CA LIDAH
Disusun Oleh:
Kelompok 3:
JL. Panji Suroso No.6 Kel. Polowijen, Kec. Blimbing Kota Malang
Assalamualaikum wr wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya, Penulis
dapat menyesuaikan Makalah CA Lidah. Makalah ini telah Saya selesaikan dengan maksimal
berkat kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu Saya sampaikan banyak
terimakasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendaha hati, Saya selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa Saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Penulis
i
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan................................................................................................ 2
2.3Pathway............................................................................................... 4
24 Patofisiologi .......................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini adalah untuk
1. Mengetahui defini kanker lidah 2.
2. Memahami etiologi terjadinya kaker lidah 3.
3. Memahami patofisiologi terjadinya kanker lidah 4.
4. Mengetahui manifestasi klinis pada kanker lidah 5.
5. Mengetahui pemeriksaan diagnostik pada kanker lidah 6.
6. Memahami apa saja penatalaksanaan pada kanker lidah 7.
7. Memahami asuhan keperwatan pada klien dengan kanker lidah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Tumor ganas lidah adalah keganasan yang terdapat pada lidah. Bentuk yang
paling banyak ditemukan adalah karsinoma sel skuamosa lidah. Karsinoma sel
skuamosa lidah merupakan salah satu bentuk karsinoma rongga mulut yang
mempunyai presentase paling banyak dari seluruh keganasan rongga mulut (90-97%).
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi dasar mulut, kadang-kadang meluas
ke arah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van deVelde,1999).
Tumor lidah adalah karsinoma sel skuamosa yang muncul dari lapisan yang menutupi
otot-otot lidah. Sebuah tumor ganas yang timbul dari epitel yang menutupi lidah.
Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel
mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng
berlapis), juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna). Kanker ganas ini
dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di samping itu dapat melakukan metastase
secara limfogen dan hematogen. Jadi dapat disimpulkan tumor lidah adalah suatu
tumor yang terjadi pada permukaan dasar mulut yang timbul dari epitel yang
menutupi lidah.
Angka kejadian kanker lidah ini relatif umum, dengan 3% dari seluruh
penyakit berbahaya yang timbul dalam rongga mulut. Kanker Lidah lebih umum dari
semua jenis kanker rongga mulut kecuali orang-orang dari bibir dan terjadi dengan
bertambahnya usia. Hal ini jarang terjadi sebelum usia 40 dan insiden tertinggi
penyakit ini dalam dekade-dekade 6 dan 7 dengan perbandingan pria dan wanita 3 : 1.
Secara geografis, tumor ditemukan di seluruh dunia, tetapi ada variasi yang signifikan
dalam insiden. Penyakit ini terjadi dengan kejadian tertinggi pada populasi India
2.2 ETIOLOGI
Faktor risiko untuk pengembangan dasar karsinoma lidah termasuk alkohol
kronis dan penggunaan tembakau, lanjut usia, lokasi geografis, dan sejarah keluarga
atas kanker saluran aerodigestive. Paparan Lingkungan untuk polisiklik hidrokarbon
aromatik, asbes, dan asap pengelasan dapat meningkatkan resiko kanker faring.
Kekurangan gizi dan agen infeksi (terutama papillomavirus dan jamur) juga mungkin
memainkan peran penting.
3
2.3 PATHWAY
2.4 PATOFISIOLOGI
Unsur-unsur penyebab kanker (onkogen) dapat digolongkan ke dalam tiga
kelompok besar, yaitu energi radiasi, senyawa kimia dan virus
1. Energi radiasi
Sinar ultraviolet, sinar-x dan sinar gamma merupakan unsur mutagenik dan
karsinogenik. Radiasi ultraviolet dapat menyebabkan terbentuknya dimmer
pirimidin. Kerusakan pada DNA diperkirakan menjadi mekanisme dasar
timbulnya karsinogenisitas akibat energi radiasi. Selain itu, sinar radiasi
menyebabkan terbentuknya radikal bebas di dalam jaringan. Radikal bebas yang
terbentuk dapat berinteraksi dengan DNA dan makromolekul lainnya sehingga
terjadi kerusakan molecular.
2. Senyawa kimia
Sejumlah besar senyawa kimia bersifat karsinogenik. Kontak dengan
senyawa kimia dapat terjadi akibat pekerjaan seseorang, makanan, atau gaya
hidup. Adanya interaksi senyawa kimia karsinogen dengan DNA dapat
mengakibatkan kerusakan pada DNA. Kerusakan ini ada yang masih dapat
diperbaiki dan ada yang tidak. Kerusakan pada DNA yang tidak dapat diperbaiki
dianggap sebagai penyebab timbulnya proses karsinogenesis.
3. Virus
4
Virus onkogenik mengandung DNA atau RNA sebagai genomnya. Adanya
infeksi virus pada suatu sel dapat mengakibatkan transformasi maligna, hanya
saja bagaiamana protein virus dapat menyebabkan transformasi masih belum
diketahui secara pasti. Berdasarkan beberapa penelitian, DNA merupakan
makromolekul yang penting dalam proses karsinogenesis, hal ini didasari dari:
a. Sel kanker memproduksi sel kanker, dimana adanya perubahan esensial
yang menyebabkan timbulnya sel kanker diteruskan dari sel induk kepada
sel turunan, berhubungan dengan peranan DNA.
b. Adanya karsinogen akan merusak DNA, sehingga menyebabkan mutasi
pada DNA.
c. Banyak sel tumor yang memperlihatkan kromosom yang abnormal. d.
d. DNA sel kanker dapat menyebabkan transformasi sel normal menjadi sel
kanker.
Rokok telah terbukti sebagai karsinogen pada percobaan terhadap
binatang karena mengandung banyak radikal bebas dan epoxides yang berbahaya.
Pengaruh yang ditimbulkan oleh rokok berupa perubahan mukosa saluran
aerodigestivus. Hal ini berhubungan dengan kerusakan gen p53, dimana jika
terjadi mutasi, hilang atau rusaknya gen p53 maka resiko untuk terjadinya kanker
akibat rokok akan meningkat. Peningkatan angka kejadian keganasan
berhubungan erat dengan penggunaan alkohol dan rokok. Resiko untuk terjadinya
kanker kepala dan leher pada orang perokok dan peminum alkohol 17 kali lebih
besar daripada yang tidak perokok atau peminum alkohol.
5
karsinogenik. Bersamaan dengan atau setelah inisiasi, terjadi promosi yang dipicu
oleh promoter sehingga terbentuk sel yang polimorfis dan anaplastik. Selanjutnya
terjadi progresi yang ditandai dengan invasi sel-sel ganas ke membrane basalis.
Faktor utama yang menyebabkan inisiasi keganasan adalah akibat
ketidakmampuan DNA untuk memperbaiki sistem yang mendeteksi adanya
transformasi sel akibat paparan onkogen. Kerusakan pada DNA meliputi
hilangnya atau bertambahnya kromosom, penyusunan ulang kromosom, dan
penghapusan kode kromosom. Penghapusan atau penggandaan bagian-bagian
kromosom memungkinkan untuk ditempati oleh onkogen atau gen supresor
tumor. Sedangkan penyusunan ulang kromosom dapat berubah menjadi aktivasi
karsinogenik. Perubahan genetik pada karsinoma sel skuamosa kepala dan leher
belum diketahui secara pasti. Califano dkk mengemukakan hilangnya kromosom
9p21 atau 3p menyebabkan perubahan dini pada mukosa kepala dan leher
sehingga mengakibatkan munculnya karsinoma sel skuamosa. Namun, teori lain
menyatakan bahwa hilangnya kromosom 17p pada gen supresor tumor juga turut
berperan tethadap keganasan kepala dan leher. Selain itu, hilangnya kromosom
3p21 men yebabkan perubahan hyperplasia dan displasia, sedangkan hilangnya
kromosom 6p, 8p, 11q, 14q, dan 4q26-28 menyebabkan terjadinya invasi ke
jaringan sekitar.
6
Pada stadium dini, kanker lidah tidak menimbulkan nyeri dan biasanya
ditemukan pada pemeriksaan rutin pada gigi dan mulut. Kanker biasanya timbul di
bagian pinggir lidah, hampir tidak pernah ditemukan kanker pada pangkal lidah
kecuali pada seseorang yang pernah menderita sinus yang tidak pernah mendapatkan
pengobatan selama beberapa tahun. Karsinoma sel skuamosa pada sel lidah seringkali
tampak seperti luka terbuka (borok) dan cenderung tumbuh ke dalam jaringan di
bawahnya. Bintik kecoklatan mendatar seperti bercak sering ditemukan pada perokok
yaitu di sisi biasanya rokok atau pipa diletakkan pada bibir.
7
b. Kumur dengan air : 20 detik, 2 x
c. Kumur dengan larutan toluidine blue 1% : 5-10 cc
d. Kumur lagi dengan larutan asam asetat 1% : 1 menit
e. Kumur dengan air.
Pembacaan hasil pemeriksaan dilakukan 24 jam kemudian, pemeriksaan ini
memiliki sensitivitas dan spesifisitas sebesar 90%. Adapun larutan toluidine
biru terdiri dari :
a. Toluidine chlorida : 1 gr
b. Asam asetat : 10 cc
c. Alkohol absolut : 4,2 cc
d. Aquadest: 100 cc
7. PET (Positron Emission Tomography)
Pemeriksan imaging dengan PET Pemeriksaan Positron Emission
Tomography menggunakan tirosin sebagai tracer memiliki sensitivitas dan
spesifisitas cukup tinggi untuk karsinoma.Pemeriksaan ini dapat mendeteksi
tumor <4mm. Untuk staging memiliki sensitivitas 71% dan spesifisitas 99%,
sedangkan untuk dteksi kekambuhan memiliki sensitivias 92% dan spesifisitas
81%
2.7 PENATALAKSANAAN
Penanganan kanker lidah ini sebaiknya dilakukan secara multidisipliner yang
melibatkan beberapa bidang spesialis yaitu:
oncologic surgeon
plastic & reconstructive surgeon
radiation oncologist
medical oncologist
dentists
rehabilitation specialists
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan kanker lidah ini ialah
eradikasi dari tumor, pengembalian fungsi dari rongga mulut, serta aspek kosmetik
/penampilan penderita. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan
macam terapi ialah :
a. Umur penderita
8
b. Keadaan umum penderita
c. Fasilitas yang tersedia
d. Kemampuan dokternya
e. Pilihan penderita
Penatalaksanaan pasien tumor ganas lidah dilakukan dengan operasi, radiasi,
kemoterapi, atau kombinasi dua atau ketiganya, tergantung dari jenis tumor dan
durasinya. Keputusan tentang tindakan terbaik yang dapat dilakukan harus dibuat oleh
seseorang yang mempunyai keahlian khusus tentang keganasan leher dan kepala.
Untuk lesi yang kecil (T1 dan T2), tindakan operasi atau radioterapi saja dapat
memberikan angka kesembuhan yang tinggi, dengan catatan bahwa radioterapi saja
pada T2 memberikan angka kekambuhan yang lebih tinggi daripada tindakan operasi.
Untuk T3 dan T4, terapi kombinasi operasi dan radioterapi memberikan hasil yang
paling baik. Pemberian neo-adjuvant radioterapi dan atau kemoterapi sebelum
tindakan operasi dapat diberikan pada kanker rongga locally advanced (T3,T4).
Radioterapi dapat diberikan secara interstisial atau eksternal, tumor yang eksofitik
dengan ukuran kecil akan lebih banyak berhasil daripada tumor yang endofitik dengan
ukuran besar. Peran kemoterapi pada penanganan kanker lidah masih belum banyak,
dalam tahap penelitian kemoterapi hanya digunakan sebagai neo-adjuvant pre-operatif
atau adjuvan post- operatif untuk sterilisasi kemungkinan adanya mikro metastasis.
Sebagai pedoman terapi untuk kanker rongga mulut dianjurkan seperti
berikut:
T1,2 : eksisi luas atau radioterapi
T3,4 : eksisi luas + deseksi supraomohioid + radioterapi pasca bedah
Untuk tumor lidah T3 dan T4, penanganan N0 dapat dilakukan deseksi leher
selektif atau radioterapi regional pasca bedah. Sedangkan N1 yang didapatkan pada
setiap T harus dilakukan deseksi leher radikal. Bila memungkinkan, eksisi luas tumor
primer dan deseksi leher tersebut harus dilakukan secara en-block. Pemberian
radioterapi regional pasca bedah tergantung hasil dari pemeriksaan patologis
metastase pada kelenjar getah bening tersebut (jumlah kelenjar getah bening yang
positif metastase, penembusan kapsul kelenjar getah bening/ ektra kelenjar getah
bening).
A. Terapi Kuratif
Terapi kuratif diberikan pada tumor lidah stadium I, II, dan III.
1. Terapi utama
9
Terapi utama untuk stadium I dan II ialah operasi atau radioterapi yang
masing- masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Sedangkan untuk stadium III dan IV yang masih operabel ialah kombinasi
operasi dan radioterapi pasca bedah. Pada terapi kuratif haruslah
diperhatikan:
a) Menurut prosedur yang benar, karena kalau salah hasilnya tidak menjadi
kuratif.
b) Fungsi mulut untuk bicara, makan, minum, menelan, bernafas, tetap
baik.
c) Kosmetis cukup dapat diterima
2. Operasi
Indikasi operasi:
Kasus operable
Umur relatif muda
Keadaan umum baik
Tidak terdapat ko-morbiditas yang berat
3. Radioterapi
Indikasi radioterapi :
Kasus inoperable
T1,2 tempat tertentu
Kanker pangkal lidah
Umur relatif tua
Menolak operasi
Ada ko-morbiditas yang berat 4.
4. Terapi tambahan
a) Radioterapi
Radioterapi tambahan diberikan pada kasus yang terapi utamanya
operasi
1. Radioterapi pasca-bedah. Diberikan pada T3 dan T4a setelah
operasi, kasus yang tidak dapat dikerjakan eksisi radikal,
radikalitasnya diragukan, atau terjadi kontaminasi lapangan
operasi oleh sel kanker. 2)
10
2. Radioterapi pra-bedah. Diberikan pada kasus yang
operabilitasnya diragukan atau yang inoperabel
b) Operasi
Operasi dikerjakan pada kasus yang terapi utamanya radioterapi yang
setelah radioterapi menjadi operabel atau timbul residif setelah
radioterapi.
c) Kemoterapi
Kemoterapi diberikan pada kasus yang terjadi kontaminasi lapangan
operasi oleh sel kanker, kanker stadium III atau IV atau timbul residif
setelah operasi dan atau radioterapi.
d) Terapi Komplikasi
Pada umumnya stadium I sampai II belum ada komplikasi penyakit,
tetapi dapat terjadi komplikasi karena terapi. Terapinya tergantung
dari komplikasi yang ada, misalnya:
Nyeri: analgetika
Infeksi: antibiotika
Anemia: hematinic
5. Terapi Paliatif
erapi paliatif ialah untuk memperbaiki kwalitas hidup penderita dan
mengurangi keluhannya terutama untuk penderita yang sudah tidak dapat
disembuhkan lagi. Terapi paliatif diberikan pada penderita kanker lidah yang
a. Stadium IV yang telah menunjukkan metastase jauh B.
b. Terdapat ko-morbiditas yang berat dengan harapan hidup yang pendek
c. Terapi kuratif gagal D.
d. Usia sangat lanjut, Keluhan yang perlu dipaliasi antara lain
1) Loko regional :
Ulkus di mulut/leher
Nyeri
Sukar makan, minum, menelan
Mulut berbau
Anoreksia
Fistula oro-kutan
2) Sistemik:
11
Nyeri
Sesak nafas
Sukar bicara
Batuk – batuk
Badan mengurus
Badan lemah
2.8 KOMPLIKASI
Tumor ganas pada lidah yang tidak ditangani segera akan melakukan
penyebaran ke jaringan di dalam rongga mulut dan leher yang lebih dalam.
Akhirnya, menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya. Pada tingkat lanjutan
ini, penderita akan mengalami komplikasi akibat dari penyebaran itu. Komplikasi-
komplikasi yang bisa timbul antara lain:
1. Perdarahan
2. Sumbatan jalan nafas
3. Gangguan fonasi suara
4. Glossitis
5. Penurunan berat badan akibat kurangnya nafsu makan
2.9 PROGNOSIS
Seperti pada kasus-kasus tumor lainnya, deteksi dini dan pengobatan yang
tepat serta adekuat menunjukkan prognosis yang baik. Namun ada beberapa faktor
yang bisa mempengaruhi prognosis yaitu :
1. Ukuran massa tumor. Ukuran yang kecil dari massa bisa dieksisi dan ditangani
dengan mudah justru menurunkan angka kematian berbanding massa yang lebih
besar.
2. Metastasis Tumor ganas lidah menyebar ke organ-organ sekitar seperti mulut,
tenggorokan, leher, mandibula, dan kelenjar getah bening dengan cepat jika
tidak sekitar segera ditangani. Akibatnya, gejala-gejala lain akan timbul dari
komplikasi tersebut. Penderita dengan keadaan ini menunjukkan prognosis yang
buruk.
12
3. Gaya hidup. Mengkonsumsi alkohol dan merokok merupakan faktor
predisposisi untuk terjadinya tumor ganas pada lidah. Kebiasaan mengambil
bahan-bahan ini dalam kehidupan sehari-hari memperburuk prognosis penyakit
2.11 INTERVENSI
Dx 1: Nyeri berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, pembedahan reseksi.
Tujuan : Nyeri hilang lebih berkurang, rasa nyaman terpenuhi
KH : Klien mengatakan nyeri berkurang sampai dengan hilang, Nadi 60 – 90
x/menit, klien merasa nyaman, tenang, dan rileks
Intervensi :
a) Kaji letak dan karakteristik nyeri.
Rasional : untuk menentukan tindakan dalam mengatur nyeri.
b) Ubah posisi klien bila terjadi nyeri, arahkan ke posisi yang paling
nyaman.
Rasional : posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri.
c) Observasi nyeri berkurang atau tidak.
Rasional : Mengetahui skala nyeri saat ini.
d) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi (teknik penggurang rasa nyeri
non farmakologi).
Rasional : Mengurangi rasa nyeri.
e) Diskusikan dengan keluarga tentang nyeri yang dialami klien.
Rasional : Keluarga berpartisipasi dalam pengobatan
f) Kolaborasi untuk mendapatkan obat analgetik
Rasional : untuk memblok syaraf yang menimbulkan nyeri
13
Dx 2: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral.
Tujuan : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
Kriteria hasil : BB dalam batas normal, nafsu makan meningkat, tidak
mual/muntah
Intervensi :
a) Timbang BB tiap hari.
Rasional : untuk mengetahui terjadinya penurunan BB dan
mengetahui tingkat perubahan.
b) Diet makanan yang lunak (mis: bubur).
Rasional : untuk membantu perbaikan absorbsi usus.
c) Anjurkan klien untuk makan makanan dalam keadaan hangat.
Rasional : Keadaan hangat dapat meningkatkan nafsu makan.
d) Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.
Rasional : Untuk memenuhi asupan makanan.
e) Berikan diet tinggi kalori, protein dan mineral serta rendah zat sisa.
Rasional : untuk memenuh kecukupa nutrisi klien
f) Kolaboration pemberian obat antipiretik.
Rasional : untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa mual dan
muntah
14
e) Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
Rasional : Menurunkan suhu tubuh
f) Kolaborasi pemberian antipiretik
Rasional : Untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya
hipotalamus
15
d) Kolaborasi pemberian antibiotic.
Rasional : Antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi
BAB III
PENUTUP
16
3.1 KESIMPULAN
Tumor ganas lidah adalah keganasan yang terdapat pada lidah. Bentuk yang
paling banyak ditemukan adalah karsinoma sel skuamosa lidah. Karsinoma sel
skuamosa lidah merupakan salah satu bentuk karsinoma rongga mulut yang
mempunyai presentase paling banyak dari seluruh keganasan rongga mulut. Hal ini
jarang terjadi sebelum usia 40 dan insiden tertinggi penyakit ini dalam dekade-
dekade 6 dan 7 dengan perbandingan pria dan wanita 3:1. Faktor risiko untuk
pengembangan dasar karsinoma lidah termasuk alkohol kronis dan penggunaan
tembakau, usia lebih tua, lokasi geografis, dan sejarah keluarga atas kanker saluran
aerodigestive. Gejala-gejala kanker lidah antara lain adalah timbulnya ulkus (luka)
seperti sariawan yang tidak sembuh dengan pengobatan adekuat, mudah berdarah
Bagian tengah ulkus relatif lembut dan mudah berdarah. Perdarahan terjadi ketika
tekanan diberikan pada tempat kanker, saat mengunyah, minum atau menelan.
Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan hasil biopsi histopatologi jaringan lidah.
Penanganan kanker lidah ini sebaiknya dilakukan secara multidisipliner. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam penanganan kanker lidah ini ialah eradikasi dari tumor,
pengembalian fungsi dari rongga mulut, serta aspek kosmetik /penampilan penderita.
Tumor ganas pada lidah yang tidak ditangani segera akan melakukan penyebaran ke
jaringan di dalam rongga mulut dan leher yang lebih dalam. Akhirnya, menyebar ke
kelenjar getah bening di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
17
Baughman, Diane C. dkk. 2000.Buku saku Keperawatan medical bedah. Jakarta: EGC.
http://www.bingkaiberita.com/kanker-lidah-faktor-gejala-dan-cara-pengobatan/
http://www.vemale.com/kesehatan/19927-waspada-kanker-lidah-kenali-gejalanya.html
http://www.deherba.com/kenali-gejala-kanker-lidah.html#ixzz2loEVxgPQ
Yohannes, S. Tongue Carcinoma. Available from: www.emedicine.com Last update 10 Sep
2010.
ADAM, George L. 1997. Buku ajar penyakit THT . Jakarta : EGC
Sjamsuhidajat, R. 2004. Neoplasma dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC
Murray, K Robert. 1999. Kanker, Gen Kanker dan Faktor Pertumbuhan dalam
Biokimia Harper . Edisi 24. Jakarta. EGC
18