Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani No.12, Banjar Agung, Cipocok Jaya, Serang 42122
Telepon/faksimil : 0254-7917796, Surat elektronik :poltekkesbanten@gmail.com

SATUAN OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PERAWATAN PERINEUM PADA IBU DENGAN LUKA EPISIOTOMI

A. Pengertian Perawatan Luka Perinium


Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis,
psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz,
2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh
vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu antara
kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ seperti pada waktu
sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah melakukan
perawatan pada pasca os perineum dengan teknik aseptic dan antiseptic untuk
mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka.

B. Tujuan Perawatan Perineum


Tujuan perawatan perineum adalah :
1. Mencegah terjadi infeksi pada luka
Kondisi perineum yang terkena luka dan lembab akan sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi
pada perineum.
2. Mempercepat penyembuhan luka.
3. Menimbulkan rasa aman nyaman.

C. Bentuk Luka Perineum


1. Rupture

Perawatan Luka Perineum


Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya
jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada
saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga
jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002)
2. Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk
memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala
bayi (Eisenberg, A., 1996).
Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina
yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika
perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus
dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien
sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis
tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena
tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih
mudah diperbaiki (Jones Derek, 2002).

D. Lingkup Perawatan
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi
organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme
yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan
bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut) (Feerer, 2001).
Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum
adalah :
1. Mencegah kontaminasi dari rectum
2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan
bau.

E. Waktu Perawatan
Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah
1. Saat mandi

Perawatan Luka Perineum


Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah
terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang
tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian
pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan
pembersihan perineum.
2. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan
besar terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu
pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan
perineum.
3. Setelah buang air besar
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran
disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke
perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan
anus dan perineum secara keseluruhan.

F. Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka.


1. Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses
penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat
membutuhkan protein.
2. Obat-obatan
a. Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu
respon inflamasi normal.
b. Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi.
c. Antibiotik spektrum luas / spesifik : Efektif bila diberikan segera
sebelum pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi
bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena
koagulasi intrvaskular.
3. Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam
penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah

Perawatan Luka Perineum


kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga
menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-
kalori.
4. Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam
perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum,
misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik.
5. Budaya dan Keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum,
misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan
mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi
penyembuhan luka.

G. Prosedur
A. Persiapan Alat
1. Bak instrument berisi
 Pinset anatomis 2 buah
 Kassa steril
 Kateter logam
2. Perlak dan pengalas
3. Selimut mandi
4. Handscoon bersih 1 pasang
5. Handscoon steril 1 pasang
6. Bengkok 2 buah
7. Tas plastic 2 buah
8. Kom berisi kapas DTT
9. Kom kecil
10. Kom tertutup 2 buah
11. Celana dalam dan pembalut wanita
12. Pispot

Perawatan Luka Perineum


13. Katerer logam
14. Obat luka perineum/betadine
15. Bak berisikan air klorin
16. Bak berisikan air DTT

B. Persiapkan Pasien
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan

C. Persiapan Petugas
1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
4. Memakai sarung tangan

D. Sistimatika Kerja
1. Pastikan kebutuhan klien : Pasien dengan luka post episiotomy
2. Persiapan alat
3. Jelaskan prosedur pada klien
4. Dekatkan alat-alat ke klien
5. Tutup sampiran
6. Cuci tangan 6 langkah
7. Pakai handscoon bersih
8. Memasang selimut mandi, lipat selimut dengan bentuk segitiga
9. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
10. Memasang alas dan perlak dibawah bokong
11. Anjurkan klien untuk melepaskan pakaian dalamnya (jika mampu)
12. Dekatkan bengkok, kom berisi betadine dan kom berisi kapas DTT

Perawatan Luka Perineum


13. Palpasi perut bagian bawah ibu untuk mengetahui apakah kandung
kemihnya penuh atau tidak
14. Jika kandung kemih teraba penuh , lakukan kateterisasi dengan kateter
logam
15. Tampung urine dalam pispot, angkat pispot dan bokong ibu.
16. Ganti handscoon bersih dengan handscoon steril
17. Lakukan vulva hiegyne (labia mayor, labia minor, vestibulum,
perineum dan anus) ambil kapas DTT dengan tangan sebanyak 7 buah
18. Bersihkan labia mayora dengan lengan kanan dengan masing-masing 1
kapas dari atas kebawah.
19. Buka labia minora dengan tangan kiri
20. Usap labia minora kanan dan kiri dengan masing masing 1 kapas dari
atas kebawah
21. Usap vestibulum
22. Usap perineum
23. Usap anus
24. Lakukan perawatan dengan betadine pada jahitan luka perineum (luka
episiotomi)
25. Berikan obat luka perineum (sesuai dengan terapi) dan menutup luka
dengan kassa steril
26. Pasang pembalut dan celana bersih
27. Tanya respon pasien
28. Cuci Handscoon dengan cairan klorin kemudian cuci dengan air
DTT, buka handcsoon dan rendam alat alat yang telah digunakan
kedalam cairan klorin selama 20 menit.
29. Rapikan alat dan pasien
30. Fase terminasi dan buka sampiran
31. Cuci tangan 6 langkah
32. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dalam perawatan luka
pada perineum

Perawatan Luka Perineum

Anda mungkin juga menyukai