Anda di halaman 1dari 19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

.1 Kerangka Teori

.1.1 Hakikat Keaktifan Berorganisasi

Secara harfiah, kata organisasi berasal dari bahasa Yunani “organon”

yang berarti alat atau wadah. Teori organisasi yang dikemukakan oleh Ernawan

(2011:15) menyatakan bahwa “Organisasi adalah suatu kesatuan sosial dari

sekelompok manusia, yang saling berinteraksi menurut satu pola tertente sehingga

setiap anggota organisasi meniliki fingsi dan tugas masing-masing.

Teori yang sama dikemukakan oleh Mulyadi (2012:49), menyatakan

bahwa “Organisasi adalah entitas yang memungkinkan masyarakat mencapai

tujuan yang tidak dapat dicapai hanya dengan kegiatan perseorangan”.

(“Organization: entities that enable society to pursue accomplisment common

goal that cannot achieved by individual acting”).

Kemudian menurut Widyatmoko (2014:13) mendefenisikan “Organisasi

adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,dengan sebuah

batasan yang relatif dapat didefenisikan, yang bekerja atas dasar yang relatif

terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah

alat atau wadah yang digunakan orang-orang yang bekerja sama dalam struktur

organisasi dengan saling berinteraksi dan saling berkoordinasi agar tujuan

organisasi tercapai.

11
12

Dalam mendirikan organisasi, pendiri organisasi harus memperhatikan ciri-ciri

yang ada dimana merupakan beberapa hal yang harus ada. Ciri-ciri organisasi

menurut Widyatmoko (2014:14) yaitu:

1. Adanya sekelompok orang yang menggabungkan diri dengan suatu


ikatan norma, peraturan, ketentuan dan kebijakan yang telah dirumuskan
dan masing-masing pihak siap untuk menjalankannya dengan penuh
tanggung jawab.
2. Organisasi terdiri atas sekelompok orang yang saling mengadakan
hubungan timbal balik, saling memberi dan menerima dan juga saling
bekerjasama untuk melahirkan dan merealisasikan maksud (purpose),
sasaran (objective) dan tujuan (goal).
3. Dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang yang saling
berinteraksi dan bekerja sama tersebut diarahkan pada suatu titik tertentu,
yaitu tujuan bersama dan ingin direalisasikan.

Sedangkan mahasiswa adalah pelajar yang terdaftar di perguruan

tinggi,memiliki tanda bukti kartu mahasiswa dan mengikuti aktivitas perkuliahan

di tiap semester. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) (diakses pada 23

juli 2018), mahasiswa adalah orang yang belajar di Perguruan Tinggi. Kemudian

dikemukakan Panjaitan (2014:10), “Mahasiswa adalah insan-insan calon sarjana

yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang yakin menyatu dengan

masyarakat), di didik dan diharapkan menjadi calon-calon intelektual”. Lalu

menurut Buku Pedoman Universitas Negeri Medan (2014:161), Mahasiswa yaitu

para penuntut ilmu yang terdaftar di Universitas Negeri Medan menurut tata

carayang diatur oleh Universitas.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat kita ketahui bahwa mahasiswa adalah

status yang disandang seseorang karena sudah resmi terdaftar sebagai pelajar di

Perguruan Tinggi, dan aktivitasnya adalah menurut ilmu juga mengembangkan


13

ilmu dan potensi pribadi pada program studi pilihannya, yang diharapkan menjadi

calon intelektual yang kompeten di bidangnya.

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan

dijelaskanbahwa organisasi adalah wahana dan sarana pengembangan diri

mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendikiawan serta

integritas kepribadian untuk mencapaitujuan pendidikan tinggi. Widyamoko

(2014:14) tentang Ormawa atau organisasi kemahasisswaan mengemukakan:

Pada dasarnya, ormawa di suatu perguruan tinggi, diselenggarakan atas


dasar prinsip dari oleh dan untuk mahasiswa itu sendiri. Organisasi
tersebut merupakan wahana dan saran pengembangan mahasiswa kearah
perluasan wawasan peningkatan ilmu dan pengetahuan serta integritas
kepribadian mahasiswa. Ormawa juga sebagai wadah pengembangan
kegiatan ekstrakulikuler mahasiswa di perguruan tinggi yang meliputi
pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat, dan kegemaran
mahasiswa itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan mahasiswa

dalam berorganisasi merupakan mahasiswa yang aktif menggabungkan diri dalam

kelompok tertentu yang melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan

organisasi, menyelurkan minat, menggembangkan bakat, memperluas wawasan

dan membentuk kepribadian mahasiswa seutuhnya.

.1.2 Unsur-unsur Organisasi

Menurut Davis (terjemahan Dharma 2004:26) ada 3 unsur penting

partisipasi dalam berorganisasi:


14

1. Partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan sustu


keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata hanya
keterlibatan secara jasmani.
2. Kesediaan memberikan sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai
tujaun kelompok ini berarti, terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk
membantu kelompok.
3. Tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari
rasa menjadi anggota. Hal ini diikuti sebagai anggota artinya ada rasa
memiliki (sense of belongingness).

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam

berperan dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa

tersebut aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan

dijelaskan ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan

hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam

organisasi akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika

melibatkan mental maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad

setiap pertemuan karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untukmencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-

masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada suatu

organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap


15

divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

Davis (terjemahan Dharma 2004:27) juga mengemukakan jenis-jenis

partisipasi dalam berorganisasi, yaitu sebagai berikut:

1. Partisipasi pikiran (psychlogical participation)


2. Partisipasi tenaga (physical participation)
3. Partisipasi pikiran dan tenaga
4. Partisipasi keahlian
5. Partisipasi barang
6. Partisipasi uang

.1.3 Indikator Keaktifan Berorganisasi

Keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi tidak hanya dilihat dari

partisipasinya tetapi ada yang menjadi indikatornya yang menggambarkan bahwa

mahasiswa aktif dalam organisasi tersebut. Menurut Suryosubroto (2009:302)

menjelaskan bahwa bentuk dari keaktifan mahasiswa dalam kegiatan

ekstrakurikuler adalah:

1. Tingkat kehadiran dalam pertemuan


Tingkat kehadiran dalam pertemuan berpengaruh terhadap kecakapan
pengembangan bakat maupun minat dari mahasiswa tersebut. Tingkat
kehadiran mahasiswa dalam pertemuan dapat dilihat dari alasan utama
masuk dalam organisasi tersebut. Apabila seorang mahasiswa bergabung
dalam organisasi karena kemauan sendiri, maka mahasiswa tersebut akan
selalu hadir dalam pertemuan.
2. Jabatan yang dipegang
Semakin tinggi jabatan yang dipegang dalam organisasi maka akan
semakin banyak pula waktu yang harus diluangkan untuk tuntutan kerda
dalam kegiatan organisasi dan memiliki tugas maupun tanggung jawab
yang besar.
3. Pemberian saran, usulan, kritik, pendapat bagi peningkatan organisasi.
Setiap anggota berkewajiban memberikan kontribusi dlam pemberian
saran dan kritik agar mahasiswa terlatih mendengarkan pendapat orang
lain, menanggapi saran dan kritik orang lain, dan menghormati saran orang
lain.
16

4. Kesediaan anggota untuk berkorban


Hal ini diperlukan saat meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan
organisasi. Waktu luang mahasiswa akan semakin sedikit. Untuk itu
mahaiswa yang aktif dalamorganisasi harus dapat membagi waktu dengan
memprioritaskan kegiatan yang penting terlebih dahulu.
5. Motivasi anggota
Setiap mahasiswa yang mengikuti organisasi pasti memiliki motivasi
tersendiri tergantung pada mahasiswa tersebut. Motivasinya adalah untuk
mendapatkan kecakapan yang tidak di dapat di bangku perkuliahaan.

.1.4 Manfaat Organisasi

Selain bermanfaat dalam menunjang kemampuan dibidang

akademik,keaktifan berorganisasi juga dapat melatih kemampuan dibidang sosial.

Sukirman (2004:72) menyatakan manfaat kegiatan organisasi kemahasiswaan

adalah:

1. Melatih kerjasama dalam bentuk tim multi disiplin


2. Membina sikap mandiri,percaya diri, disiplin dan tanggung jawab
3. Melatih berorganisasi
4. Melatih komunikasi, dan menyatakan pendapat di depan umum
5. Membina dan mengembangkan minat dan bakat
6. Menambah wawasan
7. Meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan kepada masyarakat dan
lingkungan mahasiswa
8. Membina kemampuan kritis, produktif, kreatif, dan inovatif.
Sedangkan menurut Umam (2012:36) bahwa:
Melalui kegiatan yang dilakukan di luar akademik perkuliahaan, para
pelajar dapat mengeksplorasi kemampuan sesuai minat dan bakat yang
dimiliki. Kegiatan dalam suatu organisasi yang bersifat positif tidak
hanya berguna untuk mengisi waktu luang saja, tetapi juga dapat
memotivasi pelajar untuk lebih menekuni bidangnya dan akademik
yang diraih pelajar itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa eksistensi organisasi

kemahasiswaan yang berada di dalam, maupun diluar kampus memberi manfaat

yang positif bagi mahsiswa yang menggelutinya. Dari berbagai kegiatan yang ada

dalam organisasi, mahasiswa dapat melatih serta mengembangkan bakat dan


17

minat yang ada pada dirinya, pengalaman yang didapat dari keikutsertaan dalam

berorganisasi.

.1.2 Pengertian Minat Baca

Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, pelajar

dituntut untuk memiliki minat baca yang tinggi. Sebab pada proses pembelajaran,

minat sangat dibutuhkan untuk menimbulkan rangsangan dan antusias terhadap

bahan yang akan dipelajari.

Perkataan atau istilah minat bukan merupakan hal yang baru kita dengar,

istilah minat selalu menjadi pembicaraan orang baik dalam keluarga, sekolah,

maupun dalam masyarakat. Minat menunjukkan kecenderungan perhatian pada

suatu objek, kehendak dalam diri individu guna mendapatkan suatu kepuasan

yang menjadi perhatian pada objek yang diminati.

Menurut Slameto (2010:180) “Minat adalah suatu rasa lebih dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Slameto

(2010:180) “juga menyebutkan Suatu minat dapat di ekspresikan melalui suatu

pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai siatu hal daripada hal

lainnya, dapat pula di manifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas”.

Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar

selanjutnya.

Menurut Kartono (2005:81) “Minat merupakan momen dari

kecenderungan-kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu objek

yang dianggap penting”. Selanjutnya Sardiman (2006:76) mengataka bahwa

“Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-
18

ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan

atau kebutuhannya sendiri”. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah

tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat seseorang sudah

tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai

hubungan dengan kepentingan sendiri.

Walgito (2003 : 38) mengatakan Minat adalah “Suatu keadaan dimana

seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek disertai keinginan untuk

mempelajarinya maupun untuk membuktikan objek tersebut lebih lanjut”.

Sedangkah menurut Syah (2003:151) mengatakan bahwa “Minat (Interest) berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat dikatakan bahwa minat

merupakan wujud kecenderungan jiwa berupa gairah atau keinginan yang dapat

mendorong seseorang untuk mendapat terterik dan merasa senang terhadap

sesuatu atau keinginan tertentu.

Dalam diri setiap individu terdapat minat yang berbeda-beda. Salah

satunya adalah membaca. Depdiknas (2002 : 27) mengatakan bahwa membaca

adalah “Proses dimana pikiran kita menerjemahkan lambang-lambang yang

tertulis atau tercetak menjadi suatu gagasan”.

Membaca adalah proses dimana pikiran kita menerjemahkan lambang-

lambang yang tertulis atau tercetak menjadi gagasan yang disampaikan penulis

dan upaya memahami tulisan itu. Dengan demikian dikatakan berhasil membaca

apabila pesan atau tulisan dapat dipahami.


19

Membaca bukan sekedar mengenal dan mengeja kata-kata tetapi jauh lebih

dalam lagi, yaitu memahami gagasan yang disampaikan oleh tulisan itu. Untuk

pemusatan perhatian sangat diperlukan agar pesan atau pengetahuan yang dibaca

dapat dipahami.

Minat membaca timbul dari dalam diri sendiri untuk melakukan kegiatan

membaca yang di pengaruhi oleh beberapa factor-factor yang

mempengaruhiminat baca karena kegiatan membaca merupakan suatu kegiatan

kompleks yang melibatkan koordinasi mata dan kemampuan mental untuk

memahami isi dari bahan bacaan.

Beberapa ahli berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk

membangkitkan minat pada suatu objek adalah dengan menggunakan minat-minat

siswa yang telah ada. Slameto (2010 : 57) mengatakan bahwa:

Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah


diusahakan agar dia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-
hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan
pelajaran yang dipelajari tersebut:

Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak merupakan facotr pendorong

bagi anak dalam melaksanakan usahanya. Sebagai pelajar yang ingin menjadi

anggota masyarakat yang dihormati dan yang bertanggung jawab, maka kita harus

mencurahkan perhatian serta berusaha untuk meningkatkannya. Berdasarkan hasil

penelitian Febrina (2006 : 36) bahwa untuk meningkatkan minat baca ini, maka

kita perlu berusaha:

a. Belajar untuk menyukai membaca dengan jalan membeli tabloid,


Koran dan sebagainya sebagai bacaan ringan.
20

b. Membeli buku dengan bahasa yang mudah dicerna sesuai dengan


tingkat pemahaman terhadap bahasa, hal ini untuk menghindari
kebosanan terhadap suatu bahan bacaan.
c. Membuat jadwal membaca secara teratur setiap harinya,misalnya
malam hari.
d. Mencari tempat membaca yang jauh dari kebisingan agar dapat
membangkitkan kegairahan dalam membaca. Hal ini dilakukan untuk
menghilangkan kejenuhan dalam membaca.

Dengan usaha-usaha yang dijelaskan di atas diharapkan dapat

meningkatkan minat baca. Disamping memanfaatkan minat yang ada pada diri

siswa. Upaya yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan dan memelihara minat

baca dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

1. Tanamkan dalam diri suatu keyakinan dan komitmen bahwa melalui

membaca akan memperoleh banyak keuntungan seperti bertambah

wawasan, semakin arif, dan bertambah ilmu pengetahuan.

2. Ciptakan keadaan sosial dan fisik yang mendukung terpeliharanya

minat baca.

3. Ciptakan suatu tantangan yang dapat mendorong dan menuntut siswa

untuk membaca.

4. Sediakan waktu dan bahan bacaan yang memadai dan menarik.

5. Ciptakan suasana nyaman dan jauh dari kebisingan.

.1.2.1 Tujuan Membaca

Minat dan keinginan membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh

seseorang, termasuk kepada anak dalam usia sekolah. Perlu adanya dorongan dari

keluarga untuk mengembangkan minat bacanya.

Darmono (2007 : 215) mengemukakan:


Tujuan umum membaca adalah untukmendapatkan informasi baru.
21

Tetapi ada tujuan khusus dari kegiatan membaca, yaitu:


Membaca untuk tujuan kesenangan (reading for pleasure)
Membaca untuk meningkatkan pengetahuan (reading for intellectual)
Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan (reading for work)

Minat baca adalah keinginan dan kemauan yang kuat untuk selalu

membaca setiap ada kesempatan atau selalu mencari kesempatan untuk membaca.

Ciri-ciri seseorang yang memiliki minat baca tinggi antara lain:

1. Memanfaatkan waktu luang untuk membaca .

2. Suka mencari waktu untuk membaca.

3. Senantiasa berkeinginan membaca.

4. Melakukan kegiatan membaca dengan senang hati.

.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Baca

Sutarno (2006 : 29), ketika diamati dengan cermat, ada beberapa faktor

yang mampu mendorong bangkitnya minat baca di kalangan masyarakat. Faktor-

faktor tersebut antara lain:

1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan
informasi.
2. Keadaaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya
bahan bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam.
3. Keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adanya iklim
yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.
4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu terutama yang aktual.
5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa didalam membaca, kita harus

mengetahui terlebih dahulu apa tujuan kita untuk membaca buku tersebut. Siswa

diharapkan bisa memilih bahan bacaan yang perlu untuk dibacanya.

.1.3 Pengertian Kesiapan Kerja

Arikunto (2013: 54) “Kesiapan adalah suatu kompetisi sehingga


seseorang yang mampunyai kompetensi berarti seseorang tersebut
22

memiliki kesiapan yang cukup untuk berbuat. Kesiapan merupaka


kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi. Kesediaan itu datang
dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan.
Kesiapan amat perlu diperhatikan dalam suatu proses, karena jika
seseorang sudah ada kesiapan, maka hasilnya akan memuaskan.

Nasution (2011 : 179) “Kesiapan adalah kondisi yang mendahului kegiatan

itu sendiri, tanpa kesiapan atau kesediaan ini proses mental tidak terjadi”.

Asmar (2014 : 172) “Kesiapan kerja adalah suatu kemampuan seseorang

untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, tanpa mengalami

kesulitan, hambatan, dengan hasil yang maksimal, dengan target yang telah

ditentukan.

Kesiapan kerja dapat dipandang sebagai karateristik tertentu berupa

kematangan yang diperoleh seseorang dari pengalaman belajar mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk melakukan aktivitas atau pekerjaan

tertentu pula.

Seseorang yang telah mempunyai kesiapan kerja menurut Sukirin (dalam

Nugroho,2010 : 25) maka mahasiswa harus memiliki pertimbangan-pertimbangan

sebagai berikut:

1. Mempunyai perrimbangan yang logis dan obyektif, yang mana setelah


ia menyelesaikan pendidikannya maka mahasiswa dihadapkan dengan
beragam pilihan diantaranya ialah memasuki dunia kerja. Dalam
menentukan pilihan pekerjaan yang akan dilakukan maka diperlukan
pertimbangan yang logis dan obyektif yang rasional.
2. Mempunyai kemauan dan kemampuan untuk bekerjasama dengan
orang lain. Kesediaan dan kemauan untuk bekerjasama haruslah
didukung dengan kemampuan bekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya.
23

3. Memiliki sikap kritis. Sikap kritis sangat diperlukan dalam bekerja


karena dapat mengembangkan inisiatif dan ide-idekreatif untuk
meningkatkan kualitas kerja.
4. Mempunyai kemampuan adaptasi dengan lingkungan. Adaptasi
dengan lingkungan kerja akan lebih mudah dan cepat diakukan apabila
seseorangsudah mengenal kondisi lingkungan yang baru tersebut
sebelum bekerja.
5. Memiliki keberanian untuk menerima tanggung jawab. Dalam
menjalankan pekerjaan yang dilakukan, sikap tanggung jawab harus
dimiliki oleh setiap pekerja karena secara individu keberanian untuk
menerima tanggung jawab merupakan indikasi kesiapan mental kerja.
6. Mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti perkembangan
sesuai bidang keahlian yang dimiliki. Mahasiswa haruslah mempunyai
keinginan untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan di bidang
keahlian yang dimiliki.

Dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja adalah

kematangan berpikir yang dimiliki seseorang dari pengalaman belajar

untukmalakukan aktivitas atau pekerjaaan tertentu.

.1.3.1 Prinsip-Prinsip Kesiapan Kerja

Prinsip – prinsip readiness menurut Slemeto (2010: 113) adalah sebagai


berikut:
1. Semua prinsip perkembangan berinteraksi (saling pengaruh
mempengaruhi).
2. Kematangan jasmani dan rohani perlu untuk memperoleh manfaat dari
pengalaman.
3. Pengalaman–pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap
kesiapan.
4. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode
tertentu selama masa pembentukan dalammasa perkembangan.

.1.3.2 Aspek-Aspek Kesiapan Kerja

Aspek – aspek kesiapan menurut Slameto (2010: 115-116) adalah sebagai


berikut:
1. Kematangan (maturation)
Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku
akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan mendasari
perkembangan, sedangkan perkembangan ini berhubungan dengan
fungsi – fungsi (tubuh + jiwa) sehingga terjadi diferensiasi.
2. Kecerdasan
24

a. Sensori motor periode (0-2 tahun)


Anak banyak bereaksi reflek, reflek tersebut belum terkordinasi.
Terjadi perkembangan perbuatan sensorikmotor dari yang
sederhana ke yang relatif lebih kompleks.
b. Preoperational period (2-7 tahun)
Anak mulai mempelajari nama-nama dari obyek yang sama dengan
apayang dipelajari orang dewasa dan ditandai dengan memperoleh
pengetahuan/konsep kecakapan yang didapat belum tetap, kurang
cakap merencanakan sesuatu yang dilakukan, bersifat egosentris
dalam arti memandang dunia berdasarkan masa itu saja.
c. Concrete operation (7-9 tahun)
Pikiran anak sudah mulai stabil dalam arti aktivitas batiniah dan
skema pengamatan mulai diorganisasikan menjadi sistem
pengerjaan yang logis. Anak mulai dapat berpikir lebih dulu
akibat-akibat yang mungkin terjadi dari perbuatannya.
d. Formal operational (11 tahun keatas)
Kecakapan anak tidak lagi terbatas pada obyek-obyek yang konkret
serta ia dapat memandang kemungkinan yang ada melalui
pemikirannya, dapat mengorganisasikan situasi/masalah, dapat
berpikir dengan betul.

.1.3.3 Faktor-faktor Kesiapan Kerja

Menurut Soemanto (2003: 191-192), readiness melibatkan faktor-faktor

sebagai berikut:

1. Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis. Hali ini menyangkut


pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadiseperti tubuh pada
umumnya, alat-alat indra, dan kapasitas intelektual.
2. Motivasi yng menyangkut kebutuhan,mint, serta tujuan individu
untuk mempertahankan serta mengembangkan diri. Motivasi
berhubungan dengan sistem kebutuhan dalam diri manusia serta
tekanan-tekanan lingkungan.

Faktor-faktor untuk mencapai tingkat kesiapan kerja menurut Nugroho

(2010 : 24) dipengaruhi oleh tiga hal yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat kematangan, kesiapan dibedakan menjadi kesiapan fisik


dan kesiapan mental yang berhubungan dengan aspek kejiwaan.
2. Pengalaman sebelumnya, pengalaman merupakan salah satu faktor
penentu kesiapan kerja dapat menciptkan suatulingkungan yang
dapat mempengaruhi perkembangan kesiapan seseorang.
25

3. Keadaan mental dan emosi yang serasi, meliputi keadaan kritis


memiliki pertimbangan yang egois, obyektif, bersikap dewasa dan
emosi terkendali, kemauan untuk bekerja dengan orang lain,
mempunyai kemampuan untuk menerima, kemauan untuk maju
serta mengembangkan keahlian yang dimiliki.

Dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja adalah

kematangan yang dimiliki seseorang dari berbagai pengalaman belajar untuk

melakukan aktivitas atau pekerjaan tertentu. Seorang mahasiswa dikatakan siap

untuk bekerja jika mahasiswa tersebut memiliki kesiapan. Kesiapan merupakan

modal utama bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan apa saja sehingga dengan

kesiapan ini diperoleh hasil yng maksimal. Kesiapan kerja yang dimaksud dalam

penelitian ini yaitu keadaan mental dan emosi yang serasi yang meliputi

pertimbangan yang logis dan obyektif, bersikap dewasa dan emosi

terkendali,kemauan untuk bekerja sama dengn orang lain, sikap kritis, ambisi

untuk maju dan berusaha mengikuti perkembangan sesuai bidang keahlian yang

dimiliki, kemampuan adaptasi dengan lingkungan, keberanian untuk menerima

tanggung jawab.

.2 Penelitian Relevan

Penelitian Kharisma Andika, Basori dan Agus Efendi yang berjudul

“Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi dan Prestasi Belajar Terhadap

Kesiapan Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan

Komputer Universitas Sebelas Maret Surakarta” menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi

terhadap kesiapan kerja. (r hitung = 0.1824; p value = 0.00 < 0.05). Tidak terdapat

pengaruh positif dan signifikan antara prestasi belajar terhadap kesiapan kerja. (r
26

hitung = 0.124 < r tabel = 0.1824; p value = 0.188 > 0.05). Terdapat pengaruh positif

dan signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi dan prestasi secara

bersama-sama terhadap kesiapan kerja. (f hitung = 89.243 > f tabel = 3.08)

Penelitian Alfiratus Sholikhah yang berjudul “Pengaruh Keaktifan

Mahassiswa dalam Organisasi terhaadap Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan

Ekonomi FE UNESA Angkatan 2015” hasil penelitian menunjukkan nilai t hitung

sebesar 5.155 dengan taraf 0.001 atau kurang dari 0.05. Sehingga disimpulkan

bahwa keaktifan mahasiswa dalamorganisasi berpengaruh positif terhadap prestasi

belajar mahasiswa dikarenakan mahasiswa yang aktif dalam organisasi

mendapatkan banyak manfaat yang tidak di dapat dalam perkuliahaan.

Penelitian Adi Nugroho dan Djoko Kristianto, suharto yang berjudul

“Pengeruh Keaktifan Berorganisasi, Lingkungan Teman Sebaya, dan Perilaku

Belajar terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi Universitas Slamamet

Triyadi Surakarta” menunjukkan hasil pengujian regresi linear berganda dalam

penelitian ini diperoleh keofesien determinasi R2 sebesar 50,6% sedangkan

sisanya sebesar 49,4% dipengaruhi oleh variabellain yang tidak diteliti.

Penelitian Desy Fitriana Setyaningrum, Hery Sawiji dan Patni

Ninghardjanti yang berjudul “Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dan Prestasi

Belajar Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Administrasi Perkantoran Angkatan 2013 Universitas Sebelas Maret Surakarta

dengan hasil terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Keaktifan

Berorganisasi (X1) terhadap Kesiapan kerja (Y) dengan nilai Rhitung > Rtabel (0,482

> 0,279) sehingga Ho di tolak Ha diterima pada taraf signifikansi 5 % , terdapat


27

pengaruh yang positif dan signifikan Prestasi Belajar (X2) terhadap Kesiapan

Kerja (Y) dengan nilai Rhitung > Rtabel (0,284 > 0,279) sehingga HO ditolak dan Ha

diterima pada taraf signifikansi 5%, terdapat penngaruh yang positif dan

signifikan Keaktifan Berorganisasi (X1) dan Prestasi Belajar (X2) secara bersama-

sama terhadap Kesiapan Kerja (Y) dengan nilai Fhitung > Ftabel (10,350 > 3,195)

sehingga HO ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikansi 5%.

Penelitian oleh Amzar Yulianto dengan judul “Pengaruh Keaktifan Siswa

Berorganisasi Terhadap Peningkatan Soft Skill dan Prestasi Belajar Siswa SMK

Muhammadiyah Prambanan” terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

Keaktifan Siswa Berorganisasi terhadap Soft Skills dengan t hitung 4,166 > ttabel

2,003 pada taraf signifikansi 5% terdapat pengaruh positif dan signifikan

Keaktifan Siswa Berorganisasi terhadap Prestasi Belajar Siswa dengan nilai t hitung

2,367 > ttabel 2,003 pada taraf signifikansi 5%, terdapat pengaruh positif dan

signifikan secara bersama dengan nilai t hitung 2,037 > ttabel 2,003 pada taraf

signifikansi 5%.

.3 Kerangka Berpikir

Kegiatan organisasi merupakan suatu wadah untuk menyalurkan minat dan

bakat mahasiswa yang nantinya akan berorientasikepada pengabdian masyarakat,

penelitian , aktualisasi diri dan peningkatan kapasitas keilmuan yang

diselenggarakan oleh pihak universitas, fakultas maupun dari organisasi

kemahasiswaan yang terdaftar. Kegiatan ini bertujuan menumbuh kembangkan

pribadi peserta didik yang sehat jasmani dan rohani, bertakwa kepada kepada
28

tuhan yang Maha Esa,memiliki kepedulian dan bertanggung jawab melalui

berbagai kegiatan yang positif di bawah naungan lembaga pendidikan.

Dengan mengikuti organisasi mahasiswa dapat memperluas wawasan,

menyalurkan bakat, minat serta membentuk suatu pribadi yang kritis dimana hal

itu tidak diperoleh di dalam kelas yang formal. Melalui kegiatan organisasi,

mahasiswa juga akan memiliki kesiapan kerja karena secara tidak langsung

mahasiswa dapat memperoleh pengalaman-pengalaman dari kegiatan organisasi.

Selain keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi ada juga faktor lain yang

mendukung kesiapan kerja mahasiswa yaitu minat baca. Minat baca adalah suatu

keinginan yang kuat terhadap kegiatan membaca yang benar-benar berasal dari

dalam diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Sedangkan faktor yang

mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan membaca adalah kemauan yang

kuat disertai rasa ketertarikan dari dalam dirinya sendiri untuk membaca.

Kegiatan organisasi merupakan suatu wadah untuk menyalurkan minat dan

bakat mahasiswa yang nantinya akan berorientasi kepada pengebdian masyarakat,

penelitian, aktualisasi diri danpeningkatan kapasitas keilmuan. Minat baca

merupakan suatu keinginan kut terhadap kegiatan membaca yang benar-benar

berasal dari dalam dirisendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Dengan

mengikuti perkuliahan dan organisasi mahasiswa, secara langsung melatih

kemampuan baik secara kognitif, afektif,dan psikomotor sehingga mereka

memiliki kesiapan kerja.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat digambarkan alur berpikir

sebagai berikut:
29

Gambar 2. Kerangka Berpikir

X2
Keaktifan Berorganisasi
Mahasiswa
Y
Kesiapan Kerja
Mahasiswa

X1
Minat Baca Mahasiswa

Keterangan:

X1 = Keaktifan Mahasiswa dalamOrganisasi

X2 = Minat Baca

Y = Kesiapan Kerja

.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan keaktifan mahasiswa

dalam organisasi terhadap kesiapan kerja.

2. Terdapat pengaruh yang sositif dan signifikan minat baca terhadap

kesiapan kerja.

3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan keaktifan mahasiswa

dalam organisasi dan minat baca secara bersama-sama terhadap

kesiapan kerja mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai