Oralit
Faktor yang berhubungan dengan
penyakit diare
Tidak memadainya penyedian air bersih
Air tercemar oleh tinja
Kekurangan sarana kebersihan
Pembuangan tinja yang tidak higienis
Kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek
Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak
semestinya
Cara pencegahan
Demam dengan panas yang makin lama makin tinggi, gejala ini biasanya terjadi pada minggu
kedua dan ketiga selam 7-10 hari dan baru turun perlahan-lahan pada minggu keempat.
Selama demam tinggi penderita biasanya sering mengigau, dan ingatannya menurun atau tidak
dapat berfikir secara jelas.
Hilangnya nafsu makan, sehingga menyebabkan badan terasa lemas dan berat badan
berkurang.
Otot terasa nyeri.
Buang air besar tidak teratur, sembelit dan diare.
Sakit kepala yang hebat, menggigil dan keluar keringat dingin.
Mual, muntah-muntah, dan perut terasa sakit.
Batuk dan perdangan pada cabang tenggorokan.
Timbul beberapa bercak kecil berwarna merah dadu di daerah dada dan perut.
Tanda typhus abdominalis
Perawatan
Pasien demam typhoid perlu dirawat di rumah sakit untuk isolasi, observasi dan
pengobatan. Pasien harus tirah baring sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang
lebih selama 14 hari.
Diet
Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak
boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas. Susu 2
gelas sehari, bila kesadaran menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung. Jika
kesadaran dan nafsu makan baik dapat juga diberikan makanan lunak
obat anti mikroba yang sering digunakan untuk typhus :
1. Kloramfenikol
2. Tiamfenikol
3. Ko-trimoksazol (kombinasi dan sulfamitoksasol)
4. Mapicilin dan Amoksisilin
5. Fluorokinolon
Faktor-faktor yang berhungan dengan
penyakit typhus abdominalis
ketersediaan air bersih
teknik pencucian piring makan
Keberadaan Salmonella typhi Pada Alat Makan
Hygiene Perorangan
Cara pencegahan
Disentri basiler atau shigellosis merupakan diare akut yaitu penyakit yang
terjadi pada usus yang disebabkan oleh bakteri genus shigella.
Secara umum gejala yang terjadi pada disentri basiler adalah diare, adanya
lendir dan darah dalam feses. Adanya darah dalam feses disebabkan karena
invasi bakteri Shigella sp pada dinding usus sehingga menyebabkan kerusakan
pada dinding usus. Selain itu penyakit ini dikarakterisasikan dengan
meningkatnya frekuensi buang air besar, sedikitnya volume feses, feses
lembek, terdapatnya darah dan lendir dalam feses, demam serta rasa nyeri.
Etiologi
Sakit perut terutama sebelah kiri dan buang air besar encer secara terus-
menerus bercampur lendir dan darah.
Muntah-muntah
Sakit kepala
Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh S.
dysentriae dengan gejalanya timbul mendadak dan berat, dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong
Diagnosis disentri
Tanda untuk diagnosis disenteri adalah BAB cair, sering dan disertai dengan
darah yang dapat dilihat dengan jelas. Di rumah sakit diharuskan pemeriksaan
feses untuk mengidentifikasi trofozoit amuba dan Giardia. Diagnosis disentri
dilakukan dengan mengambil sampel feses penderita, guna mengetahui
apakah disentri disebabkan oleh bakteri atau amoeba. Pemeriksaan lain akan
dilakukan bila disentri menyebabkan abses hati, diantaranya dengan
mengambil sampel darah atau USG perut, untuk melihat kondisi hati
Pengobatan disentri
Farmakologis
bila telah terdiagnosis shigelosis pasien diobati dengan antibiotik.
2. Pemakaian jangka pendek dengan dosis tunggal fluorokuinolon seperti siprofloksasin
atau makrolide azithromisin ternyata berhasil baik untuk pengobatan disentri basiler.
3. Di negara-negara berkembang di mana terdapat kuman S.dysentriae.
4. Untuk disentri amuba diberikan antibiotik metronidazole 500mg 3x sehari selama 3-5
hari
Pencegahan disentri