Anda di halaman 1dari 6

RMK KERANGKA TEORITIS DAN PENYUSUNAN HIPOTESIS

DISUSUN OLEH :
MUH. ALAM RIFAI ( A031181303 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
A. Pentingnya Sebuah Kerangka Teoritis
Sebuah kerangka teoritis terdiri atas model dan teori. Model merepresentasikan
bagaimana fenomena/variabel/konsep saling berkorelasi. Adapun teori menjelaskan
mengapa fenomena/variabel/konsep tersebut saling berkorelasi. Kerangka teoritis
dibangun melalui tahapan-tahapan proses sebagai berikut.

1. Mendefinisikan variabel/konsep pada model yang akan digunakan.


2. Mengembangkan model yang menyatakan korelasi antarvariabel/konsep yang telah
didefinisikan sebelumnya.
3. Menyajikan teori yang menjelaskan korelasi antarvariabel/konsep sebagaimana
dinyatakan dalam model yang telah dikembangkan sebelumnya.

Jadi Kerangka teoritis adalah sesuatu yang sangat penting karena merupakan fondasi
untuk dapat menyusun hipotesis. Bahkan, dalam kasus tertentu yang dirasa tidak perlu
untuk menyusun hipotesis, kerangka teoritis tetap penting disusun sebagai dasar untuk
memeriksa permasalahan yang akan diteliti.

B. Jenis-Jenis Variabel

Telah dijelaskan bahwa kerangka teoritis merupakan hal yang sangat penting dalam
sebuah riset. Sebagaimana juga telah didefinisikan bahwa kerangka teoritis terdiri atas
model, yaitu korelasi antarvariabel dan teori, yaitu penjelasan atas korelasi antarvariable
tersebut. Dengan demikian, perlu dipahami jenis-jenis variabel dalam sebuah riset.

Variabel adalah segala sesuatu yang memiliki nilai yang dapat berubah-ubah,
misalnya unit produksi, ketidakhadiran, motivasi, dan lain-lain. Variabel dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis utama, yaitu:

1. Variabel Terikat (Criterion Variable/Dependent Variable)


Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama periset karena
periset bertujuan untuk menjelaskan/mendeskripsikan variabel tersebut atau
menjelaskan dan memprediksikan perubahan-perubahannya. Dalam sebuah riset
mungkin terdapat satu atau lebih variabel terikat.

2. Variabel Bebas (Predictor Variable/Independent Variable)


Variabel bebas merupakan variable yang mempengaruhi variabel terikat baik secara
positif maupun negatif. Dengan demikian, terdapat hubungan kausalitas antara
variable bebas dan variabel terikat. Berikut adalah beberapa kriteria yang harus
dipenuhi menyatkan bahwa dua variabel atau lebih memiliki hubungan kausalitas,
yaitu:

 Baik variabel bebas maupun variabel terikat harus bersifat kovarian, yaitu
perubahan variabel bebas dapat diasosiasikan dengan perubahan variabel terikat.
 Variabel bebas harus mendahului variabel terikat.

 Tidak terdapat faktor-faktor lain yang memperngarui variabel terikat.

 Terdapat teori yang menjelaskan secara logis pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat.

3. Moderating Variable
Moderating variable merupakan sebuah variabel yang memiliki pengaruh kuat
terhadap korelasi di antara variabel bebas dan terikat. Artinya, moderating variable
tersebut dapat memperkuat ataupun memperlemah korelasi di antara variabel bebas
dan terikat tersebut.

4. Mediating Variable (Intervening Variable)

Variabel yang akan mengalami perubahan setelah adanya perubahan variabel bebas,
tetapi sebelum terjadinya perubahan variabel terikat.

C. Kerangka Teoritis
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kerangka teoritis merepresentasikan hubungan di
antara variabel-variabel, teori yang menjelaskan hubungan tersebut, serta sifat dan arah
dari hubungan tersebut. Dengan demikian, komponen-kompoen dari kerangka teoritis
adalah sebagai berikut.

1. Variabel-variabel yang relevan harus didefinisikan secara jelas

2. Model konseptual sebagai sarana untuk mendiskripsikan hubugan antarvariabel

3. Penjelasan yang jelas tentang mengapa hubungan tersebut ada

D. Penyusunan Hipotesis
1. Definisi Hipotesis
Definisi merupakan sebuah pernyataan yang tentatif, tetapi dapat diuji, yang
memprediksikan penemuan yang diharapkan oleh periset. Hipotesis dapat diturunkan dari
teori yang mendasari model konseptual dan bersifat relasional. Dengan demikian,
hipotesis dapat didefinisikan sebagai perkiraan yang logis atas korelasi di antara dua
variabel atau lebih yang dinyatakan dalam pernyataan-pernyataan yang dapat diuji.
2. Format Pernyataan Hipotesis

Hipotesis dapat disajikan dalam bentuk proposisi maupun penyataan jika-


maka. Kedua format tersebut dapat dilihat dalam contoh berikut:

“Pegawai yang lebih sehat akan lebih jarang mengajukan izin sakit”

“Jika pegawai lebih sehat maka mereka akan lebih jarang mengajukan izin sakit”

3. Hipotesis Direksional dan Nondireksional

Hipotesis direksional adalah hipotesis yang menentukan hubungan atau


membandingan 2 atau lebih variabel yang dinyatakan dalam hubungan positif, negatif,
lebih dari, kurang dari, dan sama dengan. Contohnya:

“Semakin besar stress yang dialami dalam menjalankan sebuah pekerjaan, semakin
rendah tingkat kepuasan kerja yang diperoleh”

“Motivasi kerja perempuan lebih tinggi daripada laki-laki”

Hipotesis nondireksional adalah hipotesis yang menentukan hubungan dua


atau lebih variabel tanpa menyatakan bahwa hubungan tersebut positif, negatif,
lebih dari, kurang dari, atau sama dengan. Contohnya:

“Usia berkorelasi dengan kepuasan kerja”

“Terdapat perbedaan nilai etika antara pekerja Amerika dan Asia”

4. Hipotesis Nul dan Alternatif


Metode hypothetico-deductive mensyaratkan agar hipotesis dapat disalahkan, yaitu
hipotesis harus dapat dinyatakan sedemikian rupa sehingga periset lain dapat
menyatakan bahwa hipotesis tersebut salah. Unutk alasan itulah terkadang hipotesis
disertai dengan hipotesis nul (H0). Hipotesis nul adalah yang sengaja dibuat untuk
ditolak dalam rangka memeperkuat hipotesis alternatif (HA).

Contoh pasangan hipotesis nol dan alternatif yang bersifat direksional, yaitu “Wanita
memiliki motivasi kerja lebih tinggi daripada laki-laki” adalah sebagai berikut.

H0: µM = µW

atau

H0: µM - µW = 0
dan

HA: µM < µW

atau

HA: µW > µM

Dengan H0 sebagai hipotesis nol, HA sebagai hipotesis alternatif, serta µM dan µW


adalah level motiasi kerja pria dan wanita.

Adapun contoh pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang bersifat
nondireksional, yaitu “Terdapat perbedaan nilai etika kerja di antara pekerja Amerika
dan Asia” adalah sebagai berikut.

H0: µAM = µAS

atau

H0: µAM - µAS = 0

dan

HA: µAM ≠ µAS

Dengan H0 sebagai hipotesis nol, HA sebagai hipotesis alternatif, serta µAM dan
µAS adalah etika kerja pegawai Amerika dan Asia.

5. Tahapan dalam pengujian hipotesis


- Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
- Memilih pengujian statistik yang sesuai (tes-t atau test-F) tergantung jenis data,
yaitu parametrik atau nonparametrik.
- Menetapkan signifikan level yang dikehendaki.
- Membaca hasil komputerisasi untuk menentukan tercapai tidaknya
signifikan level tersebut.

Penyusunan dan pengujian hipotesis dapat dilakukan secara deduktif maupun


induktif. Metode deduktif dimulai dengan adanya model teoritis yang diikuti dengan
penyusunan hipotesis, pengumpulan data, dan pengujian hipotesis. Sedangkan metode
Induktif penyusunan hipotesis dimulai dengan apa-apa yang telah diketahui dari data
yang terkumpul untuk selanjutnya dilakukan pengujian.
E. Pengujian Hipotesis dengan Riset Kualitatif
Pengujian hipotesis dapat pula dilaksanakan dengan data kualitatif. Misalnya,
setelah melaksanakan interviu yang intensif seorang periset kemudian menyusun
kerangka teoretis bahwa praktik-praktik tidak etis yang dilakukan oleh karyawan
merupakan fungsi ketidakmampuannya dalam membedakan antara benar dan salah atau
sebagai akibat kebutuhan yang amat terhadap uang, atau juga sebagai akibat pengabaian
praktik tersebut oleh organisasi. Tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah
pengumpulan data untuk menguji hipotesis tersebut. Dalam hal setelah dilakukan
pengujian ternyata faktor penyebabnya bukan dari ketiga variabel yang telah disebutkan
tersebut maka fenomena ini disebut sebagai the negative case method. Dalam kondisi ini,
teori dan hipotesis harus terus direvisi sampai diperoleh teori yang kokoh.

F. Implikasi-Implikasi bagi Manajemen


Pengetahuan tentang bagaimana dan untuk apa kerangka teoritis dikembangkan
memungkinkan manajer untuk menjadi pengambil keputusan yang cerdas atas laporan
hasil riset yang disampaikan oleh konsultan.

Anda mungkin juga menyukai