PROMOSI KESEHATAN
Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,MKM
BAB I
DASAR-DASAR PROMOSI KESEHATAN
Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa mampu memahami dasar-
dasar promosi kesehatan.
B. Tujuan Pembelajaran KhusuRs:
Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa mampu menjelaskan:
1) Konsep pendidikan dan promosi kesehatan
2) Visi, misi, lingkup dan Tujuan promosi kesehatan
3) Strategi Promosi Kesehatan
4) Sasaran Promosi Kesehatan
a. Nyswander :
Pendidikan Kesehatan adalah suatu proses perubahan pada manusia
yang bertalian dengan tercapainya tujuan-tujuan kesehatan perorangan dan
masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan oleh seseorang
pada orang lain, maupun serangkaian prosedur-prosedur yang harus
dijalankan untuk mencapai statu hasil, akan tetapi suatu proses
perkembangan yang selalu berubah secara dinamis dimana didalamnya
seseorang menerima atau menolak informasi baru, sikap baru dan perilaku
baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat.
Penekanannya pada perubahan perilaku, bagaimana cara mendorong
serta mempengaruhi orang lain, sehingga terjadi perubahan perilaku tercapai
tujuan kesehatan seseorang dan masyarakat.
Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 1
b. Steuart :
Pendidikan kesehatan adalah komponen dari program-program
kesehatan dan kedokteran yang memuat usaha-usaha direncanakan untuk
mengubah perilaku individu, kelompok maupun masyarakat luas (apa yang
dirasakan, dipikirkan, dan dikerjakan) dengan tujuan menolong mereka
untuk dapat mencapai tujuan pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan.
Penekanannya bahwa pendidikan kesehatan merupakan komponen
program-program kesehatan, terencana, mudah dilaksanakan, mudah
mengukur hasilnya, dan perbaikan peningkatan program pendidikan yang
akan datang.
c. L. Green :
Pendidikan kesehatan adalah setiap kombinasi pengalaman belajar yang
merangsang penyesuaian secara sukarela dari perilaku yang sesuai dengan
kesehatan. Penekanannya berdasar sukarela dan kesadaran dalam
penysuaian perilaku untuk memajukan kesehatan melalui berbagai
kombinasi pengalaman belajar.
d. Wood :
Pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang menguntungkan
mempengaruhi pengetahuan, kebiasaan, dan sikap yang berhubungan
dengan kesehatan individu, masyarakat, dan bangsa.
Penekanannya adalah bahwa pengalaman-pengalaman yang menguntungkan
didalam kesehatan dipergunakan untuk mempengaruhi orang lain dalam
rangka mencapai tujuan kesehatan.
1. Visi.
Visi Promosi Kesehatan, merupakan bagian integral dari Visi Indonesia
Sehat 2010, maka Visi Promosi Kesehatan ditetapkan “ Perilaku Hidup
Bersih & Sehat 2010” atau “ PHBS 2010”. Artinya adalah bahwa keadaan
dimana individu-individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat
Indonesia telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam
rangka :
a. mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain,
b. menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan,
c. memanfaatkan pelayanan kesehatan
d. mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber
masyarakat.
2. Misi
Misi Promosi Kesehatan, adalah :
a. memberdayakan individu, keluarga, dan kelompok-kelompok dalam
masyarakat, baik melalui pendekatan individu dan keluarga, maupun
pengorganisasian dan penggerakan masyarakat
b. membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat
c. mengadvokasi para pengambil keputusan dan penentu kebijakan serta
pihak-pihak lain yang berkepentingan (stekeholders) dalam rangka :
1) mendorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan perudang-
undangan yang berwawasan kesehatan.
2) mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya pemberdayaan
3. Ruang Lingkup.
Promosi kesehatan telah berubah dan menjadi bagian “ Era baru
kesehatan masyarakat “. Era ini dengan puncak penyelenggaraan konferensi
Alma Alta, istilah promosi kesehatan dikukuhkan dan juga untuk pertama
kali secara nyata bahwa kondisi fundamental dan sumberdaya untuk sehat
adalah :” perdamaian, perumahan, pangan, pendapatan, ekosistem yang
stabil, kelestarian sumberdaya, keadilan sosial, dan kesetaraan. Hal ini
disebut juga prasyarat dasar (basic prerequisites) untuk kesehatan.
Pada era ini, model kesehatan yang baru yaitu sosial model of health,
mulai diterima, meninggalkan medical model pada model sosial, masalah
kesehatan dilihat lebih pada penyebabnya, bukan semata-mata denagn
mengobati penyakit merupakan akibat dari masalah kesehatan. Dengan
diterimanya promosi kesehatan sebagai upaya utama kesehatan.
a. Ottawa ( 1986 ).
Pada tahun 1986 di Ottawa, Canada dilangsungkan Konferensi
International pertama, menghasilkan, Deklarasi Ottawa (Ottawa Charter)
yang merumuskan 5 (lima) pilar utama atau 5 (lima) ruang lingkup promosi
kesehatan, yaitu :
1) Build Healthy Public Policy (membangun kebijakan public yang
berwawasan kesehatan). Setiap pembuat kebijakan publk harus
memeprhatikan dampak kesehatan dari setiap keputusan yang dibuatnya.
Demikian juga harus dibangun
kebijakan publik yang menguntungkan kesehatan. Kebijakan publik
antara lain berbentuk peraturan perundang-undangan, kebijakan fiskal,
kebiajakan pajak, dan pengembangan organisasi dan kelembagaan.
Contoh : kebijakan kawasan tanpa rokok, pembatasan merokok,
pembatasan iklan rokok, pemakaian helm dan sabuk pengaman, ada dinas
kesehatan di propinsi/kab/kota dengan unit promosi kesehatan.
Sekarang, mari kita bahas apa saja yang menjadi tujuan dari promosi
kesehatan...??! Tujuan promosi kesehatan dapat dilihat dari beberapa hal,
yaitu:
2. Tujuan Operasional:
a. Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan
perubahan-perubahan sistem dalam pelayanan kesehatan serta cara
memanfaatkannya secara efisien & efektif.
b. Agar klien/masyarakat memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada
kesehatan (dirinya), keselamatan lingkungan dan masyarakatnya.
c. Agar orang melakukan langkah2 positip dlm mencegah terjadinya sakit,
mencegah berkembangnya sakit menjadi lebih parah dan mencegah
keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat karena penyakit.
d. Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan
bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem
pelayanan kesehatan yang normal.
1. Pemberdayaan Masyarakat
Gerakan Pemberdayaan pada hakikatnya adalah proses pemberian
informasi secara bertahap untuk mengawal proses perubahan pada diri sasaran,
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi mau, dan dari mau menjadi
mampu mempraktikkan PHBS. Setiap fase perubahan memerlukan informasi
yang berbeda. Tetapi yang paling menentukan adalah fase pertama, di mana
kita harus dapat menyadarkan si sasaran bahwa suatu masalah kesehatan adalah
masalah bagi yang bersangkutan. (Misalnya, menyadarkan ibu-ibu di desa
bahwa perut buncit anak-anaknya adalah masalah). Sebelum ini berhasil
dilakukan, maka informasi selanjutnya tidak akan ada artinya (tidak akan
digubris).
Kalau ini sudah berhasil dilakukan, maka batu sandungan kedua akan
dijumpai pada fase perubahan dari mau ke mampu. Banyak orang yang sudah
mau berperilaku tertentu (misalnya memeriksakan kehamilannya ke
Puskesmas), tetapi tidak mampu melakukan karena tidak adanya dukungan
sarana (misalnya tidak punya uang untuk transpor). Nah, di sinilah perlu
hadirnya Advokasi untuk mengupayakan subsidi dari pemerintah dan atau
bantuan dana dari penyandang dana. Selain itu, banyak juga dijumpai orang-
orang yang “bandel” – yang katanya mau, tetapi tidak kunjung melakukan.
Nah, bagi mereka perlu dibuat dan diterapkan peraturan perundang-undangan.
Untuk itu, Advokasi kepada pengambil keputusan (bupati /walikota, DPRD,
dll) diperlukan.
3. Advokasi
Strategi dasar ke-3 adalah Advokasi. Sebagaimana disebutkan di muka,
Advokasi diperlukan untuk mendapatkan dukungan baik berupa peraturan
perundang-undangan, dana maupun sumber daya lain. Advokasi tidak boleh
dilakukan ala-kadarnya, karena Advokasi sebenarnya merupakan upaya/proses
strategis dan terencana, menggunakan informasi yang akurat dan teknik yang
tepat.
4. Kemitraan
Kemitraan adalah suatu kerjasama yang formal antara individu- individu,
kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas
atau tujuan tertentu. Dalam kerjasama ada kesepakatan tentang komitmen dan
harapan masing-masing, tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan-
kesepakatan yang telah dibuat, dan berbagi baik dalam risiko maupun
keuntungan. Kemitraan inilah yang mendukung dan menyemangati penerapan
3 (tiga) strategi dasar.
Penerapan 3 (tiga) strategi dasar tersebut perlu metode dan teknik masing, yaitu
dengan pendekatan-pendekatan indivual, kelompok, maupun masyarakat.
Pendekatan individu biasa berupa pemberian informasi dan edukasi, konseling,
mencari faktor resiko (risk assessment) terutama untuk pencegahan penyakit.
Pendekatan individu lebih cocok dilaksanakan di rumah sakit, praktik dokter,
dan bidan, serta posyandu dan puskesmas. Pendekatan kelompok, biasanya
lebih efisien dan efektif serta lebih luas jangkauannya. Metode bermacam-
macam seperti ceramah, seminar, lokakarya, konferensi. Pendekatan massa
atau populasi, untuk menjangkau masyarakat luas, metodenya : pemakaian
media massa, pengembangan masyarakat, kebijakan public dan legislasi,
pengembangan organisasi.
Referensi
1. School of Public Health and Tropical Medicine James Cook University
2002 : Introduction to Health Education and Health Promotion.
2. WHO, 1986, : The Ottawa Charter for Health Promotion.
3. Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI, 1998: Dari Alma Ata ke Deklarasi
Jakarta.
4. Bunton, R. (1992). More than a woolly jumper health promotion as social