Anda di halaman 1dari 20

BLOK IKGM 1

Perilaku dan Perilaku Kesehatan

Dosen Pembimbing:

Dr. Fauziah. A. Asim, drg, M.Kes


Disusun oleh:

Apriani Ayu (19021) Ayu Tri Handayani (19026)

Arina El Haq Arhath (19022) Azzahra Farah Halvita (19027)

Augie Adzani Putri (19023) Bella Sintani Leiden (19028)

Auliadya Adiningsih Putri (19024) Bias Fajriah Aulia (19029)

Ayu Rizqi Febriani (19025) Billah Nasyrah (19030)

KELAS A

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukurkami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Bahan Logam Tuang dan Logam Tempa”
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini telah penulis selesaikan
dengan maksimal berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah
berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima
segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap makalah ini dapat
menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk
masyarakat luas.

Pekanbaru, 30 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................ i

DAFTAR ISI..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................

2.1 Menjelaskan pengertian dan determinan perubahan perubahan perilaku


.............................................................................................................. 5
2.2 Menjelaskan teori perubahan perilaku ................................................ 8
2.3 Menjelaskan bentuk perubahan perilaku ............................................ 10
2.4 Menjelaskan strategi merubah perilaku .............................................. 13
2.5 BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan........................................................................... 20
Daftar Pustaka................................................................................. 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi yang dibuat oleh individu,


organisme, sistem, atau entitas buatan dalam hubungannya dengan dirinnya
sendiri atau lingkungannya. Perilaku juga terbagi menjadi dua yaitu perilaku
baik dan perilaku yang buruk.Tolak ukur perilaku ditentukan dengan nilai
norma-norma yang tertera dimasyarakat. Baik dari nilai norma agama,
hukum, keasusilaan dan norma-norma lainnya. Ada beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi perilaku, baik secara internal maupun eksternal.

Determinan perilaku kesehatan merupakan faktor yang menentukan atau


membentuk seseorang dalam melakukan perilaku kesehatan yang tepat dan
sesuai dengan tempatnya.Menurut WHO (1983) determinan perilaku
mempengaruhi pemikiran dan perasaan seseorang mengenai pandangan
terhadap sesuatu, sehingga membuat perubahan yang lebih meyakinkan
individu tersebut.

Maka dari itu dalam makalah ini kami akan membahas lebih lanjut
mengenai pengertian dan determinan perubahan perubahan perilaku serta
faktor yang mempengaruhinnya, bagaimana bentuk perubahan perilaku,
strategi dalam merubah perilaku dan juga teori perubahan perilaku

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pengertian dan Determinan Perubahan Perilaku

Dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas


organisme atau makhluk hidup yang bisa dilihat, sedangkan perilaku manusia
pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, membaca dan sebagainya, sehingga dapat disimpulkan bahwa
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang
dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.1

Perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu:2

a. Faktor pemudah (Predisposing factor)


Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan,tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.
b. Faktor pendukung (Enabling factor)
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat
pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan
yang bergizidan sebagainya. Termasuk juga fasilitaspelayanan Kesehatan
seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat
desa, dokter atau bidan praktik swasta.
c. Faktor penguat (Reinforcing factor)
Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat
(toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk
petugas kesehatan, undang -undang, peraturan –peraturan baik dari pusat
maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.
1
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

2
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

4
Perubahan merupakan suatu proses di mana terjadinya peralihan atau
perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status tetap yang bersifat dinamis,
artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada, perubahan
dapat mencakup keseimbangan personal social maupun organisasi untuk
dapat menjadikan peribadian atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide
atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.3

Dalam perkembangannya, perilaku seseorang dapat berubah-ubah


sesuai dengan hal-hal yang memungkinkan perubahan itu terjadi dalam
perkembangannya di kehidupan, perilaku manusia dipengaruhi oleh beberapa
faktor intern dan ekstern yang memungkinkan suatu perilaku mengalami
perubahan. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
perilaku pada manusia.4

2.1.1. Faktor Internal

Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi


oleh faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara
lain jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan
intelegensia. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci seperti di
bawah ini.5

a. Jenis Ras/ Keturunan


Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang
khas. Tingkah laku khas ini berbeda pada setiap ras, karena
memiliki ciri-ciri tersendiri.3
b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara
berpakaian, melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas
pekerjaan. Perbedaan ini bisa dimungkinkan karena faktor
hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian tugas. Wanita

3
Irwan. 2017. Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV Absolute Media.
4
Sama kaya di atas
5
Sama kaya di atas

5
seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang laki-
laki cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.
c. Sifat Fisik
Kretschmer Sheldon dalam (Irwan 2014) membuat tipologi perilaku
seseorang berdasarkan tipe fisiknya. Misalnya, orang yang pendek,
bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis. Orang dengan
ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan banyak
teman.
d. Kepribadian
Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang
terhimpun dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta
menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang datang. dari
dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan
kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas
untuk manusia itu. Dari pengertian tersebut, kepribadian seseorang
jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku sehari-harinya.
e. Intelegensia
Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir
dan bertindak secara terarah dan efektif. Bertitik tolak dari
pengertian tersebut, tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh
intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia
adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak
secara cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil
keputusan.f)BakatBakat adalah suatu kondisi pada seseorang
yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai
suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya
berupa kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan
sebagainya.

2.1.2 Faktor Eksternal

a. Pendidikan

6
Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil
dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan
perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya
terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi
akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah.
b. Agama
Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan
norma dan nilai yang diajarkan oleh agama yang diyakininya.
c. Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau
peradaban manusia. Tingkah laku seseorang dalam
kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada
kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan
tingkah laku orang Papua.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku
individu karena lingkungan itu dapat merupakan lawan atau
tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus
berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat
dikuasainya.
e. Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya
suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga
status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.

Jadi dapat disimpulkan perubahan perilaku merupakan suatu paradigma


bahwa manusia akan berubah sesuai dengan apa yang mereka pelajari baik dari
keluarga, teman, sahabat ataupun ataupun belajar dari diri mereka sendiri,
proses pembelajaran diri inilah yang nantinya akan membentuk seseorang
tersebut, sedangakan pembentukan tersebut sangat disesuaikan dengan kondisi

7
dan kebutuhan orang tersebut baik dalam kesehariannya ataupun dalam keadaan
tertentu.

Determinan perilaku kesehatan merupakan faktor yang menentukan atau


membentuk seseorang dalam melakukan perilaku kesehatan yang tepat dan sesuai
dengan tempatnya.6Terdapat tiga teori yang dibahas oleh para ahli, berikut teori
yang dibahas:7

 Lawrence Green (1980), determinan perilaku kesehatan dibagi menjadi


tiga yaitu, faktor pendukung, faktor pemungkin, dan faktor pendorong.
Faktor pendukung di antaranya adalah kebiasaan, kebudayaan, tanggapan,
pengetahuan, tradisi, nilai, dan sikap. Faktor pemungkin di antaranya
adalah terpenuhinya lingkungan dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan,
rujukan yang diperlukan, dan keahlian untuk melakukan sesuatu. Lalu
faktor pendorong di antaranya adalah dari tenaga kesehatan berupa
perilaku atau sikap yang dilakukannya untuk mempengaruhi atau
memberikan contoh kepada masyarakat awam.
 Menurut Snehandu B. Kar (1983), determinan perilaku kesehatan dibagi
menjadi lima yaitu, niat atau keinginan dari individu dalam berperilaku
yang tepat, dukungan dari sekitar yang mempengaruhi perubahan atau
pembentukan perilaku kesehatan, tersedianya fasilitas-fasilitas yang
mampu menunjang terjadinya pembentukan perilaku yang sesuai,
diberikannya kebebasan individu dalam melakukan perubahan perilaku,
dan adanya situasi yang memungkinkan dalam melakukan tindakan untuk
upaya perubahan perilaku yang diinginkan.
 Menurut WHO (1983), determinan perilaku ada empat hal yaitu,
pemikiran dan perasaan seseorang mengenai pandangannya terhadap
sesuatu, adanya seseorang yang dianut atau dianggap penting yang bisa
membuat perubahan yang lebih meyakinkan individu, terpenuhinya
sumber atau fasilitas yang memadai, dan adanya kebudayaan dalam
berperilaku atau bersikap seseorang dalam sehari-hari.
6
Maulana, Heri D. J. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
7
Agustin, Aat (2019). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: CV Budi Utama.

8
2. 2 Teori Perubahan Perilaku

Teori tentang Perubahan perilaku telah banyak dikemukakan oleh para


ahli perilaku, berikut ini terdapat sepuluh teori yang mengulas tentang proses
perubahan perilaku pada manusia:8

1. Teori Model Transstheoretical


Transtheoretical Model adalah perubahan perilaku atas
kesiapan individu untuk memiliki tindakan yang lebih sehat,
memberikan strategi, atau proses perubahan untuk memandu individu
untuk berperilaku sehat melalui tahapan perubahan dan pemeliharaan
kesehatan. Model ini menjelaskan bagaimana individu memodifikasi
perilaku yang menjadi masalah dan memperoleh perilaku positif.
Terdapat lima tahapan menuju perubahan bagi individu, yaitu:
 Pre-contemplation, belum menyatakan/ belum siap untuk berubah
 Contemplation, sedang mempertimbangkan untuk berubah
 Preparation, komitmen yang serius untuk berubah
 Action, perubahan sudah mulai dilaksanakan
 Maintenance, tahap mempertahankan perubahan
2. Teori S-O-R
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya
perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus)
yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari
sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya
berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang,
kelompok atau masyarakat. Hosland, etal (1953) mengatakan
bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan
proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan
proses belajar pada individu yang terdiri dari:

8
Irwan. 2017. Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV Absolute Media.

9
 Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat
diterima karena efektif atau ditolak karna tidak efektif.
 Stimulus yang diterima oleh organisme karna mendapat perhatian
akan dilanjutkan organisme sehingga terjadi kesediaan untuk
bertindak demi stimulus (bersikap)
 Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari
lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari
individu tersebut (perubahan perilaku).
3. Teori Perubahan “Driving forces”
Teori perubahan yang dikemukakan oleh Kurt Lewin (1970)
berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang
seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan
kekuatan-kekuatan penahan (restrining forces). Perilaku ini dapat
berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan
tersebut didalam diri seseorang. Sehingga ada 3 kemungkinan
terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang itu, yakni:
 Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi karena
adanya stimulus-stimulus yang mendorong untuk terjadinya
perubahan-perubahan perilaku. Stimulus ini berupa informasi-
informasi sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan.
 Kekuatan-kekuatan penahan menurun. Hal ini akan terjadi
karena adanya stimulus-stimulus yang memperlemah
kekuatan penahan tersebut.
 Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan
menurun. Dengan keadaan semacam ini jelas juga akan terjadi
perubahan perilaku
4. Teori Perubahan Fungsi
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh
sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan
orang (subyek). Prinsip teori fungsi:

10
 Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan
subyek)
 Perilaku merupakan pSertahanan diri dalam mengahadapi
lingkungan (bila hujan, panas)
 Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons
terhadap gejala sosial)
 Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi.
(marah, senang).
5. Teori Perubahan Dissonance
Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya
keseimbangan antara sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang
diambil (conssonance). Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih
kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak
seimbangan (dissonance). Kalau akhirnya stilmulus tersebut
direspons positif (menerimanya dan melakukannya) maka berarti
terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya kembali terjadi
keseimbangan lagi (conssonance).
Rumus perubahan perilaku menurut Festinger: terjadinya
perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang
seimbang dengan elemen tidak seimbang. Contoh: Seorang ibu hamil
memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan antara
keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran perikasa hamil).
6. Teori Lewin
Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah perubahan,yaitu:
 Tahap Unfreezing
Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan
dalam sistem.
 Tahap Moving
Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi
dan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat
membantu memecahkan masalah.

11
 Tahap Refreezing
Setelah memiliki dukungan dan alternatif pemecahan
masalah perubahan diintegrasikan dan distabilkan sebagai
bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas perawat sebagai
agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih
menghambat perubahan.
7. Teori Lippitt
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt
mengungkapkan tujuh hal yang harus diperhatikan seorang manajer
dalam sebuah perubahan yaitu:
 Mendiagnosis masalah
 Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah
 Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen
 Menyeleksi objektif akhir perubahan
 Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah
 Mempertahankan perubahan
 Mengakhiri hubungan saling membantu
8. Teori Rogers
Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu:
 Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan
 Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada
 Kompleksitasd.Dapat dibagi
 Dapat dikomunikasikan
9. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan
menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam
tahap sebagai perubahan menurut Havelock
 Membangun suatu hubungan
 Mendiagnosis masalah
 Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan

12
 Memilih jalan keluar
 Meningkatkan penerimaan
 Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri
10. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara
konstan dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat
antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar
dari model Spradley
 Mengenali gejala
 Mendiagnosis masalah
 Menganalisa jalan keluar
 Memilih perubahan
 Merencanakan perubahan
 Melaksanakan perbahan
 Mengevaluasi perubahan
 Menstabilkan perubahan
2. 3 Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku

Perubahan yang efektif tergantung individu yang terlibat, tertarik, dan


berupaya selalu untuk berkembang dan maju serta mempunyai suatu
komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya. proses penerimaan terhadap
perubahan lebih kompleks terutama pada setiap individu yang terlibat dalam
proses perubahan dapat menerima atau menolaknya. Meskipun perubahan
dapat diterima, mungkin saja suatu saat akan ditolak setelah perubahan
tersebut dirasakan sebagai hal yang menghambat keberadaannya.

Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep yang


digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap perilaku. Bentuk –
bentuk perilaku dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 9
9
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

13
1. Perubahan alamiah (Natural change)

Perilaku manusia selalu berubah sebagian perubahan itu


disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar
terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial, budaya dan ekonomi
maka anggota masyarakat didalamnya yang akan mengalami perubahan.

2. Perubahan Rencana (Planned Change)

Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan


sendiri oleh subjek. Contoh : perubahan perilaku seseorang karena tujuan
tertentu atau ingin mendapatkan sesuatu yang bernilai baginya.

3. Kesediaan Untuk Berubah (Readiness to Change)

Apabila terjadi sesuatu inovasi atau program pembangunan di


dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat
cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut (berubah
perilakunya).Tetapi sebagian orang sangat lambat untuk menerima
perubahan tersebut.Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan
untuk berubah yang berbeda-beda. Contoh : perubahan teknologi pada
suatu lembaga organisasi, misal dari mesin ketik manual ke mesin
komputer, biasanya orang yang usianya tua sulit untuk menerima
perubahan pemakaian teknologi tersebut.

2. 4 Strategi Merubah Perilaku

Menurut Budiharto (2009), strategi atau pendekatan dalam pendidikan


kesehatan gigi yang dapat merubah perilaku adalah sebagai berikut :10

10
Budiharto. 2009. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan
Gigi. Jakarta: EGC.

14
1. Pendekatan secara persuasif atau edukatif
Pendekatan secara pendidikan dengan tujuan membuat perubahan
perilaku yang lestari dalam diri sasaran pendidikan, meskipun prosesnya
memakan waktu relatif lama. Pada pendekatan secara persuasif ini dapat
dilakukan pemberian imbalan positif bagi sasaran pendidikan yang telah
berubah perilakunya seperti yang kita kehendaki, yaitu dengan memberikan
hadiah, pujian, maupun insentif tertentu. Namun, juga bisa diberikan
imbalan negatif yaitu berupa hukuman, teguran atau sanksi tertentu bagi
sasaran pendidikan yang tidak mau berubah perilakunya sesuai dengan yang
kita kehendaki.

2. Pendekatan pervasif
Pendekatan perfasiv adalah pendekatan dengan cara memberikan
contoh nyata dan pengulangan setiap peristiwa yang perlu dipelajari atau
diteladani oleh sasaran pendidikan. Disini terjadi proses imitasi yaitu
perubahan perilaku yang terjadi akibat pengulangan peristiwa atau
perbuatan. Pendekatan ini sangat cocok untuk anak-anak dan balita.

3. Pendekatan secara kompulsif


Pendekatan secara tidak langsung pada sasaran pendidikan yang
kita maksud. Misalnya, bagi kelompok masyarakat yang sulit didekati,
kelompok sekitarnya yang telah siap fisik maupun mental untuk menerima
pendidikan kesehatan gigi diberi pendidikan kesehatan gigi dengan
maksud agar secara berantai hasil pendidikan kesehatan gigi tersebut dapat
diteruskan pada kelompok yang sulit didekati tadi.

4. Pendekatan secara koersif


Pendekatan dengan cara pemaksaan, instruktif atau dengan ancaman
atau sangsi tertentu apabila tidak melaksanakan perilaku yang dikehendaki.
Perubahan perilaku sasaran pendidikan yang terjadi dengan pendekatan
koersif ini bersifat semu, artinya mau berubah perilakunya karena takut

15
ancaman. Jika ancaman tidak ada lagi, sasaran pendidikan akan kembali ke
perilaku yang lama. Pelaksanaan pendekatan ini pada umumnya tidak
berdiri sendiri, tetapi sering diadakan kombinasi sesuai kondisi dan situasi
sasaran pendidikan guna tercapainya tujuan pendidikan yang optimal.
Misalnya, pendekatan untuk kelompok masyarakat militer selain
pendekatan koersif, perlu, diikuti pendekatan persuasif, pervasif atau
kompulsif.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kesimpulan

16
Perilaku adalah suatu kegiatan yang dapat dilihat, sedangkan
hakikatnya perilaku manusia dalah tindakan atau kegiatan manusia itu sendiri
seperti berjalan, berbicara dan lain lain. Jadi perilaku adalah tindakan atau
kegiatan yang dilakukan manusia dan dapat terlihat. Menurut Notoatmodjo,
perilaku di pengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor permudah, faktor pendukung
dan faktor penguat. Faktor pemudah seperti pengetahuan dan sikap masyarakat,
faktor pendukung mencakup kesediaan sarana dan prasarana atau fasilitas bagi
masyarakat sedangkan faktor penguat ialah sikap dan perilaku tokoh masyarakat.

Perubahan merupakan proses terjadinya peralihan atau perubahan status


statis menjadi status tetap atau dalam kata lain penyesuaian diri dengan
lingkungan. Dapat disimpulakan bahwa perubahan perilaku merupakan pradigma
bahwa manusia akan berubah dari apa yang mereka pelajari dari lingkungan
sekitar. Perilaku seseorang dapat berubah sesuai perubahan yang terjadi dalam
perkembangan di kehidupan. Sedangakan determinan perubahan perilaku adalah
faktor yang menentukan atau membentuk seseorang untuk melakukan sesuatu
dengan tepat.

Perubahan perilaku adalah hal yangat lumrah bagi setiap individu. Ada banyak
sekali bentuk perubahan perilaku pada manusia. Bentuk perubahan perubahan
perilaku manusia secara umum dibagi menjadi 3 yaitu Natural change atau
perubahan yang terjadi secara alamiah, perubahan terencana atau perubahan yang
direncanakan oleh individu itu sendiri, dank ketersediaan untuk berubah atau
perubahan yang dilakukan karena munculnya suatu hal baru yang mengharuskan
kita untuk berubah.

Untuk melakukan suatu perubahan, strategi-strategi khusus sangatlah krusial


untuk dilakukan. Menurut Budiharto (2009) strategi dalam melakukan perubahan
perilaku dibagi menjadi empat yaitu: pendekatan persuasif atau edukatif berarti
pendekatan melalui pendidikan, pendekatan pervasif berarti melalui contoh nyata
atau benda asli, pendekatan kompulsif berarti pendekatan tidak langsung, dan
pendeatan koersif berarti pendekatan dengan menggunakan ancaman.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


2. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
3. Irwan. 2017. Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV Absolute
Media.
4. Maulana, Heri D. J. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
5. Agustin, Aat (2019). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: CV Budi Utama.

18
6. Budiharto. 2009. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan
Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai