Makalah Konsep Dasar Ips Titania Noviana

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 52

KONSEP DASAR IPS

Perkembangan Demokrasi Indonesia

Dosen Pengampu :
Prof. Drs. H. Khairinal, Dpt. BA., M.Si.

Disusun Oleh :
TITANIA NOVIANA
A1A119074

Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2020
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan atas


kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat kasih dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan benar, serta selesai tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul “ Konsep
Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)”.
Adapun penyusunan makalah ini kiranya
masih jauh dari kata sempurna. Penulis pun
berharap pembaca makalah ini dapat
memberikan kritik dan sarannya kepada
penulis agar di kemudian hari penulis bisa
membuat makalah yang lebih sempurna.
Sekian dan terima kasih.

Jambi, April 2020

Penuis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................i
KATA PENGANTAR.................................ii
DAFTAR ISI..............................................iii
BAGIAN I PERKEMBANGAN
DEMOKRASI INDONESIA......................1
1.1 Sejarah perkembangan demokrasi
di Indonesia ...........................................1
1.2 Landasan lalsafah demokrasi di
Indonesia............................................... 2
1.3 Sistem Demokrasi yang dianut
oleh Negara RI.......................................3
1.4 Konsep-Konsep Demokrasi...................5
1.5 Perkembangan Demokrasi di Indonesia.7
BAGIAN II DAMPAK CORONA...........25
2.1 Sisi Keberhasilan Belajar Online.........25
2.2 Sisi Kegagalan Belajar Online.............32
2.3 Sisi Keberhasilan Ekonomi..................36
2.4 Sisi kegagaglan Ekonomi.....................38
2.5 Sisi Keberhasilan Silaturahmi
Keluarga...............................................41
2.6 Sisi Kegagalan Silaturahmi Keluarga. .43
DAFTAR PUSTAKA................................46
ii
BAGIAN I
PERKEMBANGAN DEMOKRASI
INDONESIA
1.1 Sejarah Perkembangan Demokrasi di
Indonesia

(Sumber:sistempemerintahannegaraindonesia.blog
spot.com)

Istilah demokrasi berasal dari bahasa


Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat
dan “ cratein” yang berarti memerintah,
sehingga dapat kita artikan rakyat yang
memerintah.
Demokrasi merupakan sebagai dasar hidup
bernegara pada umumnya yang memberikan
pengertian bahwa pada tingkat terakhir rakyat
memberikan(Rais, 1986).
Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat
sebagai sebuah negara pada tanggal 17
1
Agustus 1945, para Pendiri Negara Indonesia
(the Founding Fathers) melalui UUD 1945
(yang disahkan pada tanggal 18 Agustus
1945) telah menetapkan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia (selanjutnya
disebut NKRI) menganut paham atau ajaran
demokrasi, dimana kedaulatan (kekuasaan
tertinggi) berada ditangan Rakyat dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan
demikian berarti juga NKRI tergolong
sebagai negara yang menganut paham
Demokrasi Perwakilan (Representative
Democracy).

1.2 Landasan Falsafah Demokrasi di


Indonesia
Menurut (Sri soemantri 1992 : 12-13)
landasan falsafah demokrasi di Indonesia
terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Demokrasi yang mendasarkan diri atas
kemerdekaan dan persamaan.
2. Demokrasi yang mendasarkan diri atas
kemajuan dibidang social dan ekonomi.
2
3. Demokrasi yang mendasarkan diri atas
kemerdekaan serta persamaan dan atas
kemajuan social dan ekonomi
sekaligus.

1.3 Sistem Demokrasi yang dianut oleh


Negara RI
Sebagai suatu sistem, demokrasi
Pancasila mempunyai ciri-ciri yang khas
yang dapat membedakan dari sistem
demokrasi yang lain. suatu sistem merupakan
suatu kebulatan yang kompleks dan
pemahaman yang umum. Mengenai sistem
(Satjipto R, 1986-1988) mengatakan bahwa
“Suatu sitem adalah suatu kesatuan yang
bersifat kompleks yang terdiri dari bagian-
bagian yang berhubungan satu sama lain”.
Dengan demikian, Demokrasi Pancasila
sebagai suatu sistem akan merupakan suatu
alat untuk mencapai sutu tujuan tertentu
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
yakni Pancasila.

3
Perwujudan dari sistem Demokrasi
Pancasila adalah dalam hal-hal sebagai
berikut ( Krisantono, 1976:28).
1. Putusan-putusan penting harus
ditentukan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat atau dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
2. Hasil suatu Pemilihan umum, yang
menentukan komposisi kekuatan social
politik dalam Dewan Perwakilan
Rakyat dan Majelis Permusyawaratan
Rakyat harus dijadikan landasan
pergantian-pergantian pemerintah.
3. Pemerintah harus bersikap terbuka
(adanya openbaarheid van bestuur).
4. Dimungkinkan rakyat yang
berkepentingan menyampaikan
keluhannya mengenai tindakan-
tindakan pejabat yang dianggap
merugikan.
5. Setiap putusan yang diambil harus
memperhatikan kepentingan-
kepentingan golongan minoritas.

4
1.4 Konsep-konsep Demokrasi

A. Ada 2 (dua) kelompok aliran yang


paling penting dalam demokrasi yaitu :
1. Demokrasi Konstitusional
Ciri khas dari demokrasi konstitusional
ialah gagasan bahwa pemerintah yang
demokratis adalah pemerintah yang terbatas
kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak
sewenang-wenang terhadap warga negaranya.
Dan menekankan pada proteksi khusus bagi
kelompok - kelompok budaya dan
menekankan kerja sama yang erat di antara
elite yang mewakili bagian budaya
masyarakat utama.
2. Demokrasi Komunisme
Dalam pandangan kelompok aliran
demokrasi yang mendasarkan dirinya atas
paham komunis selalu bersikap ambivalen
terhadap negara. Negara dianggapnya sebagai
suatu alat pemaksa yang akhirnya akan
lenyap sendiri dengan munculnya masyarakat
komunis.

5
B. Ada 2 model demokrasi dari segi
pelaksanaannya yaitu :

1. Demokrasi langsung (direct


democracy)
Adalah demokrasi yang terjadi apabila
rakyat mewujudkan kedaulatannya pada
suatu negara dilakukan secara langsung.
Misalnya, pemilihan pejabat eksekutif
(presiden, wakil presiden, gubernur, bupati
dan walikota) dan pemilihan anggota
parlemen atau legislatif (DPR, DPD dan
DPRD) dilakukan rakyat secara langsung
melalui pemilihan umum

2. Demokrasi tidak langsung atau


perwakilan (indirect democracy)
Adalah demokrasi yang terjadi apabila
dalam mewujudkan rakyat tidak secara
langsung berhadapan dengan pihak eksekutif,
melainkan melalui lembaga perwakilan.
Dengan demikian, demokrasi tidak langsung
disebut juga dengan demokrasi perwakilan.

6
C. Dan dari segi dasar wewenang dan
hubungan antara alat kelengkapan
Negara demokrasi terbagi menjadi 2
(dua), yaitu :

1. Demokrasi sistem parlementer


Adalah demokrasi yang menempatkan
kedudukan badan legislatif lebih tinggi
daripada badan eksekutif. Kepala
pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana
Menteri. Perdana menteri dan menteri-
menteri dalam kebinet diangkat dan
diberhentikan oleh parlemen. Presiden
menjabat sebagai kepala negara; dan
2. Demokrasi sistem presidensil
Adalah demokrasi yang mana kekuasaan
eksekutif diangkat berdasarkan demokrasi
rakyat dan dipilih langsung oleh mereka.
Presiden menjabat sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan.
1.5 Perkembangan Demokrasi di
Indonesia

7
...Sistem demokrasi di Indonesia dibagi
menjadi 5 (lima) periode demokrasi, yaitu:

1. Demokrasi di Era Revolusi Nasional


(1945-1949)

(Sumber : www.matapollitik.com)
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih
berjuang menghadapi Belanda yang ingin
kembali ke Indonesia. Pada saat itu
pelaksanaan demokrasi belum berjalan
dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih
adanya revolusi fisik. Pada awal
kemerdekaan masih terdapat sentralisasi
kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan
Peralihan UUD 1945 yang berbnyi sebelum
MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD
ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden
denan dibantu oleh KNIP. Untuk
menghindari kesan bahwa negara Indonesia

8
adalah negara yang absolut pemerintah
mengeluarkan :

 Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal


16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi
lembaga legislatif.
 Maklumat Pemerintah tanggal 3
Nopember 1945 tentang Pembentukan
Partai Politik.
 Maklumat Pemerintah tanggal 14
Nopember 1945 tentang perubahan
sistem pemerintahn presidensil menjadi
parlementer

2. Demokrasi di Era Liberal (1950-1959)

(Sumber: gurupendidikan.com)

9
Masa demokrasi liberal yang parlementer
presiden sebagai lambang atau berkedudukan
sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala
eksekutif. Masa demokrasi ini peranan
parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi
dan berkembangnya partai-partai politik.
Terdapat sistem dan mekanisme
kompetisi di bidang politik yang berintikan
kompetisi di antara partai politik yang ada
(Zamroni, 2013):
a) Terdapat kebebasan individu dalam
berbagai aspek kehidupan, dengan
segala cara dan hak-hak untuk
mengekspresikannya;
b) Terdapat sistem dan mekanisme
peralihan kekuasaan yang jelas serta
terbuka dan senantiasa didasarkan pada
kosntitusi yang ada;
c) Terdapat pengakuan adanya batas
antara masyarakat sipil dan kekuasaan
negara;
d) Terdapat jaminan atas hak-hak yang
dijamin oleh undang-undang untuk
melakukan oposisi atas kebijakan
pemerintah; dan
10
e) Sistem dan mekanisme kerja negara,
pemerintah dan partai politik
berdasarkan konstitusi.

Namun demikian praktik demokrasi pada


masa ini dinilai gagal disebabkan :
 Dominannya partai politik
 Tidak mampunya konstituante
bersidang untuk mengganti UUDS
1950
 Landasan sosial ekonomi yang masih
lemah
 Atas dasar kegagalan itu maka Presiden
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959
 Bubarkan konstituante
 Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku
UUD S 1950
 Pembentukan MPRS dan DPAS

3. Demokrasi di Era Terpimpin (1959-


1965).

11
(sumber : kompas.com)

Pada ada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno


mengeluarkan Dekrit yang kemudian
dianggap sebagai jalan bagi tampilnya
demokrasi terpimpin. Pada era ini konfigurasi
politik yang ditampilkan adalah konfigurasi
yang otoriter, di dalamnya Soekarno menjadi
aktor utama dalam agenda politik nasional,
sehingga pemerintahan Soekarno pada era ini
dicirikan sebagai rezim yang otoriter. Selain
Soekarno, ada 2 (dua) kekuatan politik yang
masih dapat berperan adalah Angkatan Darat
dan Partai Komunis Indonesia.
Presiden Soekarno mengatasi lembaga-
lembaga konstitusional, menekan partai-
partai, menutup pembebasan pers serta
membuat peraturan perundang-undangan
12
yang secara konstitusional tidak dikenal,
seperti Penpres dan Perpres( Gultom, 2007).
Pada demokrasi terpimpin ini, semua
anggota DPR-GR dan MPRS diangkat untuk
mendukung program pemerintahannya yang
lebih fokus pada bidang politik. Dia berusaha
keras menggiring partai-partai politik ke
dalam ideologisasi Nasakom (Nasional,
Agama dan Komunis). Tiga pilar utama
partai politik yang mewakili Nasakom adalah
PNI, PU dan PKI. Dia menggalang dukungan
dari semua kekuatan Nasakom (Emdievi,
2007).
Dalam Demokrasi Terpimpin, kekuasaan
terpusat di tangan Presiden, yakni Soekarno.
Ketua DPR, MPR, BPK, MA diangkat
sebagai pembantunya dengan jabatan sebagai
menteri. Semua kepala staf (AD-Angkatan
Darat, AL-Angkatan Laut, AU-Angkatan
Udara dan Kepolisian) juga diangkat sebagai
menteri. Dengan kekuasaan yang terpusat ini,
Soekarno ditetapkan sebagai presiden seumur
hidup tanpa didampingi wakil presiden.
Dalam ketetapan MPRS NO. III tahun 1963,

13
Pasal I menyatakan: Dr. Ir. HAJI
SOEKARNO (BUNG KARNO), Pemimpin
Besar Revolusi Indonesia, yang kini menjabat
Presiden Republik Indonesia, dinyatakan
dengan karunia Allah untuk menjadi:
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SEUMUR HIDUP!
Namun, demokrasi Terpimpin dan
Soekarno sebagai Presiden seumur hidup
tidak berlangsung lama. Tragedi G.30 S/PKI
(Gerakan 30 September/Partai Komunis
Indoensia) yang membuat semuanya
berakhir. Pasca tragedi G 30 S/PKI, Soekarno
jatuh dari kursi kepresidenan.
Adapun Penyimpangan masa demokrasi
terpimpin antara lain:
a) Mengaburnya sistem kepartaian,
pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan
b) Peranan Parlemen lembah bahkan
akhirnya dibubarkan oleh presiden dan
presiden membentuk DPRGR
c) Jaminan HAM lemah
d) Terjadi sentralisasi kekuasaan
14
e) Terbatasnya peranan pers
f) Kebijakan politik luar negeri sudah
memihak ke RRC (Blok Timur)
Masa demokrasi terpimpin banyak
memberikan bahan-bahan berharga sebagai
pelajaran dan pengalaman untuk pelaksanaan
demokrasi mungkin lebih dari pada periode-
periode sebelumnya, karena dalam periode
tersebut terdapat suatu pola yang
dilaksanakan secara konsekuen, walaupun
dengan meninggalkan nilai-nilai demokrasi
dan nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Dan kita
tidak usah mengingkari, bahwa boleh
dikatakan sebagian besar masyarakat dan
bangsa Indonesia seolah-olah terpesona dan
terseret di dalamnya.
4. Demokrasi di Era Orde Baru (1966-
1998)

(sumber : liputan6.com)
15
Ketika pemerintah Orde Baru ini naik ke
pentas politik nasional, negara Indonesia
sedang menghadapi krisis luar biasa dalam
bidang politik dan ekonomi. Dalam bidang
politik krisis itu ditandai dengan berbagai
demonstrasi mahasiswa, pelajar dan ormas-
ormas onderbouw parpol yang hidup dalam
tekanan ketika era demokrasi terpimpin.
Sedangkan dibidang ekonomi ditandai oleh
sulitnya didapat keperluan sehari-hari dan
melonjaknya harga-harga secara luar biasa,
kekuasaan selama masa Orde Baru yang
menggambarkan wajah buram demokrasi.
Dalam perjalanan sejarah, Soekarno tetap
menjadi Presiden sampai munculnya Orde
Baru atau runtuhnya Demokrasi Terpimpin,
yang dibangun Soekarno sendiri. Meski
bentuk atau sistem pemerintahannya
berganti-ganti, Soekarno tetap menjadi
presiden. Seperti terlihat bahwa ketika sistem
pemerintahan berganti dari presidensil ke
parlementer melalui Maklumat Wakil
Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945,
dengan kedudukan sebagai kepala negara
16
yang tidak mempunyai kekuasaan
pemerintahan, bersifat simbolik dan
seremonial. Begitupun ketika bentuk negara
Indonesia berubah dari Republik menjadi
negara Federal (serikat) yang berdasarkan
UUD RIS 1949 dan kembali menjadi negara
kesatuan berdasarkan UUD Sementara 1950,
Soekarno dan Moh. Hatta juga tetap menjadi
Presiden dan Wakil Presiden.
Sejak Surat Perintah sebelas Maret 1966
sampai sekarang, yang kita sebut periode
demokrasi Pancasila.Demokrasi Pancasila
ialah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, yang merupakan sila keempat
dari Dasar Negara Pancasila, seperti yang
tercantum dalam alinea keempat Pembukaan
UUD 1945. Penerapan demokrasi Pancasila
harus dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia dan Keadilan
Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pelaksanaan demokrasi Pancasila di
Indonesia diatur dalam Ketetapan MPR No.

17
I/MPR/1983 tentang Peraturan Tata Tertib
Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang dapat
pula diterapkan pada lembaga-lembaga tinggi
negara, lembaga-lembaga lainnya, dan
lembaga-lembaga kemasyarakatan di
Indonesia.
Jatuhnya orde lama yang digantikan orde
baru, yang ditandai dengan ikutsertanya para
teknorat dari dunia akademis di
pemerintahan, pada dalam kehidupan politik
di Indonesia. Namun, akibat inkonsistensi
dalam sikap dan pemikiran dalam
menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, pada
akhirnya orde baru terseret dalam praktik-
praktik pemerintahan pragmatis dan otoriter.
Proses lembaga Konstituante mengalami
kegagalan karena dipicu berbagai
pertimbangan politik sehingga pada tanggal 5
Juli 1959 dikeluarkan Dekrit Presiden yang
isinya membubarkan Konstituante dan
kembali ke UUD 1945, dapatlah diyakini
bahwa ada tuduhan yang kuat dan sah,
ternyata UUD 1945 sejak ditetapkan sampai
dengan periode Orde Baru tahun 1966 selalu

18
dibawah tekanan/paksaan politik kekuasaan
yang kuat saat itu. Artinya proses
penerimaannya sebagai UUD (konstitusi)
tidak dengan cara-cara konstitusional dan
terencana secara matang dan transparan. Hal
ini tentu memiliki pengaruh yang negatif bagi
penegakannya.
Konfigurasi politik Orde Baru sampai
dengan Pasca Pemilu 1997 adalah tidak
demokratis atau cenderung otoriter dengan
tumpuan kekuatan pada Presiden Soeharto,
ABRI, Golkar dan Birokrasi. Terjadi
pemusatan kekuasaan pada satu tangan
dengan dalih membangun stabilitas nasional
sebagai prasyarat kelancaran pembangunan
ekonomi.
Periode Orde Baru (1966-1998)
menampilkan konfigurasi politik non
demokratis. Dengan catatan, pada awal
perjalanannya ada toleransi bagi penampilan
konfigurasi yang demokratis. Namun
kemudian berlangsung sangat otoriter dan
represif, sehingga pemerintahan tidak
berjalan secara demokratis.

19
Tidak dipungkiri bahwa setelah 5 (lima)
kali pemilihan, yaitu Pemilihan Umum 1971,
1977, 1982, 1987 dan 1992, menampakkan
kelemahan pokok yaitu seolah-olah
menyempitnya ruang demokrasi. Salah satu
hal yang penting diperhatikan adalah adanya
pergeseran nilai politik berupa menguatnya
peran DPP (Dewan Pimpinan Pusat)
organisasi sosial politik peserta pemilihan
umum terhadap anggota DPR. Lembaga
perwakilan rakyat seolah-olah menjadi wakil
orsospol. Ini satu kemunduran dari hasrat
demokrasi 1969.
Perjalanan demokrasi pada masa orde baru
ini dianggap gagal sebab:
 Rotasi kekuasaan eksekutif hampir
dikatakan tidak ada
 Rekrutmen politik yang tertutup
 Pemilu yang jauh dari semangat
demokratis
 Pengakuan HAM yang terbatas
 Tumbuhnya KKN yang merajalela

Sebab jatuhnya Orde Baru:


20
 Hancurnya ekonomi nasional ( krisis
ekonomi )
 Terjadinya krisis politik
 TNI juga tidak bersedia menjadi alat
kekuasaan orba

Adapun perbedaan Otoriterisme Orde Lama


dan Orde Baru
Orde Lama Orde Baru
Tidak ada Sistem Melahirkan Sistem
Kepartaian Kepartaian
Tumpuan Kekuatan Tumpuan Kekuatan
adalah Soekarno adalah Presiden
sebagai Presiden Soeharo, ABRI,
Golkar dan Birokrasi
Jalan yang ditempuh Melalui cara
dengan cara konstitusional
inkonstitusional
Obsesi utama adalah Memilki obsesi
pemusatan kekuasaan membangun stabilitas
dengan alasan, paling nasional sebagai
tidak menurut yang prasyarat kelancaran
dikemukakan secara pembangunan
terbuka, untuk ekonomi
mencegah disintegrasi

21
5. Demokrasi di Era Reformasi (1998-
Sekarang )

(Sumber : Eni.id)

Sejak runtuhnya Orde Baru yang


bersamaan waktunya dengan lengsernya
Presiden Soeharto, maka Indonesia memasuki
suasana kehidupan kenegaraan yang baru,
sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang
dijalankan terhadap hampir semua aspek
kehidupan masyarakat dan negara yang
berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini
berpuncak dengan di amandemennya UUD
1945 (bagian Batangtubuhnya) karena
dianggap sebagai sumber utama kegagalan

22
tataan kehidupan kenegaraan di era Orde
Baru.
Berakhirnya masa orde baru ditandai
dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden
Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada
tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun
kembali kehidupan yang demokratis antara
lain:
 Keluarnya Ketetapan MPR RI No.
X/MPR/1998 tentang pokok-pokok
reformasi
 Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang
pencabutan tap MPR tentang
Referandum
 Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang
penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN
 Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998
tentang pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden RI
 Amandemen UUD 1945 sudah sampai
amandemen I, II, III, IV

23
 Pada Masa Reformasi berhasil
menyelenggarakan pemiluhan umum
sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan
tahun 2004.
Demokrasi yang diterapkan Negara kita
pada era reformasi ini adalah demokresi
Pancasila, namun berbeda dengan orde baru
dan sedikit mirip dengan demokrasi
perlementer tahun 1950 1959. Perbedaan
demokrasi reformasi dengan demokrasi
sebelumnya adalah:
 Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004)
jauh lebih demokratis dari yang
sebelumnya.
 Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari
mulai pemerintahan pusat sampi pada
tingkat desa.
 Pola rekruitmen politik untuk pengisian
jabatan politik dilakukan secara terbuka.
 Sebagian besar hak dasar bisa terjamin
seperti adanya kebebasan menyatakan
pendapat

24
BAGIAN II
DAMPAK CORONA
2.1 SISI KEBERHASILAN BELAJAR
ONLINE

Pandemi Covid-19 telah mengubah pola


pembelajaran secara masif. Proses
pembelajaran yang mestinya dilaksanakan
secara tatap muka sekarang berubah menjadi
sistem pembelajaran jarak jauh atau daring.
Demikian halnya di Indonesia. Sejumlah
daerah telah melakukan penutupan sekolah
dan menerapkan pembelajaran daring atau
jarak jauh. Hal ini dilakukan dalam rangka
meminimalisasi cepatnya penyebaran Covid-
19. Kebijakan penutupan tersebut sebagai
respons terhadap kebijakan dan imbauan
pemerintah untuk melakukan social distance
(jaga jarak).
Di Indonesia sendiri, penyebaran Covid-
19 ini sangat cepat, dan kemungkinan besar
akan terus bertambah dan penyebarannya
akan semakin luas. Kondisi demikian tentu
memaksa pemerintah untuk menyiapkan

25
segala kemungkinan yang akan terjadi.
Termasuk di dunia pendidikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


(Mendikbud) Nadiem Makarim juga
berupaya membangun kerja sama dengan
berbagai pihak yang fokus mengembangkan
sistem pendidikan daring.
Penerapan pembelajaran daring ini
menuntut kesiapan bagi kedua belah pihak,
baik itu dari penyedia layanan pendidikan
atau dari peserta didik sendiri.Bagaimanapun
juga, pembelajaran secara daring dan jarak
jauh membutuhkan bantuan teknologi yang
mumpuni dan dapat diakses dengan mudah.
Selain itu, para murid atau mahasiswa juga
mesti siap beradaptasi dengan perubahan
pembelajaran yang diatur oleh sekolah dan
universitas.
Media pembelajaran banyak digunakan
antara lain menggunakan berbagai aplikasi
medsos seperti Facebook, Youtube, IG, WA,
Line, Zoom, Microsoft Team, Google
Classroom, dan aplikasi yang disediakan
sekolah atau perguruan tinggi, baik hanya
26
dalam bentuk pengiriman bahan ajar maupun
komunikasi melalui teleconference.

Kelebihan belajar online dalam masa


penyebaran virus corona-19 ini membawa
dampak positif seperti :
1. Kreativitas dan inovasi
Dalam kondisi serba terbatas ini, jika
dilihat dari sisi positifnya, telah
memunculkan sebuah kreativitas baik bagi
guru dan dosen maupun oleh siswa dan
mahasiswa. Guru dan dosen berkreasi
supaya materi pembelajaran dan tugas-
tugas untuk peningkatan kompetensi siswa
dan mahasiswa tetap dapat diperoleh.
Desain pembelajaran harus dibuat menjadi
lebih menarik, lebih mudah dipahami,
mudah diakses dan mudah untuk
membantu siswa dan mahasiswa belajar.
Sementara dari sisi siswa dan
mahasiswa, mereka berusaha untuk
mengakses pembelajaran, bahan ajar,
tugas-tugas yang harus dikerjakan dan
menunjukan bahwa mereka telah belajar
dan memperoleh kemajuan yang harus
27
ditunjukkan kepada guru dan dosen
mereka. Kedua belah pihak saling
mencoba menampilkan peran masing-
masing dengan baik, sehingga
pembelajaran menjadi menyenangkan dan
tetap menghasilkan kemajuan dalam
pemahaman akan pelajaran yang sedang
digeluti.

2. Relasi personal
Dalam kondisi serba darurat ini,
ternyata telah menghasilkan relasi
personal yang baik antara guru dan dosen
dengan para siswa dan mahasiswa.
Sepintas terlihat dan dirasakan komunikasi
yang terjadi makin intim secara personal,
karena kalau tidak, dapat tertinggal dalam
pelajaran atau guru dan dosen tidak dapat
memantau perkembangan siswa dan
mahasiswa.
Dalam kondisi normal, mungkin relasi
personal ini untuk sebagian orang menjadi
barang langka atau mewah sehingga tidak
mudah diperoleh. Mudah-mudahan
pengamatan ini benar, bahwa telah
28
menghasilkan relasi erat antara guru dan
murid. Demikian juga keterlibatan
orangtua memantau putera dan puterinya
dalam belajar secara online, ternyata juga
makin erat.
Sebagian orangtua yang
melaksanakan pekerjaan dari rumah telah
bergabung dengan anak-anak mereka
terutama yang masih sekolah di
pendidikan dasar. Orangtua telah ambil
bagian menjadi perantara guru dan murid
untuk belajar.
Tugas-tugas dari guru diberikan
melalui group orangtua yang kemudian
menyampaikan kepada putera dan puteri
mereka. Orangtua membantu dan
memantau anak-anak belajar di rumah,
kemudian membantu menyampaikan tugas
yang telah dikerjakan kepada guru. Relasi
yang sangat dekat dan saling memberikan
perhatian ini sangat penting bagi
perkembangan anak-anak mereka. Bahkan
ada sebagian orangtua yang lebih giat
belajar dan mengerjakan tugas sekolah
daripada anaknya sendiri.
29
3. Sisi humanis
Yang paling menarik ketika guru atau
dosen memberikan kuliah tatap muka
dengan menggunakan media
teleconference. Kekacauan dan kelucuan
terjadi karena baik guru/dosen dan
mahasiswa dapat tampil apa adanya di
tempat masing-masing. Komunikasi sering
memperoleh gangguan karena sinyal atau
malah paket data internet yang tiba-tiba
habis. Sebagian mahasiswa tidak ingin
tampil dalam video sehingga
menonaktifkan videonya. Pengalaman di
lapangan setelah meminta mahasiswa
tersebut menampilkan dirinya dalam
video, ternyata ada mahasiswa sedang
tiduran, sedang di taman, sedang bermain
dengan binatang kesayangan atau bahkan
belum mandi dan terlihat apa adanya.
Di sini tampil sosok-sosok yang
humanis, apa adanya tidak dibuat-buat,
tetapi tetap ingin belajar bersama dalam
teleconference. Bahkan mungkin akan
terdengar suara bintang peliharaan, anak
30
kecil sedang menangis atau panggilan
orang tua untuk mengajak makan kepada
anaknya.
Situasinya menjadi luar biasa karena
memang belajar dalam situasi tidak biasa.
Sisi humanis lainnya adalah kepedulian
guru/dosen dengan menyapa satu satu
setiap murid yang tampil dalam
teleconference, menanyakan kabar dan
apakah dapat memahami pelajaran dengan
baik. Pada situasi normal belajar di kelas
tata muka, mungkin sebagian guru/dosen
jarang memberikan sapaan secara personal
karena asik dengan pembelajaran bahan
ajar.
Namun impiannya sekarang yaitu
adanya hubungan personal antara guru dan
dosen dengan para siswa dan
mahasiswanya dapat terus dilanjutkan,
sehingga diharapkan menghasilkan proses
pembelajaran bermutu.
Demikian pula orangtua juga dapat
terus mengambil bagian dalam proses
pendidikan anak bersama dengan guru

31
untuk keberhasilan anak dalam pendidikan
mereka.
Disini dapat kita lihat bahwa adanya
demokrasi antar pemerintah dengan
masyarakat.Pemerintah memberikan layanan
pendidikan yang baik sedangkan peserta
didik siap beradaptasi dengan perubahan
pembelajaran yang diatur oleh sekolah dan
universitas. sehingga tercapailah kesuksesan
pembelajaran daring ini.

2.2 Sisi Kegagalan Belajar Online


Akhir-akhir ini sistem pembelajaran di
Indonesia mulai diricuhkan dengan
pembelajaran online. Banyak yang
mengeluhkan hal ini. Apalagi di kalangan
pelajar banyak yang kurang suka dengan
sistem pembelajaran ini. Bagi mereka
pembelajaran Online dinilai kurang efektif
untuk dilakukannya kegiatan belajar
mengajar.
Banyak kendala yang dihadapi oleh para
pelajar dalam sistem pembelajaran ini. Orang

32
tua pun banyak yang mengeluhkan akan
sistem pembelajaran ini. Dan akhirnya akan
berdampak pada kualitas para peserta didik.
Selain itu, dalam pembelajaran sistem ini
guru diharapkan memberikan pengarahan dan
bimbingan terhadap peserta didik agar
mereka melaksanakan tugasnya dengan baik,
memberikan arahan yang tepat dan cepat.
Guru tidak boleh memberikan tugas secara
mendadak dalam sistem pembelajaran ini.
Dikarenkan mungkin dari sebagian
Murudnya terkendalan oleh faktor Signal dan
sebagainya. Peran guru dalam membimbing
secara sabar harus diperlukan agar para
peserta didik mengerjakan tugas dan
mengumpulkan tugasnya sesuai dengan
jadwal yang ditentukan.
Kegagalan belajar online dalam masa
penyebaran virus corona-19 ini membawa
dampak negative bagi peserta didik seperti :
1. Membutuhkan Infrastruktur yang
Memadai

33
(Sumbernya :https://koinworks.com/blog/e-learning-
bukan-pilihan/)

2. Kurang efektifnya sistem belajar


mengajar

(Sumber: News.microsoft.com)

3. Pelajar akan lebih sulit dalam


memahami materi yang dipelajari.

34
(Sumbernya : https://koinworks.com/blog/e-learning-
bukan-pilihan/ )

4. Kurangnya interaksi sosial antar


teman ataupun guru dan pelajar.

(Sumb
er:https://koinworks.com/blog/e-learning-
bukan-pilihan/)

35
5. Mereka terkadang  lupa akan tugas
yang diberikan oleh gurunya atau
pematerinya.

(Sumber: rijalog.com)

6. banyak para pelajar salah


mempergunakan waktu belajar online

(Sumber : netralnes.com)

36
2.3 Sisi Keberhasilan Ekonomi

Virus Corona alias Covid-19 diramalkan


menjadi penyebab utama melambatnya
perekonomian dalam negeri maupun luar
negeri. Apalagi menyusul penetapan dari
WHO yang menyebutkan wabah Corona
sebagai pandemi yang mempengaruhi dunia
usaha. Salah satunya Bank Indonesia (BI)
bahkan telah menurunkan proyeksi
pertumbuhan ekonomi pada 2020 menjadi 5-
5,4% dari perkiraan semula 5,1-5,5%.

Meski demikian, wabah ini disebut


juga membawa dampak positif tersendiri bagi
ekonomi Indonesia. Menurut Direktur
Departemen Kebijakan Ekonomi dan
Moneter BI IGP Wira Kusuma, salah satu
dampak positif yang bisa didapatkan
Indonesia dari pandemik tersebut adalah
terbukanya peluang pasar ekspor baru selain
China.

Hal positif lain yang juga bisa dipetik


dari fenomena tersebut adalah peluang

37
memperkuat ekonomi dalam negeri. Di saat-
saat seperti ini, pemerintah dipaksa
memprioritaskan untuk senantiasa fokus
memperkuat daya beli di dalam negeri
ketimbang menarik keuntungan dari luar
negeri.

Selain itu juga telah meningkatnya daya


beli barang lokal dikarenakan pemerintah
sudah melarang barang import selama wabah
ini masih berlangsung.

Disini demokrasinya yaitu, adanya


interaksi kerja sama antara pemerintah
dengan masyarakat. pemerintah yang
memprioritaskan produk dalam negeri dan
masyarakatnya membeli produk dalam negeri
juga.

2.4 Sisi Kegagalan Ekonomi


Ketika bencana kemanusiaan akibat pandemi
global virus Corona belum lagi berakhir,
Indonesia dan komunitas global telah
dihadang resesi ekonomi. Bencana beruntun
yang tak terelakan ini akan bisa dilalui jika
38
semua elemen masyarakat Indonesia lebih
mengedepankan kehendak baik menjaga
kondusifitas. Sebab, kondusifitas menjadi
kata kunci yang memampukan bangsa ini
mengelola rangkaian masalah akibat wabah
Virus Corona dan resesi ekonomi.
Pandemi global Virus Corona membuat
segala kerusakan, termasuk di sektor
ekonomi, menjadi predictable, bahkan
langsung dirasakan oleh semua orang. Si
kaya maupun orang miskin, yang lemah
maupun orang kuat, semua merasakan
ketidaknyamanan karena kerusakan di sana-
sini. Kini, warga pun tak bisa mengelak
ketika perekonomian dirundung masalah
teramat serius.
Kegagalan perekonomian dalam masa
penyebaran virus corona-19 ini membawa
dampak yaitu :
1. Perusahaan manufaktur otomotif di
bawah tekanan besar karena
ketergantungan mereka pada rantai
pasokan global sehingga menghambat
proses produksi.
39
2. Industri garment yang memberlakukan
sistem pengurangan kepadatan karyawan
dengan cara dua pekan kerja dan dua
pekan libur guna mengurangi penyebaran
virus corona, tentu hal ini berdampak
pada menurunnya produksi sehingga
perusahaan bisa mengalami kerugian
yang berujung PHK.
3. Sektor pariwisata dan penerbangan yang
sepi penumpang dikarenakan adanya
kebijakan social distancing, serta ritel
non makanan yang sepi pengunjung.
4. Industri perfilman yang mengurangi
proses syuting, industri media dan pers
yang terhambat mencari konten dan
berita.
5. industri sektor jasa hanya sedikit
hambatan yaitu orderan jasa yang
menurun akan tetapi masih bisa diatasi
dan tidak terlalu terpengaruh.
6. Keuangan digital meningkat karena
karena uang digital tidak bisa dipegang
atau disentuh sehingga tidak akan
menyebabkan terjadinya penularan virus,
beda halnya dengan uang fisik (kertas
40
dan logam) yang bisa dipegang dan tentu
ini akan menyebabkan terjadinya
penyebaran virus.
7. Nilai tukar dollar AS meningkat. Hal ini
debabkan oleh banyak hal salah satunya
adalah turunnya ekonomi negara China
sehingga negara Indonesia terkena
imbasnya karena negara kita pro
terhadap negara China yang merupakan
lawan perang dagang AS-China yang
masih panas.

2.5 Sisi Keberhasilan Silahturahmi


Keluarga

Wabah corona menimbulkan dampak


psikis yang kurang baik bagi masyarakat.
Mereka dilanda kepanikan bahkan kebosanan
karena harus tetap diam di rumah selama
pandemi berlangsung. Semua itu demi
menekan penyebaran wabah.

Saat ini pemerintah mengimbau warga


untuk tetap ada di rumah selama pandemi
Covid-19 dan tidak bepergian jika tak benar-

41
benar penting.Hal tersebut bertujuan untuk
menekan angka penyebaran virus
corona.Bahkan ada beberapa daerah yang
telah memberlakukan pembatasan sosial
berskala besar (PSBB) hingga beberapa
negara yang menerapkan lockdown.

Dengan musibah Covid-19 ini mampu


membuat keluarga makin dekat seperti :

1. Selama ini, dengan kesibukan yang tak


dapat dihindari, waktu dengan keluarga
pun seringkali terabaikan. Hal itu tentu
tidak dengan maksud mengabaikan,
namun karena kondisi yang
mengharuskan demikian.

2. selain itu, anak-anak yang kurang kasih


sayang atau yang jarang berkumpul
bersama orang tuanya akhirnya bisa
akibat dari musibah covid-19 ini, sebab
orang tua tidak bisa bekerja seperti
biasanya.

3. Memiliki waktu yang lebih dengan orang


terdekatat dengan cara melakukan
42
berbagai kegiatan yang positif bersama
keluarga seperti melakukan olahraga
bersama hingga membersihkan perabot
rumah tangga.

4. waktu bersantai lebih banyak bersama


keluarga seperti bersantai, bersandau
gurau dan menonton film bersama-sama.

2.6 Sisi Kegagalan Silahturahmi Keluarga


Wabah Covid 19 atau masyarakat
familiar dengan sebutan Wabah Corona ini
banyak membawa dampak Sosial yang Luar
biasa.Dimana tata sosial masyarakat dengan
budayanya yang luar biasa,sudah di obrak
abrik oleh si Corona ini.
Tata sosial dan budaya masyarakat kita
ini terkenal dengan ramah tamahnya, bertemu
bersalaman , cipika cipiki senyum sapa
hangat yang selalu terpancar.
Akan tetapi apa sekarang yang terjadi,
senyum itu seakan hilang tertutup masker
yang beraneka ragam bentuk dan warna,tidak
bisa bersalaman dan cipika cipiki dan

43
sekarang kita hanya bisa jaga jarak akibat
wabah ini.
Selain itu wabah ini mengakibatkan kita
tidak bisa lagi bersilaturahmi semana
biasanya kita lakukan seperti, kebiasaan kita
berkumpul, arisan, undangan, kegiatan
kegiatan kemasyarakatan, beribadah bersama
dan lain lain. waktu dulu kegiatan itu jadi hal
yang rutin, sekarang jadi hal yang sangat
dirindukan bahkan diimpikan. sementara ini
kita harus lebih banyak berdiam diri di
rumah, keluar bila benar benar ada keperluan.
Apalagi saat ini bulan puasa yang mana
umat muslim memang diwajibkan untuk
menjaga hubungan silaturahmi dengan
sesama. Namun, dengan adanya pandemi
virus Corona Covid-19 ini, dalam menjaga
silaturahmi tersebut harus melalui cara yang
sedikit berbeda dengan cara pemanfaatan
teknologi yang ada. Yang mana seperti biasa
umat muslim selalu mudik dan bertemu
dengan sanak saudara dikampung sekarang
tidak bisa lagi.

44
Tetapi di balik kehebohan wabah ini
yang berdampak pada sosial dan budaya
masyarakat kita ,tidak selamanya negatif.
Coba kita pikirkan, yang dulu kita tidak
dibuat betah di rumah ,dan selalu ada saja
alasan keluar rumah untuk inilah dan untuk
itulah. Sekarang harus wajib berusaha betah
di rumah agar tidak terkena virus corona ini.

45
DAFTAR PUSTAKA
Amin Rais. 1986. Pengantar Dalam
Demokrasi dan Proses Politik. LP3ES.
Jakarta. hal. 5.
Emdievi Y.G. Alejandro . 2007. Diktator
Zaman Modern: Mengejar Ambisi
Menuai Tragedi. Jakarta: Visi Media
Pustaka. h. 199
Gultom Lodewijk . 2007. Eksistensi
Mahkamah Konstitusi dalam Struktur
Ketatanegaraan Indonesia. Bandung:
CV. Utomo, h. 116
Kansil & Christine Kansil. 2011. Sistem
Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara. h. 108

46
Krissantono. 1976. Pandangan Presiden
Soeharto tentang Pancasila. CSIS.
Jakarta.
Luky Sandra Amalia & Syamsudin Haris.
2016. Evaluasi Pemilihan Presiden
Langsung di Indonesia. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. h. 29
Ni’matul Huda.2007. Hukum Tata Negara
Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo. h. 249
Tamrin Amal Tomagois. 2006. Republik
Kapling. Yogyakarta: Resisi Book. h.
204
Zamroni. 2013. Pendidikan Demokrasi pada
Masyarakat Multikultur. Yogyakarta:
Penerbit Ombak, h. 71
Kaban, ramon. 2000. Perkembangan
Demokrasi Indonesia. Jurnal
Perkembangan demokrasi Indonesia.
volume vii no.3. Akses 26-04-2020.
Irawan Bambang Benny. 2006.
Perkembangan demokrasi di negara
indonesia. Jurnal. Demokrasi, Negara

47
Indonesia. VOL. 5 NO.1. Akses 26-04-
2020.
http://studyandlearningnow.blogspot.com/2013/0
6/sejarah-perkembangan-demokrasi-di.html
https://krizi.wordpress.com/2009/09/30/makalah-
perkembangan-demokrasi-di-indonesia/
http://herdiladania.blogspot.com/2017/11/sejarah-
demokrasi-di-indonesia.html
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-
bisnis/d-4920132/ada-dampak-positif-buat-
ekonomi-ri-di-balik-wabah-corona-apa-itu
https://sukabumiupdate.com/detail/bale-
warga/opini/68505-Dampak-Covid-19-
Terhadap-Perekonomian-dan-Kebijakan-
Pemerintah-Indonesia

48
49

Anda mungkin juga menyukai