunaan bahasa asing
e.) Melaksanakan pengembangan kemanpuan siswa dalam penggunaan bahasa
asing
f.) Mengoptimalkan terget penguasaan TOEFL dan TOAFL pada siswa
g.) Mengoptimalkan targer penguasaan kosa kata siswa
h.) Mengoptimalkan penggunaan bahasa inggris sebgai bahasa sehari-hari
i.) Mengkoordinasi kelancaran proses pembelajaran bidang tahfidz
j.) Membuat laporan progres bahasa asing dan program tahfidz bagi siswa serta
progres bahasa asing bagi guru
k.) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Sekolah
2. Wewenang
Melaksanakan pengelolaan pengembangan bahasa asing dan tahfidz
k. Koordinator SDM
1. Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atas terlaksananya pendampingan
pembinaan dan monitoring Guru dan Karyawan meliputi :
58
a.) Membina pelaksanaan 5-S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) dan 5-K
(Kepribadian, Ketertiban, Keamanan, Kebersihan, dan Kekeluargaan) di
lingkungan sekolah
b.) Bertanggung jawab terhadap pengembangan peningkatan kecerdasan dan
keterampulan guru dan karyawan
c.) Menangani guru dan karyawan siswa yang bermasalah dan melakukan
referal ke Supervisor jika diperlukan
d.) Membuat catatan rekap tentang :
I. Ketidakhadiran, pelaanggaran, erijinan dan perilaku guru dan
karyawan
II. Potensi akademik maupun non akademik masing-masing guru dan
karyawan
e.) Mengelola administrasi data pendik dan tenaga kependidikan
f.) Membut laporan bulanan
g.) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Sekolah
2. Wewenang
a.) Bertanggung jawab terhadap pengaturan kedisilinan guru dan karyawan
yang menjadi tanggungg jawabnya
b.) Menjalani komunikasi dengan guru dan karyawan
l. Koordinasi Perpustakaan
1. Membuat perencanaan kegiatan operasional perpustakaan
a.) Memberi masukan dalam pengajuan anggaran dan program kerja
perpustakaan
b.) Mengusulkan perawatan bahan pustaka
2. Melakukan pengaturan jadwal kegiatan operasional perpustakaan
a.) Mengatur dan menata ulang buku-buku yang sudah dibaca pengunjung,
dikembalikan pada rak-rak yang sesuai dengan klasifikasi (Selfing)
b.) Mengatur tata letak bahan pustaka padaruang perpustakaan agar pengunjung
tidak jenuh
c.) Melakukan koordinasi untuk pameran buku-buku baru di papan
pengumuman
d.) Mengadakan lomba peminjaman terbanyak pada siswa putra dan putri
(perpustakaan)
3. Melaksanakan kegiatan oerasional perpustakaan
59
a.) Memasukkan data anggota baru perpustakaan kedalam komputer
b.) Melayani peminjaman, pengembalian, denda keterlambatan pengembalian
koleksi buku perpustakaan
c.) Melayani penggunaan ruang perpustakaan untuk kegiatan pembelajaran
d.) Mendata, mengarsip surat kabar dan majalah terbaru
e.) Mendata ulang koleksi buku yang dipinjam oleh siswa dan guru
f.) Memberikan bahan pustaka, perabot dan seluruh ruangan
g.) Membuat kliping surat kabar tentang kesehatan, pendidikan, dan iptek
h.) Mencatat inventaris perpustakaan
i.) Melakukan pengelolaan data buku-buku ke komputer untuk siap dipinjam
j.) Mengubah tata letak bahan pustaka pada ruang perpustakaan agar
pengunjung tidak jenuh
k.) Melaksanakan penyiagaan buku yang tidak lagi digunakan dan ditempatkan
tersendiri
l.) Membuat grafik data statistik pengunung, jumlah peminjam dan
klasifikasinya
m.) Membuat laporan kegiatan bulanan kepada Kanit perpustakaan
n.) Melaksanakan tugas lai terkait yang diberikan oleh atasan
4. Mengontrol kegiatan operasional perpustakaan
a.) Melakukan ppengawasan dan pengarahan terhadap siswa selama berada
diperpustakaan dalam menggunakan koleksi buku perpustakaan
b.) Mengontrol koleksi bahan pustaka sesuai dengan buku induk
c.) Mengontrol inventaris perpustakaan
d.) Mengontrol data anggota perpustakaan
5. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sekolah
Wewenang
a.) Menegakkan tata tertib perpustakaan
b.) Menandatangani pengajuan peminjaman bahan pustaka
m. Koordinator BK
1. Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah berhubungan dengan Bimbingan
Konseling
a.) Menyusun program layanan bimbingan dan konseling
b.) Melaksanakan pengembangan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
60
c.) Melaksanakan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
bimbingan dan konseling dengan semua stakeholder sekolah
d.) Melaksanakan layanan bimbingan konseling yang optimal
e.) Melaksanakan kegiatan lain yang berhubungan dengan bimbingan dan
konseling sekolah
f.) Bersama Kepala bidang Kesiswaan mengembangkan bakat siswa
g.) Membuat laporan layanan bimbingan konseling
h.) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Sekolah
2. Wewenang
a.) Melakukan pemanggilan siswa
b.) Mendandatangani dokumen sekolah bidang Bimbingan dan Konseling
c.) Memberikan pembinaan kepada siswa
n. Guru Bidang Studi
1. Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah berkenaan dengan kegiatan KBM
menurut tingkat yang diajarkan meliputi :
a.) Membuat dan melaksanakan perangkat pembelajaran (prota, promes,
silabus, rpp, lesson plan, daftar nilai, kisi dan kartu soal, anekdot record,
jurnal guru, daftar remidi dan pengayaan, analisis hasil ulangan, media
pembelajaran) sesuai standar sekolah)
b.) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar meliputi ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan semester, uian nasional, penugasan,
portopolio, dan karekter siswa
c.) Melaksanakan salah satu bentuk penilaian “open book”
d.) Melaksanakan evaluasi terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata
pelajaran yang diampu
e.) Mengisi jurnal kelas
f.) Mengikuti teaching forum setiap hari sabtu
g.) Mengembangkan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya
h.) Menandatangani student Daily Report sesuai kebutuhan
i.) Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum melalui pelajaran
j.) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Sekolah
2. Wewenang
a.) Menjadi fasilitator kegiatan pembelajaran
b.) Memberi pembinaan perbaikan akhlak terhadap setiap siswa
61
c.) Melakukan pengawasan pada kegiatan siswa di lingkungan sekolah
4. Mata Pelajaran Khas dan Program Khusus di SMP Progresif Bumi Shalawat
Adapun pelajaran khas yang diterapkan di SMP Progresif Bumi Shalawat antara
lain :
1. Etika dan Karakter Nabi (EKN)
2. English Conversation (EC)
62
1. Intensive English (Target 450)
2. Intensive Arabic (Target 450)
3. Tahfidz
Gambar 6 Lampiran
63
6. Sistem Pendidikan SMP Progresif Bumi Sholawat
SMP Progresif Bumi Shalawat merupakan pendidikan Islam Integrative.
Program pendidikan dijalankan untuk memberi setiap siswa kesempatan untk
menjadi yang terbaik dalam semua aspek kehidupannya. Program pendidikan
Progresif Bumi Shalawat terdiri dari elemen-elemen yang mewakili aspek
pengembangan, dimana setiap siswa dipupuk untuk mengembangkan diri mereka
menjaddi seorng individu yang utuh dan seimbang, siap untuk menghadapi
berbagai tantangan di kehidupan mereka di masa mendatang. Elemen sistem
pendidikan Sekolah Progresif Bumi Shalawat adalah :
Memadukan ilmu dan spiritualitas (Blending Science dan Spiritulity)
Meningkatkan kesadaran beragama (Intensifying Religious Awareness)
Mengoptimalkan potensi (Optimizing Potential)
Merangsang keunggulan akademis (Stimulating Academic Excellence)
Memperhatikan lingkungan dan masyarakat (Caring Environment and
Society)
64
2. Mengembangkan kerja sama antara semua pihak yang berhubungan dengan
sekolah melalui motto “Berkembang Bersama”
3. Menyelenggarakan program pendidikan sekolah berasrama (Boarding School)
yang memadukan antara kurikulum Depdiknas dan penanaman pandangan
hidup Islami (Islamic Worldview).
Gambar 7 Lampiran
2. Program Afiliasi
Afiliasi adalah suatu keadaan yang memungkinkan untuk
mendapatkan pertalian kerjasama dengan sebuah lembaga/perusahaan
namun juga tetap berposisi bebas dan tidak terikat. Dalam hal ini, pihak
65
humas SMP Progresif Bumi Sholawat mengadakan kerjasama dengan
beberapa afiliasi dibidang Pendidikan seperti Dinas Pendidikan
Kabupaten/Provinsi, Instansi, Pemerintahan. Dengan tujuan agar bisa
berdampak besar pada citra SMP Progresif Bumi Sholawat.
3. Program BES (Badan Eksekutif Siswa)
Badan Eksekutif Siswa atau yang biasa disebut dengan BES adalah
salah satu organisasi yang terbentuk didalam SMP Progresif Bumi
Sholawat. Salah satu program kerja humas adalah bekerja sama dengan BES
untuk menjalin hubungan baik dengan warga sekitar SMP Progresif Bumi
Sholawat. Program yang hingga saat ini masih dilaksanakan adalah “Aksi
Masjid dan Musholla Bersih” yang diadakan pada setiap hari Jumat.
Kegiatan tersebut terdiri dari peserta didik yang tergabung dalam BES serta
tenaga pendidik yang datang menuju masjid dan musholla didaerah warga
sekitar untuk kemudian mengadakan kerja bakti bersama dengan para warga
serta memberikan beberapa sembako kepada warga-warga sekitar yang
membutuhkan. Dengan begitu hubungan dengan warga sekitar akan terjaga
dengan baik.
66
Menurut sumber yang peneliti dapatkan saat melakukan observasi, peneliti
mengungkapkan bahwa terkait dengan lembaga kemitraan yang dijalin oleh pihak
humas SMP Progresif Bumi Sholawat, diantaranya ialah menjalin kerjasama
dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi serta beberapa Instansi
lainnya. Diantaranya ialah kerjasama dengan PTP2A (Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaann Perempuan dan Anak) yang berada di Kabupaten Sidoarjo. Selain
itu, humas menjalin kerjasama dengan Lembaga Psikologi dan beberapa lembaga
Bimbingan Belajar seperti Prigama dan English First yang bertujuan untuk
pendampingan psikologis peserta didik dalam meningkatkan semangat belajar serta
nilai akademik peserta didik selama menjadi santri disekolah tersebut.
67
Selain dengan beberapa negara diatas, peneliti mendapatkan informasi
bahwasannya humas SMP Progresif juga telah menjalankan kerjasama dengan
Cena Pirataram Bangkok, Thailand dalam hal pengembangan berbahasa Inggris
melalui metode Skype Video Call yang diberlakukan saat pembelajaran disetiap
kelas. Selain itu, pihak humas SMP Progresif telah merancang sebuah program
kemitraan yang dapat mengembangkan potensi anak-anak di SMP Progresif Bumi
Sholawat, salah satunya dengan cara membuat Hydro Culture yang hingga saat ini
masih mencari mitra yang mampu bekerjasama dibidang tersebut.
68
sendiri ialah orangtua dilibatkan dalam menyampaikan informasi-informasi yang ada
di SMP Progresif Bumi Sholawat salah satunya adalah mengenai prestasi yang dimiliki
sekolah dan informasi-informasi yang dianggap penting. Dalam Teknik penerapannya,
setiap walikelas memiliki grup whatsapp dengan orangtua/walisantri peserta didik
masing-masing dalam setiap kelasnya.
Dengan demikian, hubungan antara pihak sekolah dengan orangtua akan tetap
terjalin dengan baik melalui media komunikasi tersebut. Hal tersebut bisa terjadi di
karenakan tiadanya pertemuan khusus antara walikelas dengan walisantri yang pada
umumnya diadakan setiap bulannya. Sebab peserta didik SMP Progresif Bumi
Sholawat berasal dari berbagai daerah mulai dari Sabang hingga Merauke, bahkan
hingga sampai Luar Negeri seperti Malaysia, Jepang, Australia, dan Kenya. Oleh sebab
itu, peran humas secara nyata dalam menjalin hubungan dengan orangtua terealisasikan
saat orangtua mendatangi sekolah guna mengantarkan anaknya menjalani program
semesteran di SMP Progresif Bumi Sholawat dan menjemputnya saat liburan panjang
di akhir tahun.
69
BAB V
(PENUTUP)
A. Kesimpulan
Dari pemaparan teori dan hasil penelitian diatas, peneliti dapat menyimpulkan 3 poin
penting, diantaranya adalah :
I. Ada beberapa program humas yang dilakukan di SMP Progresif Bumi Sholawat.
Diantaranya: (1) Program Brand Sekolah, yakni program berupa promosi brand
sekolah yang dilakukan oleh pihak humas SMP Progresif Bumi Sholawat dengan
cara melalui prestasi yang dimiliki sekolah tersebut. (2) Program Afiliasi, yakni
suatu keadaan dimana sekolah memungkinkan untuk mendapatkan pertalian
kerjasama dengan sebuah lembaga/perusahaan namun juga tetap berposisi bebas
dan tidak terikat. (3) Program BES, atau Program Badan Eksekutif Siswa yakni
salah satu program yang didalamnya terdapat kerjasama antara pihak humas dengan
salah satu organisasi peserta didik dengan tujuan untuk menjalin kerjasama dengan
masyarakat sekitar sekolah.
II. Dalam hal kemitraan humas memiliki kerjasama mitra dengan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan Provinsi serta beberapa Instansi lainnya. Diantaranya ialah
kerjasama dengan PTP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaann Perempuan
dan Anak) yang berada di Kabupaten Sidoarjo, Lembaga Psikologi, dan beberapa
Lembaga Bimbingan Belajar yang bertujuan untuk pendampingan psikologis
peserta didik dalam meningkatkan semangat belajar serta nilai akademik peserta
didik selama menjadi santri disekolah tersebut. Selain itu humas juga melakukan
kemitraan dengan Singapore National Academic, Yayasan Lembaga Pendidikan
Islam di Surabaya, Senseire Putri Kuala Lumpur Malaysia, Mercy Collage
Melbourne Australia, Cena Pirataram Bangkok Thailand, serta sekolah-sekolah
yang mempunyai sistem Internasional Boarding School di Jakarta.
III. Peran kehumasan dengan orangtua ialah berupa melibatkan orangtua dalam
menyampaikan informasi-informasi yang ada di SMP Progresif Bumi Sholawat
salah satunya adalah mengenai prestasi yang dimiliki sekolah serta informasi-
informasi yang dianggap penting. Dalam teknik penerapannya, setiap walikelas
memiliki grup whatsapp dengan orangtua/walisantri peserta didik masing-masing
dalam setiap kelasnya. Kemudian untuk peran humas dengan masyarakat,
70
khususnya masyarakat sekitar lingkungan SMP Progresif Bumi Sholawat ialah
melalui program yang telah dibuat oleh pihak sekolah yakni melalui kegiatan “Aksi
Masjid dan Musholla Bersih”. Dengan kegiatan itulah harapannya dapat menjalin
hubungan baik antara pihak sekolah dengan masyarakat sekitar.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka peneliti telah menemukan 3 saran yang dapat digunakan
sebagai bahan perbaikan sekolah, diantaranya adalah :
I. Saran ini ditujunkan kepada humas sekolah SMP Progresif Bumi Sholawat
Sidoarjo. Terkait program humas yang sudah diterapkan di sekolah, peneliti
merasa bahwa hal tersebut sudah bagus dan dapat menunjang dalam kegiatan
kehumasan yang ada di sekolah. Namun alangkah lebih bagus lagi jika ditambah
dengan adanya indikator keberhasilan dari setiap kegiataan kehumasan yang
terjadi. Jadi dengan demikian, indikator keberhasilan kegiatan tersebut mampu
menjadi acuan dalam program humas yang akan dilaksanakan sehingga dapat
berjalan menjadi lebih baik lagi.
II. Saran ini ditunjukan baik kepada kapala sekolah maupun humas sekolah terkait
dengan perannya dalam menjalin kerjasama dengan lembaga mitra. Dalam
pelaksanaannya menurut peneliti telah bagus terkait kemitraan dengan pihak dinas
pendidikan/sekolah baik dalam maupun luar negeri. Namun menurut peneliti yang
perlu menjadi tambahan adalah dengan melakukan kerjasama dengan beberapa
negara lain juga, khususnya negara dengan tingkat Pendidikan yang maju agar
dapat lebih meningkatkan citra baik sekolah.
III. Saran ini ditujukan kepada humas sekolah terkait dengan peran humas dengan
orangtua dan masyarakat dalam meningkatkan hubungan masyarakat. Terkait
dengan pelaksanaannya hanya perlu ditingkatkan dan dipertahankan terkait dengan
pola humas dengan orang tua/ masyarakat, serta program lain yang dapat
meningkatkan tingkat partisipasi orantua dan masyarakat dalam lingkup sekolah.
71
DAFTAR PUSTAKA
Almanshur Fauzan, Djunaidi Ghony. 2012. Metodologi Penelitian kualitatif, JogJakarta: Ar‐
Ruzz Media.
Anggoro, Linggar. 2016. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Agama RI, 2013. Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah. Jakarta: Departemen
Agama RI
Malik, Deddy Djamaluddin. 2015. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
E Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. 2015. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Feisal Jusuf Amir. 2005. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
https://sekolahprogresif.sch.id/profil-sekolah
Isbianti, Pandit. 2009. Peran Humas Sebagai Upaya Menjalin Kerjasama. Jurnal Manajemen
Pendidikan. 5(01)
Lynn M.Zoch. The status of the school public relations practitioner: A statewide exploration.
Public Relations Review. 23(04)
72
Mujamil Qomar, 2015. Pondok Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju
Demokratisasi Institusi. Jakarta; Erlangga.
Wanumar, Munir. 2016. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat. Jurnal Edukasi.
2(01)
Otis W. Baskin. Business Schools and The Study of Public Relations. Public Relations Review.
15(01)
Minarti, Sri. 2014. Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugiyono. 2011 . Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta
Sutrisno, Muhyidin Albarobis. 2012. Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial. Jakarta Ar-
Ruz Media.
Sagala, syaiful. 2014. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat: Strategi Menangkan
Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima.
Zamakhsyari Dhofier, 2016. Tradisi Pondok Pesantren: Pandangan Hidup Kiai. Jakarta:
LP3ES.
73
LAMPIRAN
A. Profil Sekolah
Gambar 8 Lampiran
Gambar 9 Lampiran
74
Gambar 10 Lampiran
75
B. Struktur Organisasi
C. Lampiran Dokumentasi
C. Fasilitas Sekolah
Fasilitas yang disediakan di SMP Progresif Bumi Sholawat antara lain ialah:
76
D. Penyusunan : 1. Editing : Khansa Aida Wibowo
2. Abstrak : M. Gading Priangga
3. Bab I : Aghna Mahirotul Ilmi
4. Bab II : M. Gading Priangga
5. Bab III : Dian Wahyu Pratama
6. Bab IV : - Anggun Yeliany
- Khansa Aida Wibowo
7. Bab V : Dian Wahyu Pratama
8. Lampiran : - Anggun Yenialy
- Khansa Aida Wibowo
77