Rizki Khalalia
Abstract
___________________________________________________________________
The efforted to control dengue fever depended on control of the Aedes aegypti larvae. The used of natural
insecticides should be developed as easily biodegradable in nature. Tobacco waste in Indonesia is very
abundant amount of 55776.24 tonnes per year. Tobacco waste contains alkaloid, essential oil, nicotine and
flavonoid which its function as insecticides. This research was conducted to know the effectiveness granule
extract tobacco waste (Nicotiana tabacum L.) to kill Aedes aegypti larvae. This research was true experimental
research, with the design of post test only with control group with three variations of the extract concentration
10%, 15%, dan 20% with four times repetitions.This research was conducted in 2016. The result showed that
there was corelation between Nicotiana tabacum L.extract in granul with larvae mortality (p=0.001). From
probit analysis test, LC50 was found in 23,965% and LC90 in 4 0,957%. LT50 of 20% was 362.625 hours, while
LT90 was 544.488 hours. The conclusion of this study is granule extracts of tobacco waste has larvicidal effect
on Aedes aegypti larvae.
Alamat korespondensi: pISSN 2252-6781
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang
eISSN 2548-7604
E-mail: senyum_khalal@yahoo.com
366
Rizki Khalalia / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
PENDAHULUAN
367
Rizki Khalalia / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
tembakau di Indonesia mencapai 166,262 Ton. untuk tiap kelompok dengan pengulangan 4
Hal ini menyebabkan potensi limbah batang kali. Kelompok perlakuan dibagi menjadi 6
dan akar tembakau di Indonesia sangat kelompok antara lain 2 kelompok sebagai
melimpah, dengan jumlah 55.776,24 ton per kelompok kontrol, 4 kelompok sebagai
tahun atau 152,81 ton per hari (Banarjee, kelompok eksperimen dengan berbagai
2015). Insektisida nabati menggunakan konsentrasi perlakuan. Jumlah seluruh sampel
limbah tembakau tidak meninggalkan residu yaitu 480 sampel.
yang berbahaya pada tanaman maupun Alat untuk pembuatan ekstrak limbah
lingkungan (Tuti et al, 2014). Berdasarkan tembakau: blender, erlenmeyer, labu takar, kain
berbagai informasi tersebut, maka diperlukan penyaring, termometer, arloji, timbangan
penelitian mengenai uji daya bunuh granul digital, gelas ukur, rotary evaporator. Bahan
ekstrak limbah tembakau (Nicotiana tabacum L untuk pembuatan ekstrak: limbah tembakau ±
) terhadap larva Aedes aegypti. Tujuan dari 4 kg, Ethanol 95% sebagai larutan penyaring
penelitian ini adalah untuk mengetahui daya (pelarut), dextrin, Aquades untuk pengenceran
bunuh granul ekstrak limbah tembakau konsentrasi ekstrak limbah tembakau.
(Nicotiana tabacum L) terhadap kematian larva Alat untuk perlakuan: thermometer,
Aedes aegypti. kertas pH, paper cup, gelas plastik kecil 250 ml,
gelas ukur, sendok, lidi, timbangan digital,
METODE stopwatch, hand counter, lembar observasi, alat
tulis. Bahan untuk perlakuan: larva Aedes
Desain yang digunakan dalam aegypti instar III, aquades, ekstrak limbah
penelitian adalah post test only control group tembakau dalam bentuk granul.
design, dimana objek penelitian ini dibagi Perlakuan pemberian ekstrak limbah
menjadi dua kelompok perlakuan. Kelompok tembakau dalam bentuk granul (Nicotiana
pertama disebut sebagai kelompok perlakuan, tabacum L.) dimulai dengan melakukan
yaitu kelompok yang diberi ekstrak limbah persiapan larva Aedes aegypti dan aquadest
tembakau dalam bentuk granul dengan dosis sebanyak 800 ml. Granul ekstrak limbah
yang berbeda. Kelompok yang kedua disebut tembakau ditimbang sesuai dengan konsentrasi
sebagai kelompok kontrol, yaitu kelompok yang dibutuhkan (10%, 15%, 20%), lalu
yang tidak diberi ekstrak limbah tembakau dimasukkan ke dalam gelas plastik kecil 250
dalam bentuk granul. ml. Ditambahkan air sebanyak 100 ml dengan
Perlakuan menggunakan ekstrak gelas ukur 100 ml ke dalam wadah. Pada
limbah tembakau dalam bentuk granul hanya masing-masing wadah dimasukkan 20 ekor
diberikan pada kelompok eksperimen, pada larva Aedes aegypti. Catat jumlah larva yang
kelompok kontrol negatif diberi perlakuan mati pada lembar observasi sesuai periode
menggunakan air, sedangkan pada kelompok waktu yang telah ditentukan. Setiap kelompok
kontrol positif diberi perlakuan menggunakan perlakuan dilakukan 4 kali pengulangan. Hasil
abate dan dextrin. Pengukuran pada ketiga pemeriksaan dari masing-masing konsentrasi
kelompok sampel tidak dilakukan pada awal dibuat dalam suatu garis regresi untuk
perlakuan, tetapi dilakukan 24 jam setelah menentukan LC50 dan LC90.
perlakuan dengan menghitung jumlah larva Data yang diperoleh dianalisis secara
yang mati. statistik yang digunakan yaitu uji probit, uji
Besar sampel pada penelitian ini normalitas data dengan menggunakan saphiro
adalah 20 ekor larva Aedes aegypti instar III wilk, uji homogenitas varians dengan uji levene,
368
Rizki Khalalia / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kematian Larva Aedes aegypti Setelah Kontak dengan Granul Ekstrak
Limbah Tembakau Selama 24 Jam
Kelompok Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
Granul 10% 6 6 1 0 13 4,33 (16,25%)
Granul 15% 6 4 5 7 23 5,75 (28,75%)
Granul 20% 7 7 6 5 25 6,25 (31,25%)
Dextrin 10% 0 0 1 0 1 0,25 (1,25%)
Air 100 ml 0 0 0 0 0 0 (0%)
Abate 0,01 mg/ 100 ml 20 20 20 20 80 20 (100%)
Kematian larva Aedes aegypti terdapat karena faktor lingkungan (suhu, pH, dll).
pada semua kelompok perlakuan, hal ini Kematian larva Aedes aegypti disebabkan oleh
membuktikan bahwa kematian pada kelompok senyawa aktif yang terkandung dalam granul
perlakuan disebabkan oleh granul ekstrak limbah tembakau yaitu alkaoid, minyak atsiri,
limbah tembakau (Nicotiana tabacum L), bukan nikotin dan flavonoid. Saponin dapat
369
Rizki Khalalia / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
menurunkan tegangan permukaan selaput akhirnya akan mati. Larva Aedes aegypti
mukosa traktus digestivus larva, sehingga dikatakan mati apabila larva tersebut sudah
dinding traktus digestivus menjadi korosif. tidak bergerak bila disentuh dan berada di
Senyawa atau unsur yang bersifat toksik atau dasar air, serta tidak muncul lagi ke
racun, apabila masuk ke dalam tubuh dapat permukaan air. Larva yang mati nampak
menyebabkan kematian pada larva. Hasil kelihatan putih pucat (Alvira, 2009).
pengamatan, larva Aedes aegypti yang telah Persentase kematian larva (%) Aedes
diberikan konsentrasi ekstrak limbah tembakau aegypti pada berbagai pemberian berat granul
dalam bentuk granul akan mengalami ekstrak limbah tembakau bisa dilihat pada
perubahan tingkah laku dimana gerakan yang grafik berikut.
sebelumnya aktif akan menjadi lamban, dan
Grafik 1. Grafik Kematian Larva Aedes aegypti dengan Pemberian Granul Ekstrak Limbah
tembakau.
20
15
Replikasi 1
10 Replikasi 2
Replikasi 3
5 Replikasi 4
0
air Dekstrin Granul Granul Granul Abate 10
10% 15% 20% mg/ 100
ml
Berdasarkan grafik di atas, didapatkan Pada menit ke-1.440 merupakan waktu puncak
kenaikan berat granul ekstrak limbah dalam kematian larva. Penelitian Oktavia dkk
tembakau yang diikuti kenaikan kematian (2012) yang membuktikan angka kematian
larva. tertinggi terjadi pada menit ke-1.440 karena
Berikut ini adalah hasil pengamatan senyawa metabolit sekunder seperti tanin,
kematian larva nyamuk Aedes aegypti pada saponin, flavonoid, dan eugenol sebagian besar
pengujian larvasida selama 24 jam berdasarkan dapat larut setelah 24 jam. Jadi besarnya
periode waktu. konsentrasi dan lama paparan ekstrak limbah
Kematian tertinggi pada semua tembakau dalam bentuk granul sangat
kelompok uji ekstrak limbah tembakau dalam menentukan besarnya jumlah dan kecepatan
bentuk granul terjadi pada menit ke-1.440. kematian larva nyamuk Aedes aegypti.
370
Rizki Khalalia / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
Konsentrasi Waktu
5’ 10’ 15’ 30’ 45’ 60’ 120’ 180’ 1.440’
Air 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Granul 10% 0 0 0 0 0 0 0 0 13
Granul 15% 0 0 0 0 0 0 1 1 21
Granul 20% 0 0 0 0 0 1 2 1 21
Abate 0 0 0 31 17 26 5 0 0
Dekstrin 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Variabel yang diuji secara univariat konsentrasi 10% rata-rata pada 4 replikasi
adalah % kematian larva pada setiap dapat membunuh 16,25%% larva, konsentrasi
konsentrasi yang diuji setelah kontak dengan 15% dapat membunuh 28,75% larva,
granul ekstrak limbah tembakau pada setiap konsentrasi 20% dapat membunuh 31,25%
konsentrasi. Berikut adalah hasil analisis larva. Pada kelompok kontrol, didapatkan
univariat % kematian larva setelah kontak hasil 0% rata-rata kematian larva pada
dengan granul ekstrak limbah tembakau pada konsentrasi 0 % granul ekstrak limbah
setiap konsentrasi. tembakau (air), kematian larva 100% pada
Hasil pengamatan yang dilakukan pemberian abate 10 mg/ 100 ml, serta
selama 24 jam pada penelitian, didapatkan kematian larva 1,25% pada pemberian dextrin
hasil bahwa granul limbah tembakau 10%.
371
Rizki Khalalia / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
p= 0,001, berarti ada perbedaan rata-rata nikotin (Susanti, 2012). Senyawa alkaloid
jumlah kematian larva maka dilanjutkan uji yang terdapat pada tanaman tembakau
Mann-Whitney untuk mengetahui pasangan berfungsi sebagai racun perut, dan flavonoid
nilai mean yang berbeda secara signifikan. berfungsi sebagai racun saraf (Susanto dkk,
Hasil analisis Post Hoc dengan Mann- 2010). Alkaloid bertindak sebagai racun
Whitney menunjukkan bahwa adanya perut dimana semua alkaloid mengandung
perbedaan pasangan rata-rata jumlah kematian satu atau dua atom hidrogen yang bersifat basa
larva Aedes aegypti secara signifikan (p < 0,05). (Nuryanti, 2013). Alkaloid juga memiliki
Nilai konsentrasi yang tidak berbeda yaitu aktivitas hipoglikemi atau penurunan kadar
konsentrasi granul 10% dengan granul 15%, glukosa darah. Flavonoid berfungsi sebagai
granul 20%, dan dextrin 10%, konsentrasi racun saraf yang masuk kedalam permukaan
granul 15% dengan granul 20%, dan tubuh serangga melalui sistem pernafasan
konsentrasi dextrin 10% dengan air. berupa spirakel dan akibatnya menimbulkan
Kematian larva dikarenakan adanya kelayuan pada sistem saraf, lama –
kontak dengan granul ekstrak limbah kelamaan tidak bisa bernafas dan akhirnya
tembakau. Hal ini sesuai dengan pendapat mati. Berdasarkan penelitian Susanti (2012),
Nopianti (2008) yang menyatakan bahwa Kandungan nikotinnya yang tinggi juga
semakin tinggi dosis larvasida yang diberikan mampu mengusir serangga. Dalam cara
maka semakin tinggi pula rata-rata kematian kerjanya, nikotin akan mempengaruhi ganglia
larva nyamuk Aedes aegypti. Dapat dikatakan dari sistem saraf pusat serangga. Pada kadar
bahwa kematian pada larva uji dikarenakan yang rendah, nikotin akan menyebabkan
kandungan senyawa kimia yang berada di konduksi transinaptis, sedang pada kadar yang
dalam granul ekstrak limbah tembakau tinggi akan menyebabkan penghambatan
(Nicotiana tabacum L.). konduksi (blocking conduction) karena terjadinya
Pengaplikasikan ekstrak limbah peresapan ion nikotin ke dalam benang saraf
tembakau (Nicotiana tabacum L.) dalam bentuk yang kemudian akan mematikan serangga.
granul bertujuan agar mudah diaplikasikan ke Kelebihan granul ekstrak limbah
masyarakat. Selain itu, ekstraksi dalam bentuk tembakau antara lain yaitu Limbah tembakau
sediaan granul bisa bertahan lama (awet) (Nicotiana tabacum L.) merupakan substrat yang
selama 1 tahun dibandingkan dengan ekstraksi sangat potensial, keberadaannya sangat
dalam bentuk infusa maupun maserasi (ekstrak melimpah di alam, sangat murah karena
kental) yang hanya bertahan dalam waktu 1 berupa limbah, dan mudah didapat. Produksi
bulan. Pada proses pembuatan ekstrak, granul ekstrak limbah tembakau dapat turut
menggunakan metode maserasi dengan pelarut serta mengatasi masalah limbah karena
etanol 95%. Etanol merupakan pelarut yang Indonesia merupakan Negara dengan
bertujuan untuk membantu penguapan. perkebunan tembakau terluas di dunia
Setelah didapatkan ekstrak kental, kemudian sehingga hal ini menyebabkan potensi limbah
ditambahkan dextrin dengan perbandingan 1:1 batang dan akar tembakau di Indonesia sangat
agar dapat mengubah ekstrak kental menjadi melimpah, dengan jumlah 55.776,24 ton per
granul. tahun atau 152,81 ton per hari (Prasetya,
Kandungan senyawa kimia yang ada di 2015). Selama ini pengolahan limbah
dalam limbah tembakau yaitu alkaloid (Zaidi tembakau dilakukan secara konvensional yaitu
et al., 2004), flavonoid dan minyak atsiri pembakaran. Pembakaran limbah tembakau
(Machado et al., 2010; Palic et al., 2002) dan dapat mencemari lingkungan serta
372
Rizki Khalalia / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
membahayakan bagi kesehatan karena asap Berdasarkan hasil penelitian yang telah
yang dihasilkan sehingga perlu dilakukan dilakukan tentang “Uji Daya Bunuh Granul
pengolahan dan pemanfaatan limbah Ekstrak Limbah Tembakau (Nicotianae
tembakau. tabacum L.) terhadap Larva Aedes aegypti”,
Kelebihan lainnya yaitu aman dan dapat diambil simpulan bahwa ekstrak limbah
tidak menimbulkan resisten. Variasi insektisida tembakau (Nicotiana tabacum L.) dalam bentuk
seperti penggunaan insektisida nabati dapat granul memiliki efek larvasida terhadap
berfungsi sebagai upaya pencegahan nyamuk Aedes aegypti karena dapat mematikan
timbulnya resistensi pada organisme sasaran. 31,25% larva.
Limbah tembakau (Nicotiana tabacum L.) dapat
digunakan sebagai insektisida yang ramah UCAPAN TERIMAKASIH
lingkungan karena mudah diurai di alam.
Berdasarkan Tuti (2014), Insektisida nabati Ucapan terima kasih kami sampaikan
menggunakan limbah tembakau tidak kepada Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan,
meninggalkan residu yang berbahaya pada Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat,
tanaman maupun lingkungan. dosen pembimbing skripsi, seluruh staff LPPT-
Kelebihan granul ekstrak limbah UGM dan Laboratorium Biologi FMIPA
tembakau selanjutnya yaitu produk tahan lama UNNES atas ijin yang diberikan dalam
dan mudah dibasahi pelarut. Ekstrak menjadi pelaksanaan penelitian ini.
granul tidak memilik dampak negatif, tidak
menimbulkan resisten, dan lebih tahan lama DAFTAR PUSTAKA
dalam penyimpanan. Granul biasanya lebih
tahan terhadap udara, lebih mudah dibasahi Alvira, N., Satoto, T.B.T., and Murtiningsih, B. 2009.
Differences of Risk Factor that Affect The
oleh pelarut. Formulasi ekstrak dalam bentuk
Existence of The Larvae Dengue Vector (Aedes
granul merupakan formulasi yang paling tahan aegypti and Aedes albopictus) Between The
lama dibanding formulasi yang lain. Formulasi Endemic and Sporadic Villages in Banguntapan
dalam bentuk granul dapat bertahan selama 1 Sub Distric Bantul District. Medika Respati. Jurnal
tahun sedangkan ekstraksi dalam bentuk infusa Ilmiah Kesehatan, 4 (4) :69-87
373
Rizki Khalalia / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
Nuryanti, E. 2013. Perilaku Pemberantasan Sarang Susanti L, Boesri H,. 2012. Toksisitas Biolarvasida
Nyamuk di Masyarakat, Jurnal Kesehatan Ekstrak Tembakau Dibandingkan dengan Ekstrak
Masyarakat : 9 (1) 15-23 Zodia terhadap Jentik Vektor Demam Berdarah
Dengue (Aedes Aegypti). Bulletin Penelitian
Oktavia, A., Suwondo, Febrita E,. 2012. Efektivitas Kesehatan, 40 (2) : 75 – 84
Ekstrak Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi
L.) terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes Susanto D., Rahmad A., 2010 Daya racun Ekstrak Daun
aegypti. Jurnal Sagu Universitas Riau, 1 (1) : 1-8. Sirih (Piper aduncum L) terhadap Larva nyamuk
Aedes aegypti, Skripsi, Universitas Mulawarman,
Palic, R., Stojanovic G., Alagic S., Nikolic M. & Samarinda.
Lepojevic Z. 2002. Chemical Composition and
Antimicrobial Activity of The Essential Oil and Tuti Harina K., Wijayanti R., Supriyanto., 2014.
CO2 Extracts of Semi-orientl Tobacco, Prilep. Efektivitas Limbah Tembakau Terhadap Wereng
Flavour Fragr J., 17: 323 - 326. Coklat dan Pengaruhnya Terhadap Laba-Laba
Predator. Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian, 29 (1) :18
Pratiwi, Ameliana. 2014. Studi Deskriptif Penerimaan
Masyarakat terhadap Larvasida Alami. Unnes Wai, K.T., Htun, P.T., Oo, T., Myint, H., Lin, Z.,
Journal of Public Health, 3 (2) : 1-10 Kroeger,A., Sommerfeld, J., and Petzold, M.
2012. Community-centred Eco-bio-social
Purnama, S..G. and Satoto, T.B.T. 2012. Maya Index Approach to Control Dengue Vectors: an
dan Kepadatan Larva Aedes aegypti terhadap Intervention Study from Myanmar. Pathogens and
Infeksi Dengue. Makara Kesehatan, 16 (2): 57-64 Global Health, 106 (8): 461-468
Sukowinarsih, T.E., and Cahyati, W.H. 2010. Hubungan Zaidi, M. I., Gul, A. & Khattak, R. A. 2004.
Sanitasi Rumah Tangga dengan Angka Bebas Antibacterial Activity of Nicotine and It’s
Jentik Aedes aegypti. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Mercury Complex. Sarhad J. Agric, 20 (4): 619 -
6 (1) :30-35 622
374