Anda di halaman 1dari 23

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI GEOSTRATEGI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan


Dosen pengampu :
Wajihuddin, S.Pd., M.Hum.

Anggota Kelompok :

Dimas Hari Pamungkas 181710301042

Achmadi Anwarul Fahmi 181710301046

Bellinda Traviata Prakarti 181710301050

Siti Hasana 181710301052

Rahmat Agung Pramono 181710301054

Robinsha Herayasa Armando 181710301070

UNIVERSITAS JEMBER

2019
DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR ISI.....................................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Pengertian Geostrategi..................................................................3
2.2 Pengertian Ketahanan Nasional....................................................3
2.3 Konsep Ketahanan Nasional.........................................................4
2.4 Unsur-Unsur Ketahanan Nasional................................................5
2.4.1 Unsur, elemen, atau faktor yang mempengaruhi ketahanan nasional
suatu Negara...............................................................................5
2.4.2 Unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia dengan nama
Astagrata..................................................................................6
2.4.3 Penjelasan atas tiap gatra dalam ketahanan nasional..............7
2.5 Cara Meningkatkan Ketahanan Nasional di Indonesia dalam
Menghadapi era globalisasi.......................................................9
2.5.1 Aspek Trigatra...........................................................................11
2.5.2 Aspek Pancagatra......................................................................11
BAB 3. PENUTUP..........................................................................................15
3.1 Kesimpulan.....................................................................15
3.2 Saran...............................................................................15
DAFTARPUSTAKA.......................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Banyak negara yang memperoleh kemerdekaannya karena perjuangan
rakyat mereka yang gigih mencapainya. Negara itu akan tetap berdiri apabila
tetap selalu dijaga dan dipertahankan oleh seluruh rakyat bersama
pemerintahannya. Demikian juga dengan Indonesia. Mampukah rakyat
Indonesia menjaga dan mempertahankan ketuhanan dan kelangsungan hidup
negara kesatuan Republik Indonesia.
Dalam perjuangan mencapai cita-cita/ tujuan nasionalnya bangsa
Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-
kadang membahayakan keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi
ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan,
keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional. Kondisi atau
situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-ubah tidak
statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun
besarnya. Karena itu ketahanan nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan,
sesuai dengan kondisi serta ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang
disebut dengan sifat dinamika pada ketahanan nasional. Kata ketahanan
nasional telah sering kita dengar disurat kabar atau sumber-sumber lainnya.
Objek pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Keputusan
Dirjen Pendidikan Tinggi No.43/DIKTI/KEP/2006 salah satu yang menjadi
substansi kajiannya adalah Geostrategi Indonesia. Di mana Pancasila
merupakan dasar filosofi geostrategi Indonesia. Hal ini berdasarkan analisis
sistematis bahwa Pancasila merupakan core philosophy dari Pembukaan UUD
1945, yang menurut ilmu hukum berkedudukan sebagai
staatfundamentalnorm. Geostrategi diartikan sebagai metode untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional dengan memanfaatkan
geopolitik Indonesia. Dengan Pancasila sebagai dasarnya, maka pembangunan
Indonesia akan memiliki visi yang jelas dan terarah.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun dalam pembahasan makalah yang berjudul Ketahanan
Nasional sebagai Geostrategi Indonesia ini mengangkat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Geostrategi?
2. Apa yang dimaksud dengan ketahanan nasional ?
3. Bagaimana konsep ketahanan nasional di Indonesia?
4. Apa saja unsur-unsur ketahanan nasional ?
5. Bagaimana meningkatkan Ketahanan Nasional Indonesia dalam
menghadapai era globalisasi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah yang berjudul Geostrategi
Indonesia sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui maksud dari Geostrategi.
2. Untuk mengetahui maksud dari ketahanan nasional.
3. Untuk mengetahui perkembangan konsep ketahanan nasional di Indonesia.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur ketahanan nasional.
5. Untuk mengetahui cara meningkatkan Ketahanan Nasional Indonesia
dalam menghadapi era globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Geostrategi
Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi. Geografi merujuk
kepada ruang hidup nasional, wadah, atau tempat hidupnya bangsa dan
negara Indonesia. Strategi diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan
semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam
keadaan perang dan damai.
Atas dasar pengertian sederhana diatas, bangsa Indonesia memandang
geostrategi sebagai strategi dalam memanfaatkan keadaan atau konstelasi
geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan tujuan, dan sarana-
sarana guna mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional bangsa
Indonesia.
Geostrategi Indonesia dirumuskan bukan untuk kepentingan politik
menguasai bangsa lain atau perang, tetapi sebagai kondisi, metode, dan
doktrin untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional di dalam
melaksanakan pembangunan nasional guna merealisasikan amanat
Pembukaan UUD 1945 di dalam mewujudkan cita-cita proklamasi bangsa
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur; serta
mewujudkan tujuan nasional: melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadailan sosial.
2.2 Pengertian Ketahanan Nasional
Menurut Lemhanas pada 1969, Ketahanan Nasional adalah keuletan
dan daya tahan kita menghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar
maupun dari dalam yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan
kelangsungan negara dan bangsa Indonesia.
Menurut SK Menhankam / Pangab No.SKEP / 1382 / XII / 1974,
Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan,
tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan nasional.
2.3 Konsep Ketahanan Nasional di Indonesia
Konsepsi Ketahanan Nasional Republik Indonesia adalah konsepsi
pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi, dan selaras pada seluruh
aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan
Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara.
Konsepsi Ketahanan Nasional untuk pertama kali dimasukan dalam
GBHN 1973 yaitu ketetapan MPR No. IV/MPR/1973. Rumusan ketahanan
nasional dalam GBHN 1973 adalah sama dengan rumusan ketahanan nasional
tahun 1972 dari lemhanas. Rumusan mengenai ketahanan nasional dalam
GBHN adalah sebagai berikut:
1. Untuk tetap memungkinkan berjalanya pembangunan nasional yang
selalu harus menuju ketujuan yang ingin dicapai dan agar dapat secara
efektif dielakkan dari hambatan, tantangan, ancaman, dan gangguan
yang timbul baik dari luar maupun dari dalam negeri.
2. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi
dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan Negara.
3. Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik,
ketahanan ekonomi, ketahanan social budaya, dan ketahanan
pertahanan keamanan.
4. Ketahanan ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang
berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi pancasila yang
mengandung kemampuan untuk menggalang dan memelihara
persatuan dan kesatuan nasional.
5. Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia
yang berlandaskan demokrasi politik berdasarkan pancasila dan UUD
1945.
6. Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa
yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang berdasarkan pancasila
yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang
sehat.
7. Ketahanan sosial budaya adalah kondisi kehidupan sosial budaya
bangsa yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan pancasila yang
mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan
kehidupan sosial budaya.
8. Ketahanan Pertahanan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang
dilandasi kesadaran bela Negara seluruh rakyat yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan Negara.
Menyimak rumusan mengenai konsepsi ketahanan nasional dalam
GBHN tersebut, kita kembali mengetahui akan adanya tiga wujud atau wajah
konsep ketahanan nasional, yaitu:
1. Ketahanan nasional sebagai metode pendekatan sebagaimana
tercermin dari rumusan pertama.
2. Ketahanan nasional sebagai kondisi sebagaimana tercermin dari
rumusan kedua.
3. Ketahanan nasional sebagai doktrin dasar nasional sebagaimana
tercermin dari rumusan ketiga.
2.4 Unsur-unsur Ketahanan Nasional
2.4.1 Unsur, elemen atau factor yang mempengaruhi ketahanan nasional suatu
Negara
Unsur, elemen atau factor yang mempengaruhi ketahanan nasional
suatu Negara terdiri atas beberapa aspek, diantaranya:
A. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthou
1) Faktor tetap (stable factors) terdiri atas geografi dan sumber
alam.
2) Faktor berubah (dynamic factors) terdiri atas kemampuan
industri, militer, demografi, karakter nasional, moral
nasional, dan kualitas diplomasi.
B. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray
1) Tangible factors terdiri atas penduduk, kemampuan industri,
dan militer.
2) lntangible factors terdiri atas karakter nasional, moral
nasional, dan kualitas kepemimpinan.
C. Unsur kekuatan nasional menurut Palmer & Perkins
Terdiri atas tanah, sumber daya, penduduk, teknologi,
ideologi, moral, dan kepemimpinan.
D. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra
1) Alamiah terdiri atas geografi, sumber daya, dan penduduk.
2) Sosial terdiri atas perkembangan ekonomi, struktur politik,
budaya dan moral lainya.
3) Lain-lain: ide, intelegensi dan diplomasi.
E. Unsur kekuatan nasional menurut Cline
Unsur-unsur kekuatan terdiri atas sinergi antara potensi
temografi dan geografi, kemampuan ekonomi, militer, starategi
nasional.
F. Unsur kekuatan nasional model Indonesia
Pemikiran tentang Gatra dalam ketahanan nasional
dirumuskan dan dikembangkan oleh Lemhanas.
2.4.2 Unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia dengan nama Astagrata

Unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia dikenal dengan nama


Astagrata yang terdiri atas Trigatra dan Pancagatra.
a. Trigatra adalah aspek alamiah (tangible) yang terdiri atas penduduk,
sumber daya alam, dan wilayah.
b. Pancagatra adalah aspek sosial (intangible) yang terdiri atas ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

2.4.3 Penjelasan atas tiap gatra dalam ketahanan nasional


A. Unsur atau Gatra Penduduk
Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional
negara yang bersangkutan. Faktor yang berkaitan dengan penduduk
negara meliputi dua hal:
1. Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos
kerja, dan kepribadian.
2. Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan,
persebaran, perataan, dan perimbangan penduduk ditiap wilayah
Negara.
B. Unsur atau Gatra wilayah
Wilayah turut menentukan kekuatan nasional Negara. Meliputi:
1. Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara
kepulauan atau negara kontinental.
2. Luas wilayah Negara.
3. Posisi geografis, astronomis, dan geologis negara.
4. Daya dukung wilayah negara, ada wilayah yang habitable, dan
ada yang unhabitable.
C. Unsur atau Gatra sumber daya alam, meliputi:
1. Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup
sumber daya alam hewani, nabati, dan tambang.
2. Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam.
3. Pemanfaatan sumber daya dengan memperhitungkan masa depan
dan lingkungan hidup.
4. Kontrol atas sumber daya alam.
D. Unsur atau Gatra dibidang Ideologi
Ideologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita dari sebuah masyarakat
tentang kebaikan bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang
harus dicapai dan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu.

Fungi pokok Ideologi dalam mendukung ketahanan nasional:


1. Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang
bersangkutan.
2. Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan.
E. Unsur atau Gatra di bidang Politik
Penyelenggaraannya dalam negara dapat ditinjau dari beberapa aspek,
yaitu:
1. Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau
non demokrasi.
2. Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensil
atau parlementer.
3. Bentuk pemerintahan yang dipilih apakah republik atau kerajaan.
4. Susunan negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau
negara serikat.
F. Unsur atau Gatra dibidang Ekonomi
Suatu negara dapat pula mengembangkan sistem ekonomi yang
dianggap sebagai cerminan dari nilai dan ideologi bangsa yang
bersangkutan.
G. Unsur atau Gatra dibidang sosial budaya
Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan nasional suatu
negara. Hal-hal yang dialami sebuah bangsa homogen tentu saja akan
berbeda dengan yang dihadapi bangsa yang heterogen dari segi sosial
budaya masyarakatnya.
H. Unsur atau Gatra dibidang Pertahanan Keamanan
Ketahanan nasional Indonesia dikelola berdasarkan unsur Asta grata
yang meliputi unsur-unsur :
1. Geografi.
2. Kekayaan alam.
3. Kependudukan.
4. Ideologi.
5. Politik.
6. Ekonomi.
7. Sosial Budaya.
8. Pertahanan Keamanan.
2.5 Cara Meningkatkan Ketahanan Nasional di Indonesia dalam
Menghadapi Era Globalisasi

Untuk menghadapi globalisasi tersebut kita harus tahu kekuatan dan


kelemahan yang kita miliki dalam segenap aspek kehidupan bangsa
(astagatra) sebagai berikut :
1. Geografi
Potensi wilayah darat, laut, udara dan iklim tropis sebagai ruang hidup
sangat baik dan strategis, namun di sisi lain terdapat kelemahan dalam
pendayagunaan wilayah darat, laut dirgantara, dan pengaturan tata
ruangnya.
2. Sumber Kekayaan Alam
Potensi SKA di daratan, lautan dan dirgantara, baik yang bersifat hayati
maupun nonhayati, serta yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat
diperbarui sangat besa. Hal ini merupakan modal dan kekuatan dalam
pembangunan. Kelemahaanya, belum sepenuhnya potensi sumber
kekayaan alam tersebut dimanfaatkan secara optimal. Hal ini tidak
sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Di sisi lain juga sumber kekayaan alam
yang ada tidak seutuhnya dapat dijaga keamanannya dengan baik atau
dengan kata lain rawan pencurian.
3. Demografi.
Jumlah penduduk Indonesia termasuk nomor 4 di dunia. Pertumbuhannya
dapat ditekan melalui KB. Begitu juag tingkat kesehatan harapan hidup,
dan kualitas fisik semakin meningkat. Kelemahannya, sebagian
penduduk Indonesia antarwilayah atau daerah atau antarpulau tidak
proporsional, pertumbuhan belum mencapai zero grwoth dan kualitas
nonfisik yang masih rendah.

4. Ideologi
Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Kelemahannya, pengamalan
atau pmbudayaan Pancasila tersebut belum sepenuhnya terwujud.
5. Politik
Dalam pelaksanaan politik sudah diciptakan kerangka landasan sistem
Politik Demokrasi Pancasila dan sudah tertata terutama struktur politik
dan mekanismenya. Kelemahannya, budaya politik masih perlu
perbaikan dan peningkatan. Suprastruktur masih sangat dominan apabila
dibandingkan dengan infrastruktur dan substruktur.
6. Ekonomi
Kekuatan perekonomian Indonesia terletak pada struktur perekonomian
yang makin seimbang antara sektor pertanian dengan sektor industri dan
jasa. Kelemahannya, perindustrian Indonesia belum begitu kokoh karena
masih tergantung pada impor bahan baku atau komponen. Sementara itu,
dalam proses pembangunan terjadi ekonomi biaya tinggi (high cost
economy) yang membuat inefisien biaya pembangunan. Kesenjangan
ekonomi juga cenderung semakin tinggi dapat memacu dan memicu
destabilisasi ekonomi dan politik yang berpengaruh terhadap
kelangsungan pembangunan. Perpajakan juga masih lemah dan perlu
mendapat perhatian.
7. Sosial Budaya
Hasil pembangunan selama PJPT I dapat meningkatkan kesejahteraan
dan kecerdasan rakyat serta meningkatkan harkat martabat dan jati diri
sebagai bangsa Indonesia yang tidak lepas dari akar kebudayaannya.
Kelemahan yang perlu diperbaiki di antaranya, berkembangnya
primordialisme, kolusi, korupsi, dan nepotisme yang membudaya dan
disiplin nasional yang semakin merosot. Kehidupan masyarakat agak
cenderung ke arah individualis dan materialistis dan makin berkurangnya
keteladanan para pemimpin.

8. Pertahanan dan Keamanan


Bangsa Indonesia mewarisi tradisi sebagai bangsa pejuang yang merebut
kemerdekaan dari penjajah merupakan sumber kekuatan. Kelemahannya
sishankamrata tersebut belum sepenuhnya terwujud. Kesadaran bela
negara belum memasyarakat. Sementara itu tingkat keamanan
masyarakat masih terganggu dengan makin meningkatnya kriminalitas.
2.5.1 Aspek Trigatra
Dalam pengaturan aspek Trigatra yang perlu mendapat perhatian
ialah:
1. Pengaturan tata ruang wilayah Nasional yang serasi antara
kepentingan kesejahteraan dan kepentingan keamanan. Sumber-
sumber perekonomian dan pemukiman harus dilindungi. Perencanaan
pembangunan harus mempertimbangkan kepentingan keamanan
tersebut dalam arti luas, selain mempertimbangkan aspek
kesejahteraan untuk masyarakat luas.
2. Pengelolaan sumber kekayaan alam dengan memperhatikan asas
manfaat, daya saing dan lestari serta keadilan sosial bagi seluruh
rakyat. Asas manfaat berkaitan dengan upaya pengelolaan sumber
kekayaan alam itu, digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat. Mempunyai daya saing berkaitan dengan “mutu” yang tinggi
standar sesuai dengan kebutuhan pasar dan pelayanan yang
menyenangkan. Begitu pula hasil pembangunan hendaknya
mencerminkan pemerataan.
2.5.2 Aspek Pancagatra
A. Pemahaman penghayatan dan pengamalan Pancasila (ideologi)
Penataran dan pengajaran Pancasila di masyarakat dan sekolah
masih dianggap kurang efektif karena cenderung berorientasi kepada
ketermapilan kognitif dan formalitas. Dalam konteks ini suatu hal yang
perlu dan harus diingat bahwa P4 adalah norma yang mengandung nilai-
nilai luhur dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Dan kalaupun ada kelemahan kekurangan dalam pengamalannya, itu
adalah kesalahan oknum, bukan kesalahn P4nya.
B. Penghayatan budaya Pancasila
Suasana harmonis, terpadu dan bersinergi perlu diciptakan
sehingga setiap keputusan politik yang diambil sesuai dengan aspirasi
yang berkembang dalam masyarakat berlandaskan hukum yang berlaku.
Indonesia berdasar atas hukum (rechstaat) tidak berdasar kekuasaan
belaka (machstaat). Rule of law berasaskan supremacy of law, persamaan
di muka hukum atau equality before the law (Pasal 27 ayat (1) UUD
1945). Jika rule of law dengan asas-asasnya dapat kita lukakn dengan
baik diiringi dengan makin meningkatnya “kecerdasan” rakyat,
pemerintahan yang bersih dan berwibawa maka “partisipasi” politik
rakyat akan meningkat.
C. Mewujudkan perekonomian yang efisien, pemerataan dan pertumbuhan
yang tinggi
Kendatipun struktur perekonomian Indonesia makin seimbang
antara sektor pertanian dengan sektor industri dan jasa, namun belum
efisien. Adanya kebocoran, KKN, pungutan liar, dan lain0lain yang
sejenis dianggap menodai perekonomian Indonesia. Dengan pemerataan
kita akan mencapai pertumbuhan. Konsep ini mengarah kepada
empowerment (pemberdayaan masyarkat), dan bukan konglomerasi pada
sekelompok kecil anggota masyarkat. Paradigma empowerment atau
pemberdayaan masyarakat dilandasi oleh pemikiran bahwa pembangunan
akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarkat mengelola sumber
daya alam yang mereka miliki dan emnggunakan untuk pembangunan
masyarakat. Perbedaan antara model pembangunan yang partisipatif
dengan model empowerment terletak dalam hal model empowerment
rakyat miskin, tidak hanya aktif berpartisipasi dalam proses pemilihan
program, perencanaan dan pelaksanaanya. Dalam model partisipasi
keterlibatan rakyat dalam proses pembangunan hanya sebatas pada
pemilihan, perencanaan dan pelaksanaan, sedang pemerintah tetap
menguasai dana guna mendukung pelaksanaan program. Pemberdayaan
rakyat tidak akan berhasil apabila tidak didukung suatu sistem politik dan
ekonomu yang demokratis. Reformasi eknomi dengan model
pemberdayaan ini harus disertai dengan reformasi di bidang politik.
Birokrasi negara harus memiliki sikap mental baru yakni sikap
memfasilitasi masyarakat dan bertanggung jawab pada masyarakat
terhadap segala kebijaksanaannya.
D. Memantapkan identitas Nasional Bhinneka Tunggal Ika
Perlu disadari dalam kemajemukan itu terdapat kerawanan yaitu
gampang dipecah belah. Oleh karena itu, perlu diciptakan iklim yang
kondusif untuk hidup bersama dalam suasan kebhinnekaan tersebut.
Hilangkan premordialisme. Kondisi-kondisi yang mengarah kepada
pertentangan SARA harus dihilangkan. Selain itu, mengekkan hukum
dengan asas-asasnya mutlak diterapkan.
E. Memantapkan kesadaran bela negara
Bela negara dalam pengertian yang luas tidak hanya
menyangkut masalah kemiliteran atau Hankam, tetapi pada seluruh aspek
kehidupan bangsa dan negara. Stabilitas keamanan dalam pembangunan
Nasional maka yang lebih esensial harus dipadukan atau dimantapkan
ialah kesamaan pola pikir, pola sikap dan pola tindak kita untuk
mencapai kasra dalam cita-cita nasional, tujuan nasional, tujuan
Pembangunan Nasional, sasaran pembangunan nasional, dan kepentingan
Nasional.
Kedelapan aspek kehidupan (astagatra) ditempatkan atau
dianggap sebagai komponen proses yang akan memproses baik langsung
maupun tidak langsung input mentah (maslah masyarkat) menjadi output
berupa kondisi tannas sesaat itu kesejahteraan dan keamanan. Tingkat
tannas yang kita ciptakan tersebut melalui pembangunan nasional dengan
pendekatan tad mengarah kepada kebangkitan bangsa Indonesia untuk
menyejajarkan dirinya dengan bangsa-bangsa yang telah maju (national
rivival), tannas yang tangguh (national resiliencies) dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara atau kejayaan bangsa dan negara (national
survival) yang bebas dari berbagai bentuk penjajahan.
 Kelemahan-kelemahan gatra sumber kekayaan alam Indonesia :
- Belum adanya data inventarisasi potensi dan penyebaran
sumber kekayaan alam  secara menyeluruh.
- Belum sepnuhnya sumber kekayaan alam tersebut
dimanfaatkan secara optimal
- Teknologi pengolahan yang masih rendah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari artikel yang telah dibuat yaitu:

1. Maksud dari Geostrategi adalah geografi merujuk pada ruang hidup


Nasional bangsa dan Negara. Strategi adalah ilmu dan seni untuk
melakukan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang dan damai.
2. Maksud dari Ketahanan Nasional merupakan daya tahan menghadapi
segala ancaman baik dari luar maupun dari dalam yang membahayakan
bangsa Indonesia.
3. Maksud Konsep Ketahanan Nasional adalah pengembangan melalui
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang.
4. Mengetahui Unsur-Unsur Ketahanan Nasional yaitu terdiri dari Unsur
yang mempengaruhi ketahanan Nasional suatu Negara, Unsur kekuatan
Nasional Indonesia dengan nama Astagrata, Penjelasan atas tiap gatra
dalam ketahanan Nasional.
5. Mengetahui cara meningkatkan Ketahanan Nasional Indonesia dalam
menghadapi era globalisasi kita harus tahu kekuatan dan kelemahan yang
kita miliki dalam asepek kehidupan bangsa.

3.2 Saran

Adapun saran untuk lebih baiknya artikel ini kedepannya adalah


mencari dan menimbang kembali data-data yang diperoleh agar hasil dari
artikel yang diperoleh lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi, S., Wahyuningsih, D., Baehaqi, A. 2012. Geostategi Indonesia. Hibah


Materi Pembelajaran Konvensional. Yogyakarta: Universitas Ahmad
Dahlan.

Gyorgy, Andrew. 1943. “The Geopolitics of War: Total War and Geostrategy”.
The Journal of Politics. Vol. 5 No. 4. November.

Juniawan, P., Herman., Purnomo, Y. 2017. Uji Falsifikasi Konsepsi Ketahanan


Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia. Jurnal Pertahanan dan Bela
Negara. Volume 7 Nomor 2.
LEMBAR KERJA MAHASISWA
No. Hari/Tanggal Anggota Kelompok Keterangan
1. Rabu, 13 Maret Seeluruh Anggota Membahas judul, menyusun
2019 rumusan masalah, dan
mencari jurnal/buku
2. Rabu, 27 Maret Seluruh Anggota Menyusun makalah
2019
3. Rabu, 10 April Seluruh Anggota Menyusun makalah dan
2019 mencari video
4. Rabu, 24 April Seluruh Anggota Menyusun makalah
2019
5. Rabu, 1 Mei 2019 Seluruh Anggota Menyusun PPT
LEMBAR HASIL DISKUSI

1. Penanya : Rike Dwi Y (160810101042) No. Urut 7


Pertanyaan : Geostrategi Indonesia dalam SDA perlu pemantapan lagi
oleh pemerintah dan warga, diwujudkan dengan kerja sama. Kerja sama
seperti apa antara pemerintah dengan warga? (Sumber: Kompasiana)

Penjawab : Achmadi Anwarul F (181710301046) No. Urut 38

Jawaban : Kerja sama disini lebih mengarah peranan pemerintah


dalam menerapkan kebijakan yang dibuat mengenai pemanfaatan sumber daya
alam, Dapat dikatakan bahwa konsekuensi pelaksanaan UU NO. 32 tahun2004
dengan PP NO. 25 tahun 2000, pengelolaan linghkungan hidup lebih di
prioritaskan di daerah, maka kebijakan nasional dalam bidang lingkungan
hidup secara eksplisit PROPENAS merumuskan program yang disebut
sebagai pembangunan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup :

a. Program pengembangan dan peningkatan akses informasi sumber daya alam


(SDA) dan lingkungan hidup. 

Program ini bertujuan untuk meperoleh dan menyebarluaskan informasi


yang lengkap mengenai potensi dan produktivitas sumber daya alam (SDA)
dan lingkungan hidup melalui inventarisasi dan evaluasi, serta penguatan
sistem informasi. Sasaran yang ingin dicapai melalui program ini adalah
tersedia dan teraksesnya informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup,
baik berupa infrastruktur data spasial, niali dan neraca sumber daya alam
(SDA) dan lingkungan hidup oleh masyarakat luas disetiap daerah. 

b. Program peningkatan efektifitas pengelolaan, konservasi dan rehabilitasi


sumber daya alam (SDA).

Tujuan dari program ini adalah menjaga keseimbangan pemanfaatan dan


pelestarian sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup hutan, laut, air
udara dan mineral. Sasaran yang akan dicapai dalam program ini adalah
termanfaatkannya, sumber daya alam (SDA) untuk mendukung kebutuhan
bahan baku industri secara efesien dan berkelanjutan. Sasaran lain diprogram
ini adalah terlindunginya kawasan-kawasan konservasi dari kekuasaan akibat
pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang tidak terkendali dan eksploitatif. 

c. Program pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran


lingkunagan hidup.

Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam


upaya mencegah kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan dan pemulihan
kualitas lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya alam yang
berlebihan, serta kegiatan industri dan transportassi. Sasaran program ini
adalah tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sesuai dengan
mutu lingkungan yang ditetapkan 

d. Program penataan kelembagaan dan penegakkan hukum, pengelolaan


sumber daya alam (SDA) dan pelestarian lingkungan hidup. 

Program ini bertujuan untuk mengembangkan kelembagaan, menata


sistem hukum, perangkat hukum dan kebijakan, serta menegakkan untuk
untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan pelestarian
lingkungan hidup yang efektif dan berkeadilan. Sasaran program ini adalah
tersedianya kelembagaan bidang sumber daya alam (SDA) dan lingkungan
hidup yang kuat dengan didukung oleh perangkat hukum dan perundangan
serta terlaksananya upaya penegakkan hukum secara adil dan konsisten. 

e. Program peningkatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam


(SDA) dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. 

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan peranan dan


kepedulian pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumber daya
alam dan pelestFarian fungsi lingkungan hidup. Sasaran program ini adalah
tersedianya sara bagi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup sejak proses perumusan kebijakan dan
pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan sampai pengawasan. 
2. Penanya : Mohammad Ilham A (160810101020) No. Urut 5
Pertanyaan : Sudah maksimalkah praktek geostrategi Indonesia?
(Sumber: Kompasiana)

Penjawab : Dimas Hari P (181710301042) No. Urut 36

Jawaban : Belum, karena menurut kelompok kami bahwa Kekayaan


alam yang dimiliki Indonesia tentunya sangat banyak sekali, dari Sabang
sampai Merauke. Tak hanya hewani maupun nabati, tetapi kekayaan alam
tambang pun ada di Indonesia. Itu dikarenakan letak geografis Indonesia yang
diapit oleh 2 Samudera dan 2 Benua. Dengan banyaknya kekayaan alam yang
di miliki Indonesia, masyarakat masih kurangnya pengetahuan tentang
pemanfaatan sumber daya juga dapat mempengaruhi hal tersebut. Apalagi
dalam hal untuk eksplorasi seperti itu membutuhkan teknologi yang cukup
baik, sayangnya Indonesia ini dalam bidang teknologi belum terlalu mumpuni
seperti negara-negara maju yang lain. Maka dari itu, sesungguhnya diperlukan
adanya inovasi di bidang teknologi guna penciptaan ide-ide cemerlang.

Anda mungkin juga menyukai