Menjawab
| Sabtu, 19 Oct 2019
Jakarta - Bunda, apa si kecil sudah mulai kritis bertanya apa dan bagaimana sebuah
proses terbentuk? Wah, selamat ya Bun! Itu menandakan seorang anak cerdas.
Otaknya semakin terstimulasi dengan berbagai rangsangan yang diterima dan
mencoba menelaahnya dengan pemahaman sederhana.
Tapi yang namanya pertanyaan anak, ada saja yang membuat Bunda kaget. Beberapa
waktu lalu, Bubun ditodong si kecil dengan pertanyaan,"Allah SWT ada di mana?".
Lima pertanyaan anak berikut termasuk "sulit". Kami coba bantu mencari jawabannya
dari saran ahli dan masukan dari para pembaca kami ya, Bun.
"Bisa kita kasih tahu di dalam perut Bunda ada telur yang dibuahi oleh sperma.
Caranya gimana? Dengan hubungan seksual. Udah, gitu aja nggak usah dijelasin lagi.
Itu namanya aktivitas seksual, tapi dilakukannya setelah menikah," kata psikolog anak
dan remaja Ratih Zulhaqqi, yang praktik di RaQQi Human Development and
Learning Centre.
Salah satu pembaca kami, Bunda Yolla memberi saran dengan jawaban yang sangat
indah saat anak bertanya, "Tuhan ada di mana?"
"Di surga dan surga ada di langit," saran jawaban Yolla pada kami.
Ada lagi masukan dari Bunda Dila yang memberi respon sama bijaknya. "Tuhan ada
di hatimu. Ke mana pun kamu meyakini bahwa Allah selalu bersamamu, kamu
merasa tenang dan tidak takut," demikian jawabnya saat ditanya.
"Tuhan itu yang menciptakan kamu, Bunda dan bumi serta isinya. Makanya ada siang
ada malam, ada hujan ada panas," tutur psikolog dari Mayapada Hospital Jakarta
Selatan, Adisti F. Soegoto, MPsi.
Adisti menambahkan bahwa bersyukurlah ketika anak bertanya dengan orang tuanya.
Tandanya, rasa ingin tahu anak tinggi dan mereka percaya bahwa orang tuanya
sebagai sumber informasi yang kuat.
"Saat anak tanya, jangan dimatikan dengan bilang, 'Tanya Ayah sana' atau 'Ini bukan
urusan anak kecil'. Akhirnya rasa ingin tahu anak tidak terpupuk dan anak jadi malas
tanya," kata Adis.
Bunda bisa mulai menjelaskan apa nama resmi dari buah dada; payudara. Jelaskan
bahwa perempuan memiliki dada yang lebih besar dibanding laki-laki karena harus
menyusui adik bayi. Seperti saat dia kecil dan meminum ASI dari Bunda.
"Nak, semua makhluk yang hidup pasti mati. Misal kamu punya tanaman, terus nggak
disiram dan nggak dapat nutrisi yang baik pasti layu kan? Nah layu itu juga termasuk
mati nak. Kalau (nama orang) karena sakit dan kondisinya lemah jadi dia meninggal.
Kita pasti meninggal Nak, tapi waktunya nggak sama," demikian saran jawaban lagi
dari psikolog Ratih Zulhaqqi.
Demikian ya Bun lima pertanyaan anak yang kami kompilasi. Semoga bisa membantu
Bunda dalam menjawab pertanyaan si kecil hari ini. Oh iya, jika Bunda juga mau
menyeimbangkan tingginya kecerdasan anak dengan tinggi badan, maka bisa melihat
video berenang bikin anak cepat tinggi berikut ya.
Jakarta - Namanya juga anak-anak, pasti ada saja yang dipertanyakan. Momen seperti
inilah yang kadang membuat orang tua 'keki' untuk menjawab berbagai pertanyaan
anak termasuk yang 'absurd'.
"Saat anak tanya, jangan dimatikan dengan bilang, 'Tanya Ayah sana' atau 'Ini bukan
urusan anak kecil'. Akhirnya rasa ingin tahu anak tidak terpupuk dan anak jadi malas
tanya," ungkap psikolog yang akrab disapa Adis, saat ngobrol dengan HaiBunda.
Jika anak bertanya hal-hal abstrak atau apapun, sesuaikan cara jawab kita dengan usia
anak dan kira-kira sejauh mana anak paham. Berikut pertanyaan dan referensi
jawaban yang mungkin bisa Bunda jadikan contoh.
"Tuhan itu yang menciptakan kamu, Bunda dan bumi serta isinya. Makanya ada siang
ada malam, ada hujan ada panas," tutur Adis.
"Usia anak segini biasanya masih berpikir konkret. Jadi, kita bisa beri contoh seperti,
kita tiup balon dan balon jadi besar, terus kita lepaskan angin dalam balon dan balon
jadi kempes. Lewat contoh ini, kita coba beri pengertian Tuhan seperti udara. Kita
enggak bisa melihat, tapi kita tahu Tuhan ada dan kita bisa merasakan," imbuh Adis.
Adis melanjutkan, memang tidak nyambung antara Tuhan dengan udara dan bukan
bermaksud meratakan konsep Tuhan itu udara. Namun, untuk kemampuan berpikir
anak yang masih konkret dan untuk mendapat pemahaman bahwa ada hal yang tak
bisa mereka lihat tapi bisa mereka rasa dan analoginya lewat udara dan balon tadi.
Misal enggak tahu jawaban dari apa yang anak tanya, kita jawab jujur aja, Bun, kalau
kita enggak tahu. Dengan kritisnya anak-anak zaman sekarang, kadang orang tua bisa
bingung dibuatnya. Nah, yang bisa kita sampaikan pada anak adalah,
"Wah pertanyaan kamu bagus, tapi boleh enggak kasih Bunda waktu untuk cari tahu?
Nanti kalau Bunda sudah tahu, Bunda langsung kasih tahu kamu. Atau Bunda
sekarang belum tahu, gimana kalau kita cari sama-sama," imbuh Adis.
Kita bisa cari sama-sama bareng anak tentang apa yang anak tanyakan. Boleh di
ensiklopedia maupun browsing. Janhan lupa kita ajarkan juga cara mendapat link
berita terpecaya, bukan yang hoax.
"Ajari anak untuk mencari tahu informasi itu enggak apa-apa. Dan sah saja kita
mengakui kalau kita enggak tahu, karena kita bukan segalanya yang serba tahu. Kalau
dengan eksperimen lebih bagus lagi," imbuh Adis.
Misal nih cara menjelaskan banjir ke anak, daripada hanya menjawab, 'Iya banyak
yang buang sampah sembarangan', anak pasti bingung. Pikiran anak itu simpel, Bun,
mereka pikir dengan buang sampah sembarang bisa instan langsung banjir.
"Coba bereksperimen dengan pipa dan kertas koran. Pipa tersebut dialiri air awalnya,
kemudian mulai buang kertas koran di pipa tersebut sampai penuh. Airnya enggak
mengalir lagi kan? Nah, dengan contoh nyata seperti ini anak lebih bisa menerima
pemahaman bagaimana terjadinya banjir," papar Adis.
Ketika kita hadirkan eksperimen sederhana dan pengalaman langsung yang bisa anak
amati, pemahaman anak lebih baik.
Jakarta - Pertanyaan anak apa yang Bunda terima hari ini? Ayo jujur Bun, apakah
terkadang pertanyaan itu bisa membuat Bunda 'keselek' dan diam dulu untuk
menelaah jawabannya?
Jangan acuhkan pertanyaan itu ya, Bun. Dikatakan psikolog dari Mayapada Hospital
Jakarta Selatan, Adisti F. Soegoto, MPsi, anak yang bertanya pada orang tuanya
menandakan rasa ingin tahu yang tinggi dan percaya bahwa Ayah-Bunda sebagai
sumber informasi yang kuat.
"Saat anak tanya, jangan dimatikan dengan bilang, 'Tanya Ayah sana' atau 'Ini bukan
urusan anak kecil'. Akhirnya rasa ingin tahu anak tidak terpupuk dan anak jadi malas
tanya," kata wanita yang akrab disapa Adis ini.
Jika pun Bunda tidak bisa menjawab pertanyaan anak, sebaiknya bersikap defensif.
Melainkan coba minta anak untuk memberi Bunda waktu untuk mencari jawaban
yang tepat.
"Wah pertanyaan kamu bagus, tapi boleh enggak kasih Bunda waktu untuk cari tahu?
Nanti kalau Bunda sudah tahu, Bunda langsung kasih tahu kamu. Atau Bunda
sekarang belum tahu, gimana kalau kita cari sama-sama," saran Adis.
Hal terpenting dalam proses pertanyaan sulit ini adalah itu menandakan kecerdasan
anak. Ada rasa penasaran meletup-letup di otak anak yang wajib untuk segera
distimulasi dengan baik.
Dikatakan Dr.Thomas Armstrong, PhD, pakar pendidikan anak dari Amerika Serikat,
genetika memang berpengaruh pada kecerdasan anak. Tapi itu semua tidak berarti
tanpa adanya stimulasi. Rasa ingin tahu yang terjawab merupakan stimulasi untuk
anak berpikir dan bertindak cerdas.
"Genetik bukan segala-galanya. Jika seseorang dilahirkan dengan otak jenius namun
tidak mendapat stimulasi dan rangsangan yang diperlukan, otak tidak akan
berkembang dan anak tidak akan menjadi apa-apa," kata Armstrong.
Yuk, Bun, mulai sekarang kita coba jawab pertanyaan anak yang kadang bikin
keselek itu. Sesulit apa pun pertanyaan itu, wajib untuk kita memberi jawabnya. Dan,
jangan lupa untuk menyokongnya dengan gizi yang seimbang ya.