Anda di halaman 1dari 16

MODUL

PROMOSI KESEHATAN

Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,MKM
BAB I
DASAR-DASAR PROMOSI KESEHATAN

Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa mampu memahami dasar-
dasar promosi kesehatan.
B. Tujuan Pembelajaran KhusuRs:
Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa mampu menjelaskan:
1) Konsep pendidikan dan promosi kesehatan
2) Visi, misi, lingkup dan Tujuan promosi kesehatan
3) Strategi Promosi Kesehatan
4) Sasaran Promosi Kesehatan

A. Konsep Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan


1. Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Pengertian/batasan atau definisi PKM dari beberapa ahli, antara lain:

a. Nyswander :
Pendidikan Kesehatan adalah suatu proses perubahan pada manusia
yang bertalian dengan tercapainya tujuan-tujuan kesehatan perorangan dan
masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan oleh seseorang
pada orang lain, maupun serangkaian prosedur-prosedur yang harus
dijalankan untuk mencapai statu hasil, akan tetapi suatu proses
perkembangan yang selalu berubah secara dinamis dimana didalamnya
seseorang menerima atau menolak informasi baru, sikap baru dan perilaku
baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat.
Penekanannya pada perubahan perilaku, bagaimana cara mendorong
serta mempengaruhi orang lain, sehingga terjadi perubahan perilaku tercapai
tujuan kesehatan seseorang dan masyarakat.
Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 1
b. Steuart :
Pendidikan kesehatan adalah komponen dari program-program
kesehatan dan kedokteran yang memuat usaha-usaha direncanakan untuk
mengubah perilaku individu, kelompok maupun masyarakat luas (apa yang
dirasakan, dipikirkan, dan dikerjakan) dengan tujuan menolong mereka
untuk dapat mencapai tujuan pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan.
Penekanannya bahwa pendidikan kesehatan merupakan komponen
program-program kesehatan, terencana, mudah dilaksanakan, mudah
mengukur hasilnya, dan perbaikan peningkatan program pendidikan yang
akan datang.
c. L. Green :
Pendidikan kesehatan adalah setiap kombinasi pengalaman belajar yang
merangsang penyesuaian secara sukarela dari perilaku yang sesuai dengan
kesehatan. Penekanannya berdasar sukarela dan kesadaran dalam
penysuaian perilaku untuk memajukan kesehatan melalui berbagai
kombinasi pengalaman belajar.
d. Wood :
Pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang menguntungkan
mempengaruhi pengetahuan, kebiasaan, dan sikap yang berhubungan
dengan kesehatan individu, masyarakat, dan bangsa.
Penekanannya adalah bahwa pengalaman-pengalaman yang menguntungkan
didalam kesehatan dipergunakan untuk mempengaruhi orang lain dalam
rangka mencapai tujuan kesehatan.

e. UU No. 9 tahun 1960 :


Pendidikan kesehatan sama dengan penyuluhan kesehatan “Pendidikan
kesehatan adalah statu proses perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan
diri manusia menuju kepada keselarasan dan keserasian serta keseimbangan
jasmani, rohani/mental dan sosial dari manusia terhadap lingkungannya,
sehingga mampu bertanggungjawab untuk mengatasi masalah- masalah
kesehatannya sendiri serta masyarakat lingkungannya.

Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 2


f. UU No. 23 tahun 1992.
Penyuluhan kesehatan diselanggarakan guna meningkatkan
pengetahuan, kesdaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat, dan aktif berperan serta dalam upaya kesehatan. Penyuluhan
kesehatan merupakan kegiatan yang melekat pada setiap kegiatan upaya
kesehatan. Penyuluhan kesehatan diselenggarakan untuk mengubah perilaku
seseorang atau kelompok masyarakat agar hidup sehat melalui komunikasi,
informasi, dan edukasi.

Dari berbagai pengertian diatas, bahwa tujuan PKM adalah adanya


perubahan perilaku manusia untuk mencapai hidup sehat yang diperoleh
melalui pengalaman dan proses belajar.
Tujuan PKM ( Komite Ahli WHO, TRS 156-1958 ):
1) Menjadikan kesehatan sebagai harta atau milik masyarakat yang
berharga.
2) Membantu orang (individu) menjadi mampu menjalankan kegiatan-
kegiatan demi kepentingannya, secara individu,kelompok agar
menya- dari sepenuhnya makna kesehatan dan berperilaku sehat.
3) Meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan
sebagai-mana mestinya.

2. Promosi Kesehatan (Health Promotion)


Pengertian/batasan atau definisi promkes dari beberapa ahli, antara lain :

a. Illona Kickbush menguraikan :


“Promosi kesehatan lahir (emerged-out) dari pendidikan kesehatan. Ada
alasan untuk itu:
1) para penyuluh/pendidik kesehatan masyarakat menjadi lebih sadar
tentang perlunya sebuah pendekatan positif dalam pendidikan kesehatan,
lebih dari sekedar pencegahan penyakit.
2) menjadi semakin nyata bahwa pendidikan kesehatan akan lebih berdaya
jika didukung dengan seperangkat upaya seperti legal environment dan
regulatory.
Mengapa upaya pendidikan kesehatan saja tidak cukup? Pendidikan

Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 3


kesehatan mengubah perilaku individu, kelompok, dan masyarakat, ternyata
tidak cukup meningkatkan derajat kesehatan masyarakat? Karena diluar itu
banyak faktor atau determinan mempengaruhi kesehatan, dan berada diluar
sektor kesehatan. Determinan tadi diinterevensi lewat regulasi dan legislasi,
melalui upaya mediasi dan advokasi. Upaya advokasi, mediasi dan
pemberdayaan inilah yang merupakan fungsi utama promosi kesehatan.
Advokasi untuk membuat kondisi politis, ekonomi, sosial, budaya,
lingkungan, perilaku menjadi menguntungkan kesehatan. Mediasi dengan
lembaga pemerintah dan non pemerintah, dunia usaha, industri dan media
sehingga terjadi aksi terkoordinasi untuk kesehatan. Pemberdayaan
masyarakat yang dapat menggali seluruh potensi yang ada untuk perbaikan
kesehatan dengan memebrikan pelatihan, pemberian informasi dan
lingkungan yang mendukung.

b. Green and Kreuter (1991) :


“Any planned combination of education and environmental supports for
action and conditions of living conducive to health of individuals, groups
and communities”.

c. WHO memberikan definisi :


“Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan individu dan masyarakat
untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan determinan
kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan mereka “.

d. Departemen Kesehatan merumuskan definisi :


“Promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan public yang berwawasan kesehatan.”
Definisi yang dirumuskan Departemen Kesehatan, lebih
menggambarkan bahwa promosi kesehatan adalah gabungan antara
pendidikan kesehatan yang dudukung oleh kebijakan public yang
berwawasan kesehatan. Gabungan kedua upaya ini akan memberdayakan

Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 4


masyarakat sehingga dapat mengontrol determinan-determinan kesehatan.
Promosi Kesehatan, bertujuan untuk meningkatnya kemampuan individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat, serta
terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya
kemampuan masyarakat.

B. Visi, Misi, dan Ruang Lingkup, dan Tujuan Promosi Kesehatan

1. Visi.
Visi Promosi Kesehatan, merupakan bagian integral dari Visi Indonesia
Sehat 2010, maka Visi Promosi Kesehatan ditetapkan “ Perilaku Hidup
Bersih & Sehat 2010” atau “ PHBS 2010”. Artinya adalah bahwa keadaan
dimana individu-individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat
Indonesia telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam
rangka :
a. mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain,
b. menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan,
c. memanfaatkan pelayanan kesehatan
d. mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber
masyarakat.
2. Misi
Misi Promosi Kesehatan, adalah :
a. memberdayakan individu, keluarga, dan kelompok-kelompok dalam
masyarakat, baik melalui pendekatan individu dan keluarga, maupun
pengorganisasian dan penggerakan masyarakat
b. membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat
c. mengadvokasi para pengambil keputusan dan penentu kebijakan serta
pihak-pihak lain yang berkepentingan (stekeholders) dalam rangka :
1) mendorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan perudang-
undangan yang berwawasan kesehatan.
2) mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya pemberdayaan

Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 5


masyarakat dalam program-program kesehatan.
3) meningkatkan kemitraan sinergis antara pemerintah pusat dan daerah
serta antara pemerintah dengan masyarakat (termasuk LSM).
4) meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan pada
khususnya dan bidang kesehatan pada umumnya.

3. Ruang Lingkup.
Promosi kesehatan telah berubah dan menjadi bagian “ Era baru
kesehatan masyarakat “. Era ini dengan puncak penyelenggaraan konferensi
Alma Alta, istilah promosi kesehatan dikukuhkan dan juga untuk pertama
kali secara nyata bahwa kondisi fundamental dan sumberdaya untuk sehat
adalah :” perdamaian, perumahan, pangan, pendapatan, ekosistem yang
stabil, kelestarian sumberdaya, keadilan sosial, dan kesetaraan. Hal ini
disebut juga prasyarat dasar (basic prerequisites) untuk kesehatan.
Pada era ini, model kesehatan yang baru yaitu sosial model of health,
mulai diterima, meninggalkan medical model pada model sosial, masalah
kesehatan dilihat lebih pada penyebabnya, bukan semata-mata denagn
mengobati penyakit merupakan akibat dari masalah kesehatan. Dengan
diterimanya promosi kesehatan sebagai upaya utama kesehatan.

a. Ottawa ( 1986 ).
Pada tahun 1986 di Ottawa, Canada dilangsungkan Konferensi
International pertama, menghasilkan, Deklarasi Ottawa (Ottawa Charter)
yang merumuskan 5 (lima) pilar utama atau 5 (lima) ruang lingkup promosi
kesehatan, yaitu :
1) Build Healthy Public Policy (membangun kebijakan public yang
berwawasan kesehatan). Setiap pembuat kebijakan publk harus
memeprhatikan dampak kesehatan dari setiap keputusan yang dibuatnya.
Demikian juga harus dibangun
kebijakan publik yang menguntungkan kesehatan. Kebijakan publik
antara lain berbentuk peraturan perundang-undangan, kebijakan fiskal,
kebiajakan pajak, dan pengembangan organisasi dan kelembagaan.
Contoh : kebijakan kawasan tanpa rokok, pembatasan merokok,
pembatasan iklan rokok, pemakaian helm dan sabuk pengaman, ada dinas
kesehatan di propinsi/kab/kota dengan unit promosi kesehatan.

Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 6


2) Create supportive environment (menciptakan lingkungan yang
mendukung).
Lingkungan sosial yang mendukung sangat besar perannya dalame
mempengaruhi kesehatan dan perilaku seseorang. Contoh: lingkungan
yang mendukung dengan penyediaan tempat khusus untuk menyusui bayi
di tempat-tempat umum, penyediaan tempat sampah, pengembangan
tempat konseling remaja dll.
3) Strengthen, community action (memperkuat gerakan masyarakat). Promosi
kesehatan mendorong dan memfasilitasi upaya masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Contoh: mendorong terbentuknya
yayasan/lembaga konsumen kesehatan, mendorong pembentukan posyandu,
mendorong pembiayaan kesehatan bersumberdaya masyarakat dll.
4) Develop personal skill (mengembangkan keterampilan individu). Agar
masyarakat mampu membuat keputusan yang efektif mengenai
kesehatannya, masyarkat perlu informasi, pendidikan/pelatihan dan berbagai
keterampilan. Tugas promosi kesehatan adalah memberdayakan masyarakat
agar dapat mengambil keputusan dan alih tanggungjawab kesehatan
berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, mengembangkan
keterampilan individu akan lebih efektif bila dilakukan melalui tetatan-
tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, dan tatan lain yang sudah ada
di masyarakat.
5) Reorient health service (menata kembali arah pelayanan kesehatan).Upaya-
upaya preventif dan promotif lebih diutamakan tanpa mengesampingkan
upaya kuratif dan rehabilitatif.
Deklarasi Ottawa telah menjadi rujukan dan panduan baik dalam
pengembangan kesehatan masyarakat maupun dalam kegiatan promosi
kesehatan diberbagai Negara. Promosi Kesehatan sebagai proses
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

b. Sundsvall Swedia (1991).


Ada 4 kunci strategis untuk mengembangkan lingkungan yang mendukung
kesehatan: advokasi, memberdayakan masyarakat, membangun aliansi, dan
menjadi penengah diantara berbagai konflik.

Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 7


c. Jakarta ( 1997 )
Salah satu tonggak promosi kesehatan adalah Deklarasi Jakarta (1997)
yang lahir dari Konferensi International Promosi Kesehatan ke-4. Deklarasi
ini merumuskan :
1) Promosi kesehatan adalah investasi utama yang memberikan dampak
pada determinan kesehatan, dan memberikan manfaat kesehatan
terbesar pada masyarakat.
2) Promosi kesehatan mmeberikan hasil positif yang berbeda
dibandingkan upaya lain dalam meningkatkan kesetaraan bagi
masyarakat dalam kesehatan. Lima prinsip Deklarasi Ottawa
merupakan kunci strategi untuk sukses.
3) Promosi kesehatan perlu disosialisasikan dan harus menjadi
tangungjawab lintas sektor.
Deklarasi Jakarta merumuskan prioritas promosi kesehatan abad 21 :
Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan, meningkatkan
investasi untuk pembangunan kesehatan, konsolidasi dan perluasan
kemitraan untuk kesehatan, meningkatkan kemampuan masyarakat dan
pemberdayaan individu serta menjamin tersedianya infrastruktur promosi
kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan komponen penting dalam
promosi kesehatan.

d. Bangkok 2005 (7 – 11 Agustus 2005).


Konferensi Bangkok dikenal dengan ”The Bangkok Charter for Health
Promotion in a globalized world”, dengan hasil menegaskan:
1) Perlu strategi dan komitmen untuk menghadapi berbagai faktor yang
berpengaruh terhadap kesehatan di dunia global, serta kebijakan dan
kemitraan untuk memberdayakan masyarakat untuk memperbaiki
kualitas kesehatan (termasuk ketidakmerataan bidang kesehatan)
menjadi fokus pembangunan nasional dan global.
2) Salah satau hak asasi setiap manusia adalah untuk memperoleh kualitas
kesehatan yang setinggi-tingginya. Promosi kesehatan didasari hak
asasi ini, menawarkan konsep sehat yang positif dan inklusif yang
merupakan faktor mempengaruhi kualitas hidup kesehatan mental dan
spiritual. Promosi kesehatan merupakan fungsi inti kesehatan
masyarakat, yang memberikan sumbangan dalam mengatasi penyakit
Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 8
menular dan tidak menular serta ancaman terhadap kesehatan, dan
merupakan investasi efektif untuk meningkatkan kesehatan dan
pembangunan manusia serta mengurangi ketidakmerataan/ketidak-
samaan dibidang kesehatan dan jender.
3) Perkembangan menuju dunia yang lebih sehat memerlukan keterlibatan
politi yang kuat, peranserta lebih luas dan advokasi yang
berkesinambungan. Untuk memperoleh kemajuan lebih lanjut, semua
sektor dan tatanan perlu melakukan :
a) Advokasi mengenai kesehatan (sebagai konsekwensi hak asasi)
b) Investasi berupa kebijakan, diikuti dengan tindakan dan penyediaan
infrastruktur yang berkesinambungan
c) Membina kemampuan dalam pengembangan kebijakan publik,
kepemimpinan, pelaksanaan promosi kesehatan, penelitian dan alih
teknologi Regulasi dan legislasi untuk menjamin perlindungan dari
hal-hal yang membahayakan kesehatan serta memperoleh
kesempatan yang sama bagi seluruh manusia di bidang kesehatan
dan kesejahteraan
d) Bermitra dan membina aliansi dengan berbagai sektor publik,
swasta, organisasi nirlaba, dan kelompok- kelompok masyarakat
untuk mengembangkan kegiatan yang berkesinambungan.
4) Piagam Bangkok merekomendasikan, sebagai komitmen terhadap
kesehatan bagi semua, antara lain:
a) Peningkatan kesehatan menjadi pusat agenda pembangunan,
pemerintahan semua negara dan badan-badan intenasional harus
berbuat seseuatu untuk mendekatkan jarak antara si kaya dan si
miskin, serta perlindungan kesehatan khususnya dalam menghadapi
produk, layanan, dan pemasaran yang membahayakan kesehatan;
b) Peningkatan kesehatan dijadikan tanggungjawab utama semua
pemerintahan, karena perkembangan sosial, politik, ekonomi
berpengaruh terhadap kesehatan;
c) Peningkatan kesehatan dijadikan fokus/kunci kelompok-kelompok
masyarakat, karena masyarakat sering berada didepan untuk
memprakarsai dan melaksanakan promosi kesehatan, mereka
memerlukan hak, sumber daya dan kesempatan sehingga
sumbangan mereka berkembang dan berkesinambungan

Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 9


d)
Peningkatan kesehatan dijadikan prasyarat/kriteria tentang
perusahaan yang baik, karena sektor swasta mempunyai
tanggungjawab untuk menjamin kesehatan dan keamanan tempat
kerja serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karyawan dan
keluarga dan masyarakat sekitarnya.
e. Vancouver- Canada (2007). Hasil konferensi ini adalah :
1) Mempengaruhi agenda kebijakan pemerintah melalui peningkatan
kemitraan dan advokasi.
2) Mengembangkan sains dan teknologi dalam mendukung promosi
kesehatan.
3) Mengembangkan innováis baru dalam pertukaran dan penerapan sains
dan teknologi promosi kesehatan melalui berbagai pendekatan
kebudayaan dan region (regional).

4. Tujuan Promosi Kesehatan


Berdasarkan beberapa pandangan pengertian tersebut diatas, maka
tujuan dari penerapan promosi kesehatan pada dasarnya merupakan visi
promosi kesehatan itu sendiri, yaitu menciptakan/membuat masyarakat
yang:
a. Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
b. Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
c. Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah penyakit,
melindungi diri dari gangguan-gangguan kesehatan.
d. Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan
kesehatannya. Kesehatan perlu ditingkatkan karena derajat kesehatan
baik individu, kelompok atau masyarakat itu bersifat dinamis tidak
statis.

Sekarang, mari kita bahas apa saja yang menjadi tujuan dari promosi
kesehatan...??! Tujuan promosi kesehatan dapat dilihat dari beberapa hal,
yaitu:

1. Tujuan Promosi Kesehatan menurut WHO


a. Tujuan Umum
Mengubah perilaku individu/masyarakat di bidang Kesehatan
Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 10
b. Tujuan Khusus
1) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai bagi masyarakat.
2) Menolong individu agar mampu secara mandiri/berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada.

2. Tujuan Operasional:
a. Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan
perubahan-perubahan sistem dalam pelayanan kesehatan serta cara
memanfaatkannya secara efisien & efektif.
b. Agar klien/masyarakat memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada
kesehatan (dirinya), keselamatan lingkungan dan masyarakatnya.
c. Agar orang melakukan langkah2 positip dlm mencegah terjadinya sakit,
mencegah berkembangnya sakit menjadi lebih parah dan mencegah
keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat karena penyakit.
d. Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan
bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem
pelayanan kesehatan yang normal.

3. Tujuan Promosi kesehatan menurut Green,


Tujuan promosi kesehatan menurut Green terdiri dari 3 tingkatan tujuan,
yaitu:
a. Tujuan Program Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai
dalam periode waktu tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
b. Tujuan Pendidikan Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai
dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada.
c. Tujuan Perilaku Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus
tercapai (perilaku yang diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan perilaku
berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.
d. Tujuan Intervensi Perilaku dalam promosi kesehatan
1) Mengurangi perilaku negatif bagi kesehatan. Misal : mengurangi
kebiasaan merokok
2) Mencegah meningkatnya perilaku negatif bagi kesehatan Misal :
mencegah meningkatnya perilaku „seks bebas'

Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 11


3) Meningkatkan perilaku positif bagi kesehatan Misal : mendorong
kebiasaan olah raga
4) Mencegah menurunnya perilaku positif bagi kesehatan Misal :
mencegah menurunnya perilaku makan kaya serat.

C. Strategi Promosi Kesehatan


Ada 3 (tiga) strategi dasar promosi kesehatan, yaitu Gerakan Pemberdayaan
sebagai ujung tombak, yang didukung oleh Bina Suasana dan Advokasi. Ke
dalam masing-masing strategi harus diintegrasikan semangat dan dukungan
Kemitraan dengan berbagai stakeholders. Kesemuanya diarahkan agar
masyarakat mampu mempraktikkan perilaku mencegah dan mengatasi
masalah kesehatannya.

1. Pemberdayaan Masyarakat
Gerakan Pemberdayaan pada hakikatnya adalah proses pemberian
informasi secara bertahap untuk mengawal proses perubahan pada diri sasaran,
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi mau, dan dari mau menjadi
mampu mempraktikkan PHBS. Setiap fase perubahan memerlukan informasi
yang berbeda. Tetapi yang paling menentukan adalah fase pertama, di mana
kita harus dapat menyadarkan si sasaran bahwa suatu masalah kesehatan adalah
masalah bagi yang bersangkutan. (Misalnya, menyadarkan ibu-ibu di desa
bahwa perut buncit anak-anaknya adalah masalah). Sebelum ini berhasil
dilakukan, maka informasi selanjutnya tidak akan ada artinya (tidak akan
digubris).
Kalau ini sudah berhasil dilakukan, maka batu sandungan kedua akan
dijumpai pada fase perubahan dari mau ke mampu. Banyak orang yang sudah
mau berperilaku tertentu (misalnya memeriksakan kehamilannya ke
Puskesmas), tetapi tidak mampu melakukan karena tidak adanya dukungan
sarana (misalnya tidak punya uang untuk transpor). Nah, di sinilah perlu
hadirnya Advokasi untuk mengupayakan subsidi dari pemerintah dan atau
bantuan dana dari penyandang dana. Selain itu, banyak juga dijumpai orang-
orang yang “bandel” – yang katanya mau, tetapi tidak kunjung melakukan.
Nah, bagi mereka perlu dibuat dan diterapkan peraturan perundang-undangan.
Untuk itu, Advokasi kepada pengambil keputusan (bupati /walikota, DPRD,
dll) diperlukan.

Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 12


2. Bina Suasana
Strategi dasar ke-2 adalah Bina Suasana. Yaitu upaya untuk menciptakan
lingkungan sosial yang mendorong perubahan perilaku si sasaran. Menurut
teori, perubahan perilaku seseorang akan lebih cepat terjadi, jika lingkungan
sosialnya berperan sebagai pendorong, atau penekan (pressure).

3. Advokasi
Strategi dasar ke-3 adalah Advokasi. Sebagaimana disebutkan di muka,
Advokasi diperlukan untuk mendapatkan dukungan baik berupa peraturan
perundang-undangan, dana maupun sumber daya lain. Advokasi tidak boleh
dilakukan ala-kadarnya, karena Advokasi sebenarnya merupakan upaya/proses
strategis dan terencana, menggunakan informasi yang akurat dan teknik yang
tepat.

4. Kemitraan
Kemitraan adalah suatu kerjasama yang formal antara individu- individu,
kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas
atau tujuan tertentu. Dalam kerjasama ada kesepakatan tentang komitmen dan
harapan masing-masing, tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan-
kesepakatan yang telah dibuat, dan berbagi baik dalam risiko maupun
keuntungan. Kemitraan inilah yang mendukung dan menyemangati penerapan
3 (tiga) strategi dasar.
Penerapan 3 (tiga) strategi dasar tersebut perlu metode dan teknik masing, yaitu
dengan pendekatan-pendekatan indivual, kelompok, maupun masyarakat.
Pendekatan individu biasa berupa pemberian informasi dan edukasi, konseling,
mencari faktor resiko (risk assessment) terutama untuk pencegahan penyakit.
Pendekatan individu lebih cocok dilaksanakan di rumah sakit, praktik dokter,
dan bidan, serta posyandu dan puskesmas. Pendekatan kelompok, biasanya
lebih efisien dan efektif serta lebih luas jangkauannya. Metode bermacam-
macam seperti ceramah, seminar, lokakarya, konferensi. Pendekatan massa
atau populasi, untuk menjangkau masyarakat luas, metodenya : pemakaian
media massa, pengembangan masyarakat, kebijakan public dan legislasi,
pengembangan organisasi.

Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 13


D. Sasaran Promkes

Sasaran promosi kesehatan menurut tatanan adalah sebagai berikut :


Tabel 1: Sasaran promosi kesehatan menurut tatanan
Tatanan Sasaran Sasaran sekunder Sasaran Tersier Program
PHBS Primer prioritas
Rumah Ibu Kader Kader KIA
tangga Anggota PKK PKK Gizi
keluarga Tokoh Tokoh Kesehat an
masyarakat lingkung an
Tokoh Gaya hidup
Tokoh agama agama -JPKM
LSM LSM
Institusi - Seluruh - Guru, dosen - Kepala - Gizi
pendidikan siswa - Karyawan sekolah, - JPKM
dan - OSIS dekan
mahasis - BP3 - Pengelola
wa - Pengelola sekplah
kantin - Pemilik
sekolah
Tempat - Seluruh - Pengurus/ - Pengelola - Kesehat an
kerja karyawan serikat pekerja - Pemilik lingkung an
perusahaan - Gaya
hidup
Tempat - Pengunj - Karyawan - kepala daerah - Kesehat an
umum ung - pengelola lingkung an
- Penggun a - Gaya
jasa hidup

Referensi
1. School of Public Health and Tropical Medicine James Cook University
2002 : Introduction to Health Education and Health Promotion.
2. WHO, 1986, : The Ottawa Charter for Health Promotion.
3. Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI, 1998: Dari Alma Ata ke Deklarasi
Jakarta.
4. Bunton, R. (1992). More than a woolly jumper health promotion as social

Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 14


regulation. Critical Public Health 3: 4-11
5. Departemen Kesehatan RI. (1997). Deklarasi Jakarta Tentang Promosi Kesehatan
pada Abad 21. Jakarta: PPKM Depkes RI.
6. __________, (2006). Promosi Kesehatan Untuk Politeknik/D3 Kesehatan.
Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan - Depkes RI.
7. __________, (2004), Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Pusat Promkes,
Jakarta
8. Dignan, M.B., Carr, P.A. (1992). Program Planning for Health Education and
Promotion. 2nd ed. Philadelphia:
9. Lea & Febiger. Ewles, L., Simnett, I. (1994). Promoting Health: A Practical
Guide. Emilia, O (Alih Bahasa). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
10. French, J. (1990). Boundaries and horizons, the role of health education within
health promotion. Health Education Journal 49: 7-10
11. Green, L & Kreuter, M.W, (2005). Health Promotion Planning, An Educational
and Environmental Approach, Second Edition, Mayfield Publishing Company.
12. Greene, W & Simon, M, (1990). Introdusction to Health Education, Waveland
Press Inc, Prospect Height, Illinois.
13. Liliweri A, (2011), Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan,Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
14. Machfodz I, (2005), Pendidikan Kesehatan bagian dari promosi kesehatan,
Fitramaya,Yogyakarta.
15. Naidoo, J & Wills, J, (2000). Health Promotion, Foundation for Practice, Second
Edition, Bailliere Tindall, Elsevier Limited.
16. Notoatmodjo, Soekidjo.(2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka
Cipta : Jakarta.
17. Perkins, E.R., Simnett, I., Wright, L. (1999). Evidence-based Health Promotion.
Chichester: John Wiley & Sons.

Modul Promosi Kesehatan Masyarakat 15

Anda mungkin juga menyukai