Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aditya Dany

NIM : 6102417076
Rombel : PGPJSD C

MENGANALISIS ISI UU NO. 14 TAHUN 2005 BAGIAN KEDUA PASAL 14 DAN 15

Pada pasal terdapat 11 ayat yaitu sebagai berikut


1. Pada ayat 1a menyatakan bahwa hal ini relevan dengan apa yang sudah diberikan oleh seorang
guru terutama jasanya, karena bisa di bilang profesi guru kurang di perhatikan oleh pemerintah
apalagi guru yang masih honorer hanya mendapat gaji jauh dari kata layak. Tidak sebanding
dengan ilmu yang sudah di ajarkan kepada siswanya.
2. Pada ayat 1b dijelakan bahwa Mendapatkan promosi dan penghargaan prestasi kerja memang
sangat perlu, jadi guru tidak hanya mengandalkan, bersaing untuk dapat masuk pegawai negeri
sipil untuk kesejahteraan hidupnya.
3. Pada ayat 1c dijelakan bahwa Memperoleh perlindungan dan hak atas kekayaan intelektual,
mengingat semakin kesini sudah banyak terjadi peristiwa siswa berani melawan guru bahkan
murid sedikit-sedikit melapor ke pihak berwajib karena tidak terima atas perlakuan guru.
Padahal pada jaman dulu perlakuan tersebut adalah hal yang biasa, dengan tujuan hanya
sebatas siswa mau lebih semangat lagi. Hak atas kekayaan intelektual memang harus kita
hargai, karena guru sendiri dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
4. Pada ayat 1d. Seorang guru haruslah di beri waktu atau kesempatan untuk meningkatkan
sebuah kompetensinya, karena seorang pendidik biasanya memiliki daya pikir yang luas untuk
diterapkan dalam kompetisi tersebut. Janganlah di batasi untuk mengembangkan kreatifitas
dan pemikiran seseorang pendidik.
5. Pada ayat 1e. Memperoleh dan memanfaatkan sarpras memang paling penting dalam
melaksanakan pembelajaran, dalam pembelajaran sarpras tersebut yang paling bersinggungan
langsung dengan seorang pendidik. Sarpras adalah suatu fasilitas seorang pendidik untuk
melaksanakan pembelajaran.
6. Pada ayat 1f. Seorang guru harus memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian, ikut
menentukan kelulusan dll, karena secara tidak langsung seorang guru lah yang paling mengerti
tentang perjalanan seluk beluk para siswanya selama belajar di bangku sekolah.
7. Pada ayat 1g. Seperti yang sudah saya utarakan analisis di ayat 1c, rasa aman dan jaminan
keselamatan dalam melaksanakan tugas tidak bisa di pandang sebelah mata. Di Indonesia kita
ketahui adalah sebagai negara hukum, karena sudah banyak sekali kasus yang sudah terjadi
orang tua sebagai wali siswa menuntut seorang guru. Padahal jika di telusuri kebanyakan kasus
tersebut dapat terjadi karena siswa-siswa tersebut sudah mulai luntur rasa hormatnya kepada
gurunya.
8. Pada ayat 1h. Sebuah kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi juga seharusnya
tidak dipermasalahkan, karena setiap orang memiliki kebebasan dalam berorganisasi.
9. Pada ayat 1i. Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan juga masuk
akal, karena paling mengerti betul bagaimana keadaan di lapangan yang sebenarnya terjadi.
Tidak perlu semuanya hanya cukup perwakilan dari pihak guru tersebut.
10. Pada ayat 1j. Dalam pengembangan dan peningkatan kualifikasi akademik dan kompetensi
seorang guru juga harus memperoleh kesempatan, karena dalam bidang akademik dan
kompetensi seorang pendidik lah yang sebenarnya paling paham dan mengerti bagaimana
perkembangannya yang berada di lapangan.
11. Pada ayat 1k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya ini adalah
inti dari segala inti, tidak cukup hanya sebuah ijazah untuk menjadi ukuran seorang guru dapat
menjadi seorang pendidik karena dengan mendapatkan sebuah pelatihan dan pengembangan
profesi ilmu yang di dapat oleh guru akan lebih lengkap dan berisi.

Pasal 15 terdapat 3 auat, berikut analisisnya”


1. Pada ayat 1 disebutkan bahwa penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum disesuaikan
dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi, hal ini sangat relevan dengan kehidupan nyata
dimasa kini sebabnya tunjangan ataupun gaji pokok disesuaikan dengan pangkat guru tersebut,
sudah tersertifikasinya atau belum seorang guru. Sehingga setiap guru mempunyai penghasilan
yang berbeda – beda tergantung dari tingganya golongan,
2. Pada ayat 2 menebutkan bahwa gaji guru yang diangkat oleh pemerintah disesuaikan dengan
perundang – undangan sudahlah relevan karena adanya kaitannya dengan perundang undangan
maka hal ini kana terikat dengan hukum dan sifatnya mutlak. Jadi semua guru yang telah
menjadi PNS contohnya akan memiliki hak gaji yang sama akan tetapi penggajian di bedakan
berdasarkan golongan atau pangkat.
3. Pada ayat 3 menyebutkan bahwa guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat digaji dengan perjanjian kerja. Benar saja kini guru yang
diangkat berdasarkan penyelenggaraan masyarakat atau yang disebut guru honorer digaji
sesuai dengan kesepakatan kerja, akan tetapi gaji yang bukanlah sepenuhnya kesepakatan
karena gaji yang diberikan merupakan sebuah penawaran gaji tanpa adanya bernogisiasi gaji,
hal ini sangat tidaklah sebanding dengan tugas seorang guru yang bertujuan untuk
mencerdaskan generasi muda akan tetapi gaji yang didapatkan tidak dapat mencukupi
kebutuhan sehari – hari.

Anda mungkin juga menyukai